Kesalahan yang Sering Dilakukan Guru

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemerintah sering melakukan berbagai upaya  peningkatan kualitas guru, antara lain melalui pelatihan, seminar, dan lokakarya, bahkan melalui pendidikan formal dengan menyekolahkan guru ke tingkat yang lebih tinggi. Kendati pun dalam pelaksanaannya masih jauh dari harapan, dan banyak penyimpangan, namun upaya tersebut paling tidak telah menghasilkan suatu kondisi yang menunjukkan sebagian besar guru memiliki ijazah perguruan tinggi. Latar belakang pendidikan guru ini hendaknya berkolerasi positif dengan kualitas pendidikan, bersama dengan faktor lain yang mempengaruhinya.

Dalam praktek pendidikan sehari-hari, masih banyak guru yang melakukan kesalahan-kesalahan dalam menunaikan tugas dan fungsinya. Kesalahan-kesalahan tersebut sering kali tidak sadari oleh para guru, bahkan masih banyak diantaraya yang menganggap hal biasa. Padahal sekecil apapun kesalahan yang dilakukan guru, khususnya dalam pembelajaran akan berdampak negatif terhadap perkembangan peserta didik. Sebagai manusia biasa, tentu saja guru tidak akan terlepas dari kesalahan baik dalam melaksanakan tugas pokok mengajar. Namun bukan berarti kesalahan guru harus dibiarkan dan tidak dicarikan cara pemecahannya. Guru harus mampu memahami kondisi-kondisi yang memungkinkan dirinya berbuat salah, dan yang paling penting adalah mengendalikan diri serta menghindari dari kesalahan-kesalahan.


B. Rumusan Masalah
1. Kesalahan yang sering dilakukan oleh guru yang berhubungan dengan penampilan 
2. Kesalahan yang sering dilakukan oleh guru yang berhubungan dengan akademik
3. Kesalahan yang sering dilakukan oleh guru yang berhubungan dengan proses pembelajaran
4. Kesalahan yang sering dilakukan oleh guru yang berhubungan dengan kedisiplinan


C. Tujuan
1. Mengetahui Kesalahan yang sering dilakukan oleh guru yang berhubungan dengan penampilan
2. Mengetahui Kesalahan yang sering dilakukan oleh guru yang berhubungan dengan akademik.
3. Mengetahui Kesalahan yang sering dilakukan oleh guru yang berhubungan dengan proses pembelajaran
4. Mengetahui Kesalahan yang sering dilakukan oleh guru yang berhubungan dengan kedisiplinan



BAB II
PEMBAHASAN

A. Kesalahan yang Sering Dilakukan Oleh Guru
Pemerintah sering melakukan berbagai upaya peningkatan kualitas guru, antara lain melalui pelatihan, seminar, dan lokakarya, bahkan melalui pendidikan formal, dengan menyekolahkan guru pada tingkat yang lebih tinggi. Kendatipun dalam pelaksanaannya masih jauh dari harapan, dan banyak penyimpangan, namun upaya tersebut paling tidak telah menghasilkan suatu kondisi yang menunjukkan bahwa sebagian besar guru memiliki ijazah perguruan tinggi. Latar belakang pendidikan guru ini mestinya berkolerasi positif dengan kualitas pendidikan bersama faktor lain yang mempengaruhinya. Dalam praktek pendidikan sehari-hari, masih banyak guru yang melakukan kesalahan-kesalahan dalam menunaikan tugas dan fungsinya.

Kesalahan-kesalahan tersebut sering kali tidak disadari oleh para guru, bahkan masih banyak di antaranya yang menganggap hal biasa dan wajar. Padahal sekecil apapun kesalahan yang dilakukan oleh guru, khususnya dalam pembelajaran, akan berdampak negatif terhadap perkembangan peserta didik. Sebagai manusia biasa, tentu saja guru tidak akan terlepas dari kesalahan baik dalam berperilaku maupun dalam melaksanakan tugas pokoknya mengajar. Namun demikian, bukan berarti kesalahan guru harus dibiarkan dan tidak dicarikan cara pemecahannya. Guru harus mampu memahami kondisi-kondisi yang memungkinkan dirinya berbuat salah, dan yang paling penting adalah mengendalikan diri serta menghindari dari kesalahan-kesalahan sehubungan dengan itu.

Kesalahan yang Sering Dilakukan Guru

Dari berbagai kajian menunjukkan bahwa sedikitnya terdapat tujuh kesalahan yang sering dilakukan guru dalam pembelajaran. Kesalahan tersebut adalah mengambil jalan pintas dalam pembelajaran,  menunggu peserta didik berperilaku negatif, Tidak memberikan umpan balik terhadap tugas-tugas peserta didik, mengabaikan perbedaan peserta didik, merasa paling pandai, tidak adil.

1) Kesalahan yang Sering Dilakukan Oleh Guru yang Berhubungan dengan Penampilan
Setiap sekolah memiliki aturan tersendiri tentang pakaian yang harus dikenakan
oleh siswa-siswinya. Mulai dari warna, bentuk, model dan lain sebagainya ditetapkan
dalam suatu aturan yang ketat dan detail oleh pemegang kebijakan pada sekolah
masing-masing, baik kepala sekolah, yayasan maupun pemerintah. Setiap siswa
wajib tunduk dan patuh kepada aturan itu walaupun bertentangan dengan aturan
Islam. Banyak sekolah yang melarang siswanya untuk masuk kelas lantaran tidak
mengenakan pakaian seragam sekolah. yang lebih ironis ada sekolah bahkan
akademi-akademi tertentu yang melarang anak didiknya untuk ikut ujian dan
memblack-list mereka lantaran tidak mau mengikuti aturan pakaian yang ditetapkan
oleh lembaga tersebut.

Berikut ini beberapa kesalahan tersebut:
a. Mengenakan pakaian yang serba sempit atau ketat.
b. Mengenakan pakaian yang tipis atau transparan.
c. Mengenakan pakaian yang terbuka dari bawah, atau tidak menutupi paha,
betis, dua tumit dan punggung.
f. Mengenakan pakaian yang mencolok warna atau motifnya.
i. Mengenakan pakaian kemewahan.
k. Tidak memakai kaos kaki.

2) Kesalahan yang Sering Dilakukan Oleh Guru yang Berhubungan dengan Akademik
Tugas guru yang paling utama adalah mengajar, dalam pengertian menata lingkungan agar terjadi kegiatan belajar pada peserta didik. Berbagai kasus menunjukkan bahwa di antara para guru banyak yang merasa dirinya sudah dapat mengajar dengan baik, meskipun tidak dapat menunjukkan alasan yang mendasari asumsi itu. Asumsi keliru tersebut seringkali menyesatkan dan menurunkan kreatifitas, sehingga banyak guru yang suka mengambil jalan pintas dalam pembelajaran, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi. Dalam kaitannya dengan perencanaan, guru dituntut untuk membuat persiapan mengajar yang efektif dan efisien. Namun dalam kenyataannya, dengan berbagai alasan, banyak guru yang mengambil jalan dengan tidak membuat persiapan ketika mau melakukan pembelajaran, sehingga guru mengajar tanpa persiapan. Sebenarnya para guru menyadari bahwa persiapan memiliki peran penting dalam pembelajaran, namun masih banyak guru yang sering tidak membuat persiapan mengajar, khususnya persiapan tertulis. Ada kalanya guru membuat persiapan mengajar tertulis hanya untuk memenuhi tuntutan administratif, atau di suruh oleh kepala sekolah karena mau ada pengawasan ke sekolahnya.

Jika seorang guru mengambil jalan pintas dalam pembelajaran, ini tidak sesuai dengan UU no 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab XI pasal 39 ayat 2 yaitu pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik di perguruan tinggi dan kenyatan bahwa guru guru sering melakukan keslahan seperti diantaranya mengambil jalan pintas, tidak sejalan dengan UU no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal X ayat I dan kompetensi guru mengemukakan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Menurut depdiknas (2004:9) menyebutkan kompetensi ini dengan “kompetensi pengelola pembelajaran” maksudnya disini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap guru untuk merencanakan dan mempersiapkan materi pembelajaran yang akan di sampaikan kepada peserta didiknya maka jika seorang guru mengambil jalan pintas dalam pembelajaran untuk pesera didiknya maka itu adalah kesalahan yang fatal.

Jadi Solusi dari permasalahan diatas  adalah tugas guru dalam pembelajaran tidak terbatas pada penyampaian informasi kepada peserta didik. Sesuai kemajuan dan tuntutan zaman, guru harus memiliki kemampuan untuk memahami peserta didik dengan berbagai keunikannya, agar mampu membantu mereka menghadapi kesulitan belajar. Dalam hal itu, guru di tuntut memahami berbagai model pembelajaran yang afektif agar dapat membimbing peserta didik secara optimal didik. Agar tidak tergiur untuk mengambil jalan pintas dalam pembelajaran, guru hendaknya memandang pembelajaran sebagai suatu sistem, yang jika salah satu komponennya terganggu, maka akan mengganggu seluruh sistem tersebut. Sebagai contoh, guru harus selalu membuat dan melihat persiapan setiap mau melakukan kegiatan pembelajaran, serta merevisi sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan perkembangan zaman. Harus selalu diingat, mengajar tanpa persiapan merupakan jalan pintas, dan tindakan yang berbahaya, yang dapat merugikan perkembangan pesrta didik, dan mengancam kenyamanan guru.

Dampak dari kesalahan guru yang sering mengambil jalan pintas adalah guru akan mengajar secara tidak profesional karena guru tidak memiliki kesiapan sebelumnya seperti dia tidak menyiapkan materi pembelajaran, bahan ajar serta materi yang akan di bahas serta tidak membuat RPP(rencana pembelajaran peserta didik) . pada saat akan mengajar  guru akan mengajar secara tidak teratur, banyak juga guru sebelumnya tidak belajar atau mempelajari bahan ajar yang akan diajari kepada peserta didik, bila hal ini terjadi ketika peserta didik ada yang tidak mengerti dan ada yang bertanya seringkali guru terlihat tidak peduli bahkan ada yang memarahi peserta didiknya. Jika guru sering melakukan kesalahan seperti itu, akan berdampak juga pada kecerdasan  peserta didiknya dan membuat proses pembelajaran tidak sesuai dengan yang di harapkan.

3) Kesalahan yang Sering Dilakukan Oleh Guru yang Berhubungan dengan Proses Pembelajaran
Dalam pembelajaran di kelas, guru berhadapan langsung dengan sejumlah peserta didik yang semuanya ingin diperhatikan. Peserta didik akan berkembang optimal melalui perhatian guru yang positif, sebaliknya perhatian yang negatif akan menghambat perkembangan peserta didik. Beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran:
1. Menunggu peserta Didik Berperilaku Negatif
2. Tidak memeriksa terhadap tugas-tugas peserta didik
3. Mengabaikan Perbedaan Peserta Didik
4. Diskriminatif (Tidak Adil)
5. Memaksa hak peserta didik
4) Kesalahan yang Sering Dilakukan Oleh Guru yang Berhubungan dengan Kedisiplinan.

Dalam menanamkan kedisiplinan pada siswa, guru sebagai pendidik harus bertanggungjawab untuk mengarahkan apa yang baik, menjadi teladan, sabar dan penuh pengertian. Guru harus mampu menumbuhkan dalam peserta didik, terutama disiplin diri. Fungsi utama disiplin adalah untuk mengajar mengendalikan diri dengan mudah, menghormati dan mematuhi otoritas. Menurut Djamaludin Ancok dan Fuat Nashori Suroso, prestasi anak di sekolah selain dipengaruhi oleh kemampuan kognitif juga dipengaruhi oleh kemampuan menyesuaikan diri dengan sekolah. Disiplin kerja guru menginginkan untuk dilaksanakannya semua peraturan yang sudah ada dan jika terjadi pelanggaran maka harus diambil tindakan.

Tindakan atas kesalahan yang dilakukan bisa berupa hukuman atau sanksi yang tegas serta tidak bisa ditawar. Seorang ahli mendefinisikan disiplin adalah suatu pilihan di dalam hidup untuk mendapatkan apa yang diinginkan dengan cara menjalankan apa yang sebenarnya tidak diinginkan. Sesudah melakukan hal yang sebenarnya tidak diinginkan tersebut dalam waktu beberapa lama, akhirnya disiplin menjadi pilihan dalam hidup demi mendapat apa yang diinginkan dengan menjalani apa yang akhirnya sekarang menjadi ingin dilakukan. Seseorang bisa menjadi disiplin serta akhirnya menikmatinya sesudah beberapa tahun menjalaninya. Beberapa kesalahan dalam kedisiplinan yang sering dilakukan oleh guru :
1. Masih banyak guru yang datang terlambat ke sekolah.
2. Masih urangnya disiplin guru dalam kehadiran mengajar dikelas.
3.Guru masih sering terlambat masuk kelas.



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas bisa di simpulkan bahwa dalam praktek pendidikan sehari-hari, masih banyak guru yang melakukan kesalahan-kesalahan dalam menunaikan tugas dan fungsinya. Kesalahan-kesalahan tersebut sering kali tidak disadari oleh para guru, bahkan masih banyak di antaranya yang menganggap hal biasa dan wajar. Padahal sekecil apapun keslahan yang dilakukan oleh guru, khususnya dalam pembelajaran, akan berdampak negatif terhadap perkembangan peserta didik. Sebagai manusia biasa, tentu saja guru tidak akan terlepas dari kesalahan baik dlam berprilaku maupun dalam melaksanakan tugas pokoknya mengajar. Namun demikian, bukan berarti kesalahan guru harus dibiarkan dan tidak dicarikan cara pemecahannya. Guru harus mampu memahami kondisi-kondisi yang memungkinkan dirinya berbuat salah, dan yang paling penting adalah mengendalikan diri serta menghindari dari kesalahan-kesalahan sehubungan dengan itu.



DAFTAR PUSTAKA

Sardiman, AM. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Cet. 7. Jakarta: Raja
Grafindo persada, 2000.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek. Cet. 8.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.
Mulyasa, E. 2011. Menjadi guru profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya





*Sumber: https://www.academia.edu/43024805/Makalah_Kesalahan_yg_Sering_Dilakukan_Guru


Tag : Lainnya, Pendidikan
0 Komentar untuk "Kesalahan yang Sering Dilakukan Guru"

Back To Top