Orientasi dan Penempatan SDM

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu aset terpenting dalam sebuah organisasi. Keberhasilan organisasi sangat bergantung pada bagaimana mereka memanfaatkan SDM yang dimiliki secara efektif. Oleh karena itu, proses orientasi dan penempatan SDM menjadi bagian krusial dalam manajemen SDM untuk memastikan karyawan dapat beradaptasi dengan baik dan memberikan kontribusi maksimal bagi organisasi.

Orientasi adalah langkah awal untuk memperkenalkan karyawan baru terhadap budaya, nilai, visi, misi, dan tujuan organisasi. Proses ini bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian, membangun hubungan awal yang positif, dan meningkatkan rasa percaya diri karyawan dalam menjalankan tugasnya. Dengan orientasi yang baik, karyawan dapat lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan kerja dan memahami ekspektasi organisasi.

Sementara itu, penempatan SDM adalah proses menempatkan individu di posisi atau jabatan yang sesuai dengan keahlian, kompetensi, dan minat mereka. Penempatan yang tepat tidak hanya memaksimalkan potensi karyawan, tetapi juga berkontribusi terhadap peningkatan produktivitas dan efisiensi kerja organisasi secara keseluruhan. Kesalahan dalam penempatan SDM dapat berdampak negatif, seperti rendahnya kinerja, ketidakpuasan kerja, hingga tingginya tingkat turnover.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan prinsip dasar orientasi dan penempatan sdm? 
2. Bagaimana konsep orientasi dan penempatan sdm? 
3. Bagaimana peran orientasi dan penempatan sdm dalam menciptakan kesejahteraan sdm?

1.3 Tujuan Penulisan 
1. Konsep dasar orientasi dan penempatan sdm.
2. Prinsip-prinsip dasar yang mengatur orientasi dan penempatan sdm. 
3. Peran orientasi dan penempatan sdm.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Orientasi dan Penempatan SDM
Orientasi SDM adalah proses formal yang dirancang oleh organisasi untuk memperkenalkan karyawan baru terhadap organisasi, pekerjaan mereka, budaya kerja, serta aturan dan kebijakan yang berlaku. Orientasi merupakan langkah awal untuk membantu karyawan baru memahami lingkungan kerja, tanggung jawab mereka, dan bagaimana mereka dapat berkontribusi terhadap tujuan organisasi.


Orientasi dan Penempatan SDM


Ingham (2012:132) menyatakan pengertian orientasi adalah sikap dan tingkah laku pegawai, merupakan suatu konsep yang dapat menciptakan harmoni dalam bekerja dan sehingga dapat menyebabkan peningkatan kinerja pegawai secara individu dalam sebuah perusahaan.

Sedarmayanti (2012:114), menyatakan bahwa pengertian orientasi adalah pengakraban dan penyesuaian dengan situasi atau lingkungan. Penempatan SDM adalah proses menempatkan karyawan pada posisi atau jabatan tertentu dalam organisasi yang sesuai dengan kemampuan, keterampilan, pengalaman, dan minat mereka. Penempatan bertujuan untuk memastikan bahwa karyawan dapat menjalankan tugasnya secara efektif dan produktif, sehingga kebutuhan organisasi dan kepuasan individu dapat terpenuhi.

Menurut Sastrohadiwiryo (2002), penempatan kerja adalah proses pemberian tugas dan pekerjaan kepada pegawai yang lulus seleksi untuk dilaksanakan sesuai ruang lingkup yang telah ditetapkan, serta mampu mempertanggungjawabkan segala risiko dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi atas tugas dan pekerjaan, wewenang, serta tanggung jawabnya.

Menurut Menurut Schuler dan Jackson (1997), penempatan kerja berkaitan dengan pencocokan seseorang dengan jabatan yang akan dipegangnya berdasarkan pada kebutuhan jabatan dan pengetahuan, ketrampilan, kemampuan dan kepribadian karyawan tersebut.


2.2 Konsep Orientasi dan Penempatan SDM
Konsep orientasi SDM adalah proses pengenalan formal kepada karyawan baru mengenai organisasi, budaya kerja, nilai-nilai, aturan, dan tanggung jawab pekerjaan. Tujuannya adalah membantu karyawan beradaptasi dengan lingkungan kerja, memahami peran mereka, dan membangun motivasi serta hubungan positif dengan organisasi.

Konsep penempatan SDM adalah proses menempatkan karyawan pada posisi atau jabatan yang sesuai dengan kemampuan, pengalaman, dan minat mereka. Penempatan ini bertujuan untuk memastikan kecocokan antara karyawan dengan tugas yang diberikan sehingga dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kepuasan kerja.

Menurut Hariandja (2002), terdapat beberapa bentuk penempatan kerja karyawan selain penempatan karyawan yang baru direkrut, yaitu:
 a. Kenaikan jabatan (promosi)
Sebuah promosi terjadi ketika seseorang karyawan dipindahtugaskan dari satu pekerjaan ke posisi lain yang lebih tinggi dalam hal pembayaran gaji, tanggung jawab dan atau tingkat status keorganisasiannya sering pula disebut sebagai proses penugasan kembali seorang karyawan ke posisi pekerjaan yang lebih tinggi. Setiap karyawan mendambakan promosi sebagai wujud penghargaan perusahaan kepadanya sekaligus membuktikan keberhasilannya meniti karir.

Promosi memiliki manfaat baik bagi perusahaan maupun karyawan, antara lain:
Promosi dapat memungkinkan perusahaan memanfaatkan kemampuan karyawan untuk memperluas usahanya. Promosi dapat mendorong tercapainya kinerja karyawan yang baik.
Terdapat korelasi signifikan  antara kesempatan untuk kenaikan pangkat dan tingkat kepuasan kerja.

b. Pengalihan (transfer)
Pengalihan (transfer) adalah pengalihan karyawan dari satu jabatan ke jabatan lain yang memiliki tanggung jawab yang sama, gaji yang sama dan level organisasi yang sama. Pengalihan sangat bermanfaat bagi pemegang jabatan, karena pengalamannya dapat dialihkan kepada seseorang dengan keterampilan baru dan perspektif berbeda yang membuat orang tersebut menjadi pekerja dan kandidat yang lebih baik untuk dipromosikan di masa depan.

Pengalihan pada umumnya dimaksudkan untuk menempatkan karyawan pada tempat yang setepatnya, dengan maksud agar karyawan yang bersangkutan memperoleh suasana baru dan/ atau kepuasan kerja setinggi mungkin dan dapat menunjukkan kinerja yang lebih tinggi.

c. Penurunan jabatan (demosi)
Demosi adalah penurunan karyawan ke pekerjaan dengan tanggung jawab yang lebih rendah, dan biasanya juga dengan tingkat gaji yang lebih rendah, dilakukan dengan alasan untuk kerja yang buruk dan karyawan atau perilaku yang tidak tepat.

Penurunan jabatan dapat pula dikatakan sebagai penugasan kembali seorang karyawan ke posisi pekerjaan yang lebih rendah dengan gaji atau upah yang lebih kecil serta kualifikasi keterampilan dan tanggung jawab yang lebih rendah.

Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan dilakukannya penurunan jabatan (demosi), yaitu:
  • Promosi yang gagal.
  • Ketidakmampuan melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan kepada karyawan. 
  • Kapasitas karyawan yang kurang, seperti kedisiplinan dan kehadiran yang kurang. 
  • Pengurangan kapasitas perusahaan, misalnya ada merger dan reorganisasi.
  • Kesukarelaan yang diminta oleh pengusaha berdasarkan motif atau alasan personal.

2.3 Prinsip-prinsip Orientasi Dan Penempatan SDM
1. Prinsip-Prinsip Orientasi SDM
Orientasi bertujuan membantu karyawan baru beradaptasi dengan organisasi secara efektif. Berikut adalah prinsip-prinsip utamanya:

Keterbukaan Informasi: Memberikan informasi yang jelas, lengkap, dan transparan mengenai visi, misi, budaya kerja, struktur organisasi, dan kebijakan perusahaan.

Relevansi: Fokus pada hal-hal yang relevan dengan pekerjaan dan tanggung jawab karyawan baru agar mereka tidak merasa kewalahan.

Konsistensi: Proses orientasi harus dilakukan secara terstruktur dan konsisten untuk semua karyawan baru.

Pendekatan Interaktif: Menggunakan metode interaktif seperti diskusi, simulasi, atau sesi tanya jawab untuk memastikan pemahaman yang lebih baik.

Penerimaan Sosial: Membantu karyawan baru membangun hubungan positif dengan tim kerja melalui pengenalan informal atau acara penyambutan.

Dukungan Berkelanjutan: Orientasi tidak berhenti di hari pertama, tetapi harus didukung dengan bimbingan dan supervisi selama masa awal kerja.

2. Prinsip-Prinsip Penempatan SDM
Menurut Suwatno (2003), terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penempatan kerja karyawan, yaitu sebagai berikut:

Prinsip Kemanusiaan, prinsip yang menganggap manusia sebagai unsur pekerja yang mempunyai persamaan harga diri, kemauan, keinginan, cita-cita dan kemampuan harus dihargai posisinya sebagai manusia yang layak dan tidak dianggap mesin. Kesesuaian Kompetensi: Penempatan harus mempertimbangkan kemampuan, keterampilan, dan pengalaman karyawan untuk memastikan efektivitas kerja.

Prinsip Demokrasi, prinsip ini menunjukkan adanya saling menghormati, saling menghargai, dan saling mengisi dalam melaksanakan kegiatan.

Prinsip The Right Man On The Right Place, prinsip ini penting dilaksanakan dalam arti bahwa penempatan setiap orang dalam organisasi perlu didasarkan pada kemampuan, keahlian, pengalaman, serta pendidikan yang dimiliki oleh orang yang bersangkutan.

Prinsip Equal Pay For Equal Work, pemberian balas jasa terhadap karyawan baru didasarkan atas prestasi kerja yang didapat oleh karyawan yang bersangkutan.

Prinsip Kesatuan Arah, prinsip ini diterapkan dalam perusahaan terhadap setiap karyawan yang bekerja agar dapat melaksanakan tugas-tugas dibutuhkan ke satu arah, kesatuan pelaksanaan tugas, sejalan dengan program dan rencana yang digariskan.

Prinsip Kesatuan Tujuan, prinsip ini erat hubungannya dengan kesatuan arah, artinya arah yang dilaksanakan karyawan harus difokuskan pada tujuan yang dicapai.

Prinsip Kesatuan Komando, karyawan yang bekerja selalu dipengaruhi adanya komando yang diberikan sehingga setiap karyawan hanya mempunyai satu atasan.

Prinsip Efisiensi dan  Produktifitas Kerja, prinsip ini merupakan kunci ke arah tujuan perusahaan karena efisiensi dan  produktivitas kerja harus dicapai dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Orientasi dan penempatan SDM merupakan dua aspek penting dalam manajemen sumber daya manusia yang saling mendukung untuk menciptakan karyawan yang produktif, terlibat, dan loyal terhadap organisasi.

Orientasi SDM adalah proses awal yang bertujuan membantu karyawan baru memahami budaya, nilai, tujuan organisasi, dan tanggung jawab pekerjaan mereka. Proses ini mempercepat adaptasi karyawan terhadap lingkungan kerja dan membangun hubungan yang positif dengan organisasi.

Penempatan SDM adalah langkah strategis menempatkan karyawan pada posisi yang sesuai dengan kompetensi, pengalaman, dan minat mereka, sehingga mendukung efektivitas kerja dan pencapaian tujuan organisasi.

3.2 Saran
Saran dari kelompok kami adalah Orientasi dan Penempatan SDM merupakan langkah krusial dalam memastikan keberhasilan organisasi. Saran dari kami yang dapat diterapkan: Penyampaian visi-misi dan Nilai Perusahaan, Pengenalan Struktur Organisasi, Pelatihan dan Keterampilan Dasar, Mentoring, Penempatan SDM yang tepat, Komunikasi yang Efektif, Evaluasi dan Pengawasan. Dalam langkah-langkah tersebut orientasi dan penempatan SDM dapat berjalan dengan efektif, dan juga memberikan manfaat bagi perusahaan dan karyawan, serta mendukung tujuan jangka panjang organisasi.




DAFTAR PUSTAKA

Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administrasi dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Schuler, Randall S. dan Jackson, Susan E. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia - Menghadapi Abad Ke-21. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.

https://www.merdeka.com/amp/jatim/pengertian-orientasi-menurut-para-ahli-dan-jenis-jenisnya-pelajari-lebih-lanjut-kln.html

https://www.kajianpustaka.com/2019/05/bentuk-prinsip-dan-faktor-penempatan-kerja-karyawan.html?m=1



*Sumber: https://www.academia.edu/127026465/Makalah_Orientasi_dan_Penempatan_SDM


Tag : Manajemen SDM
0 Komentar untuk "Orientasi dan Penempatan SDM"

Back To Top