Plasmodium Penyebab Malaria

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sporozoa (Yunani, spore = biji, zoa = hewan) adalah kelompok protista uniseluler atau bersel satu yang pada salah satu tahapan dalam siklus hidupnya dapat membentuk sejenis spora. Sporozoa hidup sebagai parasit pada tubuh hewan dan manusia. Siklus hidup sporozoa agak kompleks karena melibatkan lebih dari satu inang. Dalam siklus hidupnya, sporozoa membentuk spora dalam tubuh inang. Selain itu, pada siklus hidup juga terjadi sporulasi, yaitu pembelahan setiap inti sel secara berulang – ulang sehingga dihasilkan banyak inti yang masing – masing dikelilingi oleh sitoplasma dan terbentuklah individu baru.

Pergerakannya dilakukan dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Tubuh berbentuk bulat panjang atau lonjong. Pada umumnya bersifat parasit dan dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Respirasi dan ekskresi dilakukan dengan cara difusi. Makanan diperoleh dengan cara menyerap zat makanan dari hospesnya. Reproduksi dapat secara vegetative dan generative.

Vektor dari Plasmodium penyebab penyakit malaria adalah nyamuk Anopheles betina. Plasmodium hidup sebagai parasit pada sel-sel darah merah manusia atau vertebrata lainnya. selama hidupnya, Plasmodium tersebut mengalami dua fase, yakni fase sporogoni dan fase skizogoni. Fase sporogoni terjadi didalam tubuh nyamuk Anopheles betina, sedangkan fase skizogoni berlangsung didalam tubuh manusia.
Malaria di sebabkan karena infeksi oleh parasit yaitu :
Plasmodium Vivax yang menyebabkan malaria tertiana benigna.
Plasmodium Ovale menyebabkan malaria tertiana benigna.
Plasmodium Malariae menyebabkan malaria guaitana.
Plasmodium Falcifarum menyebabkan malaria tertiana moligna yang berat, progresif dan biasanya gatal.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian dan sejarah Plasmodium Malariae ?
2. Taksonomi Plasmodium malariae ?
3. Bagaimanakah Distribusi geografis dan habitat Plasmodium malariae ?
4. Bagaimanakah Morfologi dan daur hidup ?
5. Patologi dan gejala klinis Plasmodium malariae ?
6. Bagaimana pencegahan dari penyakit yang di timbulkan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan sejarah Plasmodium malariae
2. Untuk mengetahui Taksonomi Plasmodium malariae
3. Untuk mengetahui Distribusi geografis dan habitat Plasmodium malariae
4. Untuk mengetahui Morfologi dan daur hidup Plasmodium malariae
5. Patologi dan gejala klinis Plasmodium malariae
6. Pencegahan dari penyakit yang di timbulkan Plasmodium malariae



BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dan Sejarah Plasmodium Malariae
Plasmodium malariae adalah penyebab malaria malariae atau malaria kuartana, karena serangan demam berulang pada tiap hari keempat. Plasmodium malariae merupakan suatu anggota dari kelompok Phylum Apicomplexa atau Sporozoa. Plasmodium jenis ini dapat menyebabkan penyakit malaria kuartana yang tingkat keparahannya lebih tinggi dibandingkan dengan penyakit malaria tertiana ringan yang disebabkan oleh Plasmodium ovale. Siklus hidup Plasmodium malariae ada dua tahap yaitu tahap pada host manusia dan pada host nyamuk Anopheles Sp. betina. Anopheles betina merupakan vektor dari plasmodium.

Penyebab penyakit ini adalah protozoa, ditemukan pada tahun 1880 oleh Charles Louis Alphonse Laveran, sedangkan ia bekerja di rumah sakit militer di Constantine, Aljazair, ia mengamati parasit dalam apusan darah diambil dari seorang pasien yang baru saja meninggal karena malaria, Hasil penyakit dari perkalian parasit malaria dalam sel darah merah, menyebabkan gejala yang biasanya termasuk demam dan sakit kepala, dalam kasus yang parah berkembang menjadi koma, dan kematian.

Plasmodium Penyebab Malaria

Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Negara berkembang yang beriklim tropis, termaksud Indonesia. Di dunia terdapat 120 juta kasus malaria setiap tahun dengan angka kematian berkisar 500.000 – 1,2 juta orang terutama pada anak – anak di bawah 5 tahun, sehingga mengakibatkan kerugian sosial ekonomi.

B. Taksonomi Plasmodium malariae
Kingdom: Protista
Phylum: Apicomplexa
Class: Aconoidasida
Order: Haemosporida
Family: Plasmodiidae
Genus: Plasmodium
Species: Plasmodium malariae
Secara keseluruhan Plasmodium terdiri dari 12 sub genera. Dari 12 sub genera tersebut, hanya 3 sub genera yang menyebabkan parasit pada manusia yaitu sub genera Plasmodium, sub genera Laverinia, dan sub genera Vinckeria. Lima sub genera menjadi parasit pada reptilia dan sub general lainnya hidup pada burung (Aves). Plasmodium malariae biasa ditemukan di Indonesia Bagian Timur.

C. Distribusi geografis dan habitat Plasmodium malariae
Penyakit malaria kuartana meluas meliputi daerah tropis maupun daerah subtropis, tetapi frekuensi penyakit ini di beberapa daerah cenderung rendah. Manusia merupakan hospes perantara parasit ini, sedangkan hospes defenitifnya adalah nyamuk Anopheles betina. Biasanya parasit ini berada di sel darah merah manusia serta hati manusia sedangkan pada nyamuk anopheles biasanya berada di seluruh tubuh terutama di air liur nyamuk tersebut.

D. Morfologi dan daur hidup
Plasmodium malariae berbentuk pita dan melintang sepanjang sel darah merah. Pigmen kasar dan berwarna tengguili hitam. Tropozoit muda dari plasmodium malariae memiliki ciri-ciri : berbentuk cincin, Protoplasma biru tua, Kromatin kecil, Pigmen kehitaman di pinggir protoplasma dan terdapat bintik Ziemann.

Sedangkan Tropozit tua memiliki ciri-ciri Bentuk oval, pigmennya tersusun di pinggir, kadang ditemukan protoplasma berbentuk pita pada Skizon muda. Pada skizon muda ditemukan ciri-ciri: bentuk oval, kromatin membelah dan ditemukan titik Schuffner, setelah menjadi skizon tua kromatin membelah menjadi 6-12 membentuk karangan yang akan menjadi plasmodium malariae.
Catatan:
Pada sediaan darah tipis yang mengandung P. malariae, ukuran eritrosit normal, bentuk bulat.
Terdapat bintik:Ziemman.
Stadium trofozoid muda berbentuk cincin dengan titik (inti) di tengah.
Stadium trofozoid tua bentuk amuboid (seperti pita/basket).
Ciri khas schizont P. malariae yaitu merozoid berbentuk seperti mahkota bunga dengan jumlah merozoid 6 – 12.

Di dalam tubuh manusia dan nyamuk Anopheles berlangsung daur hidup plasmodium. Manusia merupakan hospes perantara tempat berlangsungnya daur hidup aseksual, sedangkan di dalam tubuh nyamuk berlangsung hidup seksual. Berikut adalah macam-macam tahap aseksual :
1. Tahap skizogon preeritrositik ialah lamanya tahap ini susah ditentukan dan berlangsung di dalam se-sel hati.
2. Tahap skizogoni eksoeritrositik merupakan sumber pembentukan stadium aseksual parasit yang menjadi penyebab terjadinya kekambuhan pada malaria dan berlangsung di dalam se-sel hati.
3. Tahap skizogoni eritrositik ialah tahap ini berlangsung setiap 72 jam dan berlangsung di dalam sel-sel eritrosit.
Tahap gametogoni, setelah terbentuk pada tahap skizogoni eritrositik, kemudian berkembang pada tahap gametogoni dan berlangsung di dalam se-sel eritrosit.

Daur pra-eritrosit pertama kali ditemukan pada simpanse. Inokulasi sporozoit plasmodium malariae karena tusukan nyamuk Anopheles dan membuktikan stadium pra-eritrosit plasmodium malariae.

Siklus hidup Aseksual dari penyakit malaria ini adalah sebagai berikut:
Nyamuk anopheles betina yang mengandung bibit penyakit, menyerang manusia yang sehat, segera sporozoit memasuki sel-sel parenkim limpa, bentuk seperti amoeba yang disebut dengan trophozoit memasuki sel-sel darah dan mengadakan pembelahan. Tiap trophozoit berubah menjadi schizon, kemudian mengadakan pembelahan dan berubah menjadi 6 – 36 anak yang disebut dengan merozoit. Pembelahan thropozoit menjadi merozoit terjadi didalam eritrosit ( sel darah merah). Pada sel darah merah yang mengandung merozoit pecah, sehingga merozoit menyebar dalam plasma darah setelah lebih kurang 10 hari jumlah parasit menjadi cukup banyak. Pada saat merozoit lepas dari sebuah sel eritrosit yang sudah pecah akan menyebabkan demam pada penderita (hospes), hal ini dikarenakan tersebarnya toksin yang disebarkan oleh plasmodium malariae.

E. Patologi dan gejala klinis
Masa inkubasi pada infeksi Plasmodium malariae berlangsung 18 hari dan kadang – kadang sampai 30 – 40 hari. Gambaran klinis pada serangan pertama mirip malaria vivax. Serangan demam lebih teratur dan terjadi pada sore hari. Parasit Plasmodium malariae cenderung menghadapi eritrosit yang lebih tua. Kelainan ginjal yang disebabkan oleh Plasmodium malariae biasa bersifat menahun dan progresif dengan gejala lebih berat dan prognosisnya buruk. Perjalanan penyakitnya tidak terlalu berat. Anemia kurang jelas dari pada malaria vivax dan penyulit lain agak jarang. Splenomegali dapat mencapai ukuran yang besar. Parasitemia asimtomatik tidak jarang dan menjadi masalah pada donor darah untuk transfuse. Nefrosis pada malaria kuartana sering terdapat pada anak di Afrika dan sangat jarang terjadi pada orang non – imun yang di infeksi Plasmodium malariae.

Semua stadium parasit aseksual terdapat dalam peredaran darah tepi pada waktu yang bersamaan, tetapi parasitemia tidak tinggi, kira – kira 1% sel darah merah yang di infeksi. Mekanisme rekurens (relaps jangka panjang) pada malaria malariae disebabkan oleh parasit di luar eritrosit yang menjadi banyak, stadium aseksual daur eritrosit dapat bertahan di dalam badan, dalam beberapa hal parasit – parasit ini dilindungi oleh pertahanan sistem kekebalan selular dan humoral manusia, ada faktor evasi, yaitu parasit dapat menghindarkan diri dari pengaruh zat anti dan fagositosis dan disamping itu bertahannya parasit – parasit ini tergantung pada variasi antigen yang terus menerus berubah dan dapat menyebabkan relaps. 

F. Pencegahan penyakit
Pencegahan sederhana dapat dilakukan oleh masyarakat, antara lain :
1. Menghindari atau mengurangi gigitan nyamuk malaria, dengan cara tidur memakai kelambu, tidak berada diluar rumah pada malam hari, mengolesi badan dengan lotion anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela.
2. Membersihkan tempat sarang nyamuk, dengan cara membersihkan semak-semak disekitar rumah dan melipat kain-kain yang bergantungan, mengusahakan didalam rumah tidak gelap, mengalirkan genangan air serta menimbunnya.
3. Membunuh nyamuk dewasa (penyemprotan dengan insektisida)
4. Membunuh larva dengan menebarkan ikan pemakan larva.
5. Membunuh larva dengan menyemprot larvasida.



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Plasmodium malariae merupakan suatu anggota dari kelompok Phylum Apicomplexa atau Sporozoa. Plasmodium jenis ini dapat menyebabkan penyakit malaria kuartana yang tingkat keparahannya lebih tinggi dibandingkan dengan penyakit malaria tertiana ringan yang disebabkan oleh Plasmodium ovale .Siklus hidup Plasmodium malariae ada dua tahap yaitu tahap pada host manusia dan pada host nyamuk Anopheles Sp. betina. Anopheles betina merupakan vektor dariplasmodium.

B. Saran
Cara untuk mengurangi penyakit malaria ini dapat dilakukan mulai dari pencegahan hingga pengobatannya. Meskipun sebenarnya faktor yang paling berpengaruh adalah faktor lingkungan yang meliputi faktor fisik, kimia, dan biologi. Faktor-faktor tersebut pada dasarnya dapat mempercepat ataupun memperlambat penyebaran penyakit malaria ini melalui vektor nyamuk Anopheles betina.




DAFTAR PUSTAKA

Bashar, yazhid.(2014) http://yazhid28bashar.blogspot.com/2014/11/makalah-plasmodium-malaria.html (diakses pada tanggal 3 April 2015)
Buku Ajar – Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V .Jakarta : EGCWidoyono.2005
Iriananto, Koes. 2009. Panduan Parasitologi Dasar untuk Paramedis dan Nonmedis. 
Yrama Widya, Bandung.
Nursyafitri, Evi. (2015). 
http://evinursyafitrisyamsul.blogspot.com/2015/03/makalah-plasmodium-malariae.html. (diakses pada tanggal 3 April 2015)
Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &Pemberantasannya. EMSZein, Abdurrahman. 2010.





*Sumber: https://www.academia.edu/33548124/MAKALAH_PLASMODIUM_PENYEBAB_MALARIA_docx

Tag : Kesehatan, Lainnya, Sains
0 Komentar untuk "Plasmodium Penyebab Malaria"

Back To Top