Budgeting(Penganggaran) Bahan Baku

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang

Semakin banyaknya masalah menyebabkan banyak kegiatan harus dilakukan berdasarkan perencanaan yang cermat. Anggaran salah satu bentuk dari berbagai rencana yang mungkin disusun, meskipun tidak setiap rencana dapat disebut sebagai anggaran. Anggaran perusahaan mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Perusahaan sebagai salah satu unit ekonomi perlu memiliki program yang tepat. Perusahaan sebagai lembaga ekonomi umumnya mengejar keuntungan, dan karenannya menggunakan kriteria efisiensi sebagai alat pengukurnya. Karena itulah perusahaan membutuhkan alat perencana dan pengendali keuntungan. Dalam hal ini anggaran perusahaan berfungsi sebagaimana RAPBN bagi pemerintah dalam merencanakan dan mengendalikan program pembangunan ekonomi.

Dalam suatu perusahaan, bahan baku merupakan salah satu elemen yang penting karena bahan baku menjadi dasar berlangsungnya suatu produksi. Perusahaan harus selalu mempertimbangkan secara masak tentang berapa besarnya jumlah bahan baku yang harus ada sebelum memulai suatu kegiatan produksi. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan pengendalian terhadap bahan baku maupun biaya yang ditimbulkan. Untuk menjaga kelancaran produksi harus dipertimbangkan secara matang mengenai tersediannya bahan baku agar dapat memenuhi keperluan produksi jangka pendek maupun jangka panjang.

Dalam pengendalian bahan baku, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan membuat anggaran pembelian bahan baku. Bahan baku dapat dianggarkan dalam satuan (unit) uang. Anggaran pembelian bahan baku berisi rencana kuantitas bahan baku yang harus dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu mendatang. Ini harus dilakukan secara hati-hati terutama dalam hal jumlah dan waktu pembelian.

1.2.      Rumusan Masalah
1.2.1.   Apa pengertian dari anggaran bahan baku ?
1.2.2.   Apa tujuan penyusunan anggaran bahan baku ?
1.2.3.   Apa saja jenis - jenis anggaran bahan baku ?

1.3.      Tujuan
1.3.1.   Untuk mengetahui anggaran bahan baku
1.3.2.   Untuk mengetahui tujuan penyusunan anggaran bahan baku

1.3.3.   Untuk mengetahui jenis - jenis anggaran bahan baku

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.                  Pengertian Bahan Baku
Dalam pengendalian bahan baku, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan membuat anggaran pembelian bahan baku. Bahan baku dapat dianggarkan dalam satuan (unit) uang. Anggaran pembelian bahan baku berisi rencana kuantitas bahan baku yang harus dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu mendatang. Ini harus dilakukan secara hati-hati terutama dalam hal jumlah dan waktu pembelian.

Anggaran Bahan  Baku  adalah  semua  anggaran  yang  berhubungan  dan merencanakan secara  lebih  terperinci  tentang  penggunaan  bahan  baku  untuk proses produksi selama periode yang akan datang. Bahan   baku   yang   digunakan   dalam   proses   produksi dikelompokkan menjadi        Bahan  Baku    Langsung (Direct Material) dan   Bahan Baku Tak Langsung  (Indirect  Material).  Bahan  baku  langsung  adalah  semua  bahan  baku yang   merupakan  bagian barang  yang jadi   yang   dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli  bahan  baku  langsung  ini mempunyai   hubungan yang  erat  dan sebanding  dengan  jumlah  barang  jadi  yang  dihasilkan.  Sehingga biaya  bahan  baku  langsung  merupakan  biaya  variable  bagi perusahaan.  Bahan baku   tak   langsung  adalah   bahan   mentah yang  ikut  berperan   dalam   proses produksi,        tetapi   tidak  secara langsung tampak            pada barang     jadi      yang dihasilkan. Seandainya barang jadi  yang dihasilkan adalah meja  dan kursi kayu merupakan  bahan  baku  baku  langsung,   sedangkan  paku  dan  cat merupakan bahan baku tak langsung.


Anggaran  bahan  baku  hanya  merencanakan  kebutuhan  dan  penggunaan bahan  baku langsung. Bahan  mentah  tak  langsung  akan  direncanakan  dalam anggaran biaya overhead pabrik.

Ø  Fungsi Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
Ada 2 fungsi penting anggaran bahan baku, yaitu:
Sebagai dasar untuk menyusun budget pembelian bahan mentah, jumlah satuan bahan mentah yang dibeli ditentukan oleh beberapa banyak satuan bahan mentah yang dibutuhkan oleh berapa banyak satuan bahan mentah dibutuhkan dalam proses produksi.
Sebagai dasar untuk menyusun anggran biaya bahan mentah besarnya biaya bahan mentah ditentukan oleh berapa banyak satuan bahan mentah tersebut dibutuhkan untuk proses produksi.

Sebagai Data dan informasi untuk menyusun anggaran kebutuhan bahan mentah
Ø  Manfaat Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
        Anggaran bahan baku mempunyai 3 kegunaan pokok yaitu :
a.    Sebagai pedoman kerja.
b.    Sebagai alat untuk menciptakan koordinasi kerja.
c.    Sebagai alat untuk melakukan pengawasan kerja.

Ø  Data dan Informasi Untuk Menyusun Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
        Data dan informasi digunakan untuk menyusun anggaran kebutuhan bahan baku adalah:
Rencana produksi yang tertuang dalam anggaran yang akan diproduksi. Khususnya tentang jumlah dari masing-masing jenis barang yang akan diproduksi dari waktu ke waktu selama periode tertentu.

Berbagai standar pemakaian bahan baku dari masing-masing bahan baku untuk proses produksi, yang ditetapkan dan berlaku di perusahaan. Standar pemakaian bahan baku diperlukan untuk mengendalikan efisiensi pemakaian bahan baku (controlling).

Ada 2 metode yang menetapkan standar data dan informasi dalam perusahaan, yaitu:
a.       Data historis atau data pengalaman diwaktu-waktu yang telah lalu.
Caranya adalah dengan melihat jumlah unit yang dihasilkan di suatu waktu yang lalu dan kemudian membandingkan dalam satuan jumlah satuan unit bahan mentah yang habis terpakai untuk waktu produksi pada bulan tersebut, maka dari hasil itu dapat diketahui penggunaan bahan mentah rata-rata untuk unit produk.
b.      Data penelitian khusus. Pada data penelitian khusus dengan mengabaikan data pengalaman di waktu-waktu yang telah lalu. Cara ini misalnya dapat dilakukan dengan :
Mengukur secara fisik barang jadi yang telah selesai diproduksi, agar dapat diketahui jumlah satuan unit bahan baku yang dipakai untuk menghasilkan produk tersebut. Misalnya PT. Charisma yang bergerak dalam produksi mebel akan  menghasilkan meja dan kursi. Maka, hal yang dilakukan adalah mengukur meja dan kursi yang telah selesai diproduksi, hal ini dimaksudkan  untuk mengetahui kebutuhan bahan baku berupa kayu yang dipakai.
Melakukan penelitian dan pengukuran secara laboratories terhadap produk yang dihasilkannya. Hal ini biasanya dipakai pada barang atau produk yang tidak mudah diukur penggunaan bahan baku secara visual, tanpa bantuan alat khusus, Misal obat-obatan, minuman, kosmetik, dll.

Mengadakan percobaan-percobaan proses produksi secara efisien, sambil diukur pemakaian bahan mentahnya. 
2.2.                  Tujuan Penyusunan Anggaran Bahan Baku
Secara ringkas tujuan penyusunan angaran bahan baku, antara lain :
1.            Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku
2.            Memperkirakan jumlah pembelian bahan baku yang diperlukan
3.            Sebagai   dasar            untuk   memperkirakan            kebutuhan       dana    yang    diperlukan
Untuk melaksanakan pembelian bahan baku.
4.            Sebagai dasar penyusunan biaya  produksi,  yakni  memperkirakan komponen
harga pokok pabrik karena penggunaan bahan baku dalam proses produksi.

5.            Sebagai dasar melaksanakan fungsi pengawasan bahan baku.

2.3.   Jenis - jenis Anggaran Bahan Baku
Anggaran Bahan Baku ini terdiri dari empat jenis anggaran, yaitu :
2.3.1.     Anggaran   Kebutuhan   Bahan    Baku   (Unit   of   Direct   Materials   Used Budget)

Anggaran  Kebutuhan  Bahan  Mentah  disusun  untuk  merencanakan jumlah  fisik  bahan  baku  langsung  yang  diperlukan,  bukan  nilainya  dalam rupiah.
Secara terperinci anggaran ini harus dicantumkan :
a.            Jenis barang jadi yang dihasilkan.
b.            Jenis bahan baku yang digunakan.
c.            Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi.
d.           Standar penggunaan bahan baku.
e.            Waktu penggunaan bahan baku.
Standar     penggunaan     bahan   (SP)     adalah  bilangan           yang menunjukkan      berapa satuan bahan            baku    yang    diperlukan       untuk menghasilkan 1 (satu) satuan barang jadi.
Contoh:
Standar  Penggunaan  =  2,  untuk  barang  jadi  A  dan  bahan  baku  X.  Artinya
untuk menghasilkan unit barang A diperlukan 2 unit bahan baku X.

Manfaat dari anggaran kebutuhan bahan baku berguna  sebagai dasar untuk  penyusunan  Anggaran  Pembelian  Bahan  Baku  dan  Angaran  Biaya Bahan Baku.
Adapun   faktor-faktor   yang   mempengaruhi   penyusunan   kebutuhan anggaran bahan baku, yaitu:
ü  Anggaran  Unit  yang  akan  Diproduksi,  khususnya  rencana  tentang  jenis (kualitas)   dan   jumlah   (kuantitas)   barang   yang   akan   diproduksi   dari waktu   ke   waktu   selama   periode   yang   akan   datang.   Semakin   besar jumlah unit  yang akan diproduksi,  akan semakin besar  pula  jumlah unit bahan  bakunya,  semakin  kecil  jumlah  unit  yang  akan  diproduksi,  akan semakin   kecil   pula   jumlah   unit   bahan   baku   yang   dibutuhkan  untuk proses produksi.

ü  Berbagai   standar   pemakaian   bahan   (   Standard   Usage   Rate   )   dari masing-masing   jenis   bahan   baku   untuk   proses   produksi   yang   telah ditetapkan   perusahaan.   Dalam  rangka   mengetahui  jumlah   unit   bahan baku         yang    dibutuhkan      untuk   proses  produksi,         pada    umumnya perusahaan  telah  menetapkan  standar-standar  pemakaian  tiap-tiap  jenis bahan baku. Untuk  menetapkan  angka-angka   standard  ini   dapat   dilakukan  dengan dua metode, yaitu :
1.      Dengan            cara      yang    mendasarkan   diri       pada    data     historis atau pengalaman  dari  periode  waktu  yang  lalu.  Dengan  membandingkan antara   jumlah  produk  yang  dihasilkan  pada   suatu  periode  dengan jumlah bahan baku  yang digunakan  untuk berproduksi  pada  periode yang sama.
2.      Dengan            cara      yang    mendasarkan   diri       pada    penelitian-penelitian khusus di dalam pabrik atau dengan melihat angka penggunaan rata-rata yang ditentukan secara statistik.

2.3.2.   Anggaran Pembelian Bahan Baku
Anggaran   Pembelian   Bahan   Baku   berisi   rencana   kuantitas   bahan baku yang harus dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu mendatang. Ini harus   dilakukan secara   hati-hati   terutama   dalam   hal   jumlah   dan   waktu pembelian.
 Apabila jumlah    bahan   baku    yang    dibeli   terlalu  besar akan mengakibatkan   berbagai   resiko, misalnya   bertumpuknya   bahan   baku   di gudang  yang  mungkin  itu  dapat  mengakibatkan  penurunan  kualitas,  terlalu lamanya bahan baku yang bergiliran untuk diproes, atau biaya penyimpanan yang menjadi lebih besar. Apabila   jumlah   bahan   baku   yang   dibeli   terlalu   kecil,   juga   akan mendatangkan   resiko   berupa   terhambatnya            kelancaran   proses      produksi akibat           kehabisan        bahan   baku, serta timbulnya            biaya    tambahan         untuk  mencari bahan baku pengganti secepatnya.

Ø  Jumlah    Pembelian      yang    paling  Ekonomis       (economical    order quantity).
Hal yang   perlu    dipikirkan        oleh     perusahaan      selain   besarnya kebutuhan   juga   besarnya   jumlah   bahan   baku   setiap   kali   dilakukan pembelian,yang  menimbulkan           biaya    paling  rendah tetapi   tidak mengakibatkan            kekurangan      bahan baku.     Jumlah pembelian        dapat dihitung  dengan  EOQ  (Economical  Order  Quantity).  Dalam  EOQ  ini dipertimbangkan 2 jenis biaya yang bersifat varibel, yaitu :
a.         Biaya Pemesanan
Yaitu  biaya - biaya  yang dikeluarkan sehubungan  dengan kegiatan pemesanan  bahan  baku.  Biaya  ini  berubah  -  ubah  sesuai  dengan frekuensi pemesanan, semakin tinggi pemesanannya semakin tinggi pula biaya  pemesannanya. Sebaliknya  biaya ini berbanding terbalik dengan  jumlah  (kuantitas)  bahan  baku  setiap  kali  pemesanan.  Hal ini disebabkan karena semakin besarnya jumlah setiap kali pemesan dilakukan, berarti frekuensi pemesanan menjadi semakin rendah.
Contoh  :  biaya  -  biaya  persiapan  pemesanan,  biaya  administrasi,
biaya pengiriman pesanan, dll.
b.         Biaya Penyimpanan
Yaitu biaya -   biaya  yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan penyimpanan bahan baku yang telah  dibeli.  Biaya  ini  juga  berubah sesuai  dengan  jumlah  bahan  baku  yang  disimpan.  Semakin  besar jumlah bahan baku setiap kali pemesanan maka biaya penyimpanan akan            semakin           besar    pula.   Jelaslah bahwa  biaya            penyimpanan mempunyai sifat yang berlawanan dengan biaya pemesanan.
Contoh   :   biaya   pemeliharaan,   biaya   asuransi,   biaya   perbaikan
kerusakan, dll.

Ø  Waktu Pembelian Bahan Mentah
Untuk  menjaga  kelancaran  proses  produksi  tidak  cukup  ditentukan jumlah bahan baku    yang    dibeli.            Harus   ditentukan       pula     kapan pemesanan   bahan   baku   harus   dilakukan   agar   bahan   baku   itu   dapat datang   tepat pada waktu dibutuhkan.            Bahan  baku yang datang terlambat akan mengakibatkan terganggunya   kelancaran      proses produksi.   Kadang-kadang   perlu   dicari   bahan   baku   pengganti   agar proses  produksi  tidak  berhenti.  Biaya-biaya  yang  terpaksa  dikeluarkan karena keterlambatan datangnya bahan baku disebut Stock Out Cost.

Sebaliknya, bahan            mentah            yang    datangnya       terlalu  awal     akan menimbulkan masalah pula. Harus disediakan tempat penyimpanan dan harus   ditanggung  pula   biaya   pemeliharaan   ekstra.   Biaya-biaya   yang dikeluarkan         karena  bahan   baku dating terlalu      awal diebut   Extra Carrying Cost.

Karena  itu  dalam  menentukan  waktu  pemesanan  bahan  baku  perlu diperhatikan  factor Lead  Time.  Lead  Time  adalah  jangka  waktu  sejak dilakukannya  pemesanan  sampai  datangnya  bahan  abku  yang  dipesan dan siap untuk        digunakan       dalam  proses  produksi.         Setelah diperhitungkan  factor  lead  time,  maka  akan  dapat  ditentukan Reorder Point.  Reorder  Point  adalah  saat  di  mana  harus  dilakukan  pemesanan kembali bahan baku yang diperlukan.

Jadi  untuk  merencanakan  saat  pemesanan  bahan  baku  pasa  periode mendatang,  perlu  diperhatikan  factor  Lead  Time,  Extra  Carrying  Cost dan   Stock   Out   Cost.   Dalam   melakukan   pengamatan   dengan   data historis,   harus            dilakukan terhadap   beberapa   data   untuk  kemudian dihitung probabilitasnya dari total pengamatan.

Ø  Bentuk Dasar Anggaran Pembelian Bahan  Baku telah diuraikan sebelumnya  bahwa  anggaran  pembelian  bahan  baku dapat  disusun  apabila  total  kebutuhan  bahan  baku  untuk  suatu  periode telah ditentukan, dengan perhitungan sebagai berikut :
Persediaan Akhir                                                                                                                         xx
Kebutuhan   bahan baku untuk produksi                                                              xx
+
Jumlah kebutuhan                                                                                                                                    xx
Persediaan Awal                                                                                                                          xx
±
Pembelian Bahan Baku                                                                                                               xx
Dalam anggaran pembelian bahan baku dicantumkan :
1.   Jenis bahan yang digunakan dalam proses produksi.
2.   Jumlah yang harus dibeli.
3.   Harga per satuan bahan mentah.

2.3.3.   Anggaran Persediaan Bahan Baku
Dalam penyusunan Anggaran Kebutuhan Bahan Baku dan Anggaran Pembelian  Bahan  Baku  di  muka,  tampak  bahwa  masalah  nilai  persediaan awal dan persediaan akhir bahan baku selalu diperhitngkan. Setiap   perusahaan      mempunyai      kebijkasanaan  dalam menilai persediaan   yang   berbeda.  

Tetapi   pada   dasarnya   kebijaksanaan   tentang penilaian persediaan dapat dikelompokkan menjadi :
1.   Kebijaksanaan FIFO (First In First Out)
2.   Kebijaksanaan LIFO (Last In First Out)
Dalam       kebijaksanaan  FIFO,  bahan   mentah            yang    lebih    dahulu digunakan untuk produksi adalah bahan mentah yang lebih dahulu masuk di gudang,  sehingga  sering  diterjemahkan  Masuk  Pertama  Keluar  Pertama. Dengan   kata   lain,   penilaian   bahan   baku   di   gudang   nilainya   diurutkan menurut urutan waktu pembeliannya.
Perlu   diperhatikan   dahulu   oleh   perusahaan,   kebijaksanaan   mana yang akan dipilih.  

Hal      penting            dalam  rangka penyusunan     Anggaran Persediaan   Bahan   Baku  dan   Anggaran   Biaya   Bahan   Baku   yang   habis digunakan,  karena  adanya  perbedaan  factor  perbedaan  harga  dari  waktu  ke waktu.  Harga  bahan  baku  mungkin  berbeda  dari  waktu  ke  waktu,  dan  ini perlu  diperhatikan  karena  nilai  bahan  baku  yang  ada  di  dalam  gudang  dan dipakai untuk produksi juga  berbeda  dari waktu ke waktu. Karena itu harus diperhitungkan, apakah bahan mentah digunakan secara LIFO atau FIFO.

Salah   satu  tujuan   penyusunan   Anggaran  Perusahaan   Bahan   Baku adalah  untuk  pengawasan,  tingkat  persediaan  bahan  baku  di  gudang  yang  tidak  terkontrol   akan  sangat   membahayakan  perusahaan  sendiri.   Dengan mendasarkan   diri   pada   Anggaran   Persediaan   Bahan   Baku,   maka   dapat dilihat apakah penggunaan bahan baku dan bahan baku yang tersisa sebagai persediaan sesuai dengan rencana semula ataukah terjadi penyimpangan. Besarnya  bahan  baku  yang harus  tersedia  untuk  kelancaran  proses produksi tergantung pada beberapa factor, seperti :
1. Volume  produksi selama  satu  periode  waktu tertentu (dapat  dilihat  pada
   Anggaran Produksi).
2. Volume   Bahan   Baku   Minimal,   yang   disebut  safety   stock   (persediaan   besi).
3. Besarnya pembelian yang ekonomis.
4.Estimasi   tentang   naik   turunnya   harga   bahan   baku   pada   waktu-waktu   mendatang.
5. Biaya-biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan baku.
6. Tingkat kecepatan bahan baku rusak.

Ø  Persediaan Besi
Persediaan  besi  adalah  persediaan minimal  bahan  baku  yang  harus dipertahankan untuk menjamin kelangsungan proses produksi. Di muka telah disinggung sedikit  bahwa  persediaan bahan besi  merupakan salah satu      factor   yang    harus dipertimbangkan dalam menentukan     saat dilakukannya pemesanan bahan baku (Re Order Period).Besarnya   persediaan  besi   ditentukan  oleh   beberapa   factor,   antara lain :
1.    Kebiasaan leveransir         menyerahkan   bahan   baku    yang    dipesan, apakah selalu  tepat  pada  waktunya  atau  tidak.  Apabila  leveransir selalu  tepat  waktu  dalam  menyerahkan  pesanan  kita   maka  resiko kehabisan  bahan   mentah  relative   kecil,   sehingga   persediaan  besi tidak  terlalu  besar.  Sebaliknya,  bila  leveransir  biasanya  terlambat datang maka resiko kehabisan bahan mentah terlalu besar, sehingga perlu ada persediaan besi yang besar pula.

2.    Jumlah   bahan   baku   yang   dibeli   setiap   kali   pemesanan.   Apabila jumlah  bahan  baku  yang  dibeli  besar,  maka  persediaan  rata-rata  di atas  persediaaan  besi  besar  pula,  sehingga  resiko  kehabisan  bahan baku relative kecil, begitu pula sebaliknya.
3.    Dapat   diperkirakan   atau   tidaknya   kebutuhan   bahan   baku   secara tepat. Bagi   perusahaan      yang     dapat   memperkirakan            jumlah kebutuhan  bahan  baku secara  tepat,  maka  resiko  kehabisan  bahan baku  kecil  (karena  bahan  baku  yang  dibutuhkan  sudah  disediakan sepenuhnya), begitu pula sebaliknya.
4.    Perbandingan   antara   biaya   penyimpanan   bahan   baku   dan   biaya ekstra  karena  kehabisan  bahan  baku.  Apabila  biaya  penyimpanan tampak  lebih  besar  daripada  biaya  ekstra  akibat   kehabisan  bahan baku  maka  tidak  perlu  adanya  persediaan  besi  yang terlalu  besar, begitu pula sebaliknya.

Ø  Bentuk Dasar Anggaran Persediaan Bahan Baku
Dalam   Anggaran   Persediaan   Bahan   Baku   perlu   diperinci   hal-hal
sebagai berikut :
1.  Jenis bahan baku yang digunakan
2.    Jumlah           masing-masing            jenis     bahan   baku    yang    tersisa  sebagai persediaan
3.    Harga per unit masing-masing jenis bahan baku,Nilai bahan baku yang disimpan sebagai persediaan.

2.3.4.   Anggaran Biaya Bahan Baku yang Habis Digunakan dalam Produksi
Tentu  tidak  semua  bahan  baku  yang  tersedia  akan  habis  digunakan untuk produksi. Hal ini disebabkan karena 2 hal, yakni :
1.    Perlu adanya persediaan akhir, yang akan menjadi persediaan awal periode berikutnya.
2.    Perlu adanya persediaan besi agar kelangsungan produksi tidak terganggu akibat kehabisan bahan baku.

Bahan  mentah  yang  telah  digunakan  dalam  proses  produksi  harus dihtung  nilainya.  Rencana  besarnya  nilai  bahan  baku  yang  habis  digunakan dalam  proses  produksi  dituangkan  dalam  suatu  anggaran  tersendiri  disebut Anggaran Bahan Baku yang Habis Digunakan.Manfaat  disusunnya  Anggaran  Bahan  Baku  yang  Habis  Digunakan antara lain adalah ;
1.    Untuk keperluan Produk Costing, yaitu perhitungan harga pokok barang yang dihasilkan perusahaan.
2.         Untuk keperluan pengawasan penggunaan bahan baku.

Bentuk Dasar Anggaran Biaya Bahan Baku yang Habis Digunakan Dalam anggaran ini standar penggunaan bahan baku masih diperhatikan, tetapi tidak dicantumkan pada Anggaran KebutuhanBahan Baku. Anggaran biaya bahan baku yang habis digunakan perlu memperinci hal-hal :
1.   Jenis bahan baku yang digunakan.
2.   Jumlah masing-masing jenis bahan baku yang habis digunakan untuk produksi.
3.   Harga per unit masing-masing jenis bahan baku.
4.   Nilai masing-masing bahan baku yang habis digunakan dalam proses produksi.
5.   Jenis barang yang (dihasilkan dan) menggunakan bahan baku.
6.   Waktu penggunaan bahan baku.

Ø  Fungsi Perencanaan, Koordinasi, dan Pengawasan pada Anggaran  - anggaran Bahan Baku
Seperti halnya anggaran produksi, anggaran kebutuhan bahan baku,persediaan bahan baku dan pembelian bahan baku merupakan alat perencanaan bagi perusahaan. Dalam anggaran - anggaran tersebut secara terperinci dibuat rencana tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan penggunaan bahan baku pada waktu mendatang.





BAB III
PENUTUP

3.1.                  Kesimpulan
3.1.1.     Anggaran Bahan  Baku  adalah  semua  anggaran  yang  berhubungan  dan merencanakan secara  lebih  terperinci  tentang  penggunaan  bahan  baku  untuk proses produksi selama periode yang akan datang.
3.1.2.     Secara ringkas tujuan penyusunan angaran bahan baku, antara lain, memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku, memperkirakan jumlah pembelian bahan baku yang diperlukan, sebagai   dasar       untuk          memperkirakan            kebutuhan       dana    yang diperlukan untuk melaksanakan pembelian bahan baku, sebagai dasar penyusunan biaya  produksi,  yakni  memperkirakan komponen harga pokok pabrik karena penggunaan bahan baku dalam proses produksi, sebagai dasar melaksanakan fungsi pengawasan bahan baku.
3.1.3.     Jenis – jenis anggaran bahan baku ada empat yaitu anggaran   kebutuhan   bahan baku, anggaran pembelian bahan baku, anggaran persediaan bahan baku dan anggaran biaya bahan baku yang habis digunakan dalam produksi.

DAFTAR PUSTAKA
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=80022 , diakses pada tanggal 11 september 2013
Munandar,M. 1995. Budgeting. Yogyakarta : BPFE ± UGM.
Rudianto. 2009. Penganggaran. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Shim, Jae K., Joel, G Siegel. 2000. Budgeting. Jakarta : Erlangga.

Welch, G.A. 1993. Penyusunan Anggaran Perusahaan. Jakarta : Bumi.

Budgeting(Penganggaran) Bahan Baku

Tag : Penganggaran Perusahaan
0 Komentar untuk "Budgeting(Penganggaran) Bahan Baku"

Back To Top