Teori Investasi

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Berdasarkan Teori Ekonomi, Investasi disebut juga pembelian (atau produksi) dari kapital atau   modal   barang-barang   yang   tidak   dikonsumsi   tetapi   di   gunakan   untuk  produksi   yang   akan   datang  (barang  produksi).  Contoh  :  Membuka  usaha,   Dagang, Membangun jalan tol, jalur kereta api, Pabrik, Sekolah, Kuliah.

Menurut   Sadono   Sukirno   Investasi   dapat   diartikan   sebagai   pengeluaran   atau pengeluaran penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan   produksi   untuk   menambah   kemampuan   memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. 

Menurut Rostow (dalam Todaro, 2000) menjelaskan bahwa setiap upaya untuk “tinggal landas” dalam konsep pembangunan nasional suatu negara, mengharuskan adanya mobilisasi tabungan dalam dan luar negeri dengan maksud untuk menciptakan investasi yang cukup, untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai konsekuensi dari meningkatnya pendapatan yang diterima masyarakat.

Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal.

Saat ini banyak negara-negara yang melakukan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan investasi baik domestik ataupun modal asing. Hal ini dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan investasi akan mendorong pula kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan, penghematan devisa atau bahkan penambahan devisa.

Melihat realita yang ada, investasi merupakan faktor dominan dalam pembangunan ekonomi suatu negara.Hal tersebut dapat dilihat dari statistik yang menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai investasi suatu negara maka semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

Uraian di atas menunjukkan bahwa perlunya peningkatan nilai investasi bagi setiap negara khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pentingnya investasi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi akan menjadikan pemerintah dari setiap negara berlomba-lomba untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dalam negaranya. Hal tersebut dilakukan dengan berbagai upaya antara lain seperti : memulihkan situasi politik, keamanan dan ketertiban, memberikan insentif kepada para investor, memberikan kemudahan dalam birokrasi, menjamin kepastian hukum, serta menjalin hubungan diplomasi baik secara bilateral maupun multilateral dengan negara lain. Semua upaya tersebut berorientasi pada peningkatan nilai investasi yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga cita-cita negara untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya dapat tercapai.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Investasi Tetap Bisnis?
2. Apa itu Investasi Residensial?
3. Apa itu Investasi Persediaan?

C. TUJUAN
Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis pengeluaran investasi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. INVESTASI TETAP BISNIS
Mencakup peralatan dan struktur yang dibeli perusahaan untuk proses produksi. Bagian terbesar dari pengeluaran investasi, yaitu kira-kira tiga perempat dari totalnya, adalah investasi bisnis.Investasi tetap bisnis mencakup segala sesuatu dari mesin faks sampai pabrik, dari komputer sampai mobil perusahaan.Model investasi tetap bisnis standar disebut model investasi neoklasik (neoclassical model of investment).Model neoklasik mengkaji manfaat dan biaya bagi perusahaan untuk memiliki barang-barang modal.Model ini menunjukkan bagaimana tingkat investasi –tambahan persediaan modal- dikaitkan dengan produk marjinal modal, tingkat bunga, dan aturan perpajakan yang mempengaruhi perusahaan.

Untuk mengembangkan model ini, ada dua jenis perusahaan dalam perekonomian (sebagai contoh).Perusahaan produksi (production firms) menghasilkan barang dan jasa dengan menggunakan modal yang disewa.Perusahaan penyewaan (rental firms) membuat seluruh investasi dalam perekonomian; perusahaan ini membeli modal dan menyewakannya kepada perusahaan-perusahaan produksi. Kebanyakan perusahaan dalam perekonomian aktual melaksanakan kedua fungsi itu: mereka memproduksi barang dan jasa, dan menginvestasikan modal untuk produksi masa depan. Namun, analisa ini akan lebih sederhana jika memisahkan kedua aktivitas ini dengan membayakan aktivitas tersebut dilakukan dalam perusahaan yang berbeda.

Berikut adalah tiga variabel yang menggeser investasi :
1) Produk modal marjinal 
2) Tingkat bunga
3) Aturan pajak

Untuk melihat variabel apa yang mempengaruhi harga sewa ekuilibrium,  lihat fungsi produksi Cobb-Douglas sebagai pendekatan baik dari bagaimana perekonomian aktual mengubah modal dan tenaga  kerja menjadi barang dan jasa. Fungsi produksi Cobb-Douglas : 
Y = AKaL1-a di mana Y output, K modal, L tenaga kerja, dan a parameter 

Mengukur tingkat teknologi, dan A parameter antara 0 dan 1 yang mengukur bagian modal dari output. Harga sewa riil modal menyesuaikan untuk menyeimbangkan permintaan akan modal dan penawaran tetap.

Produk modal marjinal untuk fungsi produksi Cobb-Douglas adalah MPK = aA(L/K)1-a. Karena harga sewa riil sama dengan produk modal marjinal ekuilibrium, maka R/P = aA(L/K)1-a.  Ekspresi ini mengidentifikasi variabel yang menentukan harga sewa riil. Ia menunjukkan hal-hal berikut :

Semakin rendah persediaan modal, semakin tinggi harga sewa riil dari modal
Semakin besar jumlah tenaga kerja yang digunakan, semakin tinggi harga sewa riil dari modal
Semakin baik teknologi, semakin tinggi harga sewa riil dari modal.
Peristiwa yang mengurangi persediaan modal atau meningkatkan kesempatan kerja atau memperbaiki teknologi, menaikkan harga sewa riil ekuilibrium dari modal. Mari kita perhatikan manfaat dan biaya memiliki modal. Untuk tiap periode waktu di mana perusahaan menyewakan satu unit modal, perusahaan sewa menanggung tiga biaya :
1. Bunga pinjaman mereka, yang sama dengan harga pembelian satu unit modal PK dikali tingkat bunga, i, sehingga i PK.
2. Biaya kerugian atau keuntungan harga modal, dinotasikan  -DPK .
3. Penyusutan (Depresiasi) d didefinisikan sebagai pecahan nilai yang hilang per periode karena dipakai dan rusak, jadi d PK .

Jadi, jumlah biaya modal              = i PK - DPK + dPK or
            = PK (i - D PK/ PK + d)
Lalu, kita nyatakan biaya modal relatif terhadap barang lain dalam perekonomian. Biaya riil dari modal (real cost of capital)-biaya membeli dan menyewakan unit modal yang diukur dalam output perekonomian :
Biaya modal riil = (PK / P )(r + d), di mana r adalah tingkat bunga riil dan PK / P sama dengan harga modal relatif. Untuk menderivasi persamaan ini, kita asumsikan tingkat kenaikan harga barang secara umum sama dengan tingkat inflasi.
Perhatikan keputusan perusahaan penyewa apakah meningkatkan atau menurunkan persediaan modalnya. Untuk tiap unit modal, perusahaan mendapat penerimaan riil R/P dan menanggung biaya riil (PK / P )(r + d). 
Laba riil per unit modal :
      Tingkat Laba = Penerimaan - Biaya
                =     R/P  - (PK / P )(r + d)
Karena harga sewa riil sama dengan produk modal marjinal, kita dapat menulis tingkat laba sebagai
  Tingkat Laba = MPK - (PK / P )(r + d)
Perubahan persediaan modal, disebut investasi neto (net investment)  bergantung pada perbedaan antara MPK dan biaya modal. Jika MPK melebihi biaya modal, perusahaan akan menambah persediaan modal. Jika MPK kurang dari biaya modal, mereka membiarkan persediaan modal mereka mengecil, sehingga :
DK = In [MPK - (PK / P )(r + d)],
Di mana In ( ) adalah fungsi yang menunjukkan berapa banyak investasi neto merespons terhadap insentif investasi.

FUNGSI INVESTASI
Kita sekarang dapat menderivasi fungsi investasi dalam model investasi neoklasik. Jumlah pengeluaran pada investasi tetap bisnis adalah jumlah investasi neto dan penggantian modal yang menyusut.  
Fungsi investasi adalah:

Perhatikan investasi tetap bisnis meningkat ketika tingkat bunga menurun sehingga kemiringan ke bawah dari fungsi investasi. Juga pergeseran ke luar pada fungsi investasi mungkin akibat dari kenaikan produk modal marjinal.

Akhirnya, kita lihat apa yang terjadi ketika penyesuaian persediaan modal ini berlanjut sepanjang waktu. Jika produk marjinal mulai di atas biaya modal, persediaan modal akan naik dan produk marjinal akan turun. Jika produk modal marjinal mulai di bawah biaya modal, persediaan modal akan turun dan produk marjinal akan naik.  
Akhirnya, ketika persediaan modal menyesuaikan, MPK mendekati biaya modal. Ketika persediaan modal mencapai tingkat kondisi mapan, kita dapat menulis :
MPK = (PK / P )(r + d).
Jadi, dalam jangka panjang, MPK sama dengan biaya modal riil. kecepatan penyesuaian menuju kondisi mapan bergantung berapa cepat perusahaan menyesuaikan persediaan modal mereka, yang lalu bergantung pada seberapa besar biaya untuk membangun, mengirimkan dan memasang modal baru.
Pembuat kebijakan sering mengubah aturan tentang pajak pendapatan perusahaan untuk mendorong investasi atau paling tidak memitigasi (mengurangi) disinsentif yang ditimbulkan pajak. Kredit pajak investasi (Investment Tax Credit) adalah provisi pajak yang mengurangi pajak perusahaan sebesar jumlah tertentu untuk tiap dollar yang dibelanjakan untuk barang modal.

Karena perusahaan menutupi sebagian investasi barang modalnya dalam bentuk pajak lebih rendah, kredit ini mengurangi harga pembelian efektif dari unit modal P. Istilah saham (Stock) mengacu pada bagian kepemilikan perusahaan, dan pasar saham (Stock Market) adalah pasar di mana saham-saham ini diperdagangkan. Ekonom pemenang hadiah Nobel “James Tobin” menyatakan perusahaan mendasarkan keputusan investasi mereka pada rasio berikut, yang sekarang disebut  q Tobin :
 
Pembilang q Tobin adalah nilai modal perekonomian yang ditentukan oleh pasar saham. Penyebutnya adalah harga modal jika dibeli hari ini. Tobin beralasan investasi neto sebaiknya bergantung pada apakah q lebih besar atau kurang dari 1. Jika q >1, maka perusahaan bisa meningkatkan nilai persediaan mereka dengan meningkatkan modal, dan jika q < 1, pasar saham menghargai modal kurang dari biaya penggantiannya dan lalu, perusahaan tak akan mengganti persediaan modalnya bila telah dipakai. q Tobin mengukur profitabilitas masa depan yang diharapkan sebagaimana profitabilitas masa ini.
Ringkasan Investasi Tetap Bisnis
1. Tingkat bunga lebih tinggi meningkatkan biaya modal dan mengurangi investasi tetap bisnis.
2. Perbaikan teknologi dan kebijakan pajak, seperti pajak pendapatan perusahaan dan kredit pajak investasi, menggeser fungsi investasi-tetap bisnis.
3. Selama booming, kesempatan kerja lebih tinggi meningkatkan MPK dan karenanya, meningkatkan investasi tetap bisnis.

B. INVESTASI RESIDENSIAL
Meliputi  rumah baru yang dibeli untuk tempat tinggal atau untuk disewakan. Kita sekarang akan memperhatikan penentu investasi residensial dengan melihat pada model sederhana dari pasar perumahan. Investasi residensial mencakup pembelian rumah baru baik oleh orang yang akan menempatinya atau menyewakannya pada orang lain. 
Ada dua bagian dari model :
Pasar untuk persediaan rumah yang ada menentukan harga rumah ekuilibrium.
Harga rumah menentukan aliran investasi residensial.
Harga relatif rumah disesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan atas stok rumah yang ada. Harga relatif lalu menentukan investasi residensial, aliran perumahan baru yang perusahaan konstruksi bangun.
Ekuilibrium Saham dan Penawaran Aliran Investasi
                 SAHAM RUMAH PENAWARAN RUMAH BARU

PERUBAHAN PERMINTAAN RUMAH
Ketika permintaan rumah bergeser, harga ekuilibrium rumah berubah dan perubahan ini lalu mempengaruhi investasi residensial. Kenaikan permintaan rumah mungkin karena turunnya tingkat bunga, meningkatkan harga rumah dan investasi residensial.
       SAHAM RUMAH PENAWARAN RUMAH BARU


RINGKASAN INVESTASI RESIDENSIAL
Kenaikan tingkat bunga meningkatkan biaya peminjaman bagi pembeli rumah dan mengurangi investasi perumahan residensial.
Kenaikan populasi dan kebijakan pajak menggeser fungsi investasi-perumahan residensial.
Dalam booming, pendapatan lebih tinggi meningkatkan permintaan akan rumah dan meningkatkan investasi residensial.

C. INVESTASI PERSEDIAAN
Meliputi barang-barang bisnis yang ditaruh di gudang, termasuk bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi. Investasi persediaan, barang-barang yang disimpan perusahaan di gudang, pada saat sama dapat diabaikan dan memiliki signifikansi besar. Ini adalah salah satu komponen terkecil dari pengeluaran tapi volatilitasnya membuatnya penting dalam studi fluktuasi ekonomi.

ALASAN MENYIMPAN PERSEDIAAN
Ketika sales tinggi, perusahaan memproduksi kurang sehingga ia menjual dan mengambil barang dari persediaan. Ini disebut pemerataan produksi (production smoothing). Menyimpan persediaan memungkinkan perusahaan beroperasi lebih efisien. Jadi, kita dapat memandang persediaan sebagai faktor produksi (inventories as a factor of production). Juga, perusahaan tak ingin kekurangan barang ketika penjualan tiba-tiba melonjak. Ini disebut pencegahan kehabisan barang (stock-out avoidance). Terakhir, jika barang baru selesai sebagian, komponen masih dihitung dalam persediaan, dan disebut, barang dalam proses (work in process).

Model percepatan (accelerator model) berasumsi perusahaan menyimpan persediaan yang proporsional dengan tingkat output perusahaan. Jadi, jika N adalah persediaan perekonomian dan Y adalah output, maka
N = b Y
di mana b adalah parameter yang menunjukkan berapa banyak persediaan yang perusahaan ingin simpan sebagai proporsi dari output.
Contoh : Jika suatu produk disuatu perusahaan mempunyai out put 10.000 pcs perbulan dan b yang diinginkan perusahaan adalah 0.5 maka persediaan yang tercipta adalah
N = b.Y
N = 0.5 x 10.000 = 5000 pcs
Maka persediaannya adalah 500 pcs setiap bulan

Standar persediaan yang ditentukan perusahaan biasanya berdasarkan faktor2 sbb; 
1. Lama tidaknya proses produksi suatu barang
2. Asal material dari Import atau Lokal
3. Status barang laku keras atau tidak
4. Tingkat kesulitan proses pembuatan barang
Penjelasan ringkasnya jika barang yang dimaksud prosesnya lama kemudian materialnya Import, out put nya banyak / laku keras di pasaran dan tingkat kesulitan pembuatannya juga tinggi maka persediannya harus tinggi dan sebaliknya.
Investasi persediaan I adalah perubahan persediaan DN. Oleh karenanya,
I = DN = b DY

Ini mengandung pengertian jika out put mengalami perubahan maka otomatis persediaan juga akan berubah.
Model percepat memprediksi bahwa investasi persediaan adalah proporsional terhadap perubahan output. 

Ketika output naik, perusahaan ingin menyimpan lebih banyak persediaan, sehingga investasi persediaan tinggi. 
Ketika output turun, perusahaan ingin menyimpan lebih sedikit persediaan, sehingga mereka membiarkan persediaan mereka menurun, dan investasi persediaan adalah negatif. 

Model ini mengatakan bahwa investasi persediaan bergantung pada apakah perekonomian tumbuh dengan cepat atau melambat. Seperi komponen lain dari investasi, investasi persediaan bergantung pada tingkat bunga riil. Ketika menyimpan barang dalam persediaan dan menjualnya besok bukannya sekarang, perusahaan kehilangan bunga yang dapat diperoleh antara hari ini dan besok. Jadi, tingkat bunga riil mengukur biaya oportunitas menyimpan persediaan. Ketika tingkat bunga naik, menyimpan persediaan menjadi lebih mahal, sehingga perusahaan yang rasional mencoba mengurangi persediaan mereka. Oleh karena itu, kenaikan tingkat bunga riil menekan investasi persediaan.

RINGKASAN INVESTASI PERSEDIAAN
Tingkat bunga lebih tinggi meningkatkan biaya menyimpan persediaan dan mengurangi investasi persediaan.
Menurut model percepatan, perubahan output menggeser fungsi investasi persediaan.
Output lebih tinggi selama booming meningkatkan persediaan yang perusahaan ingin simpan, meningkatkan investasi persediaan.



BAB III
KESIMPULAN
Produk marjinal modal menetukan harga sewa riil modal. Tingkat bunga riil, tingkat penyusutan, dan harga relatif barang-barang modal menentukan biaya modal. Menurut model neoklasik, perusahaan-perusahaan berinvestasi jika harga sewa lebih besar dari biaya modal, dan mereka melakukan disinvestasi juka harga kurang dari biaya modal.
Model neoklasik menyatakan bahwa investasi bergantung ada q Tobin, rasio dari nilai pasar modal terpasang terhadap biaya penggantinya. Rasio ini mencerminkan kemampuan sekarang dan masa depaan dari modal. Semakin tinggi q, semakin besar nilai pasar modal terpasang relatif terhaadap biaya penggantinya, dan semaakin besar intensif untuk investasi.
Berlawanan dengan asumsi model neoklasik, perusahaan tidaak dapat selalu memperoleh dana untuk mendanai investasi. Batasan pendanaan membuat investasi sensitif terhadap arus kas sekarang perusahaan.
Investasi residensial bergantung pada harga relatif rumah. Harga rumah sebaliknya bergantung pada permintaan rumah dan penaawaaran rumah saaat ini. Kenaikan dalam permintaan rumah, misalnya karena turunnya tingkat bunga, meningkatkan harga rumah dan investasi residensial.
Perusahaan mempunyai berbagai motif untuk menyimpan persediaan: memperlancar produksi, menggunakannya sebagaai faktor produksi, menghindari kehabisan barang, dan menyimpan barang setengah jadi. Salah satu model investasi pesediaan yang bekerja dengaan baik tanpa menerima motif tertentu adalah model percepataan. Menurut moodel ini, persediaan bergantung pada tingkat GDP, dan investasi persediaan bergaantung pada perusahaan dalam GDP. 



DAFTAR PUSTAKA

Budiono. 1985. Teori - Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta. BPFE.
Richard G.lipsey, peter O.Steiner, Pengantar Ilmu Ekonomi Jilid 1,2.Edisi ke enam, Jakarta. Rineka Cipta
Sadono Sukirno. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Bina Grafika
Soediyono R, 1981. Ekonomi Makro Jilid 1,2. Yogyakarta. Liberty.
Samuelson. 1982. Ekonomi Makro. Jakarta. Erlangga
................,. 1985. Ekonomi Jilid 2. Jakarta. Erlangga
Winardi. 1987. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Bandung. Alumi  

Mankiw, N. Gregory. 2000.  Teori Makro Ekonomi. Edisi ke empat. Jakarta. Erlangga

*Sumber: https://www.academia.edu/34682161/MAKALAH_TEORI_INVESTASI

Contoh Makalah Teori Investasi

Tag : Ekonomi Makro
0 Komentar untuk "Teori Investasi"

Back To Top