Contoh Makalah Pidato

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Berbicara yang akan dapat meningkatkan kualitas eksistensi (keberadaan)di tengah tengah orang lain, bukanlah sekadar berbicara, tetapi berbicara yang menarik (atraktif), bernilai informasi (informatif), menghibur (rekreatif), dan berpengaruh (persuasif). Dengan kata lain, manusia mesti berbicara berdasarkan seni berbicara yang dikenal dengan istilah retorika. Retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh seseorang kepada sejumlah orang secara langsung bertatap muka. Oleh karena itu, istilah retorika seringkali disamakan dengan istilah pidato.

Pada saat berpidato sudah dapat dipastikan bahwa akan terjadi hubungan antara yang berpidato dengan orang yang diberi pidato. Oleh sebab itu maka yang berpidato ( berbicara ) hendaknya mempersiapkan dirinya dengan sebaik – baiknya, agar tercapai apa yang diharapkan. Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang – orang yang mendengarkan pidato tersebut. Kemampuan berpidato ( berbicara ) yang baik di depan public / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.

1.2. Rumusan Masalah
Dan dalam Makalah ini akan disuguhkan semua yang berkaitan dengan pidato yakni :
1. Apa pengertian pidato ?
2. Apa fungsi pidato ?
3. Apa saja jenis–jenis pidato ?
4. Apa saja kerangka susunan pidato ?
5. Bagaimanakah langkah – langkah penyusunan pidato ?
6. Bagaimana persiapan sebelum melakukan pidato ?
7. Apa saja hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pidato ?

1.3. Tujuan
Tujuan dari disusunnya makalah ini, untuk mengetahui dan mempelajari lebih dalam mengenai pidato serta sistematika penyusunannya, cara penyampaiannya dll.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pidato 
“Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak.Pidato juga berarti kegiatan seseorang yang dilakukan di hadapan orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai alatnya” ( Wirajaya, 2008:123 ).
Berpidato pada dasarnya merupakan kegiatan mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata (lisan) yang ditujukan kepada orang banyak dalam sebuah forum.Seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar,pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya.

Contoh Makalah Pidato

Menurut Emha Abdurrahman dalam bukunya teknik dan pedoman berpidato, pidato adalah penyampaian uraian secara lisan tentang sesuatu hal(masalah) dengan mengutarakan keterangan sejelas-jelasnya di hadapan massa atau orang yang banyak pada suatu waktu tertentu.

Namun, dalam abad modern ini saluran-saluran berpidato tidak terbatas kepada pidato secara langsung di depan massa melainkan bisa menggunakan saluran-saluran lain, misalnya pidato di saluran radio, saluran televisi, atau rekaman pada kaset.

B. Fungsi Pidato
Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini : 
1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan yang disarankan dengan suka rela, 
2. Menyampaikan informasi dan atau suatu pemahaman kepada  pendengarnya, 
3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga  orang lain senang dan puas dengan ucapan yang disampaikan, 
4. Mendidik, 
5. Propaganda, 
6. Penyambung lidah seseorang. 

Dengan melihat beberapa fungsi pidato diatas maka seseorang dapat dengan lebih jelas menentukan sikap pada saat akan atau ketika sedang berpidato, bahkan dengan mengetahui manfaat tersebut seseorang yang berpidato dapat mengukur sendiri, apakah pidato yang di bawakan nya itu berhasil ataukah gagal.

C. Jenis-Jenis Pidato 
Berdasarkan sifat dan Isi Pidato, jenis-jenis Pidato dibedakan atas:
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh  pembaca acara atau mc (master of ceremony). 
2. Pidato Pengarahan adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan. 
3. Pidato Sambutan adalah pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian adalah pidato yang dilakukan oleh seseorang yang berpengaruh ketika akan meresmikan sesuatu. 
5. Pidato Laporan adalah pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan. 
6. Pidato Pertanggungjawaban adalah pidato yang berisi suatu laporan   pertanggungjawaban terhadap suatu kegiatan tertentu
( Wirajaya,2008:180 )


Berdasarkan ada tidaknya persiapan yang dilakukan sebelum melakukan pidato, jenis-jenis pidato dibedakan atas:
1. Pidato Impromptu (serta merta) yaitu pidato yang dilakukan secara tiba-tiba, spontan, tanpa persiapan sebelumnya. Misalkan apabila seseorang menghadiri pesta dan tiba-tiba dipanggil untuk menyampaikan pidato maka pidato yang disampaikan itu adalah pidato jenis impromptu.
Keuntungan:
Lebih mengungkapkan perasaan pembicara yang sebenarnya,karena pembicara tidak sempat lebih dalam memikirkan apa yang akan ia sampaikan. 
Gagasan datang secara spontan, sehingga tampak segar dan hidup. 
Memungkinkan Pembicara terus berpikir.
Kerugian:
Dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah, karena dasar pengetahuan yang tidak memadai. 
Mengakibatkan penyampaian yang tidak lancar dan tersendat-sendat. 
Biasanya gagasan yang disampaikan bisa acak-acakan dan ngawur. 
Pembicara kemungkinan besar biasanya demam panggung.

2. Pidato Manuskrip yaitu pidato dengan naskah. Di sini tidak berlaku istilah ‘menyampaikan pidato’ tapi ‘membacakan pidato’.Karena pembicara akan membacakan pidato dari awal sampai akhir.Jenis pidato ini sangat perlu dilakukan, jika isi pidato yang akan disampaikan tidak boleh terdapat kesalahan. Misalnya, ketika seseorang diminta untuk melaporkan keadaan keuangan, berapa pemasukan, dari mana saja sumbernya, dan berapa pengeluaran serta untuk apa uang dikeluarkan, orang tersebut perlu menuliskannya dalam bentuk naskah dan baru kemudian membacakan nya. Manuskrip juga sangat dibutuhkan oleh tokoh nasional, sebab kesalahan sedikit saja dapat menimbulkan kekacauan nasional.
Keuntungan:
Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya sehingga dapat menyampaikan arti yang tepat dan pernyataan yang gamblang, 
Pernyataan dapat dihemat, karena manuskrip dapat disusun kembali, 
Kefasihan bicara dapat dicapai karena kata-kata sudah disiapkan, 
Hal-hal yang ngawur atau menyimpang dapat dihindari,
Manuskrip dapat diterbitkan atau diperbanyak.
Kerugian:
Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak berbicara langsung kepada mereka, 
Pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik karena ia lebih berkonsentrasi pada teks pidato, sehingga akan kehilangan gerak dan bersifat kaku, 
Umpan balik dari pendengar tidak dapat mengubah,memperpendek atau memperpanjang pesan, 
Pembuatannya lebih lama.

3. Pidato Memoriter yaitu pesan pidato yang ditulis dalam bentuk naskah kemudian dihafalkan kata demi kata. 
Keuntungan:
Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya karena memiliki persiapan yang baik, 
Jika mampu menghafalnya pidato akan lancar,
Gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian.
Kerugian:
Pidato tampak datar dan monoton, sehingga pembicara tidakakan mampu menarik perhatian hadirin, 
Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara beralih pada usaha untuk mengingat kata-kata, 
Memerlukan banyak waktu persiapan

4. Pidato Ekstemporan yaitu pidato yang telah dipersiapkan sebelumnya berupa garis-garis besar (outline) dan pokok penunjang pembahasan (supporting points), tetapi pembicara tidak berusaha mengingatnya kata demi kata. Pidato jenis ini adalah pidato yangpaling baik dan paling sering digunakan oleh pembicara yang telah mahir dan berpengalaman.Out-line hanya merupakan pedoman untuk mengatur gagasan yang ada dalam pikiran pembicara.
Keuntungan:
Komunikasi pendengar dan pembicara lebih baik karena pembicara berbicara langsung kepada pendengar atau khalayaknya, 
Pesan dapat fleksibel untuk diubah sesuai dengan kebutuhandan penyajiannya lebih spontan. 
Kerugian:
Memerlukan latihan yang intensif bagi pembicaranya
Kemungkinan menyimpang dari garis besar besar sangatbesar, 
Kefasihan bias terhambat karena kesukaran memilih kata-kata

Berdasarkan tujuan pokok pidato yang disampaikan, jenis- jenis pidato dibedakan atas: 

1. Pidato Informatif(memberitahu /mengabarkan) adalah pidato yang tujuan utamanya untuk menyampaikan informasi agar orang menjadi tahu tentang sesuatu. Reaksi yang diinginkan adalah adanya pengertian dan pemahaman pendengar atas informasi yang disampaikan.
2. Pidato Persuasif (mendorong/mengajak) adalah pidato yang tujuan utamanya membujuk atau mempengaruhi orang lain agar mau menerima ajakan yang disarankan secara sukarela bukan dengan sukar rela. Reaksi yang diinginkan adalah membangkitkan emosi agar pendengar dapat menyetujui atau meyakini dan mungkin membangkitkan timbulnya tindakan tertentu pada pendengar.
3. Pidato Rekreatif (menghibur) adalah pidato yang tujuan utamanya adalah menyenangkan atau menghibur orang lain.Reaksi yang diinginkan adalah terhiburnya pendengar sehingga muncul suatu kegembiraan.( Dwiatmana, 2006:174 )

Namun demikian, perlu disadari bahwa dalam kenyataannya ketiga jenis pidato ini tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling melengkapi satu sama lain. Perbedaan di antara ketiganya semata-mata hanya terletak pada titik berat (emphasis) tujuan pokok pidato.

D. Kerangka Susunan Pidato 
Skema susunan suatu pidato yang baik :
1. “Pembukaan dengan salam pembuka,
Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
2. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll. 
3. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll) “ ( Dwiatmana, 2006:105 ).

E. Langkah-Langkah Penyusunan Pidato
Sebelum berpidato, berdakwah, atau berceramah, seseorang harus mengetahui lebih dulu apa yang akan disampaikan dan tingkah laku apa yang diharapkan dari khalayak; bagaimana akan mengembangkan topik bahasan.Dengan demikian, dalam tahap persiapan pidato, ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu: (1) Memilih Topik dan Tujuan Pidato dan (2)Mengembangkan Topik Bahasan.

1. Memilih Topik dan Tujuan Pidato
Seringkali seseorang menjadi bingung ketika harus mencari topik yang baik, seakan-akan dunia ini kekeringan bahan pembicaraan, seakan-akan dirinya tidak memiliki keahlian apa-apa. Jangan bingung, karena sebenarnya setiap orang memiliki keahlian masing-masing, hanya diri seringkali tidak menyadarinya. Hal yang akan menjadi masalah bagi seseorang ketika harus berpidato adalah jika orang itu memaksakan diri berbicara tentang persoalan yang tidak di kuasai nya, hal yang tidak dipahaminya.

1.1. Kriteria Topik yang Baik
Untuk menentukan topik yang baik, seseorang dapat menggunakan ukuran-ukuran sebagai berikut: 
Topik Harus Sesuai dengan Latar Belakang Pengetahuan Pembicara
Topik Harus Menarik Minat Pembicara
Topik Harus Menarik Minat Pendengar
Topik Harus Sesuai dengan Pengetahuan Pendengar
Topik Harus Jelas Ruang Lingkup dan Pembatasannya
Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi
Topik harus dapat ditunjang dengan bahan yang lain

1.2. Merumuskan Judul Pidato 
Hal yang erat kaitannya dengan topik adalah judul. Bila topik adalah pokok bahasan yang akan diulas, maka judul adalah nama yang diberikan untuk pokok bahasan itu. Seringkali judul telah dikemukakan lebih dahulu kepada khalayak, karena itu judul perlu dirumuskan terlebih dahulu. Judul.yang baik harus memenuhi tiga syarat, yaitu : relevan, provokatif, dan singkat.Relevan artinya ada hubungannya dengan pokok-pokok bahasan; Provokatif artinya dapat menimbulkan hasrat ingin tahu dan antusiasme pendengar;Singkat berarti mudah ditangkap maksudnya, pendek kalimatnya, dan mudah diingat.

1.3. Menentukan Tujuan Pidato 
Ada dua macam tujuan pidato, yakni: tujuan umum dan tujuan khusus.Tujuan umum pidato biasanya dirumuskan dalam tiga hal: memberitahukan (informatif), mempengaruhi (persuasif), dan menghibur (rekreatif). Tujuan khusus ialah tujuan yang dapat dijabarkan dari tujuan umum. Tujuan khusus bersifat konkret dan sebaiknya dapat diukur tingkat pencapaiannya atau dapat dibuktikan segera.

2. Teknik Mengembangkan Pokok Bahasan
Bila topik yang baik sudah ditemukan, maka yang diperlukan adalah keterangan untuk menunjang topik tersebut. Keterangan penunjang (supporting points) dipergunakan untuk memperjelas uraian, memperkuat kesan, menambah daya tarik, dan mempermudah pengertian. Ada enam  macam teknik pengembangan bahasan dalam berpidato antara lain: 
1. Penjelasan: Penjelasan adalah memberikan keterangan terhadap istilah atau kata-kata yang disampaikan. Memberikan penjelasan dapat dilakukan dengan  cara memberikan pengertian atau definisi.

2. Contoh. Contoh adalah upaya untuk mengkonkretkan gagasan, sehingga lebih mudah untuk dipahami.

3. Analogi: Analogi adalah perbandingan antara dua hal atau lebih untuk menunjukkan persamaan atau perbedaannya. Ada dua macam analogi: analogi harfiah dan analogi kiasan. Analogi harfiah (literal analogy)adalah perbandingan di antara objek-objek dari kelompok yang sama, karena adanya persamaan dalam beberapa aspek tertentu. 

4. Testimoni: Testimoni ialah pernyataan ahli yang dikutip untuk menunjang pembicaraan pembicara. Pendapat ahli itu dapat diambil dari pidato seorang ahli, tulisan di surat kabar, acara televisi, dan lain-lain, termasuk kutipan dari kitab suci, hadits, dan sejenisnya.

5. Statistik: Statistik adalah angka-angka yang dipergunakan untuk menunjukkan perbandingan kasus dalam jenis tertentu. Statistik diambil untuk menimbulkan kesan yang kuat, memperjelas, dan meyakinkan.Statistik. Statistik adalah angka-angka yang dipergunakan untuk menunjukkan perbandingan kasus dalam jenis tertentu. Statistik diambil untuk menimbulkan kesan yang kuat, memperjelas, dan meyakinkan.

6. Perulangan: Perulangan adalah menyebutkan kembali gagasan yang sama dengan kata-kata yang berbeda. Perulangan berfungsi untuk menegaskan dan mengingatkan kembali.

2.1. Teknik Menyusun Pesan Pidato
H.A. Overstreet, seorang ahli ilmu jiwa untuk mempengaruhi manusia, berkata, “let your speech march”. Suruh pidato Anda berbaris tertib seperti barisan tentara dalam suatu pawai. Pidato yang tersusun tertib (well- organized) akan menciptakan suasana yang favorable, membangkitkan minat,memperlihatkan pembagian pesan yang jelas, sehingga memudahkan pengertian, mempertegas gagasan pokok, dan menunjukkan perkembangan pokok-pokok pikiran secara logis. Pengorganisasian pesan dapat dilihat menurut isi pesan itu sendiri atau dengan mengikuti proses berpikir manusia.Yang pertama disebut organisasi pesan (messages organization) dan yang kedua disebut pengaturan pesan (message arrangement).


2.2. Organisasi Pesan 
Organisasi pesan dapat mengikuti enam macam urutan (sequence),  yaitu : deduktif ,induktif, kronologis, logis, spasial, dan topikal.  Urutan deduktif dimulai dengan menyatakan dulu gagasan utama, kemudian  memperjelasnya dengan keterangan penunjang, penyimpulan, dan bukti.  Urutan induktif dikemukakan perincian-perincian dan kemudian menarik  kesimpulan. Jika seseorang menyatakan dulu mengapa perlu menghentikan  kebiasaan merokok, lalu menguraikan alasan-alasannya, berarti orang tersebut menggunakan urutan deduktif. Tetapi bila seseorang menceritakan sekian banyak contoh dan pernyataan dokter tentang akibat buruk merokok dan kemudian menyimpulkan bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan, maka orang tersebut menggunakan urutan induktif.

Urutan kronologis, pesan disusun berdasarkan urutan waktu terjadinya peristiwa.Urutan logis, pesan disusun berdasarkan sebab ke akibat atau dari akibat ke sebab. Bila Anda menjelaskan proses kekufuran dari sebab-sebabnya lalu ke gejala-gejalnya, maka anda mengikuti urutan logis dari sebab ke akibat.Urutan spasial, pesan disusun berdasarkan tempat. Cara ini dipergunakan jika pesan berhubungan dengan subjek geografis atau keadaan fisik lokasi.Urutan topikal, pesan disusun berdasarkan topik pembicaraan: klasifikasinya, dari yang penting ke yang kurang penting, dari yang mudah ke yang sukar, dari yang dikenal ke yang asing.

2.3. Membuat Garis-garis Besar Pidato 
Garis-garia besar (out-line) pidato merupakan pelengkap yang amat berharga bagi pembicara yang berpengalaman dan merupakan keharusan bagi pembicara yang belum berpengalaman. Garis besar pidato ibarat peta bumi bagi komunikator yang akan memasuki daerah kegiatan retorika. Peta ini memberikan petunjuk dan arah yang akan dituju. Garis besar yang salah akan mengacaukan “perjalanan” pembicaraan, dan garis besar yang teratur akan menertibkan “jalannya” pidato.

Garis-garis besar pidato yang baik terdiri dari tiga bagian: pengantar, isi, dan penutup. Dengan menggunakan urutan bermotif dari Alan H.Monroe, dapat dibagi menjadi lima bagian: perhatian, kebutuhan, pemuasan,visualisasi, dan tindakan. Perhatian ditempatkan pada pengantar; kebutuhan,pemuasan, dan visualisasi ditempatkan pada isi; dan tindakan ditempatkan pada penutup pidato.

F. Persiapan Pidato 
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut ini :

1.Mengetahui wawasan pendengar pidato secara umum
2.Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3.Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
4.Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
5.Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb ( Wirajaya, 2008:124 ).

G. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Berpidato
Berpidato yang baik harus memperhatikan beberapa syarat, diantaranya : 
1. Berbusana yang sopan dengan melihat situasi, macam latar belakang pendengarnya, acara yang akan disuguhkan panitia. 
2. Pergunakan bahasa yang sopan dan komunikatif sesuai dengan tingkat bahasa pendengarnya. Pergunakan bahasa baku jika berpidato dalam forum resmi, misalnya : seminar, rapat, sidang dsb.
3. Materi pidato harus sesuai dengan yang diinginkan pendengar. Jangan menggunakan materi yang justru bertentangan dengan kemauan, adat,norma, agama atau tatanan yang dianut oleh masyarakat pendengar.
4. Penampilan harus dengan rasa percaya diri, tidak minder rendah diri,takut, bingung atau grogi. Jangan memvonis pendengar dengan memaksakan pendapat atau kehendak.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai alatnya.
2. Fungsi Pidato antara lain: mempengaruhi orang lain, menyampaikan informasi dan atau suatu pemahaman, menghibur, mendidik, propaganda,penyambung lidah seseorang.
3. Jenis-Jenis Pidato 
Berdasarkan sifat dan isi Pidato, jenis-jenis Pidato dibedakan atas: Pidato Pembukaan, Pidato Pengarahan, Pidato Sambutan, Pidato Peresmian, Pidato Laporan, dan Pidato Pertanggungjawaban, 
Berdasarkan ada tidaknya persiapan yang dilakukan sebelum melakukan pidato, jenis-jenis pidato dibedakan atas: Pidato Impromptu (serta merta), Pidato Manuskrip, Pidato Memoriter, dan Pidato Ekstemporan. 
Berdasarkan tujuan pokok pidato yang disampaikan, jenis-jenis pidato dibedakan atas: Pidato Informatif, Pidato Persuasif, dan Pidato Rekreatif. 
4. Kerangka Susunan Pidato adalah pembukaan dengan salam pembuka,pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi, Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll, penutup(kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)
5. Langkah – langkah penyusunan pidato ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu: (1) Memilih Topik dan Tujuan Pidato dan (2)Mengembangkan Topik Bahasan.
6. Dalam melakukan pidato sebaiknya mengadakan persiapan antara lain seperti: Mengetahui wawasan pendengar pidato secara umum, mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan, menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti, mengetahui jenis pidato dan temaacara, menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.
7. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Berpidato diantaranya : berbusana yang sopan dengan melihat situasi, macam latar belakang pendengarnya,acara yang akan disuguhkan panitia; pergunakan bahasa yang sopan dan komunikatif sesuai dengan tingkat bahasa pendengarnya; materi pidato harus sesuai dengan yang diinginkan pendengar; penampilan harus denganrasa percaya diri, tidak minder rendah diri, takut, bingung atau grogi.

B. Saran
Untuk menunjang kesuksesan, hendaknya kita juga menguasai kemampuan berpidato yang baik dan tepat sasaran akan mempermudah penyampaian tujuan pidato yang kita inginkan.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008.Pengertian Pidato, Tujuan, Sifat, Metode, Susunan dan Persiapan Pidato  Sambutan.  http://organisasi.org/pengertian-pidato-tujuan-sifat- metode susunan-dan-persiapan-pidato-sambutan (diakses tanggal 25 November  2012) 
Anonim. 2010. Jenis Pidato.http:// archevn.hos t22.com/page4.htm l (diakses tanggal 25 November 2012) 
Anonim. 2010. Langkah-langkah Menyusun Pidato http://palakacomputer.blogspot.com/2010/01/langkah-menyusun-pidato.html (diakses tanggal 25 November 2012) 
Dwiatmana, Edy dkk.2006.Bahasa dan Sastra Indonesia.Semarang: Semarang Pemerintah Kota.
Wirajaya, Asep Yudha dan Sudarmawati.2008.Berbahasa dan Bersastra Indonesia.Surakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional



*Sumber: https://www.academia.edu/21863084/Makalah_Pidato
Tag : Lainnya
0 Komentar untuk "Contoh Makalah Pidato"

Back To Top