Berbagai Cara Mengeringkan Benih

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Benih merupakan faktor utama dalam melakukan budidaya. Benih bermutu dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: benih bermutu secara genetis, benih bermutu secara fisiologis, dan benih bermutu secara fisik. Benih bermutu secara genetis merupakan benih yang berasal dari benih murni dari spesies yang dapat menunjukkan identitas secara genetis, produksi tinggi, tahan terhadap penyakit, respons terhadap pemupukan beradaptasi baik pada lingkungan. Benih bermutu secara fisiologis adalah benih yang mempunyai daya tumbuh tinggi, percepatan perkecambahannya tinggi dan viabilitas tinggi. Benih bermutu secara fisik merupakan benih berkualitas yang ditunjukkan berdasarkan kualitas fisiknya.

Kondisi benih yang disimpan tidak akan selamanya baik, dalam beberapa waktu penyimpanan benih akan mengalami deteriorasi benih. Deteriorasi benih atau kemunduran benih adalah mundurnya mutu fisiologis benih yang menimbulkan perubahan menyeluruh di dalam benih, baik fisik, fisiologi maupun kimiawi yang mengakibatkan menurunnya viabilitas dan vigor benih. sehingga, diperlukannya penanganan benih yang tepat setelah panen, seperti pengeringan yang merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam mempertahankan mutu fisik dan fisiologis benih. 

Pengeringan terhadap benih merupakan suatu cara untuk mengurangi kandungan air di dalam benih dengan tujuan agar benih dapat disimpan lama. Pengeringan benih dapat terjadi sebelum benih tersebut dipanen. Hal ini terjadi bila kemasakan benih terjadi pada saat cuaca panas/musim kemarau. Benih bersifat higroskopis sehingga jika benih diletakkan di dalam ruangan dengan RH rendah, makan benih akan kehilangan air dan begitu juga sebaliknya.

2. Permasalahan
a. Apakah pengertian benih?
b. Bagaimana cara-cara pengeringan benih?
c. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengeringkan benih?

3. Tujuan
Tujuan dari ditulisnya makalah ini adalah:
a. Untuk mengetahui pengertian pengeringan benih.
b. Untuk mengetahui cara-cara pengeringan benih.
c. Untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengeringkan benih.



BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pengeringan Benih
Pengeringan benih adalah suatu cara untuk mengurangi kandungan air di dalam benih, dengan tujuan agar benih dapat disimpan lama. Kandungan air benih sangat menentukan lamanya penyimpanan. Sebagai contoh benih kedelai dengan kandungan air 15% (atas dasar berat basah) tidak aman untuk disimpan. Pada 14% hanya disimpan bila temperatur rendah, tetapi pada 13% ia dapat disimpan selama setahun. Pada kandungan air 12% yang menjadi mutu pasaran ia bertahan selama 3 tahun , sedangkan pada 10% benih kedelai akan dapat bertahan selama 4 tahun. Pada umumnya penyimpanan sampai lima tahun membutuhkan penurunan kandungan air sebanyak 2% dari kandungan air untuk penyimpanan setahun  (Soedarsono, 1974).

2. Cara-Cara Pengeringan Benih
Penjemuran biji dengan panas sinar matahari merupakan salah satu cara pengeringan yang paling sederhana dan umum dilakukan oleh para petani di Indonesia. Pada benih-benih tertentu pengeringan tidak bisa dilakukan secara langsung. Misal benih tomat harus melalui perlakuan pendahuluan dengan pemeraman yang tujuannya untuk memisahkan biji dari bahan-bahan yang melapisinya, barulah setelah itu biji dicuci bersih dan dapat dikeringkan. Pengeringan dapat dilakukan dengam memakai suatu alat pengering (Articial drying) atau dengan penjemuran di bawah sinar matahari (sun drying).

Untuk pengeringan biji yang dipergunakan sebagai sebagai benih harus diperhatikan temperatur udara sebaiknya antara 32o - 43o C (90o – 110o F). Bila pada pengeringan benih digunakan temperatur udara yang tinggi maka pengeringan akan berlangsung cepat. Tetapi pada gabah pengeringan yang terlalu cepat mengakibatkan timbulnya retak-retak atau “sun cracking” karena tenperatur di bawah sinar matahari langsung di daerah tropis dapat mencapai di atas 160o F (71o C). pada beberapa jenis biji, pengeringan yang terlalu cepat dapat ppula menyebabkan impermeabilitas kulit biji melalui perubahan struktur pada testa. Bagian luar biji menjadi keras tetapi bagian dalamnya masih basah. Ini akan menjadi suatu bentuk dormansi yang dipaksakan yang dikenal sebagai “case-hardening”.

Cara-cara pengeringan benih:
1. Penjemuran dengan panas sinar matahari (sun drying)
Pengeringan benih dengan penjemuran merupakan cara yang tradisional di indonesia. Keuntungannya adalah bahwa energi yang didapat dari energi sinar matahari murah dan berlimpah terutama di daerah tropis. Namun kerugian dari cara ini adalah : kadar air benih tak merata, penjemuran tergantung pada keadaan cuaca, waktu yang diperlukan lebih lama, dan banyak tenaga kerja yang diperlukan.

2. Pengeringan buatan dengan alat mekanis (artificial-drying)
Keuntungan cara ini adalah:
a. Suhu dapat diatur dan kadar air benih dapat merata.
b. Tidak tergantung iklim
c. Waktu pengeringan lebih pendek
d. Mudah diawasi dalam pelaksanaannya

Dikenal tiga pengeringan secara mekanis, yaitu:
1) Pengeringan tanapa pemanasan
Pengeringan ini dilakukan di daerah yang udaranya relatif kering, di mana kelembaban nisbi di bawah atau sekitar 70%.
2) Pengeringan dengan pemanasan tinggi
Dilakukan dengan aliran atau tiupan udara yang kontinu tinggi yang dihasilkan dengan mengalirkan udara melalui suatu alat pemanas.
3) Pengeringan dengan tambahan pemanasan
Digunakan suhu rendah misalnya ditambahkan 10o F (-12,2oC) di atas suhu lingkungan. Karena suhu yang digunakan tidak tinggi sehingga dapat menjaga kualitas benih serta lebih aman dalam pelaksanaannya. 

Berbagai Cara Mengeringkan Benih

Ada bermacam-macam alat pengeringan mekanis tergantung dari bahan yang digunakan dan tujuan pengeringan nya misal: batch-drier, continuous flow machine, cabinet drier, air lift drier, spray drier, drum drier, vacuum drier, dan lain-lain.

3. Lama Waktu Pengeringan
Waktu yang dipergunakan untuk pengeringan benih ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :
a. Kondisi benih yang akan dikeringkan
Benih dengan kadar air awal yang tinggi dan diperlukan kadar air yang rendah sesudah pengeringan maka akan memakan waktu pengeringan yang lama. Tebal tipisnya kulit biji juga menentukan lamanya pengeringan.
b. Tebalnya timbunan benih
Tebal tipisnya timbunan benih mempengaruhi lamanya pengeringan. Hal ini juga tergantung pada jenis , besar, bentuk dan berat biji.
c. Temperatur udara
Semakin tinggi temperatur udara maka makin cepat pengeringan nya. Sebaiknya temperatur untuk pengeringan benih diatur antara, temperatur yang terlalu tinggi akan merusak benih.
d. Kelembaban nisbi
Makin tinggi kelembaban nisbi udara maka makin lama pengeringan berlangsung
e. Aliran udara
Angin mengangkut uap air dari benih sehingga mempercepat proses pengeringan. Kalau kecepatan angin besar maka pengeringan dapat berlangsung lebih cepat.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah:
a. Pengeringan benih adalah suatu cara untuk mengurangi kandungan air di dalam benih, dengan tujuan agar benih dapat disimpan lama.
b. Cara pengeringan benih yaitu dengan: penjemuran dengan panas sinar matahari (sun drying) dan pengeringan buatan dengan alat mekanis (artificial-drying).
c. Lama pengeringan benih ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu: kondisi benih yang akan dikeringkan, tebalnya timbunan benih, temperatur udara, kelembaban nisbi, aliran udara.

Saran
Saran bagi pembaca dan pelaku budidaya yaitu, apabila ingin menyimpan benih dalam jangka waktu lama, sebaiknya dilakukan pengeringan benih untuk mempertahankan mutu benih sehingga benih dapat tumbuh degan baik bila suatu saat ditanam di lahan.




DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/33530656/MAKALAH_CARA_CARA_PENGERINGAN_BENIH





*Sumber: https://www.academia.edu/33530656/MAKALAH_CARA_CARA_PENGERINGAN_BENIH

Tag : Lainnya, Pertanian
0 Komentar untuk "Berbagai Cara Mengeringkan Benih"

Back To Top