Melatih Perilaku dan Disiplin

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perilaku merupakan perwujudan adanya kebutuhan. Sedangkan disiplin perwujudan dari ketaatan. Perilaku dikatakan baik apabila selaras dengan peran manusia sebagai individu, sosial dan berketuhanan. Perilaku dapat dinilai dan diamati secara langsung oleh orang lain. Kedisiplinan sendiri dinilai benar apabila seseorang taat pada sebuah aturan atau melanggarnya demi alasan yang logis. Kebiasaan individu dapat terjadi jika seseorang mendapatkan ganjaran yang menjadi bagian penting bagi upaya pembentukan perilaku pada individu. Tanpa stimulus, perilaku tidak dapat dipertahankan dan terjadi akan terjadi penurunan kekuatan karena tidak memperoleh stimulus.

Manusia sebagai makhluk sosial akan hidup berdampingan, perilaku dan sifat disiplin seseorang dapat dengan mudahnya dinilai oleh orang lain. Pengarahan perilaku dan kedisiplinan ke arah yang lebih baik harus ditekankan sejak masih anak-anak. Pencapaian perilaku dan kedisiplinan yang baik dapat berpengaruh untuk diri sendiri serta kelompok/tim itu sendiri. Sebagai mana hakikat manusia sebagai makhluk sosial, ketika perilaku dan kedisiplinannya sudah baik makan ada berpengaruh terhadap semua yang berhubungan dengannya.

Pada aktivitas berlatih olahraga, komponen yang dikembangkan harus berlandaskan kedisiplinan (Danang, 2013:2). Dalam olahraga sendiri, perilaku dan kedisiplinan membuat seseorang dapat menjalani program kesehatan yang konsisten dan menjamin perilakunya mendapat hasil yang maksimal (Morgan dan Dhisman dalam Winberg dan Gould, 2015: 426). Perilaku dan kedisiplinan manusia merupakan perwujudan keadaan psikis nya. Penanaman perilaku dan kedisiplinan didasarkan untuk mencapai prestasi maksimal. Pada pembahasan kali ini akan dibahas bagaimana cara melatih perilaku olahraga, model latihan perilaku dan disiplin serta membuat strategi untuk meningkatkan perilaku disiplin.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian perilaku dan disiplin?
2. Apa saja model melatih perilaku dan disiplin?
3. Bagaimana strategi melatih dan meningkatkan perilaku disiplin?

C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui makna dari perilaku dan disiplin.
2. Mengetahui model melatih perilaku dan disiplin yang baik dan cocok.
3. Mengetahui strategi yang baik dalam meningkatkan perilaku disiplin.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku dan Disiplin
Perilaku yang tidak lepas dari penilaian orang dilingkungan kita menjadikan kita seseorang yang harus terlihat baik saat bertemu dengan orang lain. Salah satu cara untuk bisa memperbaiki perilaku adalah dengan memperbanyak relasi. Pengertian dari perilaku sendiri adalah segala tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup. Dalam KBBI perilaku diartikan sebagai tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Robert Y. Kwick (1972) mengatakan bahwa perilaku adalah “action of organism that can be observed and event studied” jadi tidak hanya diamati namun juga bisa dipelajari. Menurut Skinner perilaku adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus/rangsangan dari luar, teori ini sering disebut teori S-O-R (stimulus-organism- respons).

Dari beberapa pengertian di atas saya menyimpulkan bahwa perilaku adalah respon seseorang terhadap apa yang ia terima (rangsangan), dimana respon tersebut dapat diamati dan dipelajari lebih lanjut. Perilaku dapat berubah sesuai dengan keadaan dan juga fenomena yang terjadi di lingkungan individu tersebut. Perubahan tersebut bisa ke arah yang lebih baik atau ke arah yang lebih buruk.

Kedisiplinan menjadi kata yang sering diucapkan oleh seorang pelatih kepada sang atlet saat masa latihannya. Pentingnya kedisiplinan sering dijadikan salah satu acuan untuk tercapainya kesuksesan. Disiplin berasal dari bahasa latin discipulus yang berarti “orang yang mengikuti orang lain untuk tujuan belajar” (Birger Hjorland dan Claudio Gnol, 2019). Dalam KBBI disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dan sebagainya). Soemarno (dalam Danang, 2013: 3) menjelaskan bahwa disiplin adalah alat untuk menciptakan perilaku dan tata tertib manusia sebagai kelompok masyarakat. Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) berpendapat bahwa kedisiplinan dipahami keterkaitannya dengan latihan memperkuat, koreksi dan sanksi, kendali atau terciptanya ketertiban, keteraturan dan sistem aturan tata laku.

Melatih Perilaku dan Disiplin

Dari beberapa definisi di atas saya menyimpulkan bahwa disiplin adalah sebuah sikap seseorang yang taat terhadap suatu aturan atau perintah dalam rangka mencapai tujuan. Dari kedua definisi tersebut didapat keterkaitan di antara keduanya, yaitu perilaku yang merupakan sebuah tindakan/respon pada lingkungan dan disiplin yang merupakan perilaku yang taat kepada suatu aturan. Maka didapat makna dari perilaku disiplin, yaitu suatu tindakan/respon seseorang yang dapat dipelajari terhadap suatu peraturan yang harus ditaati pada lingkungan yang kita tempati untuk mencapai tujuan.

Unsur kedisiplinan di antaranya, yaitu: (1) mengikuti dan menaati peraturan, nilai, norma atau hukum yang berlaku; (2) karena adannya kesadaran diri tanpa adanya paksaan dan yakin hasilnya juga untuk diri sendiri; (3) sebagai alat pendidik, mengubah dan membina perilaku; (4) hukuman bagi pelanggar; (5) peraturan yang berlaku sebagai ukuran perilaku (Tulus Tu’u dalam Danang, 2013: 4).

B. Teori dan Model Melatih Perilaku dan Disiplin
Dalam Winberg dan Gould, (2015: 431) hal selanjutnya setelah melakukan aktivitas olahraga adalah mempertahan kan dan meningkatkan ke arah yang lebih baik lagi. Seperti yang dijabarkan oleh Downs dan Hausenblas (dalam Winberg dan Gould, 2015: 429) bahwa ada beberapa penyebab utama orang tidak berolahraga, yaitu: (1) masalah kesehatan (keterbatasan fisik, cedera, kesehatan buruk, rasa sakit, masalah psikologis); (2) ketidaknyamanan (kurangnya akses dan fasilitas, tempat atau fasilitas yang terlalu ramai, kurangnya transportasi dan alasan lainnya); (3) kurangnya motivasi (malas, tidak termotivasi, tidak ada yang memotivasi); (4) kurang dukungan sosial; (5) waktu yang tidak cukup; (6) kekurangan uang. Dalam upaya untuk mempertahankan perilaku disiplin ada satu cara yang dapat menjawab masalah di atas, yaitu dengan pengembangan model yang memudahkan untuk paham.

Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan sesuatu kearah yang lebih baik, dibutuhkan model atau teori untuk melatih, menjaga/mempertahankan atau mengembangkan perilaku dan disiplin. Berikut adalah beberapa teori dan model utama dalam melatih perilaku disiplin (Colus-Reed, Gyurcsik dan Brawel, 2001 dalam Winberg dan Gould, (2015: 431-435):
1. Model Kepercayaan Kesehatan. Model ini mengutamakan individu mencegah potensi penyakit pada dirinya sehingga fokus pencegahan dilakukan pada waktu sehat. Seseorang yang percaya potensi penyakit tidak akan menyerang dirinya akan memperbanyak upaya pencegahan selagi sehat.
2. Teori Perencanaan Perilaku. Merupakan Kelanjutan dari teori penalaran. Perencanaan dilakukan untuk membentuk program latihan berjangka.
3. Teori Kognitif Sosial . Teori ini menjelaskan hubungan individu dengan lingkungan. Lingkungan yang kacau maka perilaku individu juga akan kacau. Meskipun bisa dihindari, sangat sulit bagi individu tersebut untuk menghindari timbal balik dari lingkungan, setiap individu harus memiliki kepercayaan yang kuat bahwa dirinya tidak boleh terpengaruh.
4. Teori Penentuan Nasib Diri Sendiri. Penentuan nasib diri sendiri ditentukan oleh diri sendiri, namun bukan berarti orang lain tidak bisa memberi bantuan untuk menentukan nasib orang tersebut. Penentuan nasib biasanya bisa didorong dengan motivasi dan juga keputusan yang diambil. Selain itu, kesuksesan yang telah diraih juga dapat menjadi alasan konsistensi dalam pengambilan keputusan.
5. Model Pemeliharaan Aktivitas Fisik. Untuk membantu mempertahankan pencapaian dikembangkanlah model pemeliharaan yang didasari pada kedisiplinan. Aspek kunci pemeliharaan terdiri dari: (a) Penetapan tujuan (komitmen); (b) Motivasi (kegigihan); (c) Kemampuan diri sendiri (saat mengatasi hambatan); (d) Lingkungan (akses).
6. Model Ekologi. Hampir sama dengan model kognitif , fokus utama dari teori ini adalah menjelaskan timbal balik lingkungan terhadap perilaku manusia.

Model dalam melatih perilaku dan disiplin dapat terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan fenomena yang berkembang di masyarakat. Untuk memilih model latihan yang cocok, dapat di tetap kan dengan kebutuhan, keperluan dan kepuasan kita dalam menjalankan model latihan perilaku dan disiplin tersebut. Kita dapat menggunakan satu model atau pun gabungan beberapa model latihan yang sesuai dengan kehidupan kita atau saran dari ahli.

C. Strategi Melatih dan Meningkatkan Perilaku Disiplin
Ada lima tingkatan latihan perilaku menurut Wallace, Buckworth, Kirby dan Sherman (2000: 495), yaitu:
1. Tahap pra-renungan. Tahap ini disebut tahap sebelum kita memikirkan sesuatu yang akan dilakukan. Pada tahap ini, baik secara sadar atau tidak akan timbul pertanyaan pada diri kita saat melihat rangsangan dari luar seperti “apa yang terjadi? Kenapa harus terjadi? Kenapa saya?”. Dari pertanyaan tersebut kita akan memikirkan sesuatu hal yang disebut respon.

2. Tahap renungan. Di sini adalah tahap dimana kita memikirkan apa yang harus kita lakukan terhadap rangsangan yang didapat. Dalam hitungan singkat kita dapat menentukan respon apa yang harusnya kita berikan. Namun, respon yang kita keluarkan atas rangsangan tersebut belum tentu dibenarkan oleh semua orang.

3. Tahap persiapan. Setelah memikirkan apa yang akan dilakukan, selanjutnya adalah tahap kita mempersiapkan apa yang harus dipersiapkan untuk melakukan respon tersebut. Seperti contohnya kita ingin berangkat latihan tepat waktu. Maka kita akan memikirkan pada jam berapa kita mempersiapkan peralatan yang akan dibawa dan jam berapa kita akan berangkat sehingga kita sampai ke tempat latihan dengan tepat waktu.

4. Tahap tindakan. Tahap ini adalah tahap dimana respon kita terhadap rangsangan di “Perlihatkan” tindakan yang kita lakukan biasa bisa karena dua hal, sengaja dan tidak sengaja. Jika ditarik ke olahraga, tindakan ini bisa berupa gerak sadar atau gerak refleks.

5. Tahap pemeliharaan. Pada tahap ini kita akan mencari tahu apakah yang kita lakukan sudah benar dan lainnya. Sama seperti pengertian dari perilaku, pada tahap inilah respon kita dapat menjadi bahan studi bagi diri kita maupun orang lain. Dalam latihan apa yang telah terjadi dapat kita analisis sebagai bahan pertimbangan untuk berkembang lebih baik lagi.
Kelima tahap di atas saling keterkaitan. Kita tahu bahwa apa yang akan terjadi belum tentu sesuai dengan apa yang kita persiapkan. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, perilaku disiplin sering kali menjadi hal yang sangat mendasar untuk mencapai suatu tujuan. Untuk itu perlu di adakan suatu cara/strategi dalam membentuk dan mengembangkan perilaku disiplin.

Berikut adalah beberapa strategi yang baik untuk membentuk dan meningkatkan perilaku disiplin (Soegeng Prijodarminto dalam Danang, 2013: 6):
1. Perilaku disiplin diberikan melalui semua aspek kehidupan kita. Mulai dari pendidikan, pelatihan, pekerjaan dan lainnya. Biasanya dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Dari aspek tersebut diharapkan akan timbul kebiasaan atau keteladanan yang dilakukan di jenis lingkungan.

2. Perilaku disiplin ditanam mulai dari unit terkecil (individu ke unit yang besar (kelompok). Hal ini mempermudah penyampaian segala hal yang penting mengenai perilaku disiplin kepada setiap individu. Selain itu, terbentuknya kedisiplinan kelompok atau organisasi yang baik tergantung dari kedisiplinan individu yang terlibat di dalamnya.

3. Perilaku disiplin ditanam sejak usia dini. Sejak dini dimulai dari orang tua yang mengajarkan anaknya dan seterusnya hingga anak itu menjadi orang tua. Penanaman sejak dini menjadikan perilaku disiplin melekat pada diri sebagai kebiasaan yang harus dilakukan.

4. Menegakkan kesadaran diri. Dengan adanya kesadaran diri, kedisiplinan lebih mudah dilakukan. Memulai sesuatu hal harus dimulai dari dalam diri kita sendiri. Sama halnya dengan perilaku disiplin yang harus dimulai dari diri sendiri lebih baik dibandingkan karna ada tekanan atau paksaan dari orang/pihak lain.

5. Perilaku disiplin dicontohkan oleh atasan ke bawahan. Sifat manusia yang mencontohkan apa yang dilihat bisa, hal ini bisa kita pergunakan untuk memberi contoh-contoh dalam hal yang baik, salah satunya memberi contoh perilaku disiplin, bukan hanya kepada bawahan, namun kepada semua orang yang ada di lingkungan kita.

Dari kelima tahapan dan strategi di atas, diharapkan semua orang dapat melatih dan meningkatkan perilaku disiplin. Perlu diketahui bahwa perilaku bukan hanya menguntungkan diri sendiri, namun juga semua orang yang ada pada lingkungan kita. Dengan adanya sikap disiplin terhadap aspek dalam kehidupan, maka kita akan dengan mudah mencapainya kemudian berusaha untuk mempertahankan dan bertujuan baru untuk meningkatkannya. Jika ditarik ke dalam olahraga dan kesehatan. Perilaku disiplin adalah awal dari kita untuk menggapai kemenangan. Jika dilihat dari model kepercayaan kesehatan, perilaku disiplin membuat kita lebih mudah menggapai kesehatan yang nantinya akan sedikit memikirkan hal yang tidak diinginkan (sakit/penyakit) yang akan menyerang kita.




BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perilaku merupakan perwujudan adanya kebutuhan. Sedangkan disiplin perwujudan dari ketaatan. Dalam interaksi sosial, perilaku manusia sering sekali di nilai oleh orang di lingkungan tersebut. Perilaku adalah respon seseorang terhadap apa yang ia terima (rangsangan), dimana respon tersebut dapat diamati dan dipelajari lebih lanjut. Sedangkan disiplin adalah sebuah sikap seseorang yang taat terhadap suatu aturan atau perintah dalam rangka mencapai tujuan. Jadi, sikap disiplin adalah tindakan/respon seseorang yang dapat dipelajari terhadap suatu peraturan yang harus ditaati pada lingkungan yang kita tempati untuk mencapai tujuan.

Terdapat 6 (enam) model melatih perilaku disiplin (Colus-Reed, Gyurcsik dan Brawel, 2001 dalam Winberg dan Gould, (2015: 431-435), yaitu: (1) Model Kepercayaan Kesehatan; (2) Teori Perencanaan Perilaku; (3) Teori Kognitif Sosial; (4) Teori Penentuan Nasib Diri Sendiri; (5) Model Pemeliharaan Aktivitas Fisik; (6) Model Ekologi. Semua model tersebut dapat terus berkembang seiring dengan perubahan zaman, teknologi, media dan fenomena yang terjadi dimasyarakat. Kita dapat menggunakan salah satu model tersebut, atau menggabungkan beberapa model yang sesuai dengan diri kita.

Terdapat 5 tahapan/tingkatan perilaku (Wallace, Buckworth, Kirby dan Sherman, 2000: 495), yaitu: (1) tahap pra-renungan; (2) tahap renungan; (3) tahap persiapan; (4) tahap tindakan; (5) tahap pemeliharaan. Kelima tahap tersebut saling keterkaitan. Ada lima strategi dalam melatih dan meningkatkan perilaku disiplin (Soegeng Prijodarminto dalam Danang, 2013: 6), yaitu: (1) diberikan dari segala aspek kehidupan; (2) dimulai dari unit terkecil; (3) dimulai sejak usia dini; (4) menegakkan kesadaran diri; (5) saling mencontohkan perilaku.


B. Saran
Perilaku disiplin adalah salah satu perilaku terpuji dalam kehidupan bermasyarakat. Disiplin menjadi dasar perjalanan untuk mencapai suatu tujuan yang kita inginkan. Selain itu, kedisiplinan bisa membuat kita saling menghargai, baik dengan sesama individu, menghargai waktu dan lainnya. Tingkatkan terus perilaku disiplin, berilah contoh kepada semua orang akan pentingnya hidup dengan perilaku disiplin. Ajarkan juga perilaku disiplin kepada semua orang agar kehidupan bermasyarakat lebih nyaman dan tenteram.




DAFTAR PUSTAKA

Winberg, Robert S. dan Gould, Daniel. 2015. Foundation of Sport and Exercise Phychologi Sixth Edition. United State of America: Courier Companies, Inc.
Wallace, Lorrainte Silver dkk. 2000. Characteristics of Exercise Behavior among College Students: Aplication of Social Cognitive Theory to Predicting Stage of Change. Departement of Health and Kinesiology. Universitas of Texas. Texas.
McAuley, Edward dkk. 2015. Enhanching Exercise Adherence in Middle-Aged Males and Females. University of Illinois. Urbana-Champaign.
Wicaksono, Danang. 2013. Membangun Kedisiplinan Melalui aktivitas Berlatih di Klub Pembinaan Olahraga Prestasi. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Zakiyah, Kiki. 2019. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Program Studi Administrasi Pendidikan. STKIP Muhammadiyah Bogor. Bogor.




*Sumber: https://www.academia.edu/44698190/Melatih_Perilaku_dan_Disiplin_Psikologi_Olahraga_

0 Komentar untuk "Melatih Perilaku dan Disiplin"

Back To Top