Penyakit Akibat Makanan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dewasa ini masalah keamanan pangan sudah merupakan masalah global, sehingga mendapat perhatian utama dalam penetapan kebijakan kesehatan masyarakat. Letusan penyakit akibat pangan (foodborne disease) dan kejadian-kejadian pencemaran pangan terjadi tidak hanya di berbagai negara berkembang dimana kondisi sanitasi dan higiene umumnya buruk, tetapi juga di negara-negara maju.

Diperkirakan satu dari tiga orang penduduk di negara maju mengalami keracunan pangan setiap tahunnya. Bahkan di Eropa, keracunan pangan merupakan penyebab kematian kedua terbesar setelah Infeksi Saluran Pernafasan Atas atau ISPA.

Hal inilah yang menarik perhatian dunia internasional World Health Organization(WHO) mendefinisikan Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan atau dikenal dengan istilah “foodborne disease outbreak” sebagai suatu kejadian dimana terdapat dua orang atau lebih yang menderita sakit setelah mengkonsumsi pangan yang secara epidemiologi terbukti sebagai sumber penularan. 

Penyakit jantung koroner adalah salah satu penyakit yang diakategorikan sebagai penyakit yang diakibatkan oleh makanan dalam hal ini makanan siap saji, dan sering dikaitkan dengan perilaku dan gaya hidup penderita. Hal ini termasuk makan makanan tak sehat, tidak banyak bergerak, merokok dan mminum terlalu banyak alkohol.

1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam  makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan keamanan pangan secara umum?
2. Apa pengertian keamanan pangan?
3. Bagaimana hubungan makanan siap saji dengan terjadinya penyakit Jantung koroner?

1.3  Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui keamanan pangan secara umum.
2. Untuk mengetahui pengertian keamanan pangan.
3. Untuk mengetahui hubungan keamanan pangan dengan terjadinya penyakit Jantung koroner.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Keamanan Pangan Secara Umum
Pangan merupakan kebutuhan alamiah manusia, seiring dengan kemajuan teknologi manusia cenderung menyukai hal-hal yang praktis termasuk dalam memilih makanan  sehingga banyak kita temuai produk-produk makanan instan dimana-mana baik yang diproduksi oleh perusahaan atau yang dibuat oleh rumah tangga.

Makanan dikatakan aman bila tidak mengandung bahan-bahan berbahaya. pertama bahaya biologis, yaitu makanan yang tercemar oleh mikroba, virus, parasit, bakteri,  kapang, binatang pengerat, serangga, lalat, kecoak dan lain-lain, kedua bahaya Kimiawi karena mengandung  cemaran bahan kimia 1) bahan yang tidak disengaja seperti cairan pembersih, pestisida, cat, komponen kimia dari peralatan/kemasan yang lepas dan masuk ke dalam pangan, 2) bahan yang disengaja yaitu bahan tambahan pangan yang berlebihan atau tidak memenuhi aturan yang ditetapkan oleh pemerintah seperti pewarna, pemanis, pengawet penyedap dan lain-lain.  Bahan berbahaya ( formalin, borax, bahan pewarna / pengawet yang bukan untuk makanan. ketiga adalah bahaya fisik karena cemaran benda asing seperti tanah, rambut, bulu, kuku, kerikil, isi staples dll.

Penyakit Akibat Makanan

Cara produksi pangan industri maupun rumah tangga yang baik merupakan salah satu faktor yang penting untuk memenuhi standart mutu dan persyaratan keamanan pangan dan sangat berguna bagi kelangsungan hidup bagi industri serta rumah tangga. Melalui cara produksi pangan yang baik dapat menghasilkan pangan yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi selanjutnya oleh konsumen.

Keamanan pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat. Pangan yang bermutu dan aman dapat dihasilkan dari dapur rumah tangga maupun dari industri pangan. Oleh karena itu industri pangan adalah salah satu faktor penentu beredarnya pangan yang memenuhi standar mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Keamanan pangan bukan hanya merupakan isu dunia tapi juga menyangkut kepedulian individu. Jaminan akan keamanan pangan adalah merupakan hak asasi konsumen. Pangan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial dalam kehidupan manusia. Walaupun pangan itu menarik, nikmat, tinggi gizinya jika tidak aman dikonsumsi, praktis tidak ada nilainya sama sekali.

Keamanan pangan selalu menjadi pertimbangan pokok dalam perdagangan, baik perdagangan nasional maupun perdagangan internasional. Di seluruh dunia kesadaran dalam hal keamanan pangan semakin meningkat. Pangan semakin penting dan vital peranannya dalam perdagangan dunia.

Keamanan pangan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya perhatian terhadap hal ini, telah sering mengakibatkan terjadinya dampak berupa penurunan kesehatan konsumennya, mulai dari keracunan makanan akibat tidak higienisnya proses penyimpanan dan penyajian sampai risiko munculnya penyakit kanker akibat penggunaan bahan tambahan (food additive) yang berbahaya (Syah, 2005).

Lebih dari 90% terjadinya penyakit pada manusia yang terkait dengan makanan (foodborne diseases) disebabkan oleh kontaminasi mikrobiologi, yaitu meliputi penyakit tipus, disentri bakteri/amuba, botulism, dan intoksikasi bakteri lainnya, serta hepatitis A dan trichinellosis. Foodborne disease lazim didefinisikan namun tidak akurat, serta dikenal dengan istilah keracunan makanan. WHO mendefinisikannya sebagai penyakit yang umumnya bersifat infeksi atau racun, yang disebabkan oleh agent yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang dicerna.

Foodborne disease baik yang disebabkan oleh mikroba maupun penyebab lain di negara berkembang sangat bervariasi. Penyebab tersebut meliputi bakteri, parasit, virus, ganggang air tawar maupun air laut, racun mikrobial, dan toksin fauna, terutama marine fauna. Komplikasi, kadar, gejala dan waktu lamanya sakit juga sangat bervariasi tergantung penyebabnya. Patogen utama dalam pangan adalah Salmonella sp, Staphylococcus aureus serta toksin yang diproduksinya, Bacillus cereus, serta Clostridium perfringens. Di samping itu muncul jenis patogen yang semakin popular seperti Campylobacter sp, Helicobacter sp, Vibrio urinificus, Listeria monocytogenes, Yersinia enterocolitica, sedang lainnya secara rutin tidak dimonitor dan dievaluasi. Jenis patogen tertentu seperti kolera thypoid biasanya dianalisa dan diisolasi oleh laboratorium kedokteran.


2.2 Pengertian Keamanan Pangan
Keamanan pangan diartikan sebagai terbebasnya makanan dari zat-zat atau bahan yang dapat membahayakan kesehatan tubuh tanpa membedakan apakah zat itu secara alami terdapat dalam bahan makanan yang digunakan atau tercampur secara sengaja atau tidak sengaja kedalam bahan makanan atau makanan jadi (Moehyi, 2000).

Pengertian keamanan pangan adalah segala upaya yang dapat ditempuh untuk mencegah adanya indikasi yang membahayakan pada bahan pangan. Untuk memenuhi kebutuhan akan keadaan bebas dari resiko kesehatan yang disebabkan oleh kerusakan, pemalsuan dan kontaminasi, baik oleh mikroba atau senyawa kimia, maka keamanan pangan merupakan faktor terpenting baik untuk dikonsumsi pangan dalam negeri maupun untuk tujuan ekspor. Keamanan pangan merupakan masalah kompleks sebagai hasil interaksi antara toksisitas mikrobiologik, toksisitas kimia dan status gizi. Hal ini saling berkaitan, dimana pangan yang tidak aman akan mempengaruhi kesehatan manusia yang pada akhirnya menimbulkan masalah terhadap status gizi (Seto, 2001).

Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Pangan yang aman setara bermutu dan bergizi tinggi sangat penting peranannya bagi pertumbuhan, pemeliharaan, dan peningkatan derajat kesehatan serta peningkatan kecerdasan masyarakat (Saparinto, 2006).

Keamanan pangan adalah jaminan bahwa pangan tidak akan menyebabkan bahaya kepada konsumen jika disiapkan atau dimakan sesuai dengan maksud dan penggunaannya (FAO/WHO 1997). Sedangkan definisi keamanan pangan menurut Undang – Undang Republik Indonesia nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan dan Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.

Ketentuan mengenai keamanan pangan meliputi sanitasi pangan, bahan tambahan pangan, rekatasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan mutu dan pemeriksaan laboratorium, dan pangan tercemar. Selain hal tersebut, di dalam peraturan yang sama juga disebutkan bahwa setiap orang dilarang mengedarkan pangan yang mengandung bahan beracun, berbahaya, yang dapat merugikan, atau membahayakan kesehatan atau jiwa manusia. Pada dasarnya keamanan pangan (food safety) merupakan hal yang komplek dan berkaitan erat dengan aspek toksisitas mikrobiologik, kimia, status gizi dan ketentraman batin. Masalah keamanan pangan ini kondisinya terus berkembang, bersifat dinamis seiring dengan berkembangnya peradaban manusia yang meliputi aspek sosial budaya, kesehatan, kemajuan Iptek dan segala yang terkait dengan kehidupan manusia.

2.3    Hubungan keamanan pangan dengan terjadinya penyakit Jantung koroner
Mengkonsumi makanan cepat saji yang mengandung banyak sodium dan kolesterol akan menyebabkan kerusakan pada jantung. Kandungan sodium yang tinggi yang terdapat di makanan cepat saji seperti kentang goreng, minuman bersoda atau daging olahan bisa membuat tekanan darah meningkat. Di damping itu sodium dalam jumlah berlebihan dapat menyumbat arteri. Kedua hal ini bisa menyebabkan kerja jantung melemah yang selanjutnya bisa mengakibatkan anda sulit untuk berolahraga untuk menjaga kesehatan tubuh
Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh. Organ berukuran sebesar kepalan tangan ini berfungsi memompa dan menyebarkan darah yang mengandung oksigen ke seluruh tubuh.

Penyakit jantung koroner juga dikenal dengan istilah penyakit jantung iskemik dan termasuk salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Sekitar 35 persen kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit jantung. Menurut Federasi Jantung Dunia, angka kematian akibat penyakit jantung koroner di Asia Tenggara mencapai 1,8 juta kasus pada tahun 2014.
Penyebab Penyakit Jantung Koroner.

Penyebab utama penyakit jantung koroner adalah penimbunan lemak dalam arteri atau aterosklerosis. Selain dapat mengurangi suplai darah ke jantung, aterosklerosis juga dapat memicu terbentuknya trombosis atau penggumpalan darah. Pengumpalan darah ini memblokir suplai darah ke jantung. Jadi, orang yang menderita angina, lebih rentan terkena serangan jantung.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, yaitu:
Kebiasaan Merokok
Perokok memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit jantung. Karbon monoksida dalam asap rokok dan kandungan nikotin pada rokok dapat meningkatkan risiko munculnya gumpalan darah serta memacu jantung untuk bekerja lebih cepat sehingga akan makin membebani jantung. Senyawa kimia lain dari asap rokok juga dapat merusak dinding arteri jantung yang akan memicu terjadinya penyempitan. Perokok mempunyai risiko 20-25 persen lebih tinggi untuk menderita penyakit jantung dibandingkan mereka yang tidak merokok sama sekali.

Pola Hidup yang Buruk
Risiko penyakit jantung juga dapat meningkat akibat pola hidup yang tidak sehat. Misalnya kurang berolahraga, sering mengonsumsi makanan siap saji, dan jarang mengonsumsi buah-buahan serta sayur-sayuran.

Kadar Kolesterol yang Tinggi
Kolesterol terbagi dalam dua jenis, yaitu kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL). Kolesterol jahat mudah menggumpal dan menempel pada dinding pembuluh darah. Karena itu, kadar LDL yang tinggi dapat membentuk plak yang menyebabkan aterosklerosis. Kadar LDL yang normal dalam darah adalah di bawah 100 mg/dL.

Hipertensi
Anda akan dianggap mengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi jika tekanan darah Anda di atas 140/90 mmHg. Tekanan darah yang tinggi berarti jantung bekerja lebih keras sehingga jantung dan pembuluh darah akan lebih terbebani. Salah satu faktor pemicu hipertensi adalah konsumsi makanan dengan kadar garam yang tinggi.

Penyakit Diabetes
Diabetes dapat menyebabkan penebalan pada dinding pembuluh darah sehingga berpotensi menghambat aliran darah. Karena itu, penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit jantung.

Kelebihan Berat Badan
Orang yang kelebihan berat badan atau mengalami obesitas berpotensi mengidap tekanan darah tinggi, cenderung memiliki kadar kolesterol yang lebih tinggi, serta lebih berisiko terkena diabetes tipe 2. Karena itu, mereka juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit jantung. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan tubuh dengan berat yang tinggi, jantung harus bekerja lebih keras dibandingkan jika tubuh berberat badan ideal.

Faktor Usia
Makin tua usia seseorang, makin tinggi risikonya untuk mengidap penyakit jantung.

Jenis Kelamin
Dibandingkan wanita, pria memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit jantung. Tetapi perlu diingat bahwa risiko penyakit jantung pada wanita akan lebih tinggi setelah mengalami menopause.

Riwayat Kesehatan Keluarga
Jika memiliki keluarga inti seperti ayah, ibu, adik, atau kakak yang mengidap penyakit jantung, risiko Anda untuk terkena penyakit jantung akan lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarganya.

Seseorang mengalami penyakit jantung koroner jika aliran darah ke jantungnya terhambat oleh lemak. Penimbunan lemak di dalam arteri jantung ini dikenal dengan istilah aterosklerosis dan merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner.

Selain dapat mengurangi suplai darah ke jantung, aterosklerosis juga dapat menyebabkan terbentuknya trombosis atau penggumpalan darah. Jika ini terjadi, aliran darah ke jantung terblokir sepenuhnya dan serangan jantung pun terjadi. Faktor pemicu aterosklerosis meliputi kolesterol yang tinggi, merokok, diabetes, serta tekanan darah tinggi.

Jenis-jenis dan Gejala Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner terbagi ke dalam dua jenis yang dikategorikan berdasarkan tingkat penyumbatan aliran darah ke jantung.

Angina
Kondisi ini juga dikenal dengan istilah angin duduk di Indonesia. Angina adalah sakit dada yang timbul karena berkurangnya suplai darah ke otot jantung akibat penyempitan pembuluh darah. Seseorang yang menderita angina berisiko lebih tinggi untuk mengalami serangan jantung dibandingkan mereka yang tidak menderita angina.

Serangan ini biasanya berlangsung beberapa menit dan dipicu oleh aktivitas fisik atau stres. Jenis sakitnya pun bermacam-macam. Ada yang terasa menyebar di sekitar dada, berat seperti tertindih, atau sesak. Selain sakit dada, seseorang juga bisa merasa sesak napas, mual, lelah, pusing dan gelisah saat angina menyerang.

Angina dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu angina stabil dan angina tidak stabil.
Angina stabil adalah jenis serangan angina yang terjadi ketika jantung dituntut untuk bekerja lebih keras, misalnya saat melakukan aktivitas berat. Serangan ini dapat diatasi dengan obat dan istirahat. Serangan angina stabil tidak mengancam jiwa, tapi harus tetap diwaspadai.
Sedangkan angina tidak stabil adalah serangan angina yang menyerang secara tiba-tiba dan tanpa sebab yang jelas. Serangan ini dapat berlangsung walau penderita sedang santai atau beristirahat dan tidak selalu bisa ditangani dengan obat.

Serangan angina tidak stabil membutuhkan penanganan medis darurat karena menandakan bahwa penderita mengalami fungsi jantung yang menurun drastis. Jika setelah dosis obat angina kedua dada masih terasa sakit, segera pergi ke rumah sakit terdekat.

Serangan Jantung
Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke jantung terhambat sepenuhnya. Penyebab utamanya adalah terjadinya gumpalan darah atau trombosis. Penanganan medis dalam hitungan menit diperlukan karena serangan ini dapat merusak otot jantung secara permanen.
Beberapa gejala serangan jantung adalah sakit dada yang parah, kesulitan bernapas, merasa lemas, pusing, serta panik. Sakit dada itu juga bisa menyebar ke leher hingga rahang, ke lengan kiri, dan ke punggung.

Tetapi perlu diingat bahwa tidak semua penderita serangan jantung mengalami sakit dada yang parah. Indikasi serangan jantung bukan ditentukan oleh tingkat keparahan sakit dada, melainkan dari kombinasi gejala yang dirasakan.

Penyakit jantung yang tidak ditangani akan berujung pada komplikasi mematikan. Ketika tidak menerima suplai darah hingga terlalu lemah untuk memompa darah, kinerja jantung akan menurun. Kondisi ini disebut gagal jantung. Komplikasi ini dapat terjadi secara tiba-tiba maupun bertahap. Dengan adanya kondisi gagal jantung, organ-organ lain seperti ginjal dan paru-paru juga akan terpengaruh.

Penyakit jantung koroner terbagi ke dalam dua jenis yang dikategorikan berdasarkan tingkat penghambatan aliran darah, yaitu angina (angin duduk) dan serangan jantung.
Penyakit jantung yang tidak ditangani akan mengakibatkan komplikasi mematikan. Ketika tidak menerima suplai darah yang cukup hingga terlalu lemah untuk memompa darah, kinerja jantung akan menurun. Kondisi ini dikenal sebagai gagal jantung. Komplikasi ini dapat terjadi secara tiba-tiba maupun bertahap.

Jenis Pemeriksaan Penyakit Jantung Koroner
Sebagai langkah awal diagnosis, dokter biasanya akan menanyakan tentang gejala, pola hidup, riwayat kesehatan keluarga, serta memeriksa kadar kolesterol Anda. Jika dokter mencurigai Anda mengidap penyakit jantung, ada beberapa langkah pemeriksaan yang akan Anda jalani untuk mengonfirmasi diagnosis.

Pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG)
Aktivitas listrik otot jantung dapat diperiksa melalui elektrokardiogram (EKG). Tetapi pemeriksaan ini saja belum cukup untuk menentukan apakah Anda mengidap penyakit jantung atau tidak. Hasil EKG yang tidak normal bisa mengindikasikan bahwa otot jantung tidak menerima cukup oksigen.

Selain dengan posisi tidur, pemeriksaan EKG juga ada yang dilakukan saat jantung pasien dipicu dengan berlari di atas treadmil. Tes ini disebut dengan tes latihan stres atau tes treadmil. Pemeriksaan ini penting untuk mendeteksi gejala angina.

Pemeriksaan Ekokardiogram
Pemeriksaan yang sejenis dengan USG ini digunakan untuk melihat struktur, ketebalan dan gerak tiap denyut jantung hingga membentuk sebuah gambar jantung secara mendetail. Tes ini juga memeriksa tingkat kinerja jantung.

Pemeriksaan Enzim Jantung
Pemeriksaan ini dilakukan melalui tes darah. Keberadaan enzim jantung dalam darah dapat mengindikasikan adanya kerusakan pada otot jantung.

Angiografi Koroner atau Kateterisasi Jantung
Pemeriksaan ini dilakukan dengan penerapan bius lokal. Prosedur kateterisasi jantung meliputi:
Memasukkan kateter sampai ke arteri jantung melalui kaki atau selangkangan.
Penyuntikan tinta ke dalam arteri jantung melalui kateter.
Tujuan prosedur angiografi koroner ini adalah untuk memeriksa keberadaan serta tingkat keparahan penyempitan di dalam pembuluh darah jantung dan untuk memeriksa tekanan di dalam bilik jantung.

CT dan MRI scan
Kedua pemeriksaan ini juga bisa dilakukan untuk mengevaluasi jantung.
Pada diagnosis awal, dokter biasanya akan menanyakan tentang gejala, riwayat kesehatan keluarga, serta pola hidup Anda. Jika mencurigai Anda mengidap penyakit jantung, dokter akan menganjurkan Anda untuk menjalani beberapa pemeriksaan untuk mengonfirmasi diagnosis. Misalnya, tes darah, elektrokardiogram (EKG), angiografi koroner, CT scan, serta MRI scan.

Langkah Pengobatan Untuk Penyakit Jantung Koroner
Jika mengidap penyakit jantung, Anda sangat dianjurkan untuk memperbaiki pola hidup Anda seperti menjaga pola makan serta berolahraga, minum obat secara teratur, serta berhenti merokok. Penyakit jantung tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dicegah agar tidak memburuk.
Penanganan lebih invasif seperti operasi akan dianjurkan jika penyakit jantung bertambah parah sehingga mengganggu kualitas hidup seseorang.

Memperbaiki Pola Hidup
Dengan memperbaiki pola hidup, pengidap dapat terhindar dari risiko terjadinya gejala-gejala penyakit jantung. Mengubah pola hidup dapat dilakukan dengan langkah-langkah sederhana, misalnya:
Menerapkan pola makan yang sehat.
Berhenti merokok.
Berolahraga secara teratur.
Mengurangi konsumsi minuman keras.

Langkah Penanganan Medis
Memperbaiki pola hidup saja terkadang tidak cukup untuk menangani penyakit jantung. Karena itu, dokter juga biasanya menganjurkan penggunaan obat-obatan atau prosedur operasi untuk mengatasi penyakit ini.

Statin
Obat ini berfungsi menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh sehingga dapat memperlambat perkembangan penyakit jantung. Beberapa jenis statin yang sering diberikan dokter adalah simvastatin, pravastatin dan atorvastatin.

Antiplatelet
Obat ini diminum untuk mencegah penggumpalan darah yang menyebabkan serangan jantung. Jenis antiplatelet yang umum digunakan meliputi aspirin dosis rendah, clopidogrel, ticagrelor dan prasugrel.

Anti-hipertensi dan obat diabetes
Jika Anda menderita tekanan darah tinggi dan/atau diabetes, sangat penting bagi Anda untuk mengontrol perkembangan penyakit-penyakit ini. Pastikan obat anti-hipertensi dan obat diabetes Anda telah sesuai dan membawa hasil yang efektif. Jika tidak, temui dokter untuk mencari cara pengobatan yang lebih cocok. Ingatlah bahwa pola hidup yang sehat juga berperan penting dalam penanganan kedua penyakit ini.

Obat-obatan untuk Menangani Angina
Beta-blockers
Dengan mengonsumsi obat ini, laju denyut jantung akan berkurang dan aliran darah akan menjadi lebih lancar. Ini berarti beban jantung akan berkurang sehingga serangan angina pun dapat dihindari. Jenis-jenis beta-blockers meliputi atenolol, bisoprolol, metoprolol, dan propranolol.

Calcium channel blockers
Calcium channel blockers (penghambat kanal kalsium) membuat dinding pembuluh darah melebar sehingga aliran darah ke jantung pun meningkat.

Obat nitrat
Cara kerja nitrat sama dengan cara kerja calcium channel blockers. Obat nitrat berfungsi untuk melebarkan diameter pembuluh darah sehingga memperlancar aliran darah ke jantung dan meredakan serangan angina. Obat ini tidak hanya berbentuk tablet, tapi juga dapat digunakan dalam bentuk semprot, gel, serta koyo. Kinerjanya juga ada yang singkat dan panjang. Jenis yang biasa digunakan adalah gliseril trinitrat and isosorbide mononitrate.
Ivabradine

Bagi pengidap penyakit jantung yang tidak bisa mengonsumsi beta-blockers(misalnya, karena mengalami infeksi paru-paru), obat ini sering diberikan oleh dokter. Ivabradine mengurangi beban jantung dengan cara memperlambat laju denyutnya.

Nicorandil
Obat ini dapat digunakan sebagai pengganti calcium channel blockers karena fungsinya yang sama. Nicorandil memperlancar aliran darah ke jantung dengan cara memperlebar diameter pembuluh darah.

Ranolazine
Obat ini bekerja dengan membuat otot jantung lebih rileks, tapi tidak memengaruhi laju detak jantung atau pembuluh darah. Karena itu, ranolazine sangat cocok digunakan untuk pengidap gagal jantung atau orang dengan ritme jantung yang abnormal.

Penanganan Melalui Operasi
Jika obat sudah tidak efektif untuk mengatasi gejala-gejala angina yang Anda alami, dokter akan menganjurkan prosedur operasi. Selain untuk angina, operasi ini juga dilakukan pada pasien yang telah mengalami serangan jantung.

Intervensi Jantung Perkutan (PCI)
Operasi ini bertujuan untuk memperlebar arteri jantung yang mengalami penyempitan. Prosedurnya dilakukan dengan memasukkan cincin (stent) ke arteri jantung yang menyempit melalui proses angiografi koroner atau kateterisasi jantung.

Bedah bypass arteri jantung (CABG)
Prosedur operasi ini meliputi penanaman pembuluh darah dari anggota tubuh lain untuk membuka rute baru bagi aliran darah ke jantung sehingga suplai darah mencukupi. Penderita diabetes, pasien lanjut usia dan yang mengalami lebih dari dua penyempitan pembuluh darah dianjurkan untuk menjalani CABG daripada PCI.

Jika mengidap penyakit jantung, Anda sangat dianjurkan untuk mengubah pola hidup Anda seperti menjaga pola makan, rutin berolahraga, minum obat secara teratur dan sesuai petunjuk dokter, serta berhenti merokok. Penyakit jantung koroner tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dicegah agar tidak memburuk. Dokter akan menganjurkan langkah operasi untuk menangani penyakit ini jika diperlukan. Tujuan dalam pengobatan penyakit jantung adalah untuk mengendalikan gejala dan menurunkan risiko munculnya serangan fatal seperti serangan jantung.

Pencegahan Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner dapat dicegah. Terdapat beberapa langkah pencegahan sederhana yang dapat Anda lakukan, salah satunya adalah berhenti merokok. Merokok tidak hanya meningkatkan risiko penyakit jantung, tapi juga berbagai penyakit lain seperti stroke dan kanker paru-paru.

Menerapkan pola hidup sehat juga bisa mencegah jantung koroner, misalnya dengan berolahraga secara teratur (minimal 2-3 jam seminggu) dan menjaga pola makan seperti lebih banyak mengonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran dan mengurangi makanan bersantan.
Pencegahan yang lain adalah dengan mengendalikan tekanan darah tinggi (misalnya dengan mengonsumsi makanan rendah garam dan obat anti-hipertensi secara teratur), mengendalikan kadar gula darah (misalnya membatasi konsumsi makanan manis dan mengontrol perkembangan diabetes).

Menjaga kadar kolesterol, terutama untuk orang yang berusia di atas 40 tahun. Langkah ini dapat dilakukan dengan menghindari makanan berlemak seperti rendang, opor ayam, atau gorengan. Menjaga berat badan yang sehat dan membatasi konsumsi minuman keras merupakan cara lain yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit jantung koroner.
Khusus bagi pengidap angina, tindakan pencegahan juga perlu dilakukan demi menghindari serangan jantung serta komplikasinya. Karena itu, mereka dianjurkan untuk meminum obat-obatan yang diberikan dokter secara teratur dan sesuai dosis.

Terdapat beberapa langkah pencegahan yang sederhana untuk menghindari penyakit jantung, yaitu:
Berhenti merokok.
Menerapkan pola hidup sehat, misalnya mengurangi makanan berkolesterol tinggi serta berolahraga teratur.
Menjaga berat badan yang sehat.
Mengurangi konsumsi minuman keras

2.4 Hubungan Keamanan Pangan dengan Gizi Kesmas
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari makanan dan minuman. Agar asupan makanan tersebut bermanfaat untuk kelangsungan fungsi-fungsi tubuh, tentu harus mengandung zat-zat gizi yang baik serta terjamin keamanannya. Gizi merupakan salah satu faktor penentuutama kualitas sumberdaya manusia. Penentu gizi yang baik terdapat pada jenis pangan yang baik pula yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh.

Jenis pangan yang baik harus mempunyai ketahanan pangan dan keamanan pangan yang baik. Ketahanan pangan (food security) ini harus mencakup aksesibilitas, ketersediaan, keamanan dan kesinambungan. Aksesibilitas di sini artinya setiap rumah tangga mampu memenuhi kecukupan pangan keluarga dengan gizi yang sehat. Ketersediaan pangan adalah rata-rata pangan dalam jumlah yang memenuhi kebutuhan konsumsi di tingkat wilayah dan rumah tangga. Sedangkan keamanan pangan (food safety) dititikberatkan pada kualitas pangan yang memenuhi kebutuhan gizi.

Keamanan pangan sangat berpengaruh pada status gizi masyarakat. Keamanan pangan merupakan masalah kompleks sebagai hasil interaksi antara toksisitas mikrobiologik, toksisitas kimia dan status gizi. Hal ini saling berkaitan, dimana pangan yang tidak aman akan mempengaruhi kesehatan manusia yang pada akhirnya menimbulkan masalah terhadap status gizi.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pembahasan makalah ini adalah :
1. Keamanan pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat. Pangan yang bermutu dan aman dapat dihasilkan dari dapur rumah tangga maupun dari industri pangan.
2. Definisi keamanan pangan menurut Undang – Undang Republik Indonesia nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan dan Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.
3. Hubungan keamanan pangan dengan terjadinya penyakit Jantung koroner. Saling berkaitan, ini dapat dilihat dari tingkat kejadian jantung koroner yang diakibatkan oleh pola hidup tidak sehat salahsatunya sering konsumsi makanan cepat saji
4. Hubungan antara keamanan pangan dengan gizi kesmas ialah semakin tinggi tingkat keamanan suatu pangan maka kandungan gizi atau nutrisi yang ada dalam pangan tersebut akan semakin terjaga kualitas serta kuantitasnya dengan baik sehingga masyarakat yang mengkonsumsinya dapat memperoleh manfaat dari zat gizi dalam pangan tersebut yang tentunya akan meningkatkan status gizi  dan kesehatan masyarakat.



DAFTAR PUSTAKA

http://dinkes.banyuwangikab.go.id/14-artikel-kesehatan/83-makalah-keamanan-pangan.html
http://hartoko.wordpress.com/keamanan-pangan/
http://www.psychologymania.com/2016/11/pengertian-keamanan-pangan.html
http://yprawira.wordpress.com/manajemen-mutu-dan-keamanan-pangan/




*Sumber: https://www.academia.edu/29822850/Contoh_MAkalah_penyakit_akibat_makanan_docx


Tag : IPA, Kesehatan, Lainnya
0 Komentar untuk "Penyakit Akibat Makanan"

Back To Top