Antropologi Budaya

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kebudayaan merupakan sesuatu yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Sebenarnya tanpa disadari, apa yang kita lihat dan kita lakukan sehari-hari, tidak lepas dari yang namanya kebudayaan. Setiap kota, setiap negara pasti memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Dan kebudayaan itu sendiri mencakup segenap cara berfikir dan bertingkah laku. Semuanya itu timbul karena adanya interaksi kita dalam kehidupan sehari-hari yang bersifat komunikatif. Kebudayaan mencakup sebuah pengetahuan, yaitu apapun yang kita pelajari atau informasi-informasi yang kita dapatkan dapat diperoleh dari sebuah kebudayaan. Ada lagi sebuah kepercayaan, serta kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat.

Perubahan kebudayaan pada masyarakat biasanya ada yang di sebabkan oleh masyarakat itu sendiri, atau pun berasal dari masyarakat pendatang. Biasanya penyebab perubahan yang di lakukan oleh masyarakat itu sendiri terjadi akibat adanya kelahiran, juga hal-hal baru serta media yang mereka lihat biasanya akan menimbulkan pengaruh positif juga negatif bagi masyarakat itu sendiri. Begitu juga sebaliknya dengan penyebab perubahan budaya yang di akibatkan dengan adanya kedatangan masyarakat dari luar yang biasanya terjadi karena adanya bencana alam, transmigrasi maupun lainnya.

Mereka biasanya hanya mampu meninggalkan tempat di mana mereka tinggal dulu, tetapi sulit bagi mereka meninggalkan budaya yang sudah ada dan menggantikannya dengan yang baru. Contohnya, perubahan yang di lakukan masyarakat atau penduduk yang datang dari desa ke kota atau sebaliknya. Masyarakat dari desa biasanya hanya meniru atau mengikuti budaya yang di lakukan masyarakat dari kota tanpa memikirkan sisi positif dan negatifnya, mereka hanya berfikir bahwa budaya kota itu lebih maju dan harus mereka jadikan contoh, akibatnya mereka terkadang terjebak akan hal-hal negatif baru yang mereka tidak ketahui sebelumnya. Begitu pula sebaliknya, penduduk kota yang merasa lebih modern dan pintar akan teknologi biasanya cenderung pamer dengan budaya yang mereka biasa lakukan tanpa berfikir dampak positif atau negatif bagi penduduk desa, akibatnya tidak sedikit dari masyarakat desa justru menirukan hal-hal buruk saja, tapi banyak juga hal baik yang mereka contoh. Hal ini lah yang terkadang dapat menimbulkan konflik pada masyarakat luas karena adanya perbedaan pandangan kebudayaan. Akan tetapi, seiring dengan perubahan zaman yang semakin maju perbedaan pandangan tentang kebudayaan ini mulai surut. Hal ini di sebabkan karena mereka ingin budaya yang mereka miliki dapat di satukan nantinya.

B. RUMUSAN MASALAH
Mengetahui tentang perubahan kebudayaan dan unsur – unsur kebudayaan yang terkandung di dalamnya.



BAB II
PEMBAHASAN

DEFINISI KEBUDAYAAN
Kata “kebudayaan” berasal dari (bahasa sanskerta) buddhayah yang merupakan bentuk jamak kata “buddhi” yang berarti budi atau akal. Kemudian, kebudayaan diartikan sebagai hal – hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. 

Menurut E. B. Tylor, kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan – kemampuan lain serta kebiasaan – kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan. Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan segala kaidah – kaidah dan nilai – nilai sosial. Cipta disusun untuk langsung diamalkan dalam kehidupan masyarakat.

DEFINISI PERUBAHAN KEBUDAYAAN 
Kingsley Davis : perubahan kebudayaan adalah perubahan – perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
Gillin & Gillin : perubahan kebudayaan adalah suatu variasi dari cara – cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideology maupun karena adanya difusi ataupun penemuan – penemuan baru dalam masyarakat.
Selo Soemardjan : perubahan kebudayaan adalah segala perubahan – perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk di dalamnya nilai – nilai, sikap dan pola perilaku di antar kelompok – kelompok dalam masyarakat.
Kesimpulan
Pengertian perubahan kebudayaan adalah  suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena ketidak sesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.

Antropologi Budaya

FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN KEBUDAYAAN 
Faktor yang menyebabkan perubahan kebudayaan itu dapat berasal dari dalam masyarakat sendiri, yang ditimbulkan oleh discovery dan invention. Discovery adalah setiap penambahan pada pengetahuan, atau setiap penemuan baru. Invention adalah penerapan pengetahuan dan penemuan baru itu.

Faktor perubahan juga dapat datang dari luar masyarakat dengan jalan difusi, atau penyebaran kebudayaan atau peminjaman kebudayaan. Dalam studi mengenai masalah perubahan kebudayaan, penyelidikan mengenai difusi kebudayaan lebih banyak dijalankan, karena sebagian besar dari sebab perubahan kebudayaan itu ditimbulkan oleh faktor difusi kebudayaan, atau peminjaman kebudayaan. Disamping konsep mengenai invention dan discovery dan konsep mengenai difusi terdapat konsep lain seperti akulturasi asimilasi dalam studi mengenai masalah perubahan kebudayaan. Dalam sejarah teori antropologi berkembang pula teori yang juga mempelajari perubahan kebudayaan, dengan menggunakan pendekatan sejarah seperti evolusionisme klasik dan difusionisme. 

1) Discovery dan Invention
Dalam hal discovery, penemuan itu terjadi secara kebetulan, sedang pada invention penemuan itu merupakan satu hasil usaha yang sadar. Ralph Linton menganggap pembedaan pemberian definisi antara discovery dan invention atas dasar motivasi tidak memuaskan dan mengajukan definisi sendiri, yakni bahwa discovery adalah setiap penambahan pada pengetahuan dan invention adalah penerapan yang baru dari pengetahuan. Gejala discovery harus didahului oleh tiga hal : kesempatan, pengamatan, penilaian dan penghayalan, ada pula keinginan dan kebutuhan.

Innovation yang berarti suatu proses perubahan kebudayaan yang besar, tetapi yang terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama. Proses ini meliputi satu penemuan baru, jalannya unsur itu disebarkan kelain bagian dari masyarakat, dan cara unsur kebudayaan tadi diterima, dipelajari dan akhirnya diapakai dalam masyarakat yang bersangkutan. Inovasi mengandung pengertian discovery, invention dan difusi.

Invention perlu dikemukakan mengenai dua hal yaitu:
a. Basic invention
    Basic invention sebagai suatu peristiwa yang meliputi pemakaian prinsip baru atau kombinasi dari prinsip baru.
b. Improving invention
Jika basic invention telah diterima oleh suatu masyarakat, maka timbullah improving invention, yang biasanya mempunyai arti memperbaiki penemuan yang telah ada. Sumber besar bagi invention adalah kebudayaan yang merupakan lingkungan hidup dari penemuan itu. Dari sudut psikologi sosial inovasi membutuhkan beberapa syarat:
1) Masyarakat harus merasa butuh terhadap pembaharuan, yang disebabkan oleh invention itu.
2) Perubahan yang disebabkan oleh invention harus dipahami dan dapat dikuasai poleh para anggota masyarakat.
3) Perubahan itu harus dapat diajarkan. Dalam keadaan biasa tiap-tiap kebudayaan mempunyai teknik untuk meneruskan kebudayaan.
4) Perubahan itu harus menggambarkan keuntungan pada masa yang akan datang.
5) Perubahan itu tidak merusak prestise pribadi atau golongan.
Perubahan tidak dapat meluas di kalangan masyarakat, apabila :
1) Penggunaan penemuan baru itu akan mendapat satu hukuman. Hukuman itu tentunya ada bermacam-macam dan bertingkat-tingkat.
2) Penemuan baru yang berupa denda material atau yang bersifat non-material itu sulit untuk diintegrasikan di dalam pola kebudayaan di mana penemuan itu timbul.

2) Difusi Kebudayaan
Difusi kebudayaan dapat dikatakan sebagai proses penyebaran unsur kebudayaan dari suatu individu ke individu lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Proses yang disebut pertama yaitu penyebaran dari individu ke individu lain dalam batas satu masyarakat disebut difusi intra masyarakat atau intradiffusion, dan proses yang kedua ialah penyebaran dari masyarakat ke masyarakat disebut difusi inter masyarakat atau interdiffusion.

Seluruh anggota masyarakat yang sehat pikirannya telah menerima ide, kebiasaan dan respon emosi yang dikondisikan maka unsur perubahan ini disebut universals. Jika unsur perubahan tersebut hanya didukung oleh sebagian saja masyarakat, maka disebut alternatif, apabila pendukung unsur kebudayaan yang baru itu lebih kecil lagi maka unsur ini disebut specialistis dan jika ide tingkah laku dan sikap yang lain itu tidak mempunyai nilai sosial, melainkan menjadi milik atau sifat atau ciri perorangan secara individual, maka unsur kebudayaan semacam itu disebut individual peculirieties.

Difusi mengandung tiga proses yang di beda-bedakan:
1) Proses penyajian unsur baru kepada suatu masyarakat.
2) Penerimaan unsur baru.
3) Proses integrasi

3)     Akulturasi (Aculturation)
Dalam pasal mengenai akulturasi ini akan dibicarakan mengenai:
a) Definisi akulturasi
Akulturasi meliputi fenomena yang timbul sebagai hasil, jika kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak secara langsung terus-menerus, yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau pada kedua-duanya. Dalam definisi ini, akulturasi adalah satu aspek dari culture change dan asimilasi adalah satu fase dari akulturasi, sedang diskusi adalah satu aspek dari akulturasi.

Kroeber mengatakan, bahwa akulturasi meliputi berbagai perubahan dalam kebudayaan yang disebabkan oleh adanya pengaruh dari kebudayaan lain, yang akhirnya menghasilkan makin banyaknya persamaan pada kebudayaan itu.

b) Timbulnya perhatian terhadap studi mengenai akulturasi
Studi mengenai akulturasi telah dirintis pada akhir abad ke-19, akan tetapi pada permulaan abad ke-20 perhatian mengenai studi tentang akulturasi itu menurun dan baru timbul kembali antara tahun 1920-1925 dan perhatian itu memuncak pada tahun 19-35-1940.

Studi mengenai akulturasi terutama di Amerika Serikat merupakan reaksi terhadap studi tentang “memory” culture, yaitu kebudayaan yang dianggap asli, yang tidak mengalami perubahan yang sudah mulai hilang dan tidak dapat diselidiki lagi. Di Inggris, studi mengenai masyarakat dan kebudayaan yang primitif dilakukan dengan pendekatan fungsionalisme, sedang studi mengenai culture contact, istilah untuk akulturasi di Inggris, timbul dari kebutuhan praktis, yaitu dalam rangka kebijaksanaan di daerah jajahan. Perhatian terhadap penyelidikan tentang kontak kebudayaan di Inggris itu juga merupakan satu reaksi terhadap teori fungsioonalisme yang dirasakan mengandung banyak limitasi.

c) Bentuk kontak kebudayaan
1) Kontak dapat terjadi antara seluruh masyarakat, atau antara bagian-bagian saja dari masyarakat,malahan dapat pula terjadi semata-mata antara individu-individu dari dua kelompok.
2) Kontak dapat pula di klasifikasikan antara golongan yang bersahabat dan golongan yang bermusuhan.
3) Kontak dapat pula timbul antara masyarakat yang menguasai dan masyarakat yang dikuasai, secara politik atau ekonomi.
4) Kontak kebudayaan dapat terjadi antara masyarakat yang sama besarnya dan berbeda besarnya.
5) Kontak kebudayaan dapat terjadi antara aspek-aspek yang material dan yang non material dari kebudayaan yang sederhana dengan kebudayaan yang kompleks, dan antara kebudayaan yang kompleks dengan yang kompleks pula.

d) Akibat akulturasi
Karena akulturasi adalah suatu proses antara akomodasi dan asimilasi dengan sendirinya kesulitan dalam penyesuaian adalah merupakan masalah pokok bagi orang-orang yang terlibat dalam proses akulturasi. Dilihat dari sudut pengaruh akulturasi pada kebudayaan, jika yang bertemu itu kebudayaan yang sama kuatnya, maka dalam suatu proses seleksi masing-masing akan saling mempengaruhi. Yang mengalami perubahan atau pergantian biasanya adalah unsur yang tidak penting dari masing-masing kebudayaan. Sistem kekerabatan, kebiasaan yang diperoleh dengan proses enkulturasi sejak kecil, seperti sistem kepercayaan dan pandangan hidup, dalam proses akulturasi tidak banyak mengalami perubahan.

4) Asimilasi
Asimilasi adalah suatu proses sosial yang telah lanjut yang ditandai oleh makin kurangnya perbedaan antara individu-individu dan antara kelompok-kelompok, dan makin eratnya persatuan aksi, sikap dan proses mental yang berhubungan dengan kepentingan dan tujuan yang sama.
Faktor yang memudahkan asimilasi :
a) Faktor toleransi
b) Faktor adanya kemungkinan yang sama dalam bidang ekonomi.
c) Faktor adanya simpati terhadap kebudayaan yang lain
d) Faktor perkawinan campuran

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama  dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.

Ada faktor-faktor yang mendorong dan menghambat perubahan kebudayaan yaitu
1.       Mendorong perubahan kebudayaan
a. Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi mudah berubah, terutama unsur-unsur teknologi dan ekonomi ( kebudayaan material).
b. Adanya individu-individu yang mudah menerima unsur-unsur perubahan kebudayaan, terutama generasi muda.
c. Adanya faktor adaptasi dengan lingkungan alam yang mudah berubah.

2.        Menghambat perubahan kebudayaan
a. Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi sukar berubah
seperti :adat istiadat dan keyakinan agama ( kebudayaan non material)
b. Adanya individu-individu yang sukar menerima unsur-unsur perubahan terutama generasi tua yang kolot.
c. Ada juga faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan kebudayaan:                  
A. Faktor intern
• Perubahan Demografis
Perubahan demografis di suatu daerah biasanya cenderung terus bertambah, akan mengakibatkan terjadinya perubahan di berbagai sektor kehidupan, c/o: bidang perekonomian, pertambahan penduduk akan mempengaruhi persediaan kebutuhan pangan, sandang, dan papan.
• Konflik sosial
Konflik sosial dapat mempengaruhi terjadinya perubahan kebudayaan dalam suatu masyarakat. c/o: konflik kepentingan antara kaum pendatang dengan penduduk setempat didaerah transmigrasi, untuk mengatasinya pemerintah mengikutsertakan penduduk setempat dalam program pembangunan bersama-sama para transmigran.
• Bencana alam
Bencana alam yang menimpa masyarakat dapat mempengaruhi perubahan c/o; bencana banjir, longsor, letusan gunung berapi masyarakat akan dievakuasi dan dipindahkan ketempat yang baru, di sanalah mereka harus beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan budaya setempat sehingga terjadi proses asimilasi maupun akulturasi.
• Perubahan lingkungan alam
Perubahan lingkungan ada beberapa faktor misalnya pendangkalan muara sungai yang membentuk delta, rusaknya hutan karena erosi atau perubahan iklim sehingga membentuk tegalan. Perubahan demikian dapat mengubah kebudayaan hal ini disebabkan karena kebudayaan mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan setempat.

2. Faktor ekstern 
• Perdagangan
Indonesia terletak pada jalur perdagangan Asia Timur dengan India, Timur Tengah bahkan Eropa Barat. Itulah sebabnya Indonesia sebagai persinggahan pedagang-pedagang besar selain berdagang mereka juga memperkenalkan budaya mereka pada masyarakat setempat sehingga terjadilah perubahan budaya dengan percampuran budaya yang ada.
• Penyebaran agama
Masuknya unsur-unsur agama Hindu dari India atau budaya Arab bersamaan proses penyebaran agama Hindu dan Islam ke Indonesia demikian pula masuknya unsur-unsur budaya barat melalui proses penyebaran agama Kristen dan kolonialisme.
• Peperangan
Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia umumnya menimbulkan perlawanan keras dalam bentuk peperangan, dalam suasana tersebut ikut masuk pula unsur-unsur budaya bangsa asing ke Indonesia.

Bentuk-bentuk Proses perubahan kebudayaan meliputi hal-hal sebagai berikut.
1) Difusi,yaitu penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari suatu tempat ke tempat lain, dari orang ke orang lain, dan dari masyarakat ke masyarakat lain. Contoh: Pada masyarakat tani tradisional pengolahan lahan pertanian masih menggunakan tenaga hewan dan tenaga manusia. Dengan adanya hubungan dengan masyarakat lain mereka mengenal mesin traktor yang ternyata lebih praktis dan lebih cepat dalam mengolah lahan. Pada akhirnya mereka menggunakan traktor dalam mengolah lahan pertanian menggantikan tenaga hewan dan tenaga manusia.

Manusia dapat menghimpun pengetahuan baru dari hasil penemuan-penemuan. Tipe difusi:
a) Difusi intra masyarakat
(1) Pengakuan bahwa penemuan baru bermanfaat bagi masyarakat
(2) Ada tidaknya unsur kebudayaan yang mempengaruhi (untuk diterima/ditolak)
(3) Unsur berlawanan dengan fungsi unsur lama, akan ditolak
(4) Kedudukan penemu unsur baru ikut menentukan penerimaan
(5) Ada tidaknya batasan dari pemerintah

2) Akulturasi (cultural contact), yaitu suatu kebudayaan tertentu yang dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing, yang lambat laun unsur kebudayaan asing tersebut melebur atau menyatu ke dalam kebudayaan sendiri(asli), tetapi tidak menghilangkan ciri kebudayaan lama. Hal yang terjadi dalam akulturasi adalah:
a) Substitusi, unsur kebudayaan yang ada sebelumnya diganti, melibatkan perubahan struktural yang kecil sekali.
b) Sinkretisme, unsur-unsur lama bercampur dengan yang baru dan membentuk sebuah sistem baru.
c) Adisi, unsur-unsur baru ditambahkan pada unsur yang lama.
d) Dekulturasi, hilangnya bagian substansial sebuah kebudayaan.
e) Orijinasi, tumbuhnya unsur-unsur baru untuk memenuhi kebutuhan situasi yang berubah.
f) Rejection (penolakan), perubahan yang sangat cepat sehingga sejumlah besar orang tidak dapat menerimanya, menyebabkan penolakan, pemberontakan, gerakan kebangkitan.

3) Asimilasi, yaitu proses penyesuaian (seseorang/kelompok orang asing) terhadap kebudayaan setempat. Dengan asimilasi kedua kelompok baik asli maupun pendatang lebur dalam satu kesatuan kebudayaan. Penyebab asimilasi antara lain: toleransi, rasa simpati, kesamaan

4) Penetrasi, yaitu masuknya unsur-unsur kebudayaan asing secara paksa, sehingga merusak kebudayaan lama yang di datangi. Apabila kebudayaan baru seimbang dengan kebudayaan setempat, masing-masing kebudayaan hampir tidak mengalami perubahan atau tidak saling mempengaruhi, disebut hubungan simbiosis.

5) Invasi, yaitu masuknya unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam kebudayaan setempat dengan peperangan (penaklukan) bangsa asing terhadap bangsa lain. Masuknya Belanda ke Indonesia pada masa perjanjian dahulu membawa serta unsur-unsur budaya yang sebagian diterapkanpada masyarakat daerah jajahannya seperti bahasa,agama dan sistem hukum yang sebagian masih digunakan dalam sistem hukum/perundang-undangan di negara Indonesia.

6) Hibridisasi, yaitu perubahan kebudayaan yang disebabkan oleh perkawinan campuran antara orang asing dengan penduduk setempat. Orang asing yang kawin dengan penduduk pribumi akan membawa pengaruh budaya aslinya dalam kehidupan rumah tangganya yang lambat laun akan mempengaruhi budaya masyarakat yang ada di sekitarnya.

7) Milenarisme, yaitu salah satu bentuk kebangkitan, yang berusaha mengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama menderita dalam kedudukan sosial yang rendah. Masyarakat pedalaman yang memiliki sumber daya alam yang melimpah namun selama ini tidak bisa mengolah sumber daya alam itu karena telah di eksploitasi orang asing, sekarang ini berusaha untuk bisa mengolah kekayaan alam mereka sendiri, seperti masyarakat Papua termasuk contoh Milenarisme

8) Adaptasi, yaitu proses interaksi antara perubahan yang ditimbulkan oleh organisme pada lingkungannya dan perubahan yang ditimbulkan oleh lingkungan pada organisme(penyesuaian dua arah). Masyarakat yang tinggal di daerah pantai dan sepanjang hidup mereka bekerja sebagai nelayan, mereka harus menyesuaikan diri dengan kondisi pegunungan ketika terjadi tsunami yang melanda daerah pantai mereka. Mereka tidak lagi mencari ikan, namun menjadi petani atau berkebun dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

9) Imitasi, yaitu proses peniruan kebudayaan lain tanpa mengubah kebudayaan yang ditiru. Imitasi ini sering dijumpai pada sebagian besar anak remaja di negara kita. Jika ada tokoh yang mereka idolakan, segala hal yang melekat dari tokoh tersebut mereka tiru, seperti mode pakaian, gaya rambut, bahkan perilaku.

KLASIFIKASI PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Perubahan itu bisa berupa kemajuan maupun kemunduran. Bila dilihat dari sisi maju dan mundurnya, maka bentuk perubahan sosial dapat dibedakan menjadi:
1. Perubahan sebagai suatu kemajuan (progress). Perubahan sebagai suatu kemajuan merupakan perubahan yang memberi dan membawa kemajuan pada masyarakat. Hal ini tentu sangat diharapkan karena kemajuan itu bisa memberikan keuntungan dan berbagai kemudahan pada manusia. Perubahan kondisi masyarakat tradisional, dengan kehidupan teknologi yang masih sederhana, menjadi masyarakat maju dengan berbagai kemajuan teknologi yang memberikan berbagai kemudahan merupakan sebuah perkembangan dan pembangunan yang membawa kemajuan. Jadi, pembangunandalam masyarakat merupakan bentuk perubahan ke arah kemajuan (progress).Perubahan dalam arti progress misalnya listrik masuk desa, penemuan alat-alat transportasi, dan penemuan alat-alat komunikasi.

Masuknya jaringan listrik membuat kebutuhanmanusia akan penerangan terpenuhi; penggunaan alat-alat
2. Perubahan sebagai suatu kemunduran (regress). Tidak semua perubahan yang tujuannya ke arah kemajuan selalu berjalan sesuai rencana. Terkadang dampak negatif yang tidak direncanakan pun muncul dan bisa menimbulkan masalah baru.Jika perubahan itu ternyata tidak menguntungkan bagi masyarakat, maka perubahan itu dianggap sebagai sebuah kemunduran.

Misalnya, penggunaan HP sebagai alat komunikasi. HP telah memberikan kemudahan dalam komunikasi manusia, karena meskipun dalam jarak jauh pun masih bisa berkomunikasi langsung dengan telepon atau SMS. Disatu sisi HP telah mempermudah dan mempersingkat jarak, tetapi disisi lain telah mengurangi komunikasi fisik dan sosialisasi secara langsung. Sehingga teknologi telah menimbulkan dampak berkurangnya kontak langsung dan sosialisasi antar manusia atau individu.

Jika dilihat dari segi cepat atau lambatnya perubahan, maka perubahan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Evolusi dan Revolusi (perubahan lambat dan perubahan cepat)
Evolusi adalah perubahan secara lambat yang terjadi karena usaha-usaha masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan kondisi-kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.

Contoh perubahan evolusi adalah perubahan pada struktur masyarakat. Suatu masyarakat pada masa tertentu bentuknya sangat sederhana,namun karena masyarakat mengalami perkembangan, maka bentuk yang sederhana tersebut akan berubah menjadi kompleks.Revolusi, yaitu perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Seringkali perubahan revolusi diawali oleh munculnya konflik atau ketegangan dalam masyarakat,ketegangan-ketegangan tersebut sulit dihindari bahkan semakin berkembang dan tidak dapat dikendalikan. Terjadinya proses revolusi memerlukan persyaratan tertentu, antara lain:
a. Ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan.
b. Adanya pemimpin/kelompok yang mampu memimpinmasyarakat tersebut.
c. Harus bisa memanfaatkan momentum untuk melaksanakanrevolusi.
d. Harus ada tujuan gerakan yang jelas dan dapat ditunjukkankepada rakyat.
e. Kemampuan pemimpin dalam menampung, merumuskan,serta menegaskan rasa tidak puas masyarakat dan keinginan-keinginan yang diharapkan untuk dijadikan program dan arahgerakan revolusi. Contoh perubahan secara revolusi adalah peristiwa reformasi (runtuhnya rezim Soeharto), peristiwa Tsunami di Aceh, semburan lumpur Lapindo (Sidoarjo).

2. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar 
Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan kecil adalah perubahan mode rambut atau perubahan mode pakaian.Perubahan besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang membawa pengaruh langsung atau pengaruh berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan besar adalah dampak ledakan penduduk dan dampak industrialisasi bagi pola kehidupan masyarakat.

3. Perubahan yang Direncanakan dan Tidak Direncanakan
Perubahan yang dikehendaki atau yang direncanakan merupakan perubahan yang telah diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak melakukan perubahan di masyarakat. Pihak-pihak tersebut dinamakan agent of change,yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat untuk memimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan yang bertujuan untuk mengubah suatu sistem sosial.

Contoh perubahan yang dikehendaki adalah pelaksanaan pembangunan atau perubahan tatanan pemerintahan, misalnya perubahan tata pemerintahan Orde Baru menjadi tata pemerintahan Orde Reformasi. Perubahan yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan merupakan perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan. Contoh perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan adalah munculnya berbagai peristiwa kerusuhan menjelang masa peralihan tatanan Orde Lama ke Orde Baru dan peralihan tatanan Orde Baru ke Orde Reformasi.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pengertian perubahan kebudayaan adalah  suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena ketidaksesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.
Unsur – unsur kebudayaan meliputi:
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia
2. Mata pencaharian hidup dan sistem – sistem ekonomi
3. Sistem kemasyarakatan
4. Bahasa
5. Kesenian
6. Sistem pengetahuan
7. Religi



DAFTAR PUSTAKA

Harsojo. Pengantar Antropologi. Bina Cipta, 1984
Soerjono, Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 1990
http://abdulgani84.wordpress.com/2011/04/29/penyebab-perubahan-kebudayaan/
http://scrib.com/etriwahjuni/d/39507750-Bentuk-Perubahan-Sosial-Budaya/






*Sumber: https://www.academia.edu/4900995/Makalah_Antropologi_Budaya

Tag : Lainnya
0 Komentar untuk "Antropologi Budaya"

Back To Top