BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari makhluk hidup beserta komponennya. Biologi memiliki banyak cabang ilmu diantaranya evolusi. Evolusi mempelajari tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dalam kurun waktu tertentu, termasuk kehidupan yang ada di muka bumi.
Kehidupan yang ada di bumi saat ini merupakan kelanjutan berkesinambungan dari makhluk hidup pertama di bumi. Namun, tidak ada yang mengetahui darimana asal-usul makhluk hidup di bumi secara pasti, termasuk asal usul manusia dan asal usul keanekaragaman makhluk hidup lainnya. Semua hal tersebut merupakan misteri yang belum terungkap. Oleh karena itu, beberapa ilmuwan menganalisis dan mengkaji tentang misteri kehidupan makhlik hidup di bumi berdasarkan bukti-bukti yang ada di lapangan.
Evolusi berasal dari kata Bahasa Inggris yaitu “to evolve” yang artinya berkembang atau berubah secara perlahan-lahan. Sedangkan dalam bahasa latin dari kata “evolut” yang berarti menggulir. Kehidupan alam di permukaan bumi bukan sesuatu yang selesai dan sekali terjadi melainkan bertahap dan berubah dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, evolusi dianggap sebagai secarah biologis adanya makhluk hidup di bumi dari waktu ke waktu.
Evolusi terjadi dalam beberapa mekanisme salah satunya ialah seleksi alam dimana suatu proses kemampuan organisme untuk dapat bertahan hidup dan bereproduksi saat menghadapi kondisi lingkungan yang tidak diinginkan. Dalam jangka waktu yang lama, evolusi akan menyebabkan terjadinya spesiasi yakni terbentuknya spesies baru dimana spesies yang moyangnya tunggal akan terpecah menjadi dua atau lebih. Spesiasi bisa tampak dalam bidang anatomi, genetik, distribusi geografis dan rekam fosil pada makhluk hidup dari banyak generasi. Spesiasi sudah berlangsung selama 3,5 miliar tahun sejak adanya kehidupan di bumi ini. Caranya bisa berlainan ada yang lambat dan ada yang cepat dari satu tahapan statis ke tahapan lainnya. Jadi seleksi alam dan spesiasi merupakan bagian dari evolusi, maka dari itu dibuat makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini ialah sebagai berikut :
1. Bagaimana hukum-hukum yang melatarbelakangi terjadinya spesiasi ?
2. Apa saja contoh terjadinya spesiasi ?
3. Bagaimana hukum yang melatarbelakangi terjadinya seleksi alam ?
4. Apa saja contoh terjadinya seleksi alam ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, diperoleh tujuannya adalah :
1. Untuk mengetahui hukum–hukum yang melatarbelakangi terjadinya spesiasi ?
2. Untuk mengetahui contoh terjadinya spesiasi ?
3. Untuk mengetahui hukum yang melatarbelakangi terjadinya seleksi alam ?
4. Untuk mengetahui contoh terjadinya seleksi alam ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hukum yang Melatarbelakangi Terjadinya Spesiasi
Hukum spesiasi atau hukum terbentuknya spesies baru dikemukakan oleh:
1. Gregor Mendel
Mendel memilih untuk melakukan penelitian yang terencana dan teliti dengan menggunakan kacang ercis karena kacang ercis memiliki banyak varietas. Ahli genetika menggunakan istilah karakter untuk menjelaskan sifat yang dapat diturunkan (seperti warna bunga yang terdapat pada individu). Setiap varian dari suatu karakter, seperti warna bunga ungu dan putih pada bunga, dinamakan sifat (trait). Mendel melakukan persilangan pada kacang ercis, dan setiap sifat yang tampak disebut Genotif dan sifat yang tidak tampak disebut Fenotif. Mendel melakukan penyerbukan terhadap dua varietas yaitu antara kacang ercis berbunga ungu dan putih. Perkawinan/persilangan dua varietas ini disebut Hibridisasi yang disebut penyilangan monohybrid. Induknya disebut generasi P (Parental), keturunannya disebut generasi F1 (filial/keturunan pertama). Dan bila F1 disilangkan dengan F1 maka keturunannya disebut F2 (filial kedua). Berdasarkan hasil percobaannya Mendel menyimpulkan bahwa:
a. Versi alternative gen (allel-allel yang berbeda) menjelaskan terjadinya variasi pada karakter yang diwarisi.
b. Untuk setiap karakter, organisme mewarisi dua allel, satu-satu dari masing-masing induk.
c. Jika kedua allel berbeda, maka salah satunya adalah allel yang dominan diekspresikan sepenuhnya dalam penampakan organisme, sedangkan allel yang satunya yaitu allel resesif tidak mempnyai efek yang jelas pada penampakan organisme.
d. Kedua allel untuk setiap karakter berpisah selama produksi.
2. Hugo De Vries
Hugo De Vries salah seorang ahli evolusi yang mempelajari tentang evolusi dengan cara memperdalam tentang mutasi/perubahan tempat yang bersifat reversible atau dapat diperbaiki. Salah satu penyebab terjadinya perubahan sifat suatu organisme yaitu adanya perubahan struktur kimia gen (DNA) pada organisme atau sering disebut dengan mutasi gen. mutasi gen dapat terjadi secara acak dan dapat terjadi tanpa ataupun karena pengaruh faktor luar.
Mutasi merupakan mekanisme evolusi yang penting dan dapat memunculkan spesies baru dengan sifat yang lebih baik tergantung dari angka laju mutasi (angka yang menunjukkan jumlah gen yang bermutasi dari seluruh gamet yang dihasilkan oleh suatu individu dari suatu spesies). Angka laju mutasi memang sangat kecil tetapi merupakan mekanisme yang sangat penting karena dipengaruhi oleh hal-hal berikut:
a. Setiap gamet mengandung beribu-ribu gen.
b. Individu dalam satu genersai dapat menghasilkan ribuan sampai jutaan gamet.
c. Jumlah generasi satu spesies selama spesies itu ada banyak sekali
Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah mutasi yang menguntungkan selama periode evolusi cukup besar sehingga kemungkinan dihasilkannya spesiess adaptif (mampu beradaptasi) juga besar sehingga kemungkinan dihasilkannya spesiess adaptif (mampu beradaptasi) juga besar. Dalam proses mutasi gen ini Hugo De Vries mebedakan mutasi menjadi dua, yaitu:
a. Mutasi kecil, mutasi ini biasanya akan menyerang bagian-bagian inti, misalnya pada Asam Nukleat dari DNA dan RNA.
b. Mutasi besar. Mutasi ini biasanya menyerang pada bagian kromosom, dimana di dalam kromosom ini terdapat gen yang tersimpan di dalam lokus. Lokus yang terdapat gen tersebut memiliki kode-kode tersendiri atau pasangan-pasangannya sendiri yang biasa disebut Allela/allel. Mutasi besar ini dibagi lagi menjadi beberapa macam, yaitu:
1) Deletion (Penghapusan)
Penghapusan terjadi pada saat terjadinya mutasi dimana ada pasangan gen yang hilang. Misalnya: P Q R S T P Q R T
2) Duplication (Penggandaan)
Terjadinya penggandaan gen saat terjdinya mutasi. Misalnya: J K L M J K K L M
3) Invertion (Penyisipan)
Adanya gen yang menyisip ke dalam gen lain atau pertukaran tempat. Misalnya: F G H IJFGJIH
4) Translocation (Pemindahan)
Terjadinya pemindahan posisi gen pada saat mutasi antara ua pasangan kelompok gen. Misalnya: V W X Y V W X T dan R S T U R S Y U
5) Polidaphly/ Polidagtil
Polidaphly adalah gen yang menyebabkan jari- jari tangan berjumlah lebih dari sepuluh jari atau berjari banyak.
3. Hardy- Weinberg
E.H. Hardy (Inggris) dan W. Weinberg (Jerman) mengembangkan study genetika populasi. Dari hasil studinya, kedua ahli tersebut menyatakan bahwa “Keseimbangan frekuensi genotif AA, Aa, aa, dan perbandingan gen A dan a selalu sama dari generasi ke generasi”. Hal tersebut dapat terjadi asalkan memenuhi beberapa persyaratan berikut:
a. Tidak ada mutasi.
b. Terjadinya perkawinan secara acak.
c. Tidak ada aliran gen dan tidak terjadi migrasi.
d. Tidak terjadi genetic drift (populasi cukup besar).
e. Tidak ada seleksi alam
Pernyataan atau teori yang dikemukakan oleh E.H. Hardy dan W. Weinberg dikenal dengan hukum Hardy-Weinberg. Secara matematis hukum Hardy-Weinberg dirumuskan sebagai berikut:
P2+2pq+q2=1
Adanaya keseimbangan frekuensi gen menyebabkan terjadinya spesiasi pada organisme.
2.2 Contoh Terjadinya Spesiasi
Spesiasi dibagi empat macam yakni sebagai berikut :
1. Spesiasi Allopatrik
Spesiasi jenis ini terjadi pada populasi yang awalnya terisolasi secara geografis. Halangan atau barrier memungkinkan populasi opulasi terpengaruh oleh faktr lingkungan seperti ketersediaan makana dan lainnya. Karena keterbatasan ketersediaan makanan, terjadi fragmentasi habitat atau populasi spesies tersebut melakukan migrasi (terpecah atau terpusah-pisah dalam kelompoknya). Seleksi alam dalam kondisi demikian dapat
menghsilkan perubahan yang sangat cepat pada penampilan dan perilaku organisme. Karena seleksi dan sifat bawaan terjadi perubahan secara bebas pada populasi yang terisolasi. Hal yang tegas terlihat ketika berjalan dalam waktu yang lama, maka akan terjadi variasi yang mutasinya semakin besar, yang menyebabkan terjadinya isolasi, kemudian mengarah ke isolasi reproduksi sehingga akan menghalangi pencampuran gen. Pemisahan pada akhirnya akan menghasilkan organisme yang tidak akan dapat berkawin campur maka terbetuklah spesiasi.
2. Spesiasi Peripatrik
Spesiasi ini terjadi ketika sebagian kecil populasi organisme menjadi terisolasi dalam sebuah lingkungan yang baru. Hal ini berbeda dengan spesiasi allopatrik dalam hal ukuran populasi lebih kecil dai populasi nenek moyangnya. Dengan demikian, yang terjadi adalah hilangnya variasi genetik yang terjadi ketika suatu populasi baru terbentuk oleh sejumlah individu yang sangat kecil. Akibat ilangnya dari variasi geneti, populasi baru dapat berubah, baik secara genotip maupun fenotip dari populasi asalnya. Dalam kasus ekstrim ini menyebabkan spesiasi yang mengarah keterbentuknya evolusi, hilangnya variasi genetik ini, menyebabkan percepatan proses spesiasi. Karena melalui hanyutan genetik yang cepat dan seleksi terhadap gen yang kecil maka terjadilah spesiasi.
3. Spesiasi Parapatrik
Spesiasi ini mirip dengan spesiasi peripetrik dalam hal ukuran populasi kecil yang masuk ke habitat yang baru, namun berbeda dalam hal tidak adanya pemisahan secara fisik antara dua populasi. Spesiasi ini dihasilkan dari evolusi mekanisme yang mengurangi aliran genetika antara dua populasi. Secara umum, ini terjadi ketika terdapat perubahan drastis pada lingkungan habitat tetua spesies. Salah satu contohnya adalah rumput Anthoxanthum odoratum, yang dapat mengalami spesiasi parapatrik sebagai respon terhadap polusi logam terlokalisasi yang berasal dari pertambangan. Pada kasus ini tanaman berevolusi menjadi resistans terhadap kadar logam yant tinggi dalam tanah. Seleksi keluar terhadap kawin campur dengan populasi tetua menghasilkan perubahan pada waktu pembungaan, menyebabkan isolasi reproduksi. Seleksi keluar terhadap hibrid antar dua populasi dapat menyebabkan “penguatan”, yang merupakan evolusi sifat yang memperkenalkan perkawinan dalam spesies, serta pealihan yang terjadi ketika dua spesies menjadi berbeda pada penampilannya.
4. Spesiasi simpatrik
Mekanisme spesiasi adalah spesies yang berbeda menghuni tempat yang sama berdivergen tanpa adanya isolasi geografis atau perubahan pada habitat. Mekanisme ini cukup langka karena hanya dengan aliran gen yang sedikit akan menghilangkan perbedaan genetika antara satu bagian populasi dengan bagian populasi lainnya. Secara umum, spesiasi simpatrik pada hewan memerlukan evolusi perbedaan genetika dan terjadinya perkawinan acak. Contohnya bebek dan mentok berada pada habitat yang sama. Dampak dari mekanisme ini akan membawa isolasi reproduksi, salah satu jenis spesiasi simpatrik melibatkan perkawinan silang dua spesies yang berkerabat yang menghasilkan spesies hibrid. Hal ini tidaklah umum terjadi pada hewan karena hewan hibrid biasanya steril. Sebaliknya, perkawinan silang umumya terjadi pada tanaman karena tanaman sering mnggandakan jumlah kromosomnya membentu poliploidi. Ini membuat kromosom dari spesies tetua membentuk pasangan yang sepadan selama meiosis. Salah satunya contoh spesiasi simpatrik adalah ketika tanaman Arabidopsis thaliana dengan Arabidopsis arenosa dari perkawinan menghasilkan spesies Arabidopsis suecica.
2.3 Hukum yang Melatarbelakangi Terjadinya Seleksi Alam
Hukum seleksi alam dilatarbelakangi oleh teori tentang seleksi alam yang dikemukakan oleh Charles Robert Darwin. Charles Robert Darwin merupakan seorang tokoh evolusi yang pendapatnya tentang evolusi diterima oleh dunia ilmu pengetahuan. Ketika usianya baru 22 tahun, Pada tanggal 27 desember 1831 Darwin berangkat melakukan ekspedisi menuju ke kepulauan Galapagos dengan menggunakan kapal layer HMS Beagle, Darwin mengamati fenomena-fenomena alam yang sangat menarik, seperti adanya variasi kura-kura raksasa di Pulau Galapagos (suatu pulau di sebelah barat daratan Amerika Selatan tepatnya terletak di daerah Khatulistiwa di sebelah barat Ekuador) dan 14 spesies burung Finch. Hasil perjalanannya di tuangkan dalam bentuk buku yang di beri judul On The Origin Of The Species By Mean Of Natural Selection atau Timbulnya/adanya Spesies Baru Melalui Seleksi Alam.
Dalam bukunya tersebut Darwin menyatakan dua pendapat berikut:
a. Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies yang hidup pada masa lampau.
b. Evolusi terjadi melalui seleksi alam.
Menurut Darwin, burung Finch yang terdapat di Kepulauan Galapagos semula berasal dari satu spesies burung yang ada di daratan Amerika Selatan, yang bermigrasi ke Kepulauan Galapagos. Variasi terjadi akibat kondisi geografis dan lingkungan, terutama makanan sehingga mengakibatkan keturunan burung Finch (pipit) mengalami perubahan morfologi/bentuk dan fungsi. Perubahan yang terjadi misalnya pada bentuk paruh. Paruh burung Finch yang semula tebal dan kuat yang sesuai untuk memakan biji-bijian mengalami perubahan menjadi paruh untuk memakan serangga (peruh tebal, lurus, dan berlidah pendek) dan memakan madu (berparuh lurus agak panjang).
Kajian Darwin terhadap aspek geologi dan seleksi alam yang berkaitan dengan teori evolusi menghasilkan beberapa kesimpulan yaitu:
a. Deretan Fosil yang ditemukan pada batuan tua berbeda dengan yang ditemukan di batuan yang lebih muda.
b. Perbedaan yang terjadi pada fosil-fosil disebabkan oleh perubahan yang terjadi secara perlahan-lahan.
c. Perbedaan dapat berkembang dari satu jenis individu menjadi berbagai jenis karena adanya perkawinan.
d. Makhluk hidup memerlukan makanan dan ruang agar dapat berkembang sehingga makanan dan ruang menjadi faktor pembatas ketika populasi bertambah besar.
Adapun beberapa pokok pikiran yang mendasari teori Evolusi Darwin, sebagai
berikut:
a. Tidak ada individu yang benar-benar sama. Hal ini terbukti adanya variasi dalam satu keturunan (contohnya variasi burug Finch)
b. Setiap populasi cenderung bertambah banyak karena setiap individu mempunyai kemampuan berkembangbiak.
c. Untuk berkembangbiak diperlukan makanan dan ruang yang cukup sehingga memerlukan perjuangan dari individu untuk bertahan hidup.
Adapun prinsip –prinsip yang menjadi dasar Teori Seleksi Alam Charles Darwin ialah (Waluyo, 2010: 203-205):
a) Kecendrungan makhluk hidup berkembang biak atau fertilitas makhluk hidup yang tinggi
Makhluk hidup cenderung untuk berkembang biak karena fertilitas atau tingkat kesuburan makhluk hidup tinggi. Oleh karena itu, bila tidak ada hambatan perkembangbiakan suatu jenis makhluk hidup, maka dalam waktu singkat dunia tidak dapat menampungnya.
b) Jumlah induvidu (secara keseluruhan) hampir tidak berubah
Sekalipun fertilitas makhluk hidup tinggi, tetapi kenyataannya jumlah individu tidak mengalami peningkatan secara tidak terkendali. Nampaknya ada faktor yang membatasi dan mengatur pertambahan jumlah individu suatu jenis (spesies) di suatu tempat. Salah satu faktor adalah jumlah makanan yang tersedia. Faktor-faktor pembatas dan yang mengatur jumlah individu itulah yang menyebabkan individu-individu yang berhasil tetap hidup, tidak banyak jumlahnya, sekalipun banyak keturunan yang dihasilkan, tanpa banyak yang mortal.
c) Adanya “struggle for existence” perjuangan untuk hidup
Supaya tetap dapat hidup, setiap individu makhluk hidup harus berjuang, dalam artian pasif dan aktif. Pada umumnya, perjuangan untuk hidup terjadi adanya 1) persaingan, baik persaingan antar individu se-spesies maupun yang berlainan spesies, 2) pemangsaan, termasuk pula parasitisme, dan 3) perjuangan terhadap lingkungan yang tidak hidup, seperti iklim dan suhu
d) Adanya keanekaragaman dan hereditas atau adanya variasi dan faktor-faktor yang menentukannya
Makhluk hidup, baik tumbuhan maupun hewan sangat beraneka ragam. Keanekaragaman tersebut berkenaan dengan struktur, tingkah laku maupun aktivitas.
Keanekaragaman itu mulai terlihat mulai tingkat antara filum atau divisi, antar kelas sampai antar individu sejenis, bahkan antar individu keturunan. Tidak sedikit ciri yang menyebabkan keanekaragaman tersebut diturunkan kepada generasi keturunan yang selalu dapat keanekaragaman, bahkan karena berbagai sebab, keanekaragaman tersebut justru makin bertambah luas. Adanya keanekaragaman (keanekaragaman pada umumnya dan keanekaragaman yang merupakan ciri yang diwariskan). Itulah yang menyebabkan keberhasilan perjuangan untuk hidup. Tidak sama antara individu satu dengan individu yang lain. Hal itu merupakan alasannya, banyak individu pada generasi keturunan, tidak terlalu melonjak, sekalipun individu turunan yang dihasilkan sebenarnya banyak atau sangat banyak.
e) Adanya “survival of the fittest “seleksi alam
Tingkat keberhasilan perjuangan untuk hidup tidak sama antar individu, kenyataan itu disebab kan ada individu yang lebih sesuai denga yang lainnya. Individu yang lebih sesuai inilah, lebih berhasil dalam perjuangan untuk hidup. Individu yang berhasil inilah yang mempunyai peluang lebih besar untuk melanjutkan keturunan, sekaligus mewariskan ciri-cirinya pada generasi keturunan. Sebaliknya individu yang kurang berhasil, lama kelamaan akan tersisish dari generasi ke generasi. Charles Darwin mengartikan seluruh proses tersebut diatas sebagai seleksi alam di lingkungan makhuk hidup. Dari generasi ke generasi peristiwa seleksi alam ini menyebabkan sebagian individu menjadi semakin adaptif, sedangkan yang lainnya akan tersisih. Herbet Spencer menambahkan istilah yang paling hidup lestari ialah yang paling sesuai “ dalam hal ini.
f) Lingkungan yang terus berubah
Dari waktu ke waktu, komponen atau faktor-faktor lingkungan terus berubah dan ini suatu kenyataan. Misalnya, perubahan iklim, perubahan geografis atau fluktuasi cadangan makanan dan sebagainya.Dalam situasi yang demikian makhluk hidup harus terus-menerus mengadakan penyesuaian melalui “struggle for existence” yang tiada hentinya. Dengan kata lain, peristia seleksi alam berlangsung tiada henti secara terus- menerus. Akibatnya pada generasi tertentu, akan muncul individu (kelompok) individu yang memiliki ciri-ciri semakin adaptif, dan spesifik bagi situasi lingkungan yang melingkupinya. Individu (kelompok individu) semacam inilah dapat berbeda ciri-cirinya dari individu merupakan cikal bakal pada generasi sebelumnya. Inilah tanda adanya perubahan yang menuju keterbentuknya atau jenis spesies baru.
Menurut Campbell, et all (2010: 36), empat alasan mengapa seleksi alam tidak dapat menghasilkan kesempurnaan:
a. Organisme terkunci dalam batasan sejarah
Setiap spesies memperoleh sifat yang diturunkan dimana adanya modifikasi dari anatomi nenek moyang. Evolusi tidak menganalisis bagaimana anatomi nenek moyang dengan anatomi organisme yang ada pada sast ini, melainkan memilih menghubungkan anatomi nenek moyang dan mengadaptasikannya ke dalam situasi yang baru. Sebagai contoh permasalahan sakit punggung pada manusia sebagian disebabkan oleh modifikai kerangka dan perototan dari anatomi nenek moyang berkaki empat yang tidak sepenuhnya sesuai dengan postur tubuh manusia berdiri tegak. Hal ini bertentangan dengan sudut pandang kesehatan yang sebenarnya sakit punggung disebabkan oleh kebiasaan duduk yang salah.
b. Adaptasi seringkali berkompromi
Anatomi makhluk hidup disesuaikan dengan kebiasaan dalam hidupnya. Misalnya ikan memiliki sirip sehingga mampu berenang di air.
c. Tidak semua evolusi bersifat adaptif
Faktor kebetulan pada ligkungan mempengaruhi struktur genetik populasi. Misalnya ketika badai meniup serangga ratusan mill melewati suatu pulau angin itu belum tentu membawa serangga yang paling cocok hidup di lingkungan baru. Dengan demikian tidak semua alel yang difiksasi oleh hanyutan genetik dalam kumpulan gen suatu poplasi yang lebih cocok dengan lingkungan dibandingkan dengan alel yang hilang.
d. Seleksi hanya dapat memperbaiki variasi yang ada
Seleksi alam hanya menguntungkan pada variasi yang cocok dari fenotipe yang tersedia yang bisa saja bukan merupakan sifat yang ideal. Alel baru tidak muncul begitu saja.
2.4 Contoh Terjadinya Seleksi Alam
Contoh terjadinnya seleksi alam ialah sebagai berikut :
1. Dinosaurus punah karena meteor menabrak bumi pada jutaan tahun yang lalu tabrakan itu menyebabkan ledakan hebat yang menyebabkan terlepasnya debu ke atmosfer. Debu tersebut menghalangi sinar matahari sehingga tumbuhan hijau tidak dapat melakukan fotosintesis akibatnya banyak tumbuhan mati dan dinosaurus yang herbivora tidak mendapatkan kebutuhan makanannya dan kemudian mati. Dinosaurus pamakan dagingpun tidak mendapatkan mangsanya. Hal inilah yang menimbulkan kepunahan dinosaurus.
2. Biston betularia
Sebelum revolusi industri Biston betularia putih jumlahnya lebih banyak daripada Biston betularia hitam. Namun, setelah terjadinya revolusi industri jumlah Biston betularia putih lebih sedikit daripada Biston betularia hitam. Algadri (2014) mengemukakan bahwa hal ini terjadi karena ketidakmampuan Biston betularia putih untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Sebelun terjadinya revolusi di Inggris udara bebas dari asap industri namun setelah revolusi industri di Inggris udara penuh dengan asap dan debu sehingga populasi Biston betularia menurun akibat tidak dapat beradaptasi dan mudah ditangkap oleh mangsanya.
3. Fungi radiotrofik adalah fungi yang menggunakan pigmen melanin untuk mengubah radiasi gamma menjadi energi kimia untuk pertumbuhan dimana pertama kalinya fungi ini ditemukan sebagai jamur hitam (blackmold) yang tumbuh di dalam dan di sekitar instalasi nuklir Chernobyl pada tahun 2007. Riset yang telah dilakukan di Albert Einsten Collage menunjukkan bahwa tiga jamur mengandung melanin yakni Cladosporium sphaerospermum, Wangiella dermatitidis, Cryptococcus neoformans mengalami peningkatan biomassa dan mengakumulasi asetat lebih cepat di lingkungan dengan tingkat radiasi yang 500 kali lebih tinggi dibanding lingkungan normal (Hassan, dkk. 2014: 96)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:
a. Hukum yang melatarbelakangi terjadinya spesiasi ialah
• Gregor Mendel menyatakan bahwa versi alternatif gen menjelaskan terjadinya variasi pada karakter yang, diwarisi selain itu untuk setiap karakter organisme mewarisi dua alel satu-satu dari masing-masing induk dimana alel yang satu dominan dan yang satunya lagi resesif, kedua alel berpisah selama produksi.
• Hogo De Vries menyebutkan terjadinya perubahan sifat suatu organisme karena adanya perubahan struktur kimia gen yang dikenal dengan mutasi. Mutasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu mutasi besar dan mutasi kecil.
• Hardy-Weinberg menyatakan adanya perubahan keseimbangan frekuensi gen menyebabkan terjadinya spesiasi pada organisme.
b. Contoh spesiasi ialah terjadi pada Anthoxanthum odoratum dan tanaman Arabidopsis thaliana dengan Arabidopsis arenosa dari perkawinan menghasilkan spesies Arabidopsis suecica.
c. Hukum yang melatarbelakangi seleksi alam ialah:
• Charles Robert Darwin mengemukakan bahwa spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies yang hidup pada masa lampau dan evolusi terjadi melalui seleksi alam. Dasar pokok pikirannya ialah bahwa adanay variasi dalam satu keturunan, setiap populasi cenderung bertambah banyak karena mempunyai kemampuan berkembangbiak diperlukan dari individu untuk bertahan hidup demi memperoleh makanan dan ruang yang cukup. Selain itu kemampuan beradaptasi dengan lingkungannya.
d. Contoh organisme yang mengalami seleksi alam ialah Dinosaurus, Biston btularia
bersayap terang dan gelap serata Fungi radiotrofik.
DAFTAR PUSTAKA
Algadri, Syarifah. 2014. Bab 1 Spesies dalam Ekosistem. http://www.slideshare.net/syarifahfalgadri/bab-1-spesies-dalam-ekosistem. Diakses pada tanggal 14 Maret 2015
Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga Hassan, M.S., Ferial, E.W., Soekendarsi, E. 2014. Pengantar Biologi Evolusi. Jakarta: Erlangga Waluyo, Lud. 2010. Miskonsepsi dan Kontroversi Evolusi serta Implikasi dalam Pembelajaran.
Malang : UMM Press
*Sumber: https://www.academia.edu/40350181/Makalah_Evolusi
0 Komentar untuk "Proses Terjadinya Spesiasi dan Seleksi Alam(Evolusi)"