Keterampilan Mengadakan Variasi Pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam keterampilan mengajar yang beraneka ragam begitu banyak variasi yang bisa digunakan agar pemahaman siswa bisa terfokus pada pembelajaran. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk membuat variasi dalam pembelajaran diantaranya Variasi Gaya Mengajar. Variasi dalam Menggunakan Media, Variasi dalam Interaksi antara Guru dengan Siswa. Hal ini diperlukan agar pembelajaran bisa dilaksanakan secara maksimal karena kebutuhan dalam setiap memahami materi pembelajaran tidak sama.

Dalam pelaksanaannya variasi harus dimiliki oleh setiap orang yang sedang mengajar karena hal ini bertujuan agar anak didik bisa lebih memahami apa yang disampaikan dalam pembelajaran agar sesuai dengan harapan. Oleh karena itu dalam makalah ini penulis akan mencoba membahas tentang Keterampilan Mengadakan Variasi. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran (Sadiki, A., Hakim, N. 2017) . Guru yang baik adalah guru yang mampu menguasai komponen trilogi profesi, yaitu komponen subtansi profesi, komponen dasar keilmuan , dan praktis profesi ( Sadikin & Hakim, 2019). 

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari variasi?
2. Apa tujuan dan manfaat dari keterampilan variasi?
3. Bagaimana prinsip dalam penggunaan variasi?
4. Apa saja komponen-komponen dalam keterampilan variasi?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dari variasi.
2. Mengetahui tujuan manfaat dari keterampilan variasi.
3. Mengetahui prinsip dalam penggnaan variasi.
4. Mengetahui -komponen dalam keterampilan variasi.



BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Variasi Gaya Mengajar
Variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi belajar mengajar murid senantiasa menunjukan ketekunan, antusiasme serta penuh partisipasi , menghilangkan kebosanan, meningkatkanminat dan keingintahuan siswa, melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa. Dari definisi diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa variasi gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya. Dan ini bisa dibuktikan melalui ketekunan, antusiasme, keaktifan mereka dalam belajar dan mengikuti pelajarannya di kelas.

Anak tidak bisa dipaksakan untuk terus-menerus memusatkan perhatiannya dalam mengikuti pelajarannya, apalagi jika guru saat mengajar tanpa menggunakan variasi alias monoton yang membuat siswa kurang perhatian, ,mengantuk dan bosan. Untuk mengatasi kebosanan siswa tersebut perlu adanya variasi, dalam keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar ada 3 aspek, yaitu:
a. Variasi gaya mengajar
b. Variasi dalam menggunakan media
c. Variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.

Keterampilan Mengadakan Variasi Pembelajaran

Dari ketiga aspek ini, hanya membahas atau menguraikan tentang variasi gaya mengajar. variasi ini meliputi: variasi suara, variasi gerak badan atau mimik, kontak pandang, ekspresi wajah, penekanan atau kesenyapan, pergantian atau posisi guru. Dengan adanya penggunaan variasi gaya mengajar ini diharapkan dalam proses belajar mengajar akan menjadi dinamis dan meningkatkan perhatian siswa, membangkitkan keinginan (minat) belajar siswa.

B. Tujuan dan Manfaat Variasi Gaya Mengajar
Tujuan Variasi Gaya Mengajar dan Manfaat Variasi Gaya Mengajar, yaitu : 
1. Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar yang relevan. 
2. Untuk memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat keingintahuan dan ingin menyelidiki siswa tentang hal-hal baru. 
3. Untuk memupuk dan membentuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang baik. 
4. Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang baik. 

C. Prinsip Penggunaan Variasi
Dalam proses belajar mengajar kegiatan siswa adalah yang menjadi fokus perhatian. Apapun kegiatan yang guru lakukan tidak lain adalah suatu upaya bagaimana lingkungan yang tercipta itu menyenangkan hati semua siswa dan dapat menggairahkan belajar siswa. Itu berarti tidak ada seorang guru pun yang ingin agar siswanya tidak senang dan tidak bergairah dalam belajar, maka akan mengganggu kelancaran kegiatan pengajaran. Apalagi jika sebagian besar siswanya tidak mau memperhatikan penjelasan yang diberikan guru, atau tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan guru untuk materi tertentu.

Agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar, tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya ke arah itu adalah dengan cara memperhatikan beberapa prinsip penggunaan variasi dalam mengajar. Beberapa prinsip penggunaan ini sangat penting untuk diperhatikan dan betul-betul harus dihayati guna mendukung pelaksanaan tugas mengajar di kelas. Prinsip-prinsip penggunaan variasi mengajar itu adalah sebagai berikut:
1. Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan. Disamping itu juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi, terutama penggunaan variasi gaya mengajar, dalam bervariasi harus disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan agar menarik siswa untuk memperhatikan atau mendengarkan penjelasan guru.
2.Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga momen proses belajar mengajar yang utuh, tidak merusak perhatian siswa dan proses belajar mengajar tidak terganggu.
3.Komponen-komponen variasi yang memerlukan pengorganisasian dan perencanaan yang baik perlu dirancang secara cermat dan dicantumkan dalam satuan pelajaran atau RPP. Selain itu, perubahan komponen keterampilan tersebut dapat dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
4.Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktrur dan direncanakan oleh guru. Karena variasi ini memerlukan penggunaan yang luwes, spontan sesuai dengan umpan balik yang diterima dari siswa.

Umpan balik ini ada dua yaitu :
Umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan siswa, dan
Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.         

Dalam menerapkan variasi pembelajaran bukan hanya beraneka ragamnya jenis-jenis stimulus pembelajaran yang dikembangkan, melainkan ditentukan pula oleh faktor kualitasnya. Oleh karena itu agar penerapan variasi bisa mencapai sasaran pembelaran secara efektif, maka beberapa prinsip berikut ini harus menjadi pertimbangan, yaitu :
a) Bertujuan 
Variasi stimulus yang dikembangkan dalam pembelajaran harus memiliki tujuan yang terarah dan jelas.Tujuan variasi harus sejalan dan diarahkan untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran.Oleh karena itu variasi stimulus juga harus memperhatikan kesesuaiannya dengan sifatt materi, karakteristik siswa berikut latar belakang sosial budayanya, dan faktor kemampuan guru untuk melaksanakannya.
b) Fleksibel
Variasi stimulus yang dikembangkan harus bersifat luwes dan baku (tidak dinamis). Sehingga setiap jenis variasi yang diterapkan memungkinkan dapat diubah disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan tuntuttan yang terjadi secara spontan pada saat terjadinya pembelajaran tanpa harus mengganggu keutuhan prose pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
c) Kelancaran dan berkesinambungan
Setiap variasi yang dikembangkan dalam pembelajaran harus berjalan lancar.Perpindahan dari suatu bentuk stimulus kestimulus pembelajaran lainnya dalam rangka menerapkan stimulus pembelajaran yang bervariasi, semuanya harus merupakan suatu kesatuan yang utuh sehingga pesan pembelajaran dapat diterima oleh siswa.
d) Kewajaran/tidak dibuat-buat
Variasi stimulus dalam pembelajaran tidak dibuat-buat sehingga tidak terkesan seperti dipaksakan.Oleh karena itu setiap jenis atau bentuk stimulus yang dikembangkan sebaiknya berjalan secara wajar, alamiah dan terkait langsung dengan konteks pembelajaran yang sedang dibahas.
e) Pengelola yang matang
Adakalanya jenis atau bentuk stimulus yang akan diterapkan dalam pembelajaran itu bersifat rumit dan kompleks, membutuhkan beberapa tenaga atau personil, penerapan variasi yang seperti itu tentu saja harus direncanakan dan dikelola secara lebih matang agar semuanya dapat berjalan dengan lancar an efektif mendukung proses pembelajar yang lebih bermakna. 

D. Komponen-komponen variasi
Dalam keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar akan meliputi tiga aspek, yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran dan variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.

Dengan dikombinasikannya ketiga komponen atau aspek dalam penggunaannya atau secara integrasi, maka akan meningkatkan perhatian peserta didik, membangkitkan keinginan dan kemauan belajarnya. Dengan sebab itu, maka diharapkan tujuan pendidikan tercapai. Aspek atau komponen yang dimaksud dalam pembahasan ini dapat diperdalam dengan penjelasan berikut:
1. Variasi Gaya Mengajar
Variasi gaya mengajar pada dasarnya meliputi variasi suara, variasi anggota badan, dan variasi perpindahan posisi guru dalam kelas. Bagi siswa variasi tersebut dilihat sebagai sesuatu yang energik, antusias, bersemangat, dan semuanya memiliki relevensi dengan hasil belajar. Perilaku guru seperti itu dalam proses belajar mengajar akan menjadi dinamis dan mempertinggi komunikasi antara guru dan siswa, menarik perhatian siswa, menolong penerimaan bahan pelajaran, dan memberi stimulasi. Variasi gaya mengajar ini adalah sebagai berikut:
a. Variasi suara (Teacher voice)
Suara guru dapat bervariasi dalam intonasi, nada, volume, dan kecepatan. Guru dapat mendramatisasi suatu perstiwa, menunjukkan hal-hal yang dianggap penting, berbicara secara pelan dengan seorang siswa, atau berbicara secara tajam dengan siswa yang kurang perhatian, dan seterusnya.
b. Penekanan (focusing)
Untuk memfokuskan perhatian siswa pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci, guru dapat menggunakan ”penekanan secara verbal”; misalnya, ”Perhatikan baik-baik. Nah, ini yang penting. Ini adalah bagian yang sukar, dengarkan baik-baik!” penekanan seperti itu biasanya dikombinasikan dengan gerakan anggota badan yang dapat menunjukkan dengan jari atau memberi tanda pada papan tulis.

Memang menarik perhatian siswa itu sangatlah tidak mudah apalagi dalam jumlah siswa yang banyak, agar perhatian itu tetap ada perlu adanya prinsip-prinsip yakni:
1. Perhatian seseorang tertuju atau diarahkan pada hal-hal yang baru, jenis rangsangan baru yang dapat menarik perhatian termasuk warna dan bentuk. Dalam pelajaran, seorang guru dapat menarik perhatian tentang kata-kata penting pada suatu bacaan dengan memberi warna merah atau digaris bawahi.
2. Perhatian seseorang tertuju atau terarah pada hal-hal yang dianggap rumit. Bagi guru yang harus diingat adalah suatu pelajaran tidak boleh tampak terlalu rumit dan guru tidak boleh mempersulit pelajaran yang sederhana dikarenakan semata-mata untuk menarik perhatian siswa.
3. Orang mengarahkan perhatiannya pada hal-hal yang dikehendakinya, yaitu hal-hal yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Untuk menimbulkan minat tersebut ada dua cara yakni dari diri sendiri dan dari luar dirinya. Dari luar bisa saja lingkungan, orang tua dan guru. Disini gurulah yang berhak menimbulkan atau membangkitkan minat belajar siswa baik dirumah maupun dikelas.
4. Dari ketiga prinsip ini guru harus mengetahui banyak tentang siswanya agar bisa mengarahkan perhatian siswa terhadap materi pelajaran, sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi guru dalam memusatkan perhatian siswa bisa dengan memberikan kata-kata seperti : “coba perhatikan ini baik-baik”, karena materinya agak sulit dan sebagainya.
c. Kontak pandang
Bila guru berbicara atau berinteraksi dengan siswa, sebaiknya mengarahkan pandangannya ke seluruh kelas, menatap mata setiap siswa untuk dapat membentuk hubungan yang positif dan menghindari hilangnya kepribadian. Guru dapat membantu siswa dengan menggunakan matanya menyampaikan informasi, dan dengan pandangannya dapat menarik perhatian siswa. Bertemunya pandang diantara mereka yang berinteraksi, sesungguhnya merupakan suatu etika atau sopan santun pergaulan karena menunjukkan saling perhatian diantara mereka.

Hal-hal yang harus dihindari guru selama presentasinya didepan kelas :
1. Melihat keluar ruang
2. Melihat kearah langit-langit
3. Melihat kearah lantai
4. Melihat hanya pada siswa tertentu atas kelompok siswa saja
5. Melihat dan menghadap kepapan tulis saat menjelaskan kecuali sambil menunjukkan sesuatu.

Hal-hal di atas bertujuan supaya bisa mengendalikan situasi kelas dengan baik. Jadi dalam kontak pandang hendaknya guru berusaha seintim mungkin agar siswa merasa diperhatikan dan dihargai, kontak mata yang sering dilakukan, akan membangun dan membina jalinan tingkat tinggi, yaitu mengetahui psikologi anak atau siswa dan mengetahui seberapa banyak pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Untuk itu, pandanglah siswa-siswa anda secara merata tapi jangan berlebihan, gunanya pandangan mata, seorang guru adalah untuk menarik perhatian dan minat belajar siswa.

d. Mimik dan Gerakan anggota badan (gesturing)
Mimik dan gerakan badan merupakan alat komunikasi yang efektif . Menurut Sardiman gerakan yang baik adalah gerakan yang efektif dan efisien, artinya gerakan yang cukup tetapi benar-benar mendukung penjelasan atau uraian guru . Mimik dan gerakan badan guru hendaknya selalu mengalami variasi dalam proses belajar-mengajar karena disamping menarik perhatian siswa juga dapat diartikan sebagai maksud dari pesan-pesan tertentu. Dengan menggunakan mimik dan gerakan badan ini lebih efektif digunakan dari pada dengan menggunakan bahasa yang bertele-tele.

Mimik dan gerakan badan yang dapat divariasikan antara lain :
1. Ekspresi Wajah
Dalam pembelajaran mimik/ekspresi wajah, seorang guru jangan melakukan ekspresi tersebut setengah-setengah atau terlalu over akting karena itu akan membuat bingung siswa-siswanya. Jadi ekspresi wajah ini harus dilakukan dengan yakin dan sungguh-sungguh, agar apa yang guru sampaikan dapat ditangkap maknanya oleh siswa. Perubahan pada ekspresi wajah yaitu seperti: tersenyum, mengerutkan kening, mengangkat alis, cemberut, dan tertawa untuk menunjukkan kagum, tercengang, atau heran.

2. Gerakan Kepala
Dalam proses pembelajaran tentu seorang guru harus dapat memberikan gerakan-gerakan tertentu pada daerah kepala, seperti melakukan gerakan dengan menggeleng, mengangguk, tegak/mengangkat kepala, menunduk. Gerakan ini dilakukan untuk menunjukkan setuju atau sebaliknya dan gerakan ini dilakukan agar ada variasi yang terjadi selama proses pembelajaran.

3. Gerakan Tangan
Gerakan tangan, juga termasuk variasi dalam gaya mengajar. Gerakan tangan sama fungsinya dengan yang lain yaitu untuk menegaskan suatu poin-poin penting dalam pembahasan yang diajarkan oleh guru. Selain itu gerakan tangan juga dapat digunakan untuk menunjukkan suatu pujian terhadap keberhasilan siswa.Gerakan tangan dapat berupa mengangkat tangan, mengacungkan jempol, mengepalkan tinju untuk menegaskan, bertepuk tangan. Akan tetapi dalam menggunakan gerakan tangan guru harus berhati-hati agar apa yang digunakan tidak menyalahi aturan daerah setempat. Contohnya : Guru mengatakan bumi itu bulat sambil membuat gerakan dengan kedua tangan yang menggambarkan bentuk bulat.

4. Gerakan Badan Secara Keseluruhan
Gerakan badan secara keseluruhan merupakan suatu variasi dalam pembelajaran.Dimana sebaiknya sebagai seorang guru variasi ini dilakukan agar pembelajaran tidak monoton. Variasi gerakan badan secara keseluruhan berupa berdiri kaku, bersikap santai, gerak mendekati atau menjauhi.Contohnya : jika dalam mengajar tentu seorang guru tidak hanya duduk saja dibelakang meja, melainkan adakalanya berdiri dengan kaku/tegap didepan siswa-siswanya, kemudian adakalanya berdiri dengan cara yang santai dan adakalanya guru mendekati tempat duduk siswa.

e. Perpindahan posisi guru (teachers movement)
Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat membantu menarik perhatian siswa,     dapat meningkatkan kepribadian guru.Guru melakukan pergantian posisi, sebaiknya jangan kaku atau kikuk, lakukan saja secara bebas dan wajar bisa menarik perhatian siswa, jika guru kaku dalam bergerak ini bisa menjemukan siswa. Dan bila variasi dilakukan secara berlebihan itu juga bisa mengganggu perhatian siswa atau konsentrasi siswa terhadap pelajaran.Pergantian posisi dapat dilakukan dari muka ke bagian belakang, dari sisi kiri kesisi kanan, atau diantara siswa dari belakang ke samping siswa. Dapat juga dilakukan dengan posisi berdiri kemudian berubah menjadi posisi duduk. Yang penting dalam perubahan posisi ialah harus ada tujuannya, dan tidak sekedar mondar-mandir.

f. Kesenyapan guru (Teacher Silence)
Kesenyapan adalah suatu keadaan diam secara tiba-tiba demi pihak guru ditengah-tengah menerangkan sesuatu.Adanya kesenyapan tersebut merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian siswa. Dengan keadaan senyap atau diamnya guru secara tiba-tiba bisa menimbulkan perhatian siswa, sebab siswa begitu tahu apa yang terjadi dan demikian pula setelah guru memberikan pertanyaan kepada siswa alangkah bagusnya apabila diberi waktu untuk berfikir dengan memberi kesenyapan supaya siswa bisa mengingat kembali informasi-informasi yang mungkin ia hafal, sehingga bisa menjawab pertanyaan guru dengan baik dan tepat.

Pemberian waktu bagi siswa digunakan untuk mengorganisasi jawabannya agar menjadi lengkap. Tapi jika seorang guru tidak memberikan kesenyapan atau waktu kepada siswa untuk berfikir dalam menjawab pertanyaannya siswa akan menjawab dengan asal alias asal bicara, sehingga jawabannya kurang tepat dengan pertanyaan. Untuk itu seyogyanya guru memberikan kesenyapan terhadap siswa untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan yang diajukannya supaya jawabannya sempurna dan tepat.



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada makalah diatas dapat disimpulkan bahwa:
Keterampilan mengadakan variasi adalah bentuk strategi yang dilakukan oleh para pengajar untuk memberikan suasana-suasana yang lebih efisien guna untuk mengatasi masalah yang selama ini di alami oleh para anak didik yaitu mengalami kebosanan dalam aktivitas belajar. Dengan menerapkan variasi dalam pembelajaran ini siswa akan lebih menjadi aktif dan kreatif saat proses belajar berlangsung.



DAFTAR PUSTAKA

Hakim, N., Yudiyanto, Hakiki, P.R.L., & Soleha, S. (2020). Analisis keterampilan dasar mengajar mahasiswa tadris biologi. JPBIO (Jurnal Pendidikan Biologi), 5 (1), 56-63. DOI: 10.31932/jpbio.v5i1.576 
Moh. Uzer, Usman. 2002. Menjadi guru profesional. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Nurhasnawati.2004.Strategi Pembelajaran Mikro.Pekanbaru: Fakultas Tarbiyah.
Sadiki, A., Hakim, N. 2017. Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Biologi. Salim amedis Indonesia
Syaiful Bahri Djamarah.2000.Guru dan Anak didik dalam Interaksi Eduktif.Jakarta: PT.Rineka Cipta
Usman, Mohd. Uzer.2008.Menjadi Guru Profesional (Edisi kedua).Bandung:PT.Remaja Rosdakarya
Wartono.2003.Keterampilan Dasar Mengajar.Malang: Universitas Kanjuruan




*Sumber: https://www.academia.edu/43219725/MAKALAH_Keterampilan_Mengadakan_Variasi_


0 Komentar untuk "Keterampilan Mengadakan Variasi Pembelajaran"

Back To Top