BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jagad raya merupakan suatu kesatuan partikel–partikel alam semesta yang pada hakekatnya berada luas dengan jarak yang diukur dengan kecepatan cahaya. Seperti pada partikel–partikel alami yang terdapat di struktur bumi, jagad raya juga tersusun dari partikel pembentuk jagat raya. Jagat raya sudah terbentuk sejak milyaran tahun yang lalu dan diteliti pada beberapa ilmuwan yang mengkaji teori pembentukan jagat raya sejak abad ke 19. Namun dalam pembentukan jagad raya ini masih sangat banyak manusia yang belum mengetahui jika ada beberapa teori yang dipakai ilmuwan dalam mencetuskan pembentukan jagad raya ini.
Berdasarkan hal diatas, latar belakang dari penulisan makalah ini adalah untuk menginformasikan atau memberi sedikit pengetahuan tentang pembentukan jagad raya dengan menggunakan teori pasang surut bintang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah teori Pasang Surut Bintang?
2. Bagaimana para ahli mengemukakan pendapatnya tentang teori ini?
3. Apa kelebihan dan kekurangan teori Pasang Surut Bintang?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah teori Pasang Surut Bintang.
2. Untuk mengetahui para ahli mengemukakan pendapatnya tentang teori Pasang Surut Bintang.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teori Pasang Surut Bintang.
1.4 Manfaat
1. Makalah ini dapat memberi kontribusi terhadap pembaca terutama pembaca yang menggeluti bidang geologi.
2. Makalah ini dapat memberi pengetahuan mengenai pembentukan bumi dilihat dari hipotesa pasang surut bintang.
3. Makalah ini dapat memberi kajian penelitian yang lebih luas pada bidang geologi lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Teori Pasang Surut
Awal mula teori pasang surut atau memiliki nama lain teori Tidal dikemukakan pertama kali oleh seorang ahli alam dari Prancis yang bernama George Louis Leclerc de Buffon (1707-1788) pada abad ke 18, mengatakan bahwa planet-planet terbuat dari hasil tabrakan antara matahari dengan komet raksasa. Hasil tabrakan tersebut menghasilkan puing-puing yang nantinya akan berubah menjadi beberapa planet yang berotasi dengan arah yang sama saat mengelilingi matahari.
Selanjutnya teori pasang surut ini diperbaiki kembali oleh Sir James Hopwood Jeans, seorang ahli matematika dan astrofisika dari Inggris dan Harold Jeffreys pada tahun 1918. Mereka berdua mengatakan jika awal mula terbentuknya tata surya yaitu ada sebuah matahari yang dilewati oleh bintang yang sangat dekat jaraknya. Karena terdapat gaya gravitasi , sebagian massa yang dimiliki oleh matahari tertarik ke arah bintang tersebut hampir menyerupai cerutu. Massa matahari yang tertarik tersebut, besar pada bagian tengah dan kecil di bagian ujung dan pangkal. Setelah bintang tersebut pergi menjauhi matahari, massa yang berbentuk cerutu tersebut terus berputar mengelilingi matahari yang akhirnya mendingin dan membentuk bulatan untuk kemudian berubah menjadi planet. Sedangkan matahari tetap menjadi matahari yang kita kenal seperti saat ini.
Ada beberapa pendapat lain mengenai teori pasang surut yang dikemukakan oleh Jeans dan Jeffreys. Terbentuknya tata surya karena adanya efek pasang gas-gas milik matahari akibat adanya gaya gravitasi dari bintang yang berukuran besar saat melintasi matahari. Singkat cerita, gas tersebut sangat panas lalu berubah menjadi bola yang cair dan perlahan mendingin membentuk planet dan satelit.
Menurut Jeans, terdapat interaksi antara matahari dengan bintang yang melewati matahari. Pasang surut yang dialami oleh matahari sangat besar, akibatnya terbentuk gunung
– gunung berukuran raksasa yang terdapat di matahari. Gunung tersebut sangat tinggi hingga membentuk lidah api. sebab bintang yang melewati matahari memiliki massa yang hampir sama dengan massa matahari. Di dalam lidah api terjadi perapatan gas-gas yang akhirnya pecah membentuk benda-benda tersendiri yaitu planet.
2.2 Pendapat Para Ahli
1. George Louis Leclerc de Buffon
Tata surya terbentuk dari material yang berasal dari matahari. Material tersebut tersebar di alam semesta. Hal ini disebabkan telah terjadi tabrakan antara bintang besar yaitu matahari dengan sebuah komet. Hal inilah yang menyebabkan beberap materi milik matahari terpental keluar.
2. James Hopwood Jeans
Tata surya terbentuk karena adanya interaksi yang terjadi antara matahari dan bintang yang melewatinya. Terjadi pasang surut yang amat besar pada permukaan matahari. Sehingga mengakibatkan banyak materi yang terpental keluar. Materi yang terpental tersebut lambat laun berubah menjadi gumpalan yang akhirnya berubah menjadi planet. Pada tahun 1919, ia memperbaruhi teorinya dan mengatakan bahwa saat pertemuan itu terjadi, radius matahari sama dengan orbit Neptunus. Hal ini menunjukan kemudahan untuk melontarkan materi pada jarak yang dikehendaki.
3. Harold Jeffreys
Teori yang ungkapkan oleh Jeans, tidak terlepas dari kritikan dari ilmuwan lain. Salah satu ilmuwan itu yaitu Harold Jeffreys. Jeffreys mempertanyakan mengenai keberadaan bintang masif yang bergerak mendekati matahari(seperti yang diungkapkan Jeans sebelumnya). Menurut Jeffreys, keberadaan bintang masif tersebut masih sangat jarang di angkasa, sehingga kemungkinan untuk bertemu dengan matahari sangat kecil. Oleh karena itu, pertanyaan besar muncul. Apakah benar tata surya kita saat ini berasal dari interaksi antara matahari dengan bintang tersebut yang mengakibatkan materi milik matahari terlempar keluar oleh gaya tarik gravitasi bintang.
4. Lyman Spitzer
Tidak hanya Jeffreys yang memberi kritikan terhadap teori Jeans. Pada tahun 1939, seorang ilmuwan yang bernama Spitzer ini juga memberikan tanggapannya. Spitzer menanyakan mengenai bagaimana proses terbentuknya planet Jupiter dengan cara membandingkan temperaturnya. Menurutnya, jika teori pasang surut yang dikemukakan oleh Jeans benar maka seharusnya planet Jupiter yang ada saat ini memiliki massa 100 kali lebih besar. Meskipun pada dasarnya teori ini memiliki
banyak kekurangan, para ahli percaya bahwa teori ini bisa menjadi bahan acuan untuk mengetahui proses terbentuknya sistem tata surya.
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Teori.
a. Kelebihan Teori Pasang Surut
Banyak ilmuwan dan para astronom setuju dan menerima teori ini sebab masih dapat dilogika dan masuk akal. Di dalam teori ini menjelaskan mengenai pembentukan tata surya yang berasal dari efek pasang gas-gas yang dimiliki oleh matahari, akibat dari gaya gravitasi yang berasal dari bintang saat melintasi matahari. Gas tersebut terlepas dan pada akhirnya mengelilingi matahari(sesuai dengan orbit) dan membentuk planet dengan ukuran yang teratur.
b. Kekurangan Teori Pasang Surut
- Kemungkinan untuk matahari bertemu dengan bintang masif sangat sulit, mengingat saat itu bintang masif masih jarang untuk ditemukan.
- Materi yang terlepas dari matahari berupa gas tersebut dalam keadaan yang sangat panas. Sehingga sangat sulit untuk memadat kemudian mendingin lalu berputar di dalam orbit secara teratur.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan materi diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembentukan tata surya menurut teori pasang surut dari beberapa ahli yaitu berawal dari sebuah bintang besar yang melewati matahari dengan jarak dekat dan menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari. Setelah itu, sebagian massa matahari yang berbentuk gas tertarik oleh gaya gravitasi hingga berbentuk cerutu, massa tersebut kemudian mengelilingi matahari dan akhirnya mendingin dan membentuk bulatan yang kemudian berubah menjadi planet planet yang kita kenal saat ini.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
https://ilmugeografi.com/astronomi/teori-pasang-surut
https://www.geologinesia.com/2018/06/penjelasan-teori-pasang-surut.html
Noor, Djauhari. 2010. Pengantar Geologi. Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik- Universitas Pakuan. Bogor.
*Sumber: https://www.academia.edu/43633538/MAKALAH_TEORI_PEMBENTUKAN_BUMI_PASANG_SURUT
0 Komentar untuk "Teori Pembentukan Bumi Pasang Surut"