BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut WHO (1993), paling tidak 1,5 miliar penduduk yang tinggal di 118 negara (pada tahun 1990), mengalami risiko Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Di antara mereka 650 juta (12 persen dari total penduduk dunia) menderita gondok endemik, 43 juta menderita kapasitas mental terbatas akibat defisiensi yodium, termasuk 11 juta di antaranya menderita kretin endemik. Kasus-kasus kretin dan kapasitas mental terbatas tersebut terjadi akibat defisiensi yodium pada masa fetus atau intrauterin.
Beberapa sifat yodium menurut Hetzel (1996) antara lain, yodium adalah salah satu zat gizi mikro dengan bilangan atom 53 dengan bobot atom 126,91. Kelarutan dalam air sangat rendah tetapi molekul yodium berkombinasi dengan iodida membentuk poliyodida menyebabkan yodium mudah larut dalam air. Yodium dalam tanah dan laut terdapat sebagai iodida. Yodium alam mempunyai sifat mudah menguap bila terkena panas. Ion iodida dioksidasi oleh sinar matahari menjadi unsur yodium elementer yaitu yodium bebas yang mudah menguap di udara bebas, yang selanjutnya air hujan Yodium berperan penting dalam sintesa hormon tiroid. Tiroksin (T4) dan Triiodotironin (T3) sangat penting dalam menentukan perkembangan fisik dan mental yang normal pada hewan serta manusia, dalam pembentukan dan perkembangan otak, serta pengaturan temperatur tubuh. Defisiensi pada hormon tiroid akan menyebabkan retardasi pertumbuhan dan kematangan pada hampir semua sistem organ (Jayakrishnan & Jeeja, 2002) mengembalikan yodium ke bumi.
Menurut Depkes RI (2004), yodium adalah mineral yang terdapat di alam baik di tanah maupun air dan merupakan zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh manusia untuk membentuk hormon tiroksin. Menurut Almatsier (2004), yodium dalam tubuh jumlahnya sangat sedikit (kurang dari 0,00004% berat badan tubuh atau setara 15-23 mg). Sebanyak 75% dari yodium tersebut berada di kelenjar tiroid, sedangkan sisanya terdapat pada jaringan lain terutama di kelenjar ludah, payudara, lambung dan ginjal. Sementara dalam darah yodium berbentuk yodium bebas atau terikat dengan protein (protein-bound iodine/PBI).
Gangguan Akibat Kurang Yodium atau GAKY adalah sekumpulan gejala yang timbul karena tubuh seseorang kekurangan unsur yodium secara terus menerus dalam jangka waktu cukup lama (Hetzel, 1993). Sementara menurut Depkes RI (2004), GAKY merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius mengingat dampaknya mempengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia yang mencakup 3 aspek yaitu perkembangan kecerdasan, perkembangan sosial dan dan perkembangan ekonomi.
Menurut WHO (2001), kekurangan yodium terjadi pada saat konsumsi yodium kurang dari yang direkomendasikan dan mengakibatkan kelenjar tiroid tidak mampu mensekresi hormon tiroid dalam jumlah cukup. Jumlah hormon tiroid yang rendah di dalam darah mengakibatkan kerusakan perkembangan otak dan beberapa efek yang bersifat merusak secara kumulatif. Keadaan ini sering disebut dengan nama Iodium Deficiency Disorder (IDD).
1.2 Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang di atas, berikut adalah tujuan penulisan makalah ini :
a. Memahami definisi Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
b. Memahami dampak dari Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
c. Memahami cara penaggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
1.3 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini adalah untuk menginformasikan kepada masyarakat bagaimana pencegahan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) yang sampai saat ini persentasenya masih cukup tinggi di dunia.
1.4 Rumusan Masalah
a. Apa maksud dari Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) ?
b. Apa saja dampak dari Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) ?
c. Bagaimana cara penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) adalah rangkaian efek kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia. Spektrum seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai terutama oleh gangguan mental, gangguan pendengaran, gangguan pertumbuhan pada anak dan orang dewasa.
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) juga merupakan defisiensi yodium yang berlangsung lama akibat dari pola konsumsi pangan yang kurang mengkonsumsi yodium sehingga akan mengganggu fungsi kelenjar tiroid, yang secara perlahan menyebabkan kelenjar membesar sehingga menyebabkan gondok.
Yodium sendiri adalah adalah sejenis mineral yang terdapat di alam, baik di tanah maupun di air, merupakan zat gizi mikro yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup. Dalam tubuh manusia Yodium diperlukan untuk membentuk Hormon Tiroksin yang berfungsi untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan termasuk kecerdasan mulai dari janin sampai dewasa.
Defisiensi yodium akan menguras cadangan yodium serta mengurangi produksi tetraiodotironin/T4. Penurunan kadar T4 dalam darah memicu sekresi Thyroid Stimulating Horrmon (TSH) yang selanjutnya menyebabkan kelenjar tiroid bekerja lebih giat sehingga fisiknya kemudian membesar (hiperplasi). Pada saat ini efisiensi pemompaan yodium bertambah yang dibarengi dengan percepatan pemecahan yodium dalam kelenjar.
Kekurangan yodium pada masa kehamilan dan awal kehidupan menyebabkan perkembangan otak terhambat. Titik paling kritis GAKY adalah trimester ke-2 kehamilan sampai dengan 3 tahun setelah lahir. GAKY merupakan salah satu penyebab kerusakan otak yang dapat dicegah.
2.2 Faktor Penyebab Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) adalah suatu penyakit yang ditandai dengan terjadinya pembesaran kelenjar gondok (kelenjar tiroid) dan diderita oleh sejumlah besar penduduk yang tinggal di suatu daerah tertentu.
GAKY dapat sebabkan oleh beberapa faktor, yakni :
a. Defisiensi Iodium dan Iodium Excess
• Defisiensi iodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKY. Hal ini disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis terhadap kekurangan unsur iodium dalam makanan dan minuman yang dikonsumsinya.
• Iodium Excess terjadi apabila iodium yang dikonsumsi cukup besar secara terus menerus, seperti yang dialami oleh masyarakat di Hokaido (Jepang) yang mengkonsumsi ganggang laut dalam jumlah yang besar. Bila iodium dikonsumsi dalam dosis tinggi akan terjadi hambatan hormogenesis, khususnya iodinisasi tirosin dan proses coupling.
b. Lokasi (Geografis dan non geografis)
Faktor lokasi dapat berpengaruh terhadap kejadian GAKY, hal ini disebabkan kandungan yodium yang berbeda di setiap daerah. Penderita GAKY secara umum banyak ditemukan di daerah perbukitan atau dataran tinggi, karena yodium yang berada dilapisan tanah paling atas terkikis oleh banjir atau hujan dan berakibat tumbuh-tumbuhan, hewan dan air di wilayah ini mengandung yodium rendah bahkan tidak ada.
c. Asupan Energi dan Protein
Gangguan akibat kekurangan yodium secara tidak langsung dapat disebabkan oleh asupan energi yang rendah, karena kebutuhan energi akan diambil dari asupan protein. Protein (albumin, globulin, prealbumin) merupakan alat transport hormon tiroid. Protein transport berfungsi mencegah hormon tiroid keluar dari sirkulasi dan sebagai cadangan hormon.
Dengan adanya defisiensi protein dapat berpengaruh terhadap berbagai tahap dalam sintesis hormon tiroid terutama tahap transportasi hormone.
d. Pangan Goitrogenik
Zat goitrogenik adalah senyawa yang dapat mengganggu struktur dan fungsi hormon tiroid secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung zat goitrogenik menghambat uptake yodida anorganik oleh kelenjar tiroid. Seperti tiosianat dan isotiosianat menghambat proses tersebut karena berkompetisi dengan yodium. Ada dua jenis zat goitrogenik yang berasal dari bahan pangan yaitu:
• Tiosianat terdapat dalam sayuran kobis, kembang kol, sawi, rebung, ketela rambat dan jewawut
• Isotiosianat terdapat pada kobis.
Berdasarkan mekanis kerjanya, zat goitrogenik dipengaruhi oleh proses sintesis hormon dan kelenjar tiroid trhadap bahan – bahan goitrogenik. Bahan tersebut adalah:
• Kelompok tiosianat, dimana mekanisme kerjanya memperngaruhi transportasi yodium.
Misalnya : rebung, ubi jalar.
• Kelompok tiroglikosid, dimana mekanisme kerjanya mempengaruhi oksidasi, organofikasi, dan coupling.
Misalnya : bawang merah, bawang putih, bassica dan yellow turnips.
• Kelompok akses iodida, dimana mekanisme kerjanya mempengaruhi protealisis, pelepasan, dan halogenasi.
Misalnya : gangguan asupan yodium lebih dari 2 gram sehari akan menghambat sintesis dan pelepasan hormon.
e. Genetik
Faktor genetik dalam hal ini merupakan variasi individual terhadap kejadian GAKY dan mempunyai kecenderungan untuk mengalami gangguan kelenjar tiroid. Faktor genetic banyak disebabkan karena keabnormalan fungsi faal kelenjar tiroid.
Penyebab genetic lain adalah sejumlah cact metabolic yang diturunkan, yang melukiskan kepentingan berbagai tahapan dalam biosintesis hormon tiroid. Cacat ini adalah cacat pada pengangkutan yodium, cacat pada iodinasi, cacat perangkaian, defisiensi deiodinasi, dan produksi protein teriodinasi yang abnormal.
2.3 Dampak yang Ditimbulkan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
GAKY tidak hanya menyebabkan pembesaran kelenjar gondok tetapi juga berbagai macam gangguan lain. Kekurangan yodium pada ibu yang sedang hamil dapat menyebabkan abortus, lahir mati, kelainan bawaan pada bayi, meningkatkan angka kematian prenatal, melahirkan bayi keratin. Kekurangan yodium yang diderita anak-anak menyebabkan pembesaran kelenjar gondok, gangguan fungsi mental, dan perkembangan fisik.
Pada orang dewasa berakibat pada pembesaran kelenjar gondok, hipotiroid, dan gangguan mental. Kekurangan yodium pada tingkat berat dapat mengakibatkan cacat fisk dan mental, seperti tuli, bisu tuli, pertumbuhan badan terganggu, badan lemah, kecerdasan dan perkembangan mental terganggu. Akibat yang sangat merugikan adalah lahirnya anak kretin. Kretin adalah keadaan seseorang yang lahir di daerah endemic dan memiliki dua atau lebih kelainan-kelainan berikut :
a. Perkembangan mental terhambat.
b. Pendengaran terganggu dan dapat menjadi tuli.
c. Perkembangan saraf penggerak terhambat, bila berjalan langkahnya khas, mata juling, gangguan bicara sampai bisu dan reflek fisiologi yang meninggi.
GAKY Merupakan salah satu masalah kesmas yg serius, karena dampaknya mempengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas SDM, yang meliputi 3 aspek :
1. Aspek perkembangan kecerdasan.
2. Aspek perkembangan sosial.
3. Aspek perkembangan ekonomi.
Pembesaran kelenjar gondok Struma simplex ini adalah suatu pembesaran kelenjar tirois yang timbul sebagai akibat rendahnya konsumsi yodium. Semakin berat tingkat kekurangan yodiumnya, semakin besar ukuran kelenjarnya serta semakin berat komplikasi yang ditimbulkannya.
Kekurangan yodium pada ibu hamil akan menyebabkan kretin pada bayi yang akan dilahirkannya. Slain itu juga akan disertai dengan kerusakan susunan syaraf pusat dan hipotirodisme. Secara klinis kerusakan susunan syaraf pusat akan berupa retardasi, gangguan pendengaran sampai bisu tuli, gangguan neuromotor seperti gangguan bicara, dll.
Masalah besar lain yang diakibatkan oleh GAKY adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan intelektualitas. Pada ibu hamil dengan GAKY berat akan melahirkan anak cebol dengan intelektualitas yang rendah.
Dampak sosial lain yang lebih besar yaitu sulitnya penderita untuk dididik san dimotivasi karena rendahnya perkembangan mentalsehingga apabila berada dalam lingkungan yang buruk akan lebih cepat terpengaruh atau terlibat kriminalitas.
2.4 Cara Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
Menurut beberapa literatur, termasuk diantaranya modul Peningkatan Konsumsi Garam Beryodium Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI 2004, di Indonesia terdapat beberapa strategi (baik jangka pendek maupun jangka panjang) sebagai upaya penanggulangan.
Dampak Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) sebagai berikut :
• Strategi Jangka Panjang
a. Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), merupakan sebuah strategi pemberdayakan masyarakat dan komponen terkait agar mempunyai visi dan misi yang sama untuk menanggulangi GAKY melalui kegiatan pemasyarakatan informasi, advokasi, pendidikan/penyuluhan tentang ancaman GAKY bagi kualitas sumber daya manusia. Juga terkait pentingnya mengkonsumsi garam beryodium, law enforcement dan social enforcement, hak memperoleh kapsul beryodium bagi daerah endemik dan penganekaragaman konsumsi pangan.
b. Surveillans,merupakan kegiatan pemantauan yang dilakukan secara berkesinambungan terhadap beberapa indikator untuk dapat melakukan deteksi dini adanya masalah yang mungkin timbul agar dapat dilakukan tindakan/intervensi sehingga keadaan lebih buruk dapat dicegah. Kegunaan surveillans yaitu mengetahui luas dan beratnya masalah pada situasi terakhir, mengetahui daerah yang harus mendapat prioritas, memperkirakan kebutuhan sumber daya yang diperlukan untuk intervensi, mengetahui sasaran yang paling tepat dan mengevaluasi keberhasilan program.
c. Iodisasi garam, merupakan kegiatan fortifikasi garam dengan Kalium Iodat (KOI3). Tujuan kegiatan ini agar semua garam yodium yang dikonsumsi masyarakat mengandung yodium minimal 30 ppm. Target program ini 90% masyarakat mengkonsumsi garam beryodium yang cukup (30 ppm).
• Strategi Jangka Pendek
Sedangkan strategi jangka pendek sebagai upaya penanggulangan GAKY yaitu dengan melakukan kegiatan distribusi kapsul minyak beryodium. Program yang sudah mulai dilaksanakan sejak tahun 1992 ini dilakukan untuk mempercepat perbaikan status yodium masyarakat bagi daerah endemik sedang dan berat pada kelompok rawan. Kapsul minyak beryodium 200mg diberikan pada Wanita Usia Subur (WUS) sebanya 2 kapsul/tahun, sedangkan untuk ibu hamil, ibu menyusui dan anak SD kelas 1-6 sebanyak 1 kapsul/tahun.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
GAKY merupakan masalah gizi yang sangat serius, karena dapat menyebabkan berbagai penyakit gangguan seperti Gondok, kreatinisme dan keterlambatan pertumbuhan dan kecerdasan. Sehingga untuk menghindari gangguan-gangguan tersebut kita harus mengkonsumsi makanan yang mengandung iodium, karena Iodium merupakan salah satu unsur mineral mikro yang sangat dibutuhkan oleh tubuh walaupun dalam jumlah yang relative kecil.
3.2 Saran
a. Selau mengkonsumsi garam yang mengandung iodium.
b. Sosialisasi kesehatan mengenai pentingnya mengkonsumsi garam beriodium.
c. Selalu melakukan pengawasan mutu garam oleh pemerintah.
d. Penyuntikan lipiodol dan distribusi garam dapur harus ditunjukkan pada daerah-daerah endemik dan ditopang oleh Peraturan Daerah yang hanya mengizinkan perdagangannya garam beriodium di daerah-daerah endemik tersebut.
e. Pada bahan-bahan yang dapat menghambat penyerapan iodium harus mendapatkan perhatian dan sebaiknya diteliti lebih jauh, terutam bagi wilayah yang menggunakan singkong sebagai konsusmsi utama.
DAFTAR PUSTAKA
http://arindhadwi11.blogspot.com/2013/11/gangguan-akibat-kekurangan-yodium-gaky.html
http://www.indonesian-publichealth.com/2013/11/pengertian-dan-dampak-gaky-2.html
https://annisa2405.wordpress.com/all-about-gaky-gangguan-akibat-kurang-yodium/
http://www.smallcrab.com/anak-anak/530-gangguan-kesehatan-akibat-kurang-gizi
http://www.indonesian-publichealth.com/2013/12/upaya-penanggulangan-gaky.html
Depkes, RI. 2004. Peningkatan Konsumsi Garam Beryodium, Direktorat Bina Gizi Masyarakat;
Depkes, RI. 2000. Pedoman Distribusi Kapsul Minyak Beryodium, Direktorat Bina Gizi Masyarakat.
http://apikanovita.blogspot.com/2014/04/makalah-gangguan-akibat-kekurangan.html
http://konsultasigizirettha.blogspot.com/2008/12/pencegahan-dan-penanggulangan-gaki.html
*Sumber: https://www.academia.edu/9996806/MAKALAH_GANGGUAN_AKIBAT_KEKURANGAN_YODIUM_GAKY_
0 Komentar untuk "Gangguan Akibat Kekurangan Yodium"