Pengaruh Faktor Geografis Terhadap Pertanian

BAB I
PENDHAULUAN

1.1    Latar Belakang
Pertanian mempunyai dua pengertian, yaitu pertanian dalam arti sempit dan pertanian dalam arti luas. Dalam arti luas, pertanian mencakup segala kegiatan manusia dalam memanfaatkan dan membudidayakan sumber sumber daya alam dalam bentuk pertanian sawah, perkebunan, perikanan, dan kehutanan. Kegiatan-kegiatan tersebut dalam perusahaannya sangat terpengaruh kondisi geografis tempat tersebut misalnya iklim topografi, curah hujan, angin, dan sebagainya.

Dalam suatu ruang ataupun lingkungan selalu terjadi interaksi dan antaraksi populasi suatu spesies dengan spesies lainnya. Secara langsung maupun tidak langsung. Suatu makhluk hidup tidak hanya tergantung pada makhluk hidup yang lain, namun juga tergantung pada makhluk hidup yang tidak hidup (lingkungan fisik). Oleh karena, itu dalam makalah ini kita akan membahas mengenai pengaruh faktor geografis terhadap pertanian.

1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dituliskan di atas, diruumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengaruh iklim terhadap tanaman pertanian?
2. Apa pengaruh tanah terhadap pertanian?
3. Apa saja jenis tanaman pertanian berdasarkan iklim?
4. Bagaimana pengaruh kondisi geografis terhadap pertanian?

1.3    Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui pengaruh iklim terhadap pertanian.
2. Mengetahui pengaruh tanah terhadap pertanian.
3. Mengetahui jenis tanaman pertanian berdasarkan iklim.
4. Mengetahui pengaruh kondisi geografis terhadap pertanian


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengaruh Iklim Terhadap Tanaman Pertanian
Tanaman sangat dipengaruhi oleh fenomena gesofer, suatu lingkungan (geografi) atau kawasan sempit tempat tumbuhnya, suatu tumbuhan tertentu disebut habitat misalnya habitat dataran tinggi, dataran rendah, tebing dan lain- lain. Lingkungan merupakan aspek keruangan (tempat) yang meliputi faktor iklim, tanah (lahan), topografi yang menentukan kondisi dan situasi tempat hidup makluk hidup.
1. Suhu
Suhu merupakan pengukuran intensitas cahaya. Dalam hubungannya dengan kehidupan organisme, suhu yang dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman pertanian antara 15oC sampai dengan 40oC. di bawah atau di atas suhu tersebut tanaaman pertanian akan menurun drastis. Suhu untuk pertumbuhan tanaman dibedakan menjadi 3, yaitu suhu, suhu kritis, termoperiodisme.

Pengaruh Faktor Geografis Terhadap Pertanian

2. Sinar Matahari
Sinar matahari merupakan energi yang menyebabkan tanaman dapat mebentuk gula (fotosintesis). Lamanya peyinaran sangat ditentukan oleh panjangnya hari (tergantung dari daerahnya). Daerah tropis akan berbeda dengan daerah subtropis, subtropis akan berbeda dengan daerah sedang dan sebagainya. Ada beberapa hal yang menyebabkan sinar matahari mempengaruhi tanaman, yaitu:
a) Terik atau kerasnya sinar matahari, setiap tanaman memiliki daya tahan yang berbeda-beda terhadap kerasnya sinar matahari. Ada yang tumbuh dengan baik di alam terbuka atau sebaliknya ada yang memerlukan peneduh untuk dapat tumbuh.
b) Lama atau panjang sinar maahari (fotoperiodisme), menurut reaksi tanaman sesuai dengan panjangnya sinar matahari dapat dibedakan menjdi 3, yakni tanaman yang memerlukan penyinaran panjan (padi-padian), tanaman yang memerlukan penyinaran pendek, tanaman yang netral terhadap sinar matahari.

3. Kelembaban Udaradan Curah Hujan (Air)
Taraf kelembaban udara dapat ditentukan dengan perbandingan antara uap air dalam udara dan jumlah uap air maksimal yang dapat ditahan oleh udara pada suhu tertentu. Air merupakan salah satu unsur terbesar bagi tanaman, kanduungan air tiap jenis tanaman berbeda namun rata-rata berkisar antara 90% untuk tanaman muda sampai kurang dari 10% untuk tanaman padi yang sudah tua. Tanaman yang mengandung minyak umumnya mempunyai kandungan air yang lebih sedikit.

4. Angin
Angin merupakan unsur terpenting bagi tanaman, angin mempunyai peranan dan fungsi karena ada gesekan dengan permukaan tanah, sifat- sifat fisiografi utama dan massa tumbuhan, maka angin cenderung meningatkan kecepatannya dengan semakin tinggi dari permukaan tanah. Angin mempengaruhi faktor-faktor ekologi lain di suatu tempat.

Angin dapat menyebabkan erosi tanah,dari segi fisiologi mengurangi pertumbuhan dengan mengganti udara basah dengan udara kering dan meningkatkan transpirasi dan menurunkan turhor sel-sel tumbuhan yang dipengaruhi. Pengaruh utama kaitannya dengan tanaman pertanian adalah mengatur penguapan atau temperatur, membantu penyerbukan, lebih-lebih penyerbukan bersilang seperti jagung, membawa uap air sehingga udara yang panas mejadi lebih sejuk dan membawa gas-gas yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.

Kerugian yang ddisebabkan oleh angin antara lain yakni tanaman bisa terbakar karena angin, penyerbukan karena angin yang menyebabkan bijinya tidak bisa menjadi murni, angin dapat menyebarkan bibit-bibit rumput liar, membawa serangga tertentu ke lokasi lain yang dapat merugikan, angin yang kencang dapat merebahkan tanaman.
 
2.2 Pengaruh Tanah Terhadap Pertanian
Tanah merupakan tempat hidup makluk hidup. Seperti halnya tanaman dimana tanaman tumbuh dan berkembang biak. Tanah mempunyai nilai tersendiri yang dipengaruhi oleh kesuburan tanah, fasilitas perairan, letak lahan terhadap jalan, sarana perhubunnan dan rencanaa pemerintah.
1. Kesuburan Tanah
Kesuburan tanah pertanian menentukan produktivitas tanaman, lahan yang subur akan menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi daripada lahan yang tingkat kesuburannya rendah. Kesuburan pertaniannya biasanya berkaitan dengan struktur dan tekstur tanah. Struktur dan tekstur tanah pada akhirnya juga menentukan macam tanah. Misalnya tanah liat, grumosol, aluvial dan sebagainya.

2. Topografi
Topografi lahan menggambarkan penggunaan lahan pertanian yang didasarkan pada ketinggian tempat. Untuk tanah-tanah di indonesia, pembagian lahan menurut ketinggian tempat (topografi) sering dikategorikan sebagai lahan dataran pantai, dataran rendah, dan dataran tinggi. Pembagiaan topografi tersebut dilakukan untuk menggambarkan usaha pertanian yang diusahakan oleh penduduk yang bertempat tinggal di lokasi tersebut.

3. Faktor Edafik
Faktor Edafik adalah faktor-faktor yang bergantung pada keadaan tanah, kandungan air dan udara serta organisme yang hidup didalamnya. Perbedaan-perbedaan tahan sering merupakan penyebab utama terjadinya perubahan vegetasi dalam daerah iklim yang sama. Maka faktor-faktor edafik merupakan faktor yang mempunyai arti sangat besar.

4. Fragmen Mineral
Ukuran fragmen mineral merupakan hasil disintegrasi bahan batuan akibat Pelapukan fisika atau kimia bahan induknya dapat bersifat lokal atau bukan demikian juga pelapukannya. Kontinen ini merupakan kerangka anorganik dan jauh berbeda sesuai dengan sifat fisik dan kimiawi bahan induknya. Kondisi demikian berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yang menyebabkan terjadinya variasi dalam air tanah dan aerasi karena kemampuan menahan air sangat dipengaruhi komposisi mekanik.

5. Bahan Organik dan Organisme
Bahan organik yang berasal dari tumbuhan mati atau bagian-bagian pada tumbuhan, hewan, dan ditumbuhkan ke dalam tanah dengan sengaja sebagai pupuk kandang. Semua tanah yang ada vegetasinya mengandung bahan organik yang telah mati, biasanya sedikit banyak telah terurai menjadi bunga tanah, yang merupakan tempat utama kegiatan mikroorganisme yang menghasilkan zat-zat atau unsur-unsur Hara tanah.

Organisme hidup bersama akar-akar dan bagian-bagian  lain tumbuhan di bawah tanah dari tumbuhan yang hidup di atas tanah mencakup penyusun penting lain dari tanah. Organisme hidup itu merpati flora dan fauna tanah yang bersifat mikroskopik dan kegiatan hidupnya terpusatkan pada kandungan tanah yang berupa bunga tanah dan yang sering sangat peka terhadap perubahan-perubahan kondisi lingkungan yang terbatas. Organisme memunculkan berbagai zat hara esensial bagi tumbuhan yang langsung dapat digunakan yakni nitrogen.

2.3 Jenis Tanaman Pertanian di Indonesia Berdasarkan Iklim
Suatu jenis tanaman bergantung pada interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Pengaruh iklim perlu dipahami oleh berbagai pihak terutama bagi para perencana kebijaksanaan di bidang pertanian. Keberhasilan dalam pertanian dengan iklim sangat tergantung pada keberhasilan interpretasi dan meramalkan iklim dengan ketelitian yang tinggi. Berikut ini adalah agihan tanaman berdasarkan iklim dimana tempat tanaman tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
1. Tanaman Pertanian pada Derah Tropika
Tidak semua tanaman dapat tumbuh dengan baik pada iklim tropis.namun demikian jenis tanaman pertanian yang tumbuh di daerah tropis lebih beragam dibandingkan pada jenis iklim yang lain. Tanaman pertanian yang cocok untuk daerah beriklim tropis antara lain adalaah cokelat, tebu dan kopi.
2. Tanaman Pertanian pada Iklim Subtropik
Subtropis terdiri atas beberapa tipe iklim meliputi subtropik lembab, Cf, mediterania dengan musim panas kering(Cs) dan tipe marina barat (Cw). Berbagai macam varietes tanaman pertanian dapat tumbuh pada iklim tersebut, antara lain jeruk, olive, anggur, sayur-sayuran, kapas, dan tanaman makanan ternak.
3. Tanaman Petranian pada Iklim Sedang
Untuk daerah yang bertipe iklim sedang, ada beberapa tanaman dalam jenis padi-padian yang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Tanaman tersebut antara lain jagung, gandum dan tanaman perkebunan lainnya seperti apel.

2.4 Pengaruh Kondisi Geografi Terhadap Perikanan
Perikanan merupakan satu bagian dari pertanian dalam arti luas. Dalam pengusahaannya, kegiatan ini juga sangat bergantung terhadap kondisi geografis suatu tempat. Faktor geografis terutama berpengaruh dalam hal penentuan lokasi perikanan utamanya adalah perikanan tambak. Keberhasilan usaha perikanan tambak sangat bergantung dari ketepatan memilih lokasi titik dengan pemilihan lokasi yang tepat akan menentukan keberlanjutan perikanan tambak untuk kedepannya. Agar lahan yang dijadikan Tambak memenuhi syarat biologis, ekologis, juga lahan tersebut tidak boleh melupakan aspek sosial ekonomi. Hal ini penting untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari berkaitan dengan pengembangan areal tersebut. Ada empat unsur atau syarat utama yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi pembuatan tambak, yaitu aspek biologis, aspek ekologis, aspek tanah, dan aspek sosial ekonomi.
1. Aspek Biologis
Pengusahaan atau budidaya perikanan harus memperhatikan aspek biologis. Hal ini untuk menjamin keberlangsungan oorganisme yang dibudidayakan. Aspek-aspek biologis ini meliputi sumber beni, sifat organisme, organisme lain serta vegetasi dan kelestarian lingkungan.
2. Aspek Ekologis
Dilihat dari kondisi ekologis atau lingkungan, keadaan alam, sumber air dan iklim di Indonesia sangat menunjang usaha budidaya berbagai organisme perikanan. Beberapa penelitian berhasil mengembangkan organisme yang sejak lama dibudidayakan menjadi lebih maju dan mengembangkan organisme baru. Untuk menjamin keberlangsungan budidaya, secara ekologis perlu mempertimbangkan faktor-faktor untuk menentukan tingkat kesesuaian lokasi tambak. Faktor-faktor dalam aspek ekologis antara lain yaitu iklim, pasang surut air, arus air, kuantitas dan kualitas air serta pola hujan.
3. Aspek Tanah
Topografi pada lokasi tambak yang dipilih sebaiknya bukan daerah yang bergelombang atau curam. Perencanaan dan konstruksi tambak tidak lepas dari topografi daerah. Topografi biasanya digambarkkan dalam bentuk peta, berupa garis-garis yang tidak berpotongan satu sama lain. Garis-garis ini menghubungkan tempat atau titik yang mempunyai ketinggian yang sama disebut garis kontur.
4. Aspek Sosial Ekonomi
Pertimbangan sosial ekonomi juga sangat diperlukan dalam penentuan lokasi tambak atau kolam. Aspek sosial ekonomi yang mempengaruhi keberhasilan budidaya di tambak/kolam antara lain status lahan dan perizinan, tenaga kerja, ketersediaan alat dan bahan, ketersediaan pasar dan dukungan pemerintah. Aspek sosial ekonomi tersebut saling berkaitan satu sama lain dan saling mendukung. Ketidakadaan satu unsur di atas akan menjadikan usaha budidaya kolam atau tambak akan mengalami gangguan dan tidak akan mencapai hasil yang maksimal.



BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Pengaruh faktor geografis terhadap pertanian merupakan salah satu hal yang sangat perlu diperhatikan. Faktor geografis ini sangat menentukan Bagaimana hasil dari produktivitas suatu kegiatan pertanian tersebut. Faktor geografis yang diperhatikan yaitu pengaruh iklim terhadap tanaman pertanian yang mencakup suhu, sinar matahari, kelembaban udara, curah hujan, dan angin serta pengaruh tanah terhadap tanaman pertanian mencakup kesuburan tanah, topografi, faktor edafik, fragmen mineral, bahan organik dan organisme hidup. Faktor geografis juga mempengaruhi jenis tanaman pertanian hal ini ini dapat dilihat dalam jenis tanaman pertanian berdasarkan iklim yang terbagi atas tanaman pertanian pada daerah tropis, subtropis, dan iklim sedang. Selain itu, kondisi geografis juga berpengaruh terhadap perikanan yang mana mencakup aspek biologis, aspek ekologis, aspek tanah, dan aspek sosial ekonomi.

3.2    Saran
Dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisannya sehingga penulis memohon maaf sebesar-besarnya atas segala kekurangan dan penyampaian materi yang terdapat dalam makalah ini diharapkan kepada pembaca untuk dapat mengembangkan kembali lagi materi yang didapat dari dalam makalah ini.



DAFTAR PUSTAKA

Bonawati, E. Sriyanto. 2013. Geografi Pertanian. Yogyakarta : Ombak.
Indriani, Y.H. 1996. Pemilihan Tanaman dan Lahan Sesuai Kondisi Lingkungan dan Pasar. Jakarta : Penebar Swadaya.
Soetriono, dkk. 2003. Pengantar Ilmu Pertanian. Jember : Banyumedia Publising.




*Sumber: https://www.academia.edu/50056486/Makalah_Pengaruh_Faktor_Geografis_Terhadap_Pertanian


Tag : Ekonomi, Geografi, Lainnya
0 Komentar untuk "Pengaruh Faktor Geografis Terhadap Pertanian"

Back To Top