PENDAHULUAN
Pada awal kegiatan suatu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya hal yang sangat penting untuk dilakukan yaitu dengan menyusun anggaran. Anggaran yang pertama yang harus disusun adalah anggaran penjualan. Kegiatan penganggaran penjualan merupakan kegiatan dasar yang dilakukan sebuah perusahaan sebelum melakukan aktivitas-aktivitas lainnya. Sehingga pada umumnya kegiatan penganggaran penjualan disusun terlebih dahulu sebelum anggaran-anggaran lainnya dibuat.
Dengan penyusunan anggaran penjualan membantu pada tingkat kemajuan suatu perusahaan dalam menjalankan bisnis yang dilakukan untuk mampu beroperasi sebagaimana yang diharapkan oleh suatu perusahaan baik dalam tingkat produksi sampai dengan tingkat akhir distribusi.
Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh keuntungan. Keuntungan akan diperoleh apabila perusahaan menjual barang atau jasa dengan harga yang lebih tinggi dari harga pokoknya. Masalah-masalah utama yang dihadapi pada saat akan menjual suatu barang atau jasa pada umumnya adalah produk apa yang akan dijual, biaya-biaya yang perlu dikeluarkan agar produk tersebut dapat dijual dan berapa harga produk tersebut agar mendatangkan keuntungan bagi perusahaan tetapi terjangkau bagi konsumen.
Berdasarkan pemaparan diatas maka, dalam makalah ini penulis mencoba untuk menyampaikan tentang penganggaran penjualan beserta contoh kasusnya.
Anggaran penjualan
Anggaran penjualan atau sales budget adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas), harga barang, waktu penjualan serta tempat (daerah) penjualannya. Tidak ada suatu bentuk standar yang harus dipergunakan oleh perusahaan dalam penyusunan anggaran penjualan. Setiap perusahaan memiliki kebebasan dalam menentukan bentuk serta formatnya.
Menurut Darsono anggaran penjualan ialah rencana pendapatan perusahaan dalam kurun waktu satu tahun atau lebih. Anggaran merupakan titik sentral semua pembuatan anggaran biaya dan investasi. Perubahan volume penjualan yang sangat signifikan akan mempengaruhi investasi pada modal kerja dan aktiva tetap.
Anggaran penjualan mempunyai fungsi sebagai:
1. Pedoman kerja
2. Koordinasi kerja
3. Evaluasi kerja bagi divisi pemasaran
4. Pedoman untuk membuat anggaran biaya pemasaran
Misalnya, anggaran penjualan ditetapkan Rp. 10.000, biaya pemasaran ditetapkan 10% maka total biaya pemasaran sebesar 10% x Rp. 10.000 = Rp. 1.000 jumlah tersebut akan dirinci dalam empat kegiatan yaitu biaya gedung dan distribusi, biaya promosi, biaya kebijakan harga (diskon penjualan dan bonus) dan biaya pelayanan purna jual .
Konsep anggaran penjualan
Penyusunan konsep anggaran penjualan dapat dikatakan mencakup segala kegiatan dibidang penjualan. Komponen-komponen pokok konsep anggaran penjualan sebagai berikut:
1. Dasar-dasar menyusun anggaran:
a. Menyusun tujuan perusahaan
b. Menyusun strategi perusahaan
c. Menyusun forecast penjualan
2. Menyusun anggaran penjualan:
a. Anggaran promosi dan advertensi
b. Anggaran biaya-biaya penjualan
c. Rencana pemasaran
Dasar-dasar penyusunan anggaran digunakan sebagai pegangan pokok dalam hal penyusunan anggaran penjualan harus sesuai dengan tujuan umum perusahaan dan strategi masing-masing perusahaan. Dalam menyusun anggaran penjualan perlu dipertimbangkan beberapa faktor seperti:
1. Karakteristik pasar yang dihadapi perusahaan
a. Luas Pasar (Lokal, Regional atau Nasional)
b. Keadaan Persaingan (Monopoli, Persaingan Bebas atau Persaingan Monopolistis)
c. Kemampuan pasar untuk menyerap barang
d. Keadaan/sifat konsumen, apabila konsumennya merupakan konsumen akhir dan konsumen industri
2. Kemampuan finansial, yaitu kemampuan perusahaan membiayai penelitian pasar yang dilakukan, biaya usaha-usaha untuk mencapai target penjualan (modal kerja) dan kemampuan membeli bahan mentah untuk dapat memenuhi target penjualan.
3. Keadaan personalia/SDM, yaitu apakah jumlah tenaga kerja yang tersedia cukup, kurang atau berlebihan dan tenaga kerja yang tersedia mampu untuk melakukan tugas-tugasnya agar target yang ditentukan tercapai.
4. Dimensi waktu (sampai seberapa lama rencana yang disusun masih dianggap reliable).
Langkah-Langkah dalam Penyusunan Anggaran Penjualan
Menyusun anggaran penjualan, langkah yang perlu dilakukan meliputi:
1. Penentuan dasar-dasar anggaran yaitu penentuan relevant variabel yang mempengaruhi penjualan, penentuan tujuan umum dan khusus yang diinginkan dan penentuan strategi pemasaran yang dipakai.
2. Penyusunan rencana penjualan
a. Analisa ekonomi, dengan mengadakan proyeksi terhadap aspek-aspek Makro Ekonomi (moneter, kependudukan, kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang ekonomi, teknologi dan menilai akibatnya terhadap permintaan industri)
b. Melakukan analisis industri, analisis ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan masyarakat menyerap produk sejenis yang dihasilkan oleh industri.
c. Melakukan analisis prestasi penjualan tahun yang lalu, analisis ini dilakukan untuk mengetahui posisi perusahaan pada masa lalu. Dengan kata lain untuk mengetahui Market Share yang dimiliki perusahaan di masa lampau.
d. Analisis penentuan prestasi penjualan yang akan datang, analisis ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan perusahaan mencapai target penjualan di masa depan, dengan memperhatikan faktor-faktor produksi seperti bahan mentah, tenaga kerja, kapasitas produksi, dan keadaan permodalan.
3. Menyusun Forecast Penjualan yaitu meramalkan jumlah penjualan yang diharapkan dengan anggapan segala sesuatu berjalan seperti masa yang lalu (Forecasted Sales)
4. Menentukan jumlah penjualan yang dianggarkan (Budgeted Sales)
5. Menghitung Laba-Rugi yang mungkin diperoleh (Budgeted Profit)
6. Mengkomunikasikan rencana penjualan yang telah disetujui pada pihak lain yang berkepentingan.
Target Penjualan
Manajer penjualan harus menetapkan target penjualan yang ingin dicapai. Target itu harus rasional dan realistik, rasional artinya target harus menjelaskan sebab-sebab mengapa harus mencapai target tersebut. Realistik artinya target harus bisa dicapai oleh tenaga penjual dengan dukungan sumber daya. Target penjualan harus mempertimbangkan berbagai faktor antara lain:
1. Kondisi volume produk, bisa atau tidak volume produk memenuhi permintaan pasar
2. Kondisi kualitas produk, disukai oleh konsumen atau tidak
3. Kondisi harga jual produk, terjangkau atau tidak oleh daya beli konsumen
4. Kondisi kebutuhan konsumen, konsumen membutuhkan atau tidak terhadap produk yang akan dipasarkan
5. Kondisi pasar lokal, regional, nasional dan internasional
6. Kondisi persaingan, produk yang akan dipasarkan itu produk pasar persaingan sempurna atau produk pasar monopoli
7. Kondisi tenaga penjual, tenaga penjual memiliki kemampuan tinggi atau tidak
8. Kondisi imbalan kepada tenaga penjual, imbalan kepada penjual layak atau tidak
9. Kondisi promosi, produk yang akan dipasarkan sudah diketahui oleh konsumen atau belum
10. Kondisi distribusi, kemampuan perusahaan menyampaikan komoditi kepada konsumen
11. Kondisi modal kerja perusahaaan, perusahaan memiliki modal kerja yang cukup atau tidak
Forecast/Ramalan penjualan
Ramalan penjualan adalah proyeksi jumlah komoditi yang diminta oleh konsumen dan proyeksi harga yang mampu dijangkau oleh konsumen. Dengan demikian ramalan penjualan terdiri dari ramalan jumlah komoditi dan ramalan harga komoditi yang akan dijual. Sedangkan menurut pendapat Gunawan Adisaputro Forecast Penjualan adalah proyeksi teknis daripada permintaan langganan potensial untuk suatu waktu tertentu dengan berbagai asumsi. Forecast penjualan mempengaruhi bahkan menentukan keputusan dan kebijaksanaan yang diambil oleh suatu perusahaan. Maka dapat dikatakan bahwa forecast penjualan merupakan pusat dari seluruh perencanaan perusahaan, dan ini menentukan potensi penjualan dan luas pasar yang akan dikuasainya . Dalam membuat ramalan penjualan, manajer penjualan pada umumnya menggunakan metode judgement, statistika dan metode khusus.
Metode judgement ialah cara membuat peramalan berdasarkan pendapat para ahli yang telah memiliki pengalaman dan ilmu dalam suatu bidang tertentu. Dalam bidang penjualan dan pemasaran, para ahli tersebut juga meliputi para distributor, para tenaga penjual dan konsumen. Oleh sebab itu dalam membuat peramalan dengan metode judgement juga harus melalui survei.
Penyelesaian forecast penjualan dapat menggunakan metode sebagai berikut:
1. Time Serie Moment
Formula dasar yang dapat digunakan adalah:
Persamaan (I) :
Persamaan (II) :
Keterangan: persamaan (I) dan persamaan (II) digunakan untuk menghitung nilai a dan b.
Contoh kasus: berikut data perkembangan jumlah penjualan selama 5 tahun terakhir dari tahun 2011 sampai dengan 2015.
Tahun Volume penjualan
2011 1.200 unit
2012 1.600 unit
2013 2.400 unit
2014 2.800 unit
2015 2.500 unit
*sumber: Darsono P dan Ari Purwanti, Penganggaran Perusahaan, Hlm. 19
Perhitungan forecast penjualan 2016.
Metode Time Serie Moment
Tahun Penjualan (Y) X X2 XY
2011 1.200 0 0 0
2012 1.600 1 1 1.600
2013 2.400 2 4 4.800
2014 2.800 3 9 8.400
2015 2.500 4 16 10.000
Total 10.500 10 30 24.800
*sumber: Darsono P dan Ari Purwanti, Penganggaran Perusahaan, Hlm. 19
Persamaan (I) :
Persamaan (II) :
Persamaan (I) : 10.500 = 5a + 10b
Persamaan (II) : 24.800 = 10a + 30b
Atau
Persamaan (II) : 24.800 = 10a + 30b
Persamaan (I) : 21.000 = 10a + 20b
3800 = 10b
Diperoleh ; b = 380
10.500 = 5a + 10 (380)
10.500 = 5a + 3.800
5a = 10.500 – 3.800
5a = 6.700
a = 1.340
Persamaan time moment : Y = 1.340 + 380 (X)
Volume penjualan pada tahun 2016 adalah:
Y = 1.340 + 380 (5)
Y = 3.240 unit
2. Time Serie Least Squares
Metode least squares pada dasarnya memiliki sumber formula yang sama dengan time serie moment yang membedakan adalah metode serie least square menggunakan asumsi
Formula yang digunakan adalah :
a
b
Keterangan : a : konstanta
b: koefisien
x : periode
n : jumlah data
Cara menghitung forecast penjualan tahun 2016 dengan menggunakan metode least squares.
Tahun Penjualan (Y) X X2 XY
2011 1.200 -2 4 -2.400
2012 1.600 -1 1 -1.600
2013 2.400 0 0 0
2014 2.800 1 1 2.800
2015 2.500 2 4 5.000
Total 10.500 0 10 3.800
*sumber: Darsono P dan Ari Purwanti, Penganggaran Perusahaan, Hlm. 19
=
a = 2.100
b =
b = 380
volume penjualan untuk tahun 2016 adalah :
Y = 2.100 + 380 (3)
Y = 3.240 unit.
3. Trend Semi Average
Metode ini digunakan jika data jumlahnya genap, misalnya data selama enam tahun. Data tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian, bagian satu dan bagian dua masing-masing tiga data atau tiga tahun dan tiap-tiap kelompok dicari rata-ratanya
Metode Trend Semi Average
Tahun Penjualan (Y) Total RataRata X
2011 1.200 -1
2012 1.600 5.200 1.733,33 0
2013 2.400 1
2014 2.800 2 2015 2.500 7.940 2.646,67 3
2016 2.640 4
2017 5
*sumber: Darsono P dan Ari Purwanti, Penganggaran Perusahaan, Hlm. 21
Model semi average menjelaskan bahwa a atau konstanta adalah rata-rata kelompok satu, b atau koefisien regresi adalah selisih rata-rata kelompok satu dengan rata-rata kelompok dua dibagi dengan jumlah data yang ada dalam satu kelompok.
a = 1.733,33
b = (2.646,67 – 1.733,33)/3 = 913,34/3 = 304,45
Tahun ke tujuh nilai x nya sama dengan 5 yaitu kelanjutan dari angka x yang ke 4 selanjutnya ke 5. Dengan demikian penjualan tahun 2017 adalah :
Y = 1.733,33 + 304,45 (5)
Y = 3.255,58 = 3.256 unit.
4. Analisis Regresi Korelasi
Analisis ini dikenal dalam dua jenis variabel yakni variabel dependen (Y) dan variabel independen (X) dalam analisis regresi, formula yang digunakan adalah :
Dimana:
Y = variabel terikat/ dependen
X = variabel bebas/ independen
a = konstanta
b = koefisien
Besarnya nilai a dan b dapat dihitung dengan bantuan formula:
Contoh kasus:
Perusahaan “Makmur Jaya” ingin mengetahui apakah periklanan yang dilakukan selama ini efektif dalam membantu meningkatkan volume penjualan produk. Berikut ini data-data penjualan dan biaya periklanan per unit produk selama 5 tahun terakhir:
Tahun Volume Penjualan (unit) Biaya Iklan/unit
(Rp/unit)
2006 600.000 250 2007 625.000 300
2008 650.000 325
2009 650.000 350
2010 675.000 375
*sumber: Gunawan Adisaputro dan Yunita Anggarini, Anggaran Bisnis.Hlm.146
Penggunaan Analisis Regresi korelasi, membantu perusahaan untuk mengambil keputusan apakah periklanan pada tahun 2011 perlu ditingkatkan.
Penyelesaian kasus analisis regresi korelasi
Tahun Y X XY X2 Y2
2006 600.000 250 150.000.000 62.500 360.000.000.000
2007 625.000 300 187.500.000 90.000 390.625.000.000
2008 650.000 325 211.250.000 105.625 422.500.000.000
2009 650.000 350 227.500.000 122.500 422.500.000.000
2010 675.000 375 253.125.000 140.625 455.625.000.000
Total 3.200.000 1.600 1.029.375.000 521.250 2.051.250.000.000
*sumber: Gunawan Adisaputro dan Yunita Anggarini, Anggaran Bisnis, Hlm. 147
Persamaan Regresi:
Besarnya nilai a dan b adalah:
b = 581.08
a = 454.054
sehingga persamaannya adalah
Y = 454.054 + 581.08 (X)
Korelasi adalah hubungan antara suatu variabel dengan variabel lain. Analisis ini biasanya digunakan untuk melengkapi analisis regresi. Sehingga analisis korelasi berguna untuk menggali hubungan sebab akibat antara beberapa variabel. Sebagai gambaran perubahan tingkat penjualan tidak hanya ditentukan oleh pola penjualan yang telah terjadi, melainkan juga dipengaruhi faktor-faktor lain.
Kriteria nilai:
r = -1 terdapat hubungan negatif sempurna (hubungan antara dua variabel kuat dan arah hubungannya berkebalikan)
r = 1 terdapat hubungan positif sempurna (hubungan antara dua variabel kuat dan searah)
r = 0 tidak terdapat hubungan sama sekali
Rumus koefisien korelasi dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Contoh kasus:
Dari contoh kasus regresi diatas, untuk mengetahui koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
Penyelesaian untuk mencari koefisien korelasi:
r = 0.00019
Angka koefisien korelasi sebesar 0.00019 berarti bahwa pengaruh biaya iklan terhadap tingkat penjualan perusahaan bersifat lemah (dari rendahnya nilai r, pengaruhnya kurang signifikan). Jika manajemen meningkatkan biaya iklan, maka peningkatan tersebut kurang mempengaruhi besarnya volume penjualan. Dengan demikian kebijakan manajemen untuk meningkatkan biaya iklan ditahun berikutnya dinilai kurang signifikan .
5. Metode Peramalan Khusus
Metode peramalan khusus terdiri dari metode analisis industri, analisis produk line, dan analisis pengguna akhir.
a. Analisis Industri
Analisis ini menghubungkan antara peramalan penjualan suatu perusahaan dengan peramalan penjualan industri sejenis (industri pesaing). Perusahaan harus membuat peramalan penjualan industri sejenis kemudian membuat peramalan penjualan yang bersangkutan dan dihitung rasionya. Dalam analisa Industri ditujukan tentang Market Share yang dimiliki oleh perusahaan. Apabila market share makin lama makin besar, berarti perusahaan mempunyai posisi yang kuat dalam persaingan dengan perusahaan lain. Sebaliknya apabila market share makin lama makin kecil maka perusahaan mempunyai posisi yang makin lemah dalam persaingan dengan perusahaan. Tingkat penjualan perusahaan tidak hanya tergantung pada prestasi yang dicapai pada setiap tahunnya tetapi dikaitkan langsung dengan perubahan industri.
Rumus
Misalnya peramalan penjualan industri otomotif sebesar Rp. 1.000, dan peramalan penjualan PT XY perusahaan otomotif Rp. 250, maka besarnya pangsa pasar PT XY adalah sebesar:
= 25%
b. Analisis Product Line
Metode ini digunakan pada perusahaan yang memiliki banyak produk, seperti PT Unilever. Tiap-tiap jenis produk harus dibuat ramalan penjualan agar dapat diketahui laba pada setiap produk.
c. Analisis Pengguna Akhir
Perusahaan yang menghasilkan produk setengah jadi, misalnya Pabrik Baja Cilegon, produknya bisa langsung dijual di pasar sebagai bahan baku perusahaan lain, dan bisa diproses lebih lanjut untuk barang konsumsi akhir, perusahaan harus membuat ramalan penjualan barang konsumsi akhir .
Penutup
Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan telaah pustaka sebelumnya maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Anggaran penjualan adalah anggaran yang merencanakan secara terperinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan datang, baik meliputi kualitas, produk, kuantitas, harga, waktu penjualan serta tempat (daerah) penjualannya dengan tujuan untuk mengomptimalkan laba secara efektif dan efisien.
2. Penyusunan anggaran penjualan disertai penyusunan peramalam/forecast penjualan. Peramalan penjualan ini bertujuan untuk mengetahui, menentukan serta pengukuran akan potensi penjualan produk dan mampu menguasai luas pasar di waktu yang akan datang.
3. Metode-metode yang digunakan peramalan penjualan meliputi: metode judgment, metode statistika, dan metode khusus.
DAFTAR PUSTAKA
Bertha Elvina. 2004. Pemanfaatan Anggaran Penjualan sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Mendukung Efektifitas Penjualan Studi Kasus pada CV. Petra Jaya Lestari dalam Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama, Bandung: Universitas Widyatama
Darsono P dan Ari Purwanti. 2008. Penganggaran Perusahaan: Teknik Mengetahui dan Memahami Penyajian Anggaran Perusahaan sebagai Pedoman Pelaksanaan dan Pengendalian Aktivitas Bisnis, Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana Media
Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri. 2011. Anggaran Perusahaan Buku 1 Edisi 2. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Gunawan Adisaputro dan Yunita Anggarini. 2011. Anggaran Bisnis: Analisis, Perencanaan, dan Pengendalian Laba. Edisi Pertama Cetakan Kedua. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.Yogyakarta
Tag :
Penganggaran Perusahaan
0 Komentar untuk "Budgeting Penjualan"