Hakekat Keputusan dan Model-Model Statistika

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam sebuah kehidupan pasti terdapat maslah, sebelum itu kita harus tau apa masalah yang terjadi pada kita, sebelum mengambil keputusan yang benar, keputusan adalah suatu proses penelusuran yang berawal dari latar belakang masalah, identifikasi masalah hingga kepada terbetuknya kesimpulan atau rekomendasi. Rekomendasi itulah yang selanjutnya dipakai dan digunakan sebagai pedoman basis dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, begitu besarnya pengaruh yang akan terjadi seandainya rekomendasi yang dihasilkan tersebut dapat kekeliruan atau adanya kesalahan-kesalahan yang tersembunyi karena faktor ketidak hati-hatian dalam mengambil pengkajian masalah.

Karena itu bahwa dalam pengambilan keputusan ada beberapa model dalam keputusan yang bisa diketahui dalam makalah tersebut. Dan bisa kita kaji kedalam bisnis kita apabila kita mau melakukan bisnis.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu hakekat keputusan?
2. Pengertian Model Pegambilan Keputusan
3. Apa saja model-model statistika?



BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakekat Keputusan
Pengambilan keputusan mengandung arti pemilihan altematif terbaik dari sejumlah Alternatif yang tersedia. Teori-teori pengambilan keputusan bersangkut paut dengan masalah bagaimana pilihan-pilihan semacam itu dibuat.

Pada hakikatnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data. Penentuan yang matang dari altenatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Dee Ann Gullies (1996) menjelaskan definisi Pengambilan keputusan sebagai suatu proses kognitif yang tidak tergesa-gesa terdiri dari rangkaian tahapan yang dapat dianalisa, diperhalus, dan dipadukan untuk menghasilkan ketepatan serta ketelitian yang lebih besar dalam menyelesaikan masalah dan memulai tindakan. Definisi yang lebih sederhana dikemukakan oleh Handoko (1997), pembuatan keputusan adalah kegiatan yang menggambarkan proses melalui serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu.

Ralp C. Davis dalam Imam Murtono (2009) menyatakan keputusan dapat dijelaskan sebagai hasil pemecahan masalah, selain itu juga harus didasari atas logika dan pertimbangan, penetapan alternatif terbaik, serta harus mendekati tujuan yang telah ditetapkan. Seorang pengambil keputusan haruslah memperhatikan hal-hal seperti; logika, realita, rasional, dan pragmatis. 

Berkaitan dengan teknik pengambilan keputusan, James A.F. Stoner dalam Imam (2009) menjelaskan bahwa secara umum pengertian pengambilan keputusan adalah, teknik pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan atau proses memilih tindakan sebagai cara pemecahan masalah. Pengambilan keputusan adalah sesuatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi, dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Pengertian ini mengandung lima hal esensi yaitu:
1) Dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal yang terjadi secara kebetulan.
2) Pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan secara “sembrono” karena cara pendekatan kepada pengambilan keputusan harus didasarkan atas kemampuan organisasi, tenaga kerja yang tersedia, dan situasai lingkungan.
3) Bahwa sebelum sesuatu masalah data dipecahkan dengan baik, hakekat daripada masalah ini harus diketahui dengan jelas.
4) Pemecahan masalah tidak dapat dilakukan melalui “ilham” atau dengan mengarang  yang berdasarkan data-data yang telah didapatkan.
5) Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai altrnatif yang ada setelah dianalisis dengan matang.

Definisi pengambilan keputusan dan urgensinya
- Pengambilan keputusan muncul sebagai reaksi atas sebuah masalah (problems) karena ada ketidaksesuaian antara perkara saat ini dan keadaan yang diinginkan.
- Tetapi dalam menetapkan sebuah masalah dan sebuah keputusan tergantung cara menginter prestasikan misalnya: terjadinya penurunan penjualan sebesar 2%, PT. A Menganggap bahwa prosentase penurunan tersebut masih bisa diterima sehingga tidak perlu mengambil satu tindakan tertentu, sedangkan PT.B menganggap bahwa prosentase penurunan tersebut merupakan satu permasalahan yang serius sehingga perlu ada tindakan perbaikan untuk mengatasi hal tersebut. Jenis keputusan terkait dengan masalah  yang dihadapi :
1. Keputusan terprogram, yaitu suatu keputusan yang terstruktur dan berulang yang dapat ditangani dengan pendekatan rutin.
2. Keputusan tidak terprogram, yaitu suatu keputusan yang memerlukan suatu pemecahan yang dibuat sesuai kebutuhan.
B. Pengertian Model Pegambilan Keputusan
Model adalah percontohan yang mengandung unsure yang bersifat penyederhanaan untuk dapat ditiru (jika perlu). Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan suatu proses berurutan yang memerlukan penggunaan model secara cepat dan benar. 

Pentingnya model dalam suatu pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut: 
a. Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan diselesaikan itu. • Untuk memperjelas (secara eksplisit) mengenai hubungan signifikan diantara unsur-unsur itu. 
b. Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antar variabel. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk matematika. 
c. Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan. 

Model merupakan alat penyederhanaan dan penganalisisan situasi atau system yang kompleks. Jadi dengan model, situasi atau sistem yang kompleks itu dapat disederhanakan tanpa menghilangkan hal-hal yang esensial dengan tujuan memudahkan pemahaman. Pembuatan dan penggunaan model dapat memberikan kerangka pengelolaan dalam pengambilan keputusan. 

Pada umumnya, semua model itu mempunyai aspek-aspek tertentu masing-masing adalah idealisasi, atau abstraksi dari bagian dunia nyata (praktik nyata), atau dengan kata yang lebih tepat dan jelas imitasi dari kenyataan, mengenai hal ini Olaf Helmer menyatakan bahwa: karakteristik dari konstruksi. Model adalah abstraksi; elemen-elemen tertentu dari situasi yang mungkin dapat membantu seseorang menganalisis keputusan dan memahaminya dengan lebih baik. Untuk mengadakan abstraksi, maka pembuatan model sering kali dapat meliputi perubahan konseptual. Setiap unsure dari situasi nyata merupakan tiruan dengan menggunakan sasaran matematika atau sasaran fisik.

Hubungannya dengan unsur lain mencerminkan adanya kekayaan atau peralatan dan hubungan lain berupa tiruan. Sebagai contoh, system lalu lintas kota dapat dibuat tiruannya dengan membuat miniature yang menggambarkan adanya jaringan-jaringan, jalan-jalan, rambu-rambu lalu lintas, beserta kendaraan persis seperti sesungguhnya. 

Jika para analis membuat model, mereka biasanya melakukan hal itu supaya dapat menetapkan tindakan yang paling tepat dalam situasi tertentu. Kemudian digunakan untuk memberikan saran bagi pembuat keputusan. Dengan demikian pada hakikatnya model itu merupakan pengganti hal yang nyata, mewakili kejadian sesungguhnya, dengan harapan agar dapat mengatasi masalah apabila timbul masalah yang sesungguhnya. Model ini sendiri dibuat dengan menyesuaikan pada situasi dimana model itu akan dibuat. Di samping itu, model pun dibuat sesuai dengan tujuan penggunaan model itu sendiri. 

Pembuatan dan penggunaan model menurut Kast, memberikan kerangka pengelolaan. Model merupakan alat penyederhanaan dan penganalisisan situasi atau system yang kompleks. Jadi dengan menggunakan model situasi yang kompleks disederhanakan tanpa penghilangan hal-hal yang esensial dengan tujuan untuk memudahkan pemahaman. 

Berdasarkan pendekatan ilmu manajemen untuk memecahkan masalah digunakan model matematika dalam menyajikan system menjadi lebih sederhana dan lebih mudah dipahaminya. Pada umumnya model itu memberikan sarana abstrak untuk membantu komunikasi. Bahasa itu sendiri merupakan proses abstraksi, sedangkan matematika merupakan bahasa simbolik khusus. 

C. Model-model statistika
Model merupakan abstraksi dari keadaan nyata. Model dibuat secara sederhana namun mengandung unsur-unsur utama dari suatu produk, proses, atau sistem. Dengan menggunakan model, pengambilan keputusan umumnya dapat dilakukan dengan lebih praktis, murah, cepat, dan aman.

Model digunakan dalam berbagai aspek kehidupan. Penawara suatu produk sering dilakukan dengan menunjukkan gambar atau deskripsi dari produk yang bersangkutan, tidak membawa produk aslinya. Prospek dari suatu perusahaan ditunjukkan dalam bentuk angka-angka dan grafik yang ada dalam laporan keuangan perusahaan itu. Analisis perekonomian dilakukan dengan rumus dan persamaan ekonomi.

Model dapat diklasifikasikan dalam tiga bentuk, model fisik, model skematik, dan model matematika. Penjelasan lebih lanjut dari setiap model sebagai berikut.
1. Model fisik
Model yang secara fisik menggambarkan obyek aslinya. Misalkan propertie suatu mobil, pesawat, kereta api, atau miniature suatu gedung perkantoran, rumah tinggal, dan terowongan. Keuntungan dari model ini adalah dapat memberikan efek visual terhadap keadaan nyata dari benda itu.
2. Model skematik
Model yang dinyatakan dalam bentuk skema, diagram, grafik, atau gambar dari suatu obyek. Model ini lebih simpel dan mudah dilakukan penyesuaian jika perlu perubahan. Penggunaan warna dan perangkat lunak komputer lebih memperkaya dalam memberikan gambaran dari situasi yang nyata.
3. Model matematika
Model matematika menggunakan symbol, rumus, atau persamaan yang menggambarkan proses atau system yang diwakili. Model ini tidak umum dibagi orang awam, namun dpat menggambarkan tingkat hubungan abstraksi yang sangat tinggi dan merupakan alat analisis yang sangat berguna. 
4. Model pohon keputusan (Decision Tree Model)
Model ini merupakan suatu diagram yang cukup sederhana yang menunjukkan suatu proses untuk merinci masalah-masalah yang dihadapinya kedalam komponen-komponen, kemudian dibuatkan alternatif-alternatif pemecahan beserta konsekuensi masing-masing.
Dengan  demikian,  maka  pimpinan  tinggal  memilih alternative  mana  yang sekiranya paling tepat untuk dijadikan keputusan.
5. Model Simulasi Komputer
Model ini merupakan tiruan dari kasus yang sesungguhnya.  Ada  yang dibuat dengan peralatan dan ukuran yang sama persis dengan yang sesungguhnya misalnya cockpit pesawat dimana calon pilot melatih diri melalui cockpit tiruan tersebut.

Model dikembangkan untuk bisa mengakomodasi keadaan nyata dalam proses pengambial keputusan. Mengingat keadaan nyata bisa bervariasi dari sederhana kesangat kompleks. Model setidaknya harus mencakup aspek-aspek yang relevan dengan keputusan yang akan diambil. Bila suatu model sudah dikembangkan, model harus diuji validitasnya lebih dulu sebelum digunakan.     











BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
A. Hakekat keputusan
Dari pemaparan diatas bahwa kesimpulan dari Pada hakikatnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data. Penentuan yang matang dari altenatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Dee Ann Gullies (1996) menjelaskan definisi Pengambilan keputusan sebagai suatu proses kognitif yang tidak tergesa-gesa terdiri dari rangkaian tahapan yang dapat dianalisa, diperhalus, dan dipadukan untuk menghasilkan ketepatan serta ketelitian yang lebih besar dalam menyelesaikan masalah dan memulai tindakan. Definisi yang lebih sederhana dikemukakan oleh Handoko (1997), pembuatan keputusan adalah kegiatan yang menggambarkan proses melalui serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu.

B. Model statistiak pengambilan keputusan
Model adalah percontohan yang mengandung unsure yang bersifat penyederhanaan untuk dapat ditiru (jika perlu). Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan suatu proses berurutan yang memerlukan penggunaan model secara cepat dan benar. 

Pentingnya model dalam suatu pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut: 
1. Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan diselesaikan itu. • Untuk memperjelas (secara eksplisit) mengenai hubungan signifikan diantara unsur-unsur itu. 
2. Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antar variabel. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk matematika. 
3. Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan. 




DAFTAR PUSTAKA

Syamsi, I. 2000. Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi. Jakarta: Bumi Aksara. Diakses 10 September 2017, pukul 23:10 WIB
Eddy Herjanto, Manajemen Operasi, PT. Grasindo, Jakarta, 2008
Mulyono.2011. Teori Pengambilan Keputusan, http:// Mulyono.Blogspot.com,diaksek 10 September 2017, pukul 21:06 WIB

Anneahira.2011.Pengambilan Kepu usan. Hhtp://Anneahira.Blogspot.com,diakses 10 September 2017, pukul 19:35 WIB


Hakekat Keputusan Dan Model-Model Statistika

*Credit:

  • M.K.M
  • M.I
  • B.K
0 Komentar untuk "Hakekat Keputusan dan Model-Model Statistika"

Back To Top