BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pemasaran adalah ujung tombak keberhasilan suatu bisnis. Artinya, aspek pemasaran merupakan salah satu faKtor penting yang menjamin kelangsungan hidup suatu perusahaan. Dalam rangka menentukan strategi pemasaran, khususnya dalam rangka pengambilan keputusan tentang pemasaran, diperlukan informasi tentang pemasaran. Jadi, informasi pemasaran merupakan dasar yang dipakai untuk pengambilan keputusan secara tepat. Keputusan tersebut mempunyai dampak terhadap keberhasilan pemasaran dari suatu perusahaan. Seperti dimaklumi, bahwa suatu keputusan dapat diambil dengan lebih cermat bila didukung data atau informasi yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi.
Data dan informasi pemasaran dikelola dalam wadah yang disebut sub sistem informasi pemasaran yang sebenarnya merupakan bagian dari total system informasi manajemen dalam suatu perusahaan. Dalam era teknologi modern ini, mutu suatu produk sangat mempengaruhi volume penjualan. Oleh karena itu, pusat perhatian ditunjukkan menyaring informasi konsumen yang berkaitan dengan mutu dan perkembangan mutu yang akan disenangi konsumen.
Dengan mempelajari topik ini, anda diharapkan dapat mengetahui tentang manajemen suatu perusahaan yang dapat menghasilkan produk/jasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumen serta pemasarannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa arti pemasaran dan hubungannya dengan kesesuaian mutu produk?
2. Bagaimana strategi pemasaran yang efektif dan efisien?
3. Apa saja variabel mutu produk?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti Pemasaran dan Hubungannya dengan Kesesuaian Mutu Produk
Istilah marketing berasala dari kata market yang artinya pasar. Sedangkan kata kerja to market berarti memasarkan. Pengertian pemasaran secara sederhana adalah seluruh kegiatan yang bertujuan untukmemperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen dengan cara yang paling efisien dengan maksud mengakomodasikan adanya permintaan yang efektif.
Pemasaran adalah suatu keseluruhan sistem yang meliputi kegiatan-kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang/jasa untuk memuaskan kebutuhan para konsumen rumah tangga maupun konsumen industri.
Termasuk di dalamnya upaya menjaga mutu produk sesuai rencana. Dari definisi di atas, dapatlah dikatakan bahwa marketing adalah semua bentuk kegiatan yang dilakukan untuk menunjang pengiriman barang-barang (jasa-jasa) dari produsen ke konsumen secara efektif dan efisien dengan mutu baik.
Adapun proses kegiatan marketing atau kegiatan pemasaran seyogianya dimulai sejak barang (jasa) belum diproduksi. Artinya tidak dimulai pada saat produksi selesai, juga tidak berakhir saat penjualan. Semua kegiatan yang akan dilakukan dalam bidang pemasaran harus dirancang sejak dini dan ditujukan untuk menentukan produk apa, berapa luas pasarannya, berapa harganya, dan bagaimana promosinya. Kegiatan pemasaran timbul apabila manusia memutuskan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya dengan cara yang disebut dengan pertukaran.
Pada dasarnya terdapat 4 kegiatan untuk memenuhi kegiatan manusia, yakni sebagai berikut.
1. Memproduksi sendiri (self production)
2. Paksaan (coercion)
3. Dengan meminta-minta (begging)
4. Jual beli pertukaran (exchange)
Tukar menukar timbul dari salah satu dari keempat cara tersebut guna memperoleh produk. Adapun jual beli adalah tindakan untuk memperoleh sebuah produk barang/jasa yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalannya.
Adapun kondisi (syarat) yang diperlukan agar terjadi pertukaran dalam bentuk jual beli adalah sebagai berikut.
1. Minimal terdapat dua pihak yang saling memerlukan.
2. Masing-masing pihak mempunyai suatu barang/jasa yang mungkin bernilai bagi pihak lain.
3. Setiap pihak bersedia dan mampu berkomunikasi dan mengirimkan suatu produk ke pihak lain.
4. Setiap pihak bebas menerima atau menolak penawaran dan permintaan.
5. Setiap pihak percaya, apa yang akan dipertukarkan itu cocok dan dikehendaki pihak lain.
B. Strategi Pemasaran
Strategi memasarkan suatu barang/jasa, seyogianya dipengaruhi oleh barang/jasa yang akan dijual, harga barang/jasa tersebut, kegiatan memperkenalkan kepada masyarakat (konsumen), dan upaya mendistribusikan barang/jasa dari produsen ke konsumen. Jelasnya bahwa kegiatan memasarkan suatu produk dipengaruhi oleh interaksi dari keempat hal yakni produk (product), harga (price), promosi (promotion) dan tempat (place) yaitu kegiatan distribusi dari tempat produsen ke konsumen.
Ditinjau dari aspek pemasaran, barang atau jasa dapat digolongkan menurut beberapa kriteria sebagai berikut.
Penggolongan barang berdasarkan sifatnya dan tingkat konsumsinya.
1. Barang tahan lama (durable goods), yaitu barang-barang yang secara normal dapat dipakai untuk jangka waktu yang relatif lama, misalnya kemeja, kursi, mobil dan sebagainya.
2. Barang tidak tahan lama (non durable goods), yaitu barang yang hanya dapat digunakan satu kali atau beberapa kali saja, misalnya makanan, sabun, minyak tanah, kertas tissu dan sebagainya.
3. Jasa (service), yaitu produk kegiatan kerja yang memberikan manfaat dan kepuasan kepada konsumen dan diperoleh dengan transaksi jual beli. Misalnya jasa dokter, jasa pendidikan, jasa arsitek, jasa pilot, sopir, masinis kereta api, dan sebagainya.
Penggolongan produk berdasarkan atas kebiasaan (attitude) konsumen dalam melakukan transaksi pembelian.
1. Convenience goods, yakni barang konsumsi yang biasanya sering dibeli konsumen tanpa banyak pertimbangan, misalnya kebutuhan sehari-hari, seperti beras, lauk pauk, dan sebagainya.
2. Shopping goods, adalah barang yang dibeli konsumen, dimana untuk itu diperlukan pertimbangan-pertimbangan seperti kualitas, harga, model, dan lain-lain. Misalnya pakaian, kosmetik, alat rumah tangga, dan sebagainya.
3. Special goods, adalah barang konsumsi yang mempunyai sifat khas dalam cara pembeliannya, misalnya barang antik, seperti keramik, lukisan, ukiran-ukiran, dan sebaganya.
Akan tetapi, ada pula yang membedakan produk berdasarkan karakteristik frekuensi penggunaan produk, yakni digolongkan dengan istilah warna sebagai berikut.
1. Red goods, ialah barang-barang yang mempunyai tingkat frekuensi penggantian atau pemakaiannya tinggi, sedangkan taraf penyesuaian dan untuk mendapatkannya mudah, misalnya beras, sayur-mayur dan sebagainya.
2. Orange goods, ialah barang-barang dengan tingkat frekuensi pemakaian yang medium, artinya tidak sering maupun tidak jarang. Untuk mendapatkannya juga mudah, misalnya pakaian, tekstil, dan sebagainya.
3. Yellow goods, ialah barang-barang dengan tingkat pemakaian (penggantiannya) yang rendah, sedangkan tingkat penyesuaian, jangka waktu konsumsi, dan jangka waktu mendapatkannya tinggi. Misalnya video recorder, televisi, antena parabola, kapal pesiar, dan sebagainya.
Selain itu, hal yang perlu diperhatikan produsen adalah mengupayakan untuk meningkatkan mutu barang/jasa atau menemukan barang/jasa baru. Hal ini dilakukan dengan cara pengembangan produk (product development) yang merupakan suatu hasil rekayasa yang direncanakan secara seksama dan terpadu, dengan tujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan volume penjualan. Misalnya bila suatu produk perusahaan tidak diperbaiki atau tidak disempurnakan, kemungkinan volume penjualannya menurun karena selera masyarakat (konsumen) telah menurun. Misalnya TV hitam putih menjadi TV berwarna.
C. Variable Mutu Produk
Volume penjualan suatu produk dipengaruhi bukan saja oleh mutu produk itu sendiri, tetapi juga oleh faktor-faktor lain seperti.
1. Merek (brand)
Suatu produk yang dijual kepada masyarakat, biasanya dikenal melalui mereknya. Tanpa merek, orang akan sulit mengenal apalagi mencoba membelinya. Misalnya suatu produk obat batuk, bila ingin dikenal dan laku, seyogianya obat batuk tersebut harus mempunyai nama. Nama yang dikenal dengan “merek” merupakan sarana penting untuk obat batuk tersebut agar dikenal konsumen. Jadi, seyogianya merek atau brand adalah suatu nama (istilah), bentuk (design), lambang (logo), atau gabunghan semua unsur-unsur tersebut, yang diharapkan merupakann cirri suatu barang atau jasa. Ciri khas tersebut diharapkan akan membedakan barang atau jasa tersebut dari produk-produk milik pesaing. Jadi, merek atau brand adalah suatu petunjuk berupa nama suatu produk yang mengidentifikasikan agar produk tersebut dapat dikenal oleh konsumen. Merek tersebut bisa dalam bentuk logo atau lambang maupun nama yang mudah diingat oleh konsumen. Penentuan merek dengan nama maupun lambang atau logo merupakan keputusan yang perlu dipikirkan secara masak agar merek tersebut mudah dikenal dan mudah diingat konsumen. Akan tetapi, jangan lupa, bahwa brand suatu produk akan diingat konsumen bila mempunyai mutu baik.
Syarat untuk merek yang baik adalah suatu berikut:
a. Memberitahukan manfaat dan mutu produk tersebut.
b. Mudah diucap, dikenal, diingat, serta mudah meembedakannya dengan produk lain.
c. Memberikan kesan positif.
d. Tempat untuk promosi.
e. Lambang atau logo maupun nama, harus dapat diterima secara etis oleh masyarakat konsumen.
2. Pembungkus (packaging)
Pembungkus suatu produk akan memberikan suatu cirri khas yang akan mempertinggi nilai suatu produk. Perlu diketahui bahwa bisa terjadi, produk-produk yang sama kualitasnya dapat menghasilkan keuntungan yang berbeda hanya karena bentuk pembungkusnya. Pembungkus ini merupakan alat sebagai identifikasi oleh konsumen. Karena biasanya pada pembungkus juga tertera brand, isi produk, manfaat produk, cara penggunaan, serta jaminan dan peringatan keselamatan atau keterbatasan manfaat produk disertai waktu kedaluwarsa. Disamping itu, pembungkus dapat merupakan sarana informasi pada konsumen dengan pemberitahuan tentang bagaimana memperoleh kepuasan yang lebih besar dari produk tersebut. Hal lain tentang manfaat pembungkus juga sebagai alat untuk melindungi produk tersebut agar mutu dan kondisinya selalu tetap baik.
Syarat-syarat pembungkus yang baik adalah
a. Menarik dan menciptakan “gengsi”.
b. Dapat melindungi dari kerusakan.
c. Praktis dan baik ditinjau dari ukuran maupun bentuk.
3. Pelayanan (service)
Pelayanan penjualan yang baik, khususnya untuk produk industri manufaktur berupa after sales service (pelayanan purna jual), pelayanan teknis pemeliharaan produk, serta pemberitahuan cara penggunaan dan cara pemeliharaan pada barang. Pelayanan ini merupakan unsur dari upaya keberhasilan pemasaran atau penjualan suatu barang atau jasa.
4. Harga (price)
Harga suatu produk merupakan salah satu penentu atas besarnya permintaan pasar. Harga suatu produk mempengaruhi posisi persaingan di pasar penjualan. Sehingga mempengaruhi volume penjualan. Oleh karena itu, harga mempunyai pengaruh yang besar terhadap pendapatan dan laba bersih perusahaan.
Seperti diketahui bahwa harga adalah nilai suatu produk yang diukur dengan uang, dimana berdasarkan nilai tersebut penjual atau produsen bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimilikinya kepada pihak lain dengan memperoleh keuntungan tertentu.
Kebijaksanaan harga menjadi penting karena harga sering dijadikan dasar untuk melakukan tindakan, baik oleh pembeli maupun penjual. Hal ini mudah dimengerti, karena transaksi terjadi pada saat kesepakatan harga antara penjual dan pembeli diadakan.
Penetapan harga jual dapat ditentukan berdasarkan biaya, tingkat margin keuntungan, dan faKtor lain yang mempengaruhinya. Penetapan harga tersebut ditentukan oleh beberapa faktor tertentu, yaknbi sebagai berikut.
a. Penetapan harga jual didasarkan atas biaya produksi, biaya administrasi dan biaya pemasaran.
Hal itu ditentukan sebagai berikut.
1) Mark up pricing, yaitu harga jual yang ditetapkan dengan cara menambah presentase tertentu pada biaya per unit.
2) Cost plus pricing, yaitu penetapan harga yang mirip dengan mark up pricing, hanya saja digunakan untuk menetapkan harga berdasarkan pekerjaan-pekerjaan yang tidak bersifat rutin, seperti pekerjaan borongan bangunan.
3) Target pricing, yaitu perusahaan yang menggunakan cara penetapan harga jual berdasarkan penjualan target rute of return tertentu di atas biaya totalnya pada standar volume yang diperkirakan.
b. Penetapan harga jual didasarkan atas saingan.
Dalam hal ini, meskipun biasanya satuan harga adalah sama, namun harga yang ditetapkan rendah bila permintaan lemah. Sebaliknya, harga tinggi bila permintaan kuat.
c. Penetapan harga jual didasarkan permintaan. Adalah diskriminasi (membedakan) harga pada barang-barang yang sama, tetapi dijual dengan bermacam-macam harga.
5. Promosi (promotion)
Promosi adalah kegiatan untuk memperkenalkan sekaligus menjelaskan manfaat produk dan mutu yang dipasarkan kepada konsumen, dengan tujuan agar volume penjualandapat meningkat.
Beberapa metode promosi yang dapat dilakukan:
a. Personal selling, yaitu kegiatan promosi secara lisan kepada calon pembeli.
b. Iklan, yaitu bentuk promosi yang memperkenalkan produk melalui suatu media massa atau poster di tempat umum.
c. Publisitas, yaitu promosi penjualan suatu produk, dengan menggunakan berita komersial di dalam media massa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemasaran adalah suatu keseluruhan system yang meliputi kegiatan-kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang/jasa untuk memuaskan kebutuhan para konsumen rumah tangga maupun konsumen industri.
Strategi memasarkan suatu barang/jasa, seyogianya dipengaruhi oleh barang/jasa yang akan dijual, harga barang/jasa tersebut, kegiatan memperkenalkan kepada masyarakat (konsumen), dan upaya mendistribusikan barang/jasa dari produsen ke konsumen.
Jelasnya bahwa kegiatan memasarkan suatu produk dipengaruhi oleh interaksi dari keempat hal yakni produk (product), harga (price), promosi (promotion) dan tempat (place) yaitu kegiatan distribusi dari tempat produsen ke konsumen.
Volume penjualan suatu produk dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Merek
2. Pembungkus
3. Pelayanan
4. Harga
5. Promosi
DAFTAR PUSTAKA
Suyadi Prawirosentono, Manajemen Mutu Terpadu, 2004, Jakarta:PT Bumi Aksara
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, 2002, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
*Credit:
- M.F.A
- A.W.W
Tag :
Manajemen Mutu
0 Komentar untuk "Manajemen Pemasaran dan Kesesuaian Mutu Produk"