Etika Produksi dan Pemasaran Konsumen

BAB I
PENDAHULUAN

1.1              LATAR BELAKANG
Etika adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang menegaskan tentang benar dan salah. Sedangkan produksi adalah suatu kegiatan menambah nilai guna barang dengan menggunakan sumberdaya yang ada

Etika Produksi adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang menegaskan tentang benar dan salahnya hal hal yang dikukan dalam proses produksi atau dalam proses penambahan nilai guna barang.

Etika pemasaran berkaitan dengan prinsip-prinsip moral di balik operasi dan regulasi pemasaran. Tanggung jawab sosial Seorang manajer pemasaran meliputi pengembangan program pemasaran dan meningkatkan kesadaran dan penerimaan ide-ide dan praktek-praktek sosial.

1.2       RUMUSAN MASALAH

  1. Pengertian Etika Produksi?
  2. Pentingnya Etika Produksi?
  3. Pandangan kontrak kewajiban produsen kepada konsumen?
  4. Pengertian Etika Pemasaran?
  5. Ruang Lingkup Etika Pemasaran?
  6. Hal-hal yang wajib diperhatikan dalam etika pemasaran?



1.3       TUJUAN MAKALAH
Adapun tujuan dari penyusunan makalah dengan judul “Etika Produksi dan Pemasaran” adalah sebagai berikut :
1.      Memenuhi salah satu tugas mata kuliah  Etika Bisnis.
2.      Melatih mahasiswa untuk lebih aktif dalam pencarian bahan-bahan materi untuk mata kuliah Etika Bisnis.
3.      Menambah wawasan  dan  pengetahuan  tentang Etika Bisnis dalam hal Etika Produksi dan Pemasaran.
4.      Memahami secara utuh tentang Etika Produksi dan Pemasaran.


Etika Produksi dan Pemasaran Konsumen


BAB II
PEMBAHASAN

2.1     PENGERTIAN ETIKA PRODUKSI
Etika adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang menegaskan tentang benar dan salah. Sedangkan produksi adalah suatu kegiatan menambah nilai guna barang dengan menggunakan sumberdaya yang ada.

Jadi, Etika Produksi adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang menegaskan tentang benar dan salahnya hal hal yang dikukan dalam proses produksi atau dalam proses penambahan nilai guna barang.

Tujuan Produksi antara lain:
1.         Memperbanyak jumlah barang dan jasa
2.         Menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas tinggi
3.         Memenuhi kebutuhan sesuai dengan peradaban
 4.        Mengganti barang-barang yang rusak atau habis
 5.        Memenuhi pasar dalam negeri untuk perusahaan dan rumah tangga
 6.        Memenuhi pasar internasional
 7.        Meningkatkan kemakmuran

2.2   PENTINGNYA ETIKA PRODUKSI
Dalam proses produksi, subuah produsen pada hakikatnya tentu akan selalu berusaha untuk menekan biaya produksi dan berusaha untuk mendapatkan laba sebanyak banyaknya. Dalam upaya produsen untuk memperoleh keuntungan, pasti mereka akan melakukan banyak hal untuk memperolehnya. Termasuk mereka bisa melakukan hal hal yang mengancam keselamataan konsumen. Padahal konsumen dan produsen bekerjasama. Tanpa konsumen, produsen tidak akan berdaya. Seharunyalah produsen memeberi perhatian dan menjaga konsumen sebagai tanda terima kasih telah membeli barang atau menggunakan jasa yang mereka tawarkan. Namun banyak produsen yang tidak menjalankan hal ini. Produsen lebih mementingkan laba. Seperti banyaknya kasus kasus yang akhirnya mengancam keselamatan konsumen karena dalam memproduksi, produsen tidak memperhatikan hal hal buruk yang mungkin terjadi pada konsumen. Bahkan, konsumen ditipu, konsumen ditawarkan hal-hal yang mereka butuhkan, tapi pada kenyataannya, mereka tidak mendapat apa yang mereka butuhkan mereka tidak memperoleh sesuai dengan apa yang ditawarkan.

2.3   PANDANGAN KONTRAK KEWAJIBAN PRODUSEN TERHADAP KONSUMEN
Hubungan antara perusahaan dengan konsumen pada dasarnya merupakan hubungan kontraktual, dan kewajiban moral perusahaan pada konsumen adalah seperti yang diberikan dalam hubungan kontraktual.

Jadi, perusahaan berkewajiban untuk memberikan produk sesuai dengan karakteristik yang dimaksud dan konsumen memiliki hak korelatif untuk memperoleh produk dengan karateristik yang dimaksud.
a.       Kewajiban untuk Mematuhi
Kewajiban untuk memberikan suatu produk dengan karakteristik persis seperti yang dinyatakan perusahaan, yang mendorong konsumen untuk membuat kontrak dengan sukarela dan yang membentuk pemahaman konsumen tentang apa yang disetujui akan dibelinya.

Jadi, pihak penjual berkewajiban memenuhi klaim yang dibuatnya tentang produk yang dijual. Tidak seperti Wintherop Laboratories memasarkan produk penghilang rasa sakit yang oleh perusahaannya diklaim sebagai obat nonaddictive (tidak menyebabkan ketergantungan). Selanjutnya seorang pasien yang menggunakan produk tersebut menjadi ketergantungan dan akhirnya meninggal karena over dosis.

b.          Kewajiban untuk Mengungkapkan
Penjual yang akan membuat perjanjian dengan konsumen untuk mengungkapkan dengan tepat apa yang akan dibeli konsumen dan apa saja syarat penjualannya. Ini berarti bahwa penjual berkewajiban memberikan semua fakta pada konsumen tentang produk tersebut yag dianggap berpengaruh kepada keputusan konsumen untuk membeli.

Contoh, jika pada sebuah produk yang dibeli konsumen terdapat cacat yang berbahaya atau beresiko terhadap kesehatan dan keamanan konsumen, maka harus diberitahu.

c.           Kewajiban untuk Tidak Memberikan Gambaran yang Salah
 Penjual harus menggambarkan produk yang ia tawarkan dengan benar, ia harus membangun pemahaman yang sama tentang barang yang ia tawarkan di piiran konsumen sebagaimana barang tersebut adanya. Jangan sampai terjadi Misrepresentasi bersifat koersif , yaitu, seseorang yang dengan sengaja memberikan penjelasan yang salah pada orang lain agar orang tersebut melakukan sesuatu seperti yang diinginkannya, bukan seperti yang diinginkan orang itu sendiri apabila dia mengetahui yang sebenarnya.

Contoh: pembuat perangkat lunak atau perangkat keras computer memasarkan produk yang mengandung ‘bug’ atau cacat tanpa memberitahu tentang fakta tersebut.

d.             Kewajiban untuk Tidak Memaksa
Penjual berkewajiban untuk tidak memanfaatkan keadaan emosional yang mungkin mendorong pembeli untuk bertindak secara irasional dan bertentangan dengan kepentingannya, tidak memanfaatkan ketidaktahuan, ketidakdewasaan, kebodohan, atau faktor lain yang mengurangi atau menghapuskan kemampuan pembeli untuk menetapkan pilihan secara bebas.

Terdapat 3 hal penting yang harus dimiliki oleh perusahaan dalam berbisnis:
(1)    Transparansi
Masyarakat ingin mengetahui tentang operasi perusahaan. Posisi etis dari perusahaan harus jelas bagi para pembeli agar mereka dapat menilai. Hal ini biasanya bisa dilakukan pada perusahaan yang sudah menjadi perusahaan publik.
(2)   Kejujuran
Ketidakjujuran adalah aspek kritis terbesar dalam etika bisnis. Pemberian label yang salah atau tidak lengkap, harga yang membingungkan dapat merugikan konsumen. Kejujuran ini juga meliputi perilaku perusahaan, staf dan personil lainnya yang berkaitan dengannya.
(3)   Kerendahan Hati
Perusahaan harus mencegah untuk menggunakan kekuatan atau uangnya untuk mengamankan posisinya.

2.4   PENGERTIAN ETIKA PEMASARAN
Etika pemasaran berkaitan dengan prinsip-prinsip moral di balik operasi dan regulasi pemasaran. Tanggung jawab sosial Seorang manajer pemasaran meliputi pengembangan program pemasaran dan meningkatkan kesadaran dan penerimaan ide-ide dan praktek-praktek sosial.

2.5   RUANG LINGKUP ETIKA PEMASARAN
Ada tiga hal yang menyangkut dalam ruang lingkup etika pemasaran, antara lain:
1.   Manajer pemasaran harus menerima tanggung jawab atas konsekuensi dari tindakan mereka.
2.   Manajer pemasaran harus menahan diri dari sengaja merugikan; mematuhi semua undang-undang dan peraturan yang relevan; dan akurat mewakili diri mereka sendiri, perusahaan mereka, dan merek mereka.
3.   Manajer pemasaran harus melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa pilihan dan tindakan mereka melayani kepentingan terbaik dari semua pelanggan, organisasi, dan masyarakat terkait.

2.6   LANGKAH – LANGKAH  MENERAPKAN ETIKA PEMASARAN
Etika pelaksanaan  sepanjang tiga tahapan proses perencanaan memungkinkan perusahaan untuk menentukan karakter dan citra publik. Sebuah rencana pemasaran adalah cetak biru yang komprehensif yang menguraikan upaya pemasaran secara keseluruhan organisasi. proses pemasaran dapat diwujudkan dengan menerapkan bauran pemasaran, dan derajat keberhasilan (berdasarkan langkah-langkah tertentu) dapat menunjukkan bagaimana mengontrol iterasi masa depan rencana pemasaran. 

1.         Mempromosikan Etika dalam Tahap Perencanaan
Sumber utama dari konteks untuk rencana pemasaran adalah tujuan dan misi perusahaan. Misi perusahaan dapat dianggap sebagai definisi apa organisasi ini atau apa yang dilakukannya. Definisi ini tidak boleh terlalu sempit, atau akan menyempitkan perkembangan organisasi. Di sisi lain, seharusnya tidak terlalu lebar atau akan menjadi tidak berarti; “Kami ingin membuat keuntungan” terlalu umum untuk membantu dalam mengembangkan rencana spesifik.

Untuk memasukkan etika ke dalam tahap perencanaan, misi perusahaan harus didefinisikan dalam hal melayani pelanggan dan memenuhi kebutuhan mereka daripada tujuan perusahaan-sentris seperti membuat uang paling banyak.
Mungkin faktor yang paling penting dalam mempromosikan etika selama fase perencanaan mendefinisikan “visi perusahaan.” Sebagai contoh, semua kegiatan pemasaran IBM yang didukung oleh filosofi “layanan pelanggan.” Yang jelas, visi didefinisikan dapat memandu semua tingkat staf dalam tindakan mereka dan pada gilirannya menyediakan pelanggan dengan pengalaman yang seragam.

2.            Mempromosikan Etika dalam Tahap Implementasi
Tahap implementasi melibatkan menempatkan strategi pemasaran dalam tindakan dengan menggunakan bauran pemasaran (Harga, Promosi, Produk, dan Place). Setiap perusahaan akan mendasarkan rencananya pada kebutuhan rinci pelanggan dan strategi yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dari segi harga, praktik yang tidak etis dapat mencakup persekongkolan tender atau predatory pricing. Ini adalah tanggung jawab perusahaan untuk terlibat dalam penentuan harga pasar wajar untuk memungkinkan pelanggan untuk mendapatkan produk terbaik yang tersedia.

Perusahaan juga harus menggunakan metode promosi yang menghindari iklan negatif dan mempromosikan kebenaran dan kejujuran tentang suatu produk. Sebagai contoh, DishTV dan DirecTV keduanya terlibat dalam iklan negatif dengan menyoroti kelemahan kompetisi mereka pada faktor-faktor seperti jumlah saluran, bukan hanya menyoroti keuntungan mereka sendiri.

Ketika memutuskan pada penempatan produk, perusahaan harus memastikan bahwa produk yang ditawarkan kepada semua pelanggan dengan kebutuhan untuk itu, terlepas dari karakteristik demografi mereka. Menempatkan produk dengan pengecualian pasar tidak etis berdasarkan kualitas seperti etnis dapat berdampak negatif terhadap perusahaan.

3.            Mempromosikan Etika dalam Tahap Kontrol
Tahap akhir dari proses perencanaan pemasaran adalah untuk menetapkan target untuk memantau kemajuan. Tahap pengendalian perencanaan pemasaran melibatkan mengukur keberhasilan rencana melalui analisis tindakan kuantitatif seperti penjualan, pangsa pasar, dan biaya. Dengan demikian, penting untuk memasukkan kedua jumlah dan rentang waktu ke tujuan pemasaran (misalnya, untuk menangkap 20 persen nilai pasar dalam waktu dua tahun) dan ke dalam strategi yang sesuai.

Salah satu metode untuk mempromosikan perilaku etis dalam tahap kontrol adalah untuk berhati-hati terhadap invasi privasi sementara mendapatkan data. Pemasar harus menghormati hak-hak pelanggan mereka untuk anonimitas atau bahkan untuk tidak berpartisipasi. Perilaku lain yang tidak etis untuk melihat keluar untuk di kontrol fase membuat penilaian stereotip cepat pada kelompok besar hanya didasarkan pada beberapa pelanggan. Etis melakukan penelitian pasca-pelaksanaan akan memungkinkan perusahaan untuk mengontrol eksekusi masa depan strategi pemasaran.

2.7   HAL-HAL TIDAK SESUAI DENGAN ETIKA PEMASARAN
1.            Menutupi kelemahan produk
2.            Melebih-lebihkan kemampuan produk
3.            Memanipulasi perasaan konsumen
4.            Tidak menyampaikan informasi dengan benar
5.            Mengecoh konsumen dengan meniru fitur produk lain





BAB III
PENUTUP

Etika adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang menegaskan tentang benar dan salah. Sedangkan produksi adalah suatu kegiatan menambah nilai guna barang dengan menggunakan sumberdaya yang ada.

Etika Produksi adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang menegaskan tentang benar dan salahnya hal hal yang dilakukan dalam proses produksi atau dalam proses penambahan nilai guna barang.

Etika pemasaran berkaitan dengan prinsip-prinsip moral di balik operasi dan regulasi pemasaran. Tanggung jawab sosial Seorang manajer pemasaran meliputi pengembangan program pemasaran dan meningkatkan kesadaran dan penerimaan ide-ide dan praktek-praktek sosial.

Dapat ditarik garis besar dari pengertian Etika Produksi dan Etika Pemasaran, bahwa semua hal baik dalam produksi dan pemasaran memiliki aturan yang jelas dan tidak boleh menyalahi aturan. Sebab segala sesuatu di negara ini telah diatur oleh undang-undang yang ditetapkan oleh pemerintah dan perusahaan itu sendiri.





DAFTAR PUSTAKA


http://www.sridianti.com/apa-itu-etika-pemasaran.html
http://www.wikipedia.com


*Sumber: http://mystory-kumpulancerita.blogspot.com/2016/11/makalah-etika-bisnis-etika-produksi-dan.html
Tag : Etika Bisnis
0 Komentar untuk "Etika Produksi dan Pemasaran Konsumen"

Back To Top