BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bentuk-bentuk kebugaran jasmani sangatlah di perlukan baik bagi anak-anak, remaja atau pun dewasa karena dengan latihan seseorang akan lebih paham, mengetahui dan mengerti dari apa yang mereka lakukan. Bentuk- bentuk latihan kebugaran jasmani sebaiknya diberikan sedini mungkin yaitu pada masa kanak-kanak latihan biasanya diberikan dalam bentuk permainan hal ini di sesuaikan anak pada umumnya.
Selanjutnya bentuk-bentuk latihan kebugaran jasmani diberikan pada masa remaja dan dewasa. Latihan pada masa remaja dan dewasa juga harus di sesuaikan dengan karakteristik tersebut hal ini untuk menjaga pertumbuhan dan perkembangan seseorang bisa berjalan dengan baik tanpa ada hambatan dan juga dengan bentuk–bentuk latihan yang sesuai dengan karakteristik anak maka tidak dapat menutup kemungkinan anak tersebut bisa berprestasi semaksimal mungkin
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk-bentuk latihan bagi anak-anak.
2. Bagaimana bentuk-bentuk latihan bagi remaja
3. Bagaimana bentuk-bentuk latihan bagi dewasa
C. Tujuan
1. Mengetahui beberapa bentuk latihan buat anak-anak
2. mengetahui beberapa bentuk latihan buat remaja
3. Mengetahui beberapa bentuk latihan buat dewasa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bentuk Latihan untuk anak-anak usia 2 sampai 10 tahun
• Karakteristik: penerimaan materi atau pembelajaran akan lebih senang apabila penyampaian materi materi atau pembelajaran dikaitkan dengan bentuk permainan yang sifatnya lebih memberikan keleluasaan terhadap ruang gerak dan memberikan keceriaan (kesenangan) mereka sehingga dapat membantu dalam pertumbuhan dan perkembangan.
Dalam fase ini anak masih banyak melakukan kesalahan.
• Motorik : motorik pada tubuh anak masih sangat halus, sehingga tidak bias diberikan latihan fisik yang bobot latihannya sangat berat bahkan sampai membuat mereka kelelahan sehingga dapat menghambat untuk proses pertumbuhan dan perkembangan.
• Koordinasi : koordinasi pada anak-anak hamper semuanya tidak merata, ada yang memiliki kemampuan koordinasinya yang sangat baik dikarenakan dapat mengkoordinasikan antara suatu bagian tubuh dengan bagian tubuh yang lainnya. Bisa dicontohkan seperti halnya sepeti halnya dalam permainan kasti apabila sang anak menjadi pemukul. Koordinasi anak tersebut dikatakan baik apabila dia bias memukul dengan baik saat sang anak bias mengkondisikan antara indera visual (penglihatan) otot tungkai, dan memukul bola dengan tongkat yang dipegang oleh kedua lengannya secara beruntun sehingga dapat memukul bola yang dilemparkan oleh temannya. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
- Makanan-makanan bergizi yang ia peroleh dengan sangat baik dan secara teratur yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangannya. - Genetik (keturunan ) dari salah satu orang tuanya atau bahkan kedua orang tuannya yang bertubuh ideal sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.
- Lingkungan (tempat tinggal) dimana ia tumbuh kembang, sertai berbaur dengan teman-temannya seusianya setiap waktu.
1. Ular-ularan Permainan ular-ularan tidak menggunakan alat permainan ini sangat disukai siswa-siswi. Jumlah permainan dalam permainan ular-ularan ini sebanyak 20 orang, masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang , bias di sesuaikan dengan jumlah siswa. Cara bermain: - Permainan di bagi 2 kelompok, memilih 2 siswa sebagai kepala ular, berbaris berderet dibelakang.
- Siswa yang paling belakang jadi ekor memegang pinggang siswa didepannya, demikian seterusnya, jika ada dua deretasn siswa deretan A dan B, ular A mengajar ekor ular B demikian sebaliknya yang terlatih atau fungsional.
- Melatih otot lengan
- Melatih koordinasi kelompok atau kerjasama (kelompokan)
- Melatih kelincahan dan bergerak
- Melatih kelenturan tubuh
2. Latihan permainan melalui jembatan tali tambang permainan ini dimainkan dengan menggunakan dua hias tali tambang yang berukuran 4 cm. kedua tali ini di luar pada salah satu benda pada umumnya pohon yang terpisah, tali pertama dikaitkan terpisah untuk pegangan pemain yang akan melintasi tali tersebut yang terlatih dan fungsional:
- melatih keseimbangan
- melatih otot lengan
- melatih oto tungkai
- melatih kelentukan tubuh
- melatih keberanian
3. Gajah dan semut Permainan ini idealnya sampai dengan 25 orang perserta bertempuh membentuk lingkaran pemandu di tengah-tengah, pemandu berkeliling dan berhenti di salah satu peserta sambil mengucapkan gajah dan semut, peserta harus merespon dengan jawaban yang khusus yang terlatih atau fungsional.
- melatih respon
- melatih otot tangan
- melatih kondisi (kelompok) 4. Jong BPP Permainan ini di salinkan 5 – 10 orang. Salah satu sebagai kucingnya, yang lainnya bersembunyi tersebut dengan menjaga baca dalam lingkaran jangan sampai bola tersebut ditendang orang yang bersembunyi.
• Yang terlatih atau fungsional.
- melatih kecepatan
- melatih respon
- melatih kelincahan
5. Bola apa bukan Cara bermain: - buat lingkaran dengan mudah dengan jumlah 10 orang dan satu orang guru berada di tengah-tengah lingkaran. - Permainan dimulai dengan posisi bola aman pada guru, bola di simpan dengan posisi satu anak oleh guru dengan menyebutkan nama “ini bola”. Sianak tersebut yang menerima bola, menanyakan kembali sambil melemparkan bola tersebut kepada gurunya. Dan sianak bila “ Apa” lalu sejujurnya melemparkan bola atau kembali sambil bilangan “bola” lalu sianak menjamah sambil menangkap bola “oh bola”. Lalu sianak melakukan kejadian tadi dengan si gurunya kepada anak yang lainnya bagian setrusnya sampai dengan selesai. Tujuannya: Tanpa di sadari si anak sudah di berikan latihan fisik untuk melatih otot-otot lengan dan koordinasi antara pikiran dan gerakan. Otot yang berkontrasksi: otot bisep, trisep dan pergelangan tangan. 6. Kapal Titanic Cara bermain: Buatlah beberapa kelompok dengan jumlah satu kelompok jumlah 10 orang. Taruh satu lembar kertas untuk tiap kelompok kemudian bagaimana caranya 10 orang tersebut bias menaiki kertas tanpa ada yang menyentuh lantai dan diberi waktu sepuluh detik agar tidak keluar dari kertas. Tujuannya : memilih melatih keseimbangan dan kerjasama tim otot yang berkontrasksi : otot kaki dan otot lengan.
B. Bentuk Latihan untuk Anak Remaja ( 10 – 20 tahun)
• Karakteristik : penerimaan materi pelajaran akan lebih senang apabila penyampaian materi atau pembelajaran dikaitkan dengan bentuk permainan yang sifatnya lebih melatih keberanian yang menantang untuk memacu adrenalin sehingga akan mendapatkan pengakuan dari teman-temannya.
• Motorik : motorik pada tubuh remaja sedang mengalami masa-masa pertumbuhan dan perkembangannya yang bisa dikatakan bahwa tubuhnya hampir memasuki masa tubuh yang ideal, jadi pada saat masa remaja bentuk latihan yang diberikan tidak menitik beratkan pada yang memberikan beban-beban yang berat dikarenakan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya.
• Koordinasi : koordinasi pada anak-anak hampir semuanya sudah merata, ada yang memiliki kemampuan koordinasinya yang baik dikarenakan dapat mengkoordinasikan antar suatu bagian tubuh dengan bagian tubuh yang lainnya. Hal ini dikarenakan refleks dalam tubuhnya sudah hampir bisa melakukan otomatisasi. Dalam hal ini guru atau seorang pelatih harus banyak melakukan koreksi terhadap gerakan siswa apabila siswa melakukan kesalahan dan harus banyak bergerak dalam latihan. Dalam usia remaja ini sudah jarang melakukan kesalahan gerakan.
1. Lompat Kijang Bentuk gerakannya melompat dengan satu kaki secara bergiliran dengan ketentuan, paha sejajar horisontal, seterusnya gerakan dilakukan secara berulang-ulang. Tujuannya: Untuk meningkatkan otot tungkai, agility dan power. Otot-otot yang berkontraksi : otot tungkai, otot paha, pergelangan kaki dan otot betis.
2. Win Sprint Bentuk gerakannya berlari biasa dilintasan, tetapi ada koordinasi antara joging dan sprint begitu juga seterusnya sehinga waklu yang dibcrikan sclesai. Tujuannya : Meningkatkan daya tahan tubuh atau kardio paskuler dan power untuk berlari. Otot-otot yang berkontraksi: otot kaki, otot tungkai dan otot paha.
3. ZigZag Bentuk gerakannya yaitu berlari sambil melewati rintangan atau kim kekiri dan kekanan secara berulang-ulang. Tujuannya: Meninglkatkan agility, daya tahan, keseimbangan dan koordinasi antara gerakankaki dan mata. Otot-otot yang berkontraksi: otot betis, otot perut, otot paha dan pinggang.
4. Pull Up Bentuk gerakannya menggunakan alat yaitu tiang yang disangga diatasnya, posisi awal tangan memegang penyangga tiang atas, lalau mengangkat berat badan kila scndiri. Tujuannya: Meningkatkan power otot-otot lengan. Otot-otot yang berkontraksi : otot bisep, otot trisep, pergelangan tangan dan otot perut.
5. Skiping Bentuk gerakannnya melompat dengan menggunakan alat, yaitu tali yang dipegang kedua tangan lalau diputar-putar sehingga bisa dilompati dan gerakan putaran tali pun bisa dirubah dengan cara disilangkan. Tujuannya: Meningkatkan otot tungkai, otot lengan, daya tahan dan koordinasi antara gerakan tangan, kaki dan mata. Otot-otot yang berkontraksi : otot tungkai, pergelangan tangan, otot perut, otot kaki, otot bisep dartptot trisep.
C. Bentuk Latihan untuk Dewasa umur (20-40 tahun )
• Karakteristik: penerimaan materi atau pembelajaran akan lebih senang apabila penyampaian materi atau pembelajaran dikaitkan dengan bentuk permainan yang sifatnya lebih melatih kebugaran fisik tubuh dan prestasi. Kalangan dewasa biasanya melakukan bentuk latihan di saat waktu-waktu senggang ketika tidak ada aktivitas.
• Motorik: pertumbuhan dan perkembangannya motorik orang dewasa sudah mengalami masa-masa yang pertumbuhan dan perkembangannya secara bertahap akan melambat. Pada usia ini motorik sudah mendekati kesempurnaan pertumbuhan dan perkembangan manusia. Jadi semua bentuk latihan yang diberikan sudah tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan motorik, akan tetapi untuk melatih kebugaran saja.
• Koordinasi: koordinasi pada orang dewasa semuanya sudah merata, dikarenakan dapat mengkoordinasikan antar suatu bagian tubuh dengan bagian tubuh yang lainnya. Hal ini dikarenakan refleks dalam tubuhnya sudah bisa melakukan otomatisasi. Dalam hal ini mungkin bentuk latihan yang diberikan perlu diberikan Bentuk latihan pisik yang diberikan pada dewasa akhir hariya untuk menjaga stamina tubuh untuk kesehatan. Contoh-contoh bentuk latihan pisik untuk dewasa akhir adalah sebagai berikut:
1. Long Run Bentuk gerakannya yaitu lari jarakjauh. Tujuannya: Meningkatkan daya tahan tubuh (kardio paskuler), power dan kecepatan Otot-otot yang berkontraksi: otot-otot pada kaki
2. Shuter Run Bentuk gerakannya berlari bolak balik dengan waktu yang telah ditentukan dilakukan secara berulang-ulang. Tujuannya : Untuk meningkatkan daya tahan tubuh, kecepatan, power dan agility. Otot-otot yang berkontraksi: otot pada kaki dan otot perut.
3. Lari Tanggii Bentuk gerakannya berlari dengan melakukan naik turun tanggu. Tujuannya: Meningkatkan otot tungkai, daya tahan tubuh dan power. Otot-otot yang berkontraksi : otot tungkai dan otot pada kaki.
4. Fitnes Bentuk latihannya mengangkat beban dengan tangan maupun kaki. Tujuannya : Meningkatkan power dan daya tahan tubuh. Otot-otot yang berkonlraksi : otot bisep, otol trisep, otot pcrut, otot palia, otot betis dan otot pundak.
5. Aerobik Bentuk latihannya melakukan gerakan dasar senam dengan diiringi irama musik. Tujuannya: Meningkatkan daya tahan tubuh dan koordinasi gerakan tangan dan kaki. Otot-otot yang berkontraksi: otot tangan, otot kaki dan keseluruhan.
6. Jalan santai Berjalan dengan jarak yang jauh. Tujuannya: Meningkatakan stamina dan daya tahan tubuh. Otot-otot yang berkontraksi : otot pada kaki.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi pada intinya penerimaan materi atau pembelajaran si anak akan lebih senang apabila penyampaian materi atau pembelajaran di kaitkan dengan bentuk permainan yang sifatnya lebih memberikan keleluasaan terhadap ruang gerak dan memberi keceriaan (kesenangan) mereka sehingga dapat memberikan dalam pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembangan. Dalam fase ini anak masih banyak melakukan kesalahan dalam permainan sifatnya melatih kebenaran yang menantang untuk memacu adrenalin dan dapat melatih kebugaran fisik dan frustasi.
DAFTAR PUSTAKA
Warnen, Penny, Play and lawan, 150 Antifitas Bermaian dan Belajar Bersama Anak, alih bahasa Atmadibrata dan Robin Bernandus (Jakarta: Elek Media Komputindo 2004)
*Sumber: http://www.teoripendidikan.com/2014/05/bentuk-latihan-untuk-anak-anak-usia-2.html
Tag :
Lainnya,
Pendidikan
0 Komentar untuk "Melatih Pola Pikir Anak"