BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Takut dan Cemas merupakan suatu perasaan yang bisa dialami oleh setiap orang dalam kehidupannya setiap hari. Setiap orang akan mengalaminya pada waktu yang berbeda-beda. Takut dan cemas sering berhubungan erat. Saat orang merasa takut akan sesuatu, orang tersebut sering merasa cemas juga. Walaupun perasaan cemas dan takut keduanya berhubungan erat, keduanya berbeda.
Ansietas merupakan satu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai dengan gejala somatik yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dari Susunan Saraf Autonomic (SSA). Ansietas merupakan gejala yang umum tetapi non-spesifik yang sering merupakan satu fungsi emosi.
Kecemasan pada umumnya berhubungan dengan adanya situasi yang mengancam atau membahayakan. Dengan berjalannya waktu, keadaan cemas tersebut biasanya akan dapat teratasi sendiri. Namun, ada keadaan cemas yang berkepanjangan, bahkan tidak jelas lagi kaitannya dengan suatu faktor penyebab atau pencetus tertentu. Hal ini merupakan pertanda gangguan kejiwaan yang dapat menyebabkan hambatan dalam berbagai segi kemampuan dan fungsi sosial bagi penderitanya. Tidaklah mudah untuk membedakan cemas yang wajar dan cemas yang sakit. Karena keduanya merupakan respons yang umum dan normal dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja penyebab dari Ansietas ?
2. Bagaimana Mekanisme Akupunktur pada Ansietas ?
1.3 Maksud dan Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui penyebab dari Ansietas dan mekanisme akupunktur pada Ansietas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penyebab Ansietas
a. Faktor biologis/ fisiologis
Ancaman yang mengancam akan kebutuhan sehari-hari seperti kekurangan makanan, minuman, perlindungan dan keamanan. Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine, obat-obatan yang meningkatkan neuroregulator inhibisi asam gamaaminobutirat (GABA), yang berperan penting dalam mekanisme terjadinya ansietas. Selain itu riwayat keluarga mengalami ansietas memiliki efek sebagai faktor predisposisi ansietas.
b. Faktor psikososial
Ancaman terhadap konsep diri, kehilangan benda/ orang berharga, dan perubahan status sosial/ ekonomi.
c. Faktor perkembangan
Ancaman yang menghadapi sesuai usia perkembangan, yaitu masa bayi, masa remaja dan masa dewasa.
Selain tiga hal di atas, individu yang menderita penyakit kronik seperti diabetes melitus, kanker, penyakit jantung dapat menyebabkan terjadinya ansietas. Penyakit kronik dapat menimbulkan kekhawatiran akan masa depan, selain itu biaya pengobatan dan perawatan yang dilakukan juga akan menambah beban pikiran.
2.2 Penjelasan Mekanisme Akupunktur pada Ansietas
Respon sistem saraf otonom terhadap rasa takut dan ansietas menimbulkan aktivitas involunter pada tubuh yang termasuk dalam mekanisme pertahanan diri. Secara fisiologi situasi stress akan mengaktifkan hipotalamus, yang selanjutnya akan mengaktifkan dua jalur utama stress, yaitu sistem endokrin (korteks adrenal) dan sistem saraf otonom (simpatis dan parasimpatis). Untuk mengaktifkan sistem endokrin, setelah hipotalamus menerima stimulus stres atau kecemasan, bagian anterior hipotalamus akan melepaskan Corticotrophin Releasing Hormone (CRH), yang akan menginstruksikan kelenjar hipofisis bagian anterior untuk mensekresikan Adrenocorticotropin Hormone (ACTH).
Dengan disekresikannya hormon ACTH ke dalam darah maka hormon ini akan mengaktifkan zona fasikulata korteks adrenal untuk mensekresikan hormon glukortikoid yaitu kortisol. Hormon kortisol ini juga berperanan dalam proses umpan balik negatif yang dihantarkan ke hipotalamus dan kemudian sinyal diteruskan ke amigdala untuk memperkuat pengaruh stress terhadap emosi seseorang. Selain itu, umpan balik negatif ini akan merangsang hipotalamus bagian anterior untuk melepaskan hormon Thirotropic Releasing Hormone (TRH) dan akan menginstruksikan kelenjar hipofisis anterior untuk melepaskan Thirotropic Hormone (TTH). TTH ini akan menstimulasi kelenjar tiroid untuk mensekresikan hormon tiroksin yang mengakibatkan 13 perubahan tekanan darah, frekuensi nadi, peningkatan Basal Metabolic Rate (BMR), peningkatan asam lemak bebas, dan juga peningkatan ansietas.
Penusukan titik akupunktur menimbulkan efek lokal di tempat penusukan sehingga bila dilakukan penusukan titik-titik lokal di area kepala dapat memberikan efek langsung ke organ otak melalui perbaikan sirkulasi di sekitar lokasi penusukan. Penusukan menimbulkan perlukaan mikro yang menyebabkan pelepasan substansi P, Calcitonin Gene Related Peptide (CGRP) dan ß-endorfin. Substansi P akan mengaktivasi sel mast dan makrofag. Sel mast kemudian akan melepaskan serotonin, histamin dan sitokin. Makrofag akan menghasilkan sitokin dan eikosanoid melalui regulasi Nitric Oxide (NO). Dalam pembuluh darah, CGRP akan mempengaruhi vasodilatasi dan ekstravasasi melalui stimulasi NO, Vasoactive Peptide (VIP) dan bradikinin. Sistem koagulasi darah dan komplemen imun juga akan teraktivasi, terjadi perangsangan serabut saraf somatik aferen dan serabut saraf simpatis.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Ansietas merupakan satu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai dengan gejala somatik yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dari Susunan Saraf Autonomic (SSA). Ansietas merupakan gejala yang umum tetapi non-spesifik yang sering merupakan satu fungsi emosi. Penyebab dari Ansietas yakni faktor biologis, faktor psikososial, dan faktor perkembangan. Penusukan titik akupunktur menimbulkan efek lokal di tempat penusukan sehingga bila dilakukan penusukan titik-titik lokal di area kepala dapat memberikan efek langsung ke organ otak melalui perbaikan sirkulasi di sekitar lokasi penusukan.
3.2 Saran
Demikianlah pokok bahasan makalah ini yang dapat kami paparkan, besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu saran dan kritik yang membangun diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Fitri Donna, dkk. 2016. Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia (lansia). Padang : Konselor
Hartari, Agustine. 2019. Ansietas. Bandung : Academia.edu
Zein, Alfian. 2016. Ansietas. Jakarta : scrib
Anindiyaputri, Irene. 2017. Mengenal Lebih Dalam Gangguan Kecemasan yang Mungkin Anda Alami. Jakarta : hellosehat.com
Marianti. 2017. Gangguan Kecemasan Umum. Jakarta : Alodokter.com
Muhlisin, Ahmad. 2019. Ansietas : Penyebab, Gejala, dan Pengobatan. Jakarta : honestdocs.
Adrian, Kevin. 2019. Kenali Tiga Jenis Gangguan Kecemasan dan Gejalanya. Jakarta : Alodokter.
Akbar, K. 2016. Ansietas. Yogyakarta : Repository.umy.ac.id
*Sumber: https://www.academia.edu/41986083/MAKALAH_PATOLOGI_DAN_PATOFISIOLOGI_PENYEBAB_ANSIETAS
0 Komentar untuk "Patologi dan Patofisiologi Penyebab Ansietas"