BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dunia pendidikan, tentu tak lepas dari lingkungan. Hal ini sangat mempengaruhi terhadap pembentukan karakter dan kepribadian siswa. Pembentukan karakter pada jenjang pendidikan dasar (SD) ini sangat penting, karena mereka masih belum menemukan jati diri. Inilah salah satu tanggung jawab orang tua dalam mengawasi, membimbing, dan mengarahkan akan seperti apa anak tersebut. Tak lepas dari orang tua, di rumah kedua juga peran seorang guru sangatlah penting dalam mendidik dan mendampingi selama proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Peran seorang guru tidak hanya memberikan ilmu, dan memfasilitasi siswa di sekolah, melainkan penanaman moral, etika, sopan santun, dan tanggung jawab dari masing-masing peserta didik guna menunjang ketercapaian pembentukan kepribadian siswa yang diharapkan untuk ke depannya. Agar mereka bisa membentengi diri mereka dari kerusakan moral, etika, dan kepribadian yang sangat melenceng dari budaya Indonesia.
Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan masa depan pada zaman globalisasi. Pendidikan bisa diraih dengan berbagai macam cara salah satunya pendidikan di sekolah. Menurut Suharsimi Arikunto (1997:4) menyebutkan bahwa dalam proses pendidikan ada lima faktor yang berpengaruh yaitu: (1) guru dan personil lainnya, (2) bahan pelajaran, (3) metode mengajar dan sistem evaluasi, (4) sarana penunjang dan (5) sistem administrasi. Kelima faktor tersebut di lingkungan sekolah.
Lingkungan sekolah merupakan tempat bagi siswa untuk belajar bersama teman-temannya secara terarah guna menerima transfer pengetahuan dari guru yang didalamnya mencakup keadaan sekitar suasana sekolah, relasi siswa dengan dan teman-temannya, relasi siswa dengan guru dan dengan staf sekolah, kualitas guru dan metode mengajarnya, keadaan gedung, masyarakat sekolah, tata tertib, fasilitas-fasilitas sekolah, dan sarana prasarana sekolah.
Di lingkungan sekolah juga terjadi pembentukan karakter dan kepribadian dari masing-masing individu. Karakter dari masing-masing siswa tentu akan berbeda satu sama lain. Hal ini terjadi karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi, salah satunya yaitu lingkungan belajar; atau dengan kata lain, dengan siapa mereka bergaul. Ini akan tercermin dari perilaku seorang siswa sehari-hari.
A. Rumusan Masalah
1. Apakah lingkungan itu ?
2. Bagaimana pengaruh lingkungan belajar terhadap perilaku siswa SD ?
3. Bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh lingkungan terhadap perilaku anak ?
4. Bagaimana peran orang tua dan guru dalam penanaman moral anak ?
B. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian lingkungan menurut para ahli
2. Mengetahui pengaruh lingkungan belajar terhadap perilaku anak SD
3. Mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh lingkungan terhadap perilaku anak
4. Mengetahui peran orang tua dan guru dalam menanamkan moral dan etika kepada anak
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian lingkungan
Manusia tumbuh dan berkembang dalam lingkungan. Lingkungan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Lingkungan selalu mengitari manusia dari waktu ke waktu, sehingga antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan timbal balik dimana lingkungan mempengaruhi manusia dan sebaliknya manusia juga mempengaruhi lingkungan. Begitu pula dalam proses belajar belajar mengajar, lingkungan merupakan sumber belajar yang berpengaruh dalam proses belajar dan perkembangan anak.
Lingkungan belajar adalah tempat berlangsungnya kegiatan belajar yang mendapatkan pengaruh dari luar terhadap keberlangsungan kegiatan tersebut. Lingkungan yang merupakan sumber belajar memiliki pengaruh dalam proses pembelajaran. Lingkungan dalam arti sempit adalah alam sekitar di luar diri individu atau manusia. Lingkungan itu mencakup segala material dan stimulus di dalam dan di luar individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosio-kultural (Dalyono, 2007: 129).
Lingkungan belajar menurut Muhammad Saroni (2006:82-84), adalah ”Segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Lingkungan ini mencakup dua hal utama, yaitu lingkungan fisik danlingkungan sosial, kedua aspek lingkungan tersebut dalam proses pembelajaran haruslah saling mendukung, sehingga siswa merasa krasan di sekolah dan mau mengikuti proses pembelajaran secara sadar dan bukan karena tekanan ataupun keterpaksaan”. Sedangkan menurut Indra Djati Sidi (2005:148), ”Lingkungan belajar sangat berperan dalam menciptakan suasana belajar menyenangkan”. Lingkungan tersebut dapat meningkatkan keaktifan belajar, oleh karena itu lingkungan belajar perlu di tata semestinya.
Slameto (2003: 60) mengemukakan bahwa lingkungan belajar siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Lingkungan yang pertama yaitu lingkungan keluarga. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama pra sekolah yang dikenal anak pertama kali dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Lingkungan keluarga adalah segenap stimuli, interaksi, dan kondisi dalam hubungannya dengan prilaku ataupun karya orang lain yang berada disekitar sekelompok orang yang terikat oleh darah, perkawinan, atau adopsi. Lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap siswa karena lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang utama bagi perkembangan seorang anak. Di dalam keluarga seorang anak mengalami proses sosialisasi untuk pertama kalinya. Menurut Slameto (2003: 60-64) lingkungan keluarga terdiri dari:
1. Cara orang tua mendidik
Peran orang tua dapat dilihat dari bagaimana orang tua tersebut dalam mendidik anaknya, kebiasaan-kebiasaan baik yang ditanamkan agar mendorong semngat anak untuk belajar.
2. Relasi antara anggota keluarga
Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi antara anak dengan seluruh anggota keluarga terutama orang tua dengan anaknya atau anak dengan anggota keluarga lain.
3. Suasana rumah
Agar rumah menjadi tempat belajar yang baik amka perlu diciptakan susana rumah yang tenang dan tentram. Susana tersebut dapat tercipta apabila dalam keluarga tercipta hubungan yang harmonis antar orang tua dengan anak atau anak dengan anggota keluarga yang lain.
4. Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya juga membutuhkan fasilitas belajar.
5. Perhatian orang tua
Anak perlu mendapat dorongan dan perhatian orang tua. Kadang-kadang anak menjadi lemah semangat, maka orang tua wajib memberi perhatian dan mendorongnyanya membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak disekolah.
Lingkungan belajar yang kedua adalah lingkungan sekolah. Menurut Yusuf (2001: 154) sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial. Lingkungan sekolah adalah jumlah semua benda mati serta seluruh kondisi yang ada didalam lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program pendidikan dan membantu siswa mengembangkan potensinya. Menurut Slameto (2003: 64) faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencangkup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pembelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
Lingkungan masyarakat adalah tempat terjadinya sebuah interaksi suatu sistem dalam menghasilkan sebuah kebudayaan yang terikat oleh norma-norma dan adat istiadat yang berlangsung dalam kurun waktu yang lama. Lingkungan masyarakat terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Manusia merupakan makluk sosial dan hidup di tengah-tengah masyarakat. Di dalam masyarakat terdapat norma-morma yang harus dipatuhi oleh anggota masyarakat. Norma-norma tersebut berpengaruh dalam pembentukan kepribadian warganya dalam bertindak dan bersikap. Untuk itulah lingkungan masyarakat mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan belajar anak.
2. Pengaruh lingkungan belajar terhadap perilaku anak SD
Lingkungan belajar sangat berpengaruh terhadap perubahan perilaku siswa SD, di mana pada jenjang dasar inilah kepribadian atau karakter maupun moral anak akan dibentuk.
Pada penelitian ini penulis meneliti lingkungan belajar yang berada di kota. Untuk sampel lingkungan belajar di kota, penulis mengambil sampel yaitu di SD N Prawirotaman.
Lingkungan belajar yang berada di kota, lebih memudahkan siswa untuk lebih cepat mengakses informasi karena ketersediaan banyak alat penyebar informasi yang memadai di kota. SD Prawirotaman ini berada di Jalan Prawirotaman No. 21 Brontokusuman, Mergangsan, Yogyakarta. Jika anda dari utara, melewati Jalan Parangtritis, anda akan menemui sebuah papan yang menuju ke Jalan Prawirotaman. Jika sudah menemukan papan tersebut anda dapat belok kiri dan anda akan menemui banyak cafe, bar, dan tempat nongkrong lainnya. Ditempat ini banyak wisatawan asing maupun lokal yang mengunjungi. Tidak menutup kemungkinan tempat tersebut banyak menjajakan minuman-minuman keras (beer) yang harusnya belum boleh diketahui oleh anak usia sekolah dasar.
SD N Prawirotaman terletak dipinggiran jalan ini, yaitu disekitar café dan tempat makan yang banyak menjajakan minuman tersebut. Mau tidak mau lingkungan ini juga berpengaruh terhadap siswa karena mereka belajar di lingkungan tersebut walaupun tempat tinggal sebagian dari mereka bukan asli warga Prawirotaman.
Saat jam pelajaran, memang daerah ini tidak terlalu ramai karena jalan ini bukanlah jalan utama (jalan besar). Saat penulis melewati tempat tempat tersebut memang beberapa tidak buka pada siang hari. Namun yang buka pada siang hari, banyak juga wisatawan asing yang mengunjungi café-café tersebut. Dari jalan merk minuman-minuman seperti balihai, bintang, dll terpampang dan dapat terlihat dengan jelas. Saat anak melewati tempat tersebut juga pasti dapat membacanya dengan jelas.
Ketika penulis melakukan pengamatan saat pembelajaran berlangsung, penulis mengambil sampel pada kelas 3. Di kelas ini terdiri dari 12 murid, yaitu 9 laki-laki dan 3 perempuan.
Memang tidak setiap saat guru menunggui siswa saat pembelajaran di kelas. Terkadang guru memiliki acara/urusan yang mengharuskan meninggalkan kelas lalu memberikan siswa tugas. Pada saat inilah penulis mengamati dan berbincang dengan siswa.
Siswa kelas 3 ini ternyata sudah mengerti banyak hal mulai dari social media, hingga gaya bahasa. Beberapa dari mereka bermain dengan gadget, didalam gadget tersebut berisi permainan online yang biasa mereka mainkan. Memang tidak asing jika seorang anak bermain game, namun yang penulis tahu ini adalah game baru yang sering dimainkan orang dewasa. Ini membuktikan bahwa di kota penyebaran informasi sangat cepat dan dialami oleh siswa pula.
3. Dampak yang ditimbulkan oleh lingkungan terhadap perilaku anak
Dari lingkungan tempat tinggal (masyarakat) maupun lingkungan belajar (sekolah) ini tentu banyak kebudayaan dan perilaku sosial yang berbeda. Dari berbagai kebudayaan dan perilaku sosial yang ada, tentu akan berperan dalam mempengaruhi perkembangan sosial anak. Perubahan yang akan terjadi memang tidak semuanya bersifat negatif terhadap perubahan pola perilaku anak SD, namun ada baiknya jika pemantauan dan bimbingan secara intensif diperlukan agar anak tidak terjerumus mengikuti pola perilaku lingkungan yang terkesan tidak sesuai norma yang ada. Karena pada dasarnya seorang siswa SD belum memiliki jati diri yang tetap, dan masih sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.
Pada penelitian ini, peneliti melihat perilaku dan tampilan dari sampel sangat berbeda dengan anak sekolah dasar pada seharusnya. Gaya bahasa mereka sudah menggunakan banyak bahasa yang digunakan oleh orang dewasa. Jika ini dibiarkan tidak menutup kemungkinan perilaku ini akan terus berkembang. Keributan di kelas juga pasti tidak dapat dipisahkan dari sebuah kelas, terlebih kelas bawah.
Anak masih senang untuk bermain. Namun permainan yang mereka lakukan cenderung membahayakan. Ada yang mengikat teman dengan rafia, menendang temannya, membully, dll. Bisa dibilang mereka lebih “nakal” dari anak di desa atau anak usia kelas 3 pada lazimnya. Menyanyikan lagu-lagu dangdut juga lihai mereka dendangkan bersama-sama saat guru tidak berada di kelas.
Apapun yang dilakukan oleh anak seusia mereka adalah perilaku meniru dari orang lain. Karena usia mereka belum mencipta. Tidak menutup kemungkinan bahwa perilaku-perilaku diatas adalah juga hasil dari apa yang mereka lihat lalu mereka praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Peran orang tua dan guru dalam menanamkan moral dan etika kepada anak
- Peran orang tua
Sebagai agen yang utama dan pertama, tentu orang tua yang mengajarkan etika, moral, sopan santun, dan berbagai karakter yang harus ditanamkan kepada seorang anak, sebelum ia terjun ke dunia luar, di sekolah maupun di masyarakat. Orang tua berperan penting dalam memantau perkembangan emosional anak, perubahan pola perilaku anak, dan berbagai hal lain yang mendasar. Orang tua selalu mengikuti pertumbuhan dan perkembangan anak hingga dewasa. Pada jenjang sekolah dasar ini, peran orang tua masih sangat penting dalam menanamkan moral dan etika, dari pengaruh globalisasi yang sekarang merusak moral generasi muda.
- Peran guru
Sebagai agen kedua di sekolah, seorang guru tidak hanya memberikan materi persekolahan saja, namun guru diharapkan menjadi seorang yang mendidik dan mengarahkan siswanya agar berkepribadian yang baik. Seorang guru berperan penting di sekolah. Seperti contoh konkritnya, ibu saya seorang guru SD kelas 1 di SDN 2 Simbang (Wonosobo), beliau termasuk guru senior dan sudah puluhan tahun mengajar kelas 1. Beliau biasanya melakukan home visit ke rumah wali siswa, dengan sekedar mengobrol dengan wali murid, dan memantau si anak didik jika di rumah, serta menjalin komunikasi dengan wali siswa. Hal ini bertujuan agar seorang guru dan wali murid bisa saling bekerja sama, agar siswa bisa mengoptimalkan prestasi dan berperilaku baik di sekolah maupun di lingkungan rumah. Home visit ini membuktikan ketercapaian tujuan yang diharapkan, sehingga anak bisa lebih terpantau.
Dari berbagai pemaparan yang telah disampaikan pada pembahasan sebelumnya, maka hal tersebut menjelaskan bahwa mau tidak mau lingkungan pasti juga akan mempengaruhi perilaku siswa. Peran dari orangtua sebagai agen pertama dalam penanaman moral anak perlu ditegaskan lagi. Orangtua harus lebih ketat mengawasi anaknya dan harus mendekatkan diri kepada anak agar jika sesuatu terjadi pada anak, mereka langsung bercerita kepada orangtua. Selain itu, guru selaku orangtua mereka jika di lingkungan sekolah sebaiknya juga lebih mengawasi/mengamati apa yang dilakukan oleh siswanya. Pendidikan karakter juga dapat dimasukkan dalam pembelajaran di kelas agar anak tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lingkungan selalu mengitari manusia dari waktu dilahirkan sampai meninggalnya, sehingga antara lingkungan dan manusia terdapat hubungan timbal balik dalam artian lingkungan mempengaruhi manusia dan manusia mempengaruhi lingkungan. Begitu pula dalam proses belajar mengajar, lingkungan merupakan sumber belajar yang banyak berpengaruh dalam proses belajar maupun perkembangan anak. Kondisi lingkungan yang kondusif baik lingkungan rumah, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat akan menciptakan ketenangan dan kenyamanan bagi mahasiswa dalam belajar, sehingga akan dapat mendukung kegiatan belajar dan siswa akan lebih mudah untuk mencapai prestasi yang maksimal.
B. Saran
Penyusun menyadari dalam penyusunan makalah penelitian ini, masih banyak kekurangan. Maka dari itu, penyusun memohon saran dari pembaca guna adanya perbaikan dari makalah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Soerjono Soekanto. 2000. Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
2. Imam Musbikin. 2003. Mendidik Anak Ala Sinchan. Yogyakarta: Mitra Pustaka.
3. Robert Coles. 2000. Menumbuhkan Kecerdasan Moral Pada Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
4. https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=sDcYbzE-dXAC&oi=fnd&pg=PA3&dq=pengaruh+lingkungan+belajar+terhadap+perilaku+anak+sd&ots=37xR_HcsjV&sig=GZ_3ABx008XhNWvD67FURxEF0fA&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false diakses pada 20 Mei 2016 pukul 13:40 WIB.
5. http://hendriansdiamond.blogspot.co.id/2012/01/lingkungan-belajar.html diakses pada 25 Mei 2016 pukul 10:30 WIB.
*Sumber: https://www.academia.edu/41163618/Makalah_Pengaruh_Lingkungan_terhadap_Perilaku_anak_SD
0 Komentar untuk "Pengaruh Lingkungan Terhadap Anak Sekolah Dasar(SD)"