BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Covid-19 yang disebabkan virus corona telah mengidentifikasi lebih dari 2 juta orang didunia.Virus corona penyebab Covid-19 sendiri dibedakan dengan nama SARS-coV-2.Sementara keluarga virus corona terdiri dari beberapa jenisnya,seperti salah satunya yang menyebabkan penyakir SARS dan MERS.
Penyebaran virus ini pertama kali dilaporkan di Wuhan, Cina di akhir Desember 2019 dan sampai sekarang sudah menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Untuk kali pertama, para ahli menemukan kasus di mana virus corona Wuhan ditularkan oleh orang yang tidak menunjukkan gejala pneumonia Wuhan. Jika terkonfirmasi, laporan yang baru dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine ini akan menjawab pertanyaan besar tentang transmisi virus corona jenis baru yang sedang mewabah. Untuk diketahui, beberapa jenis virus, seperti SARS, yang juga virus corona hanya menular ketika orang yang terinfeksi menunjukkan gejala. Sebaliknya, penyakit flu yang juga disebabkan oleh virus corona bisa menularkan virusnya sehari atau dua hari setelah mereka terinfeksi, bahkan saat gejalanya belum muncul.
Dalam kasus yang ditemukan di Jerman ini, virus corona Wuhan tampaknya lebih mirip penyakit flu, tetapi ia bisa menyebabkan dua generasi kasus, yakni orang yang tertular kemudian menularkannya ke orang lain. Dituturkan oleh para ahli dalam jurnal, seorang wanita dari Shanghai, China, datang ke Jerman untuk urusan kerja pada tanggal 19-22 Januari 2020. Selama di Jerman, dia tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit pneumonia Wuhan sama sekali. Akan tetapi, dia kemudian menjadi sakit ketika terbang kembali ke China. Hasil pemeriksaan yang keluar pada tanggal 26 Januari mengonfirmasikan bahwa wanita ini telah terinfeksi virus corona Wuhan. Pada tanggal 24 Januari, seorang pengusaha Jerman berusia 33 tahun yang bertemu dengan wanita itu pada tanggal 20 dan 21 Januari 2020 tiba-tiba mengalami sakit tenggorokan, kedinginan dan pegal linu. Keesokan harinya, dia juga mengalami demam dan batuk-batuk.
Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia kemanusia. Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu: Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19 batuk atau bersin.
Virus corona bisa menyebar lewat udara, penularan Covid-19 di ruangan tertutup kian berisiko.Sampai baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganggap kontak dengan permukaan yang terinfeksi virus sebagai satu-satunya cara penularan yang didukung oleh bukti ilmiah. Ini terjadi ketika Covid-19 ditularkan melalui cipratan atau droplet dari batuk atau bersin.Itulah alasan mengapa pejabat WHO menganggap cuci tangan adalah langkah pencegahan penting melawan Covid-19.Namun kini mereka mengakui kemungkinan 'airborne transmission' atau penularan lewat udara.
WHO akui virus corona mungkin menyebar melalui udara, apa bedanya dengan penyebaran melalui droplet.Di beberapa negara, cuci tangan saja tak cukup untuk tekan penyebaran virus coronaIni artinya virus corona bisa menyebar melalui partikel kecil yang diproduksi ketika berbicara atau bernapas.Jika bukti permulaan ini terkonfirmasi, kemungkinan akan berdampak pada panduan protokol kesehatan di dalam ruangan.
BAB II
PEMBAHASAN
Struktur Virus COVID 19
1. Cara hidup COVID 19
Dikutip dari situs Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional, virus adalah materi genetik yang diselubungi lapisan protein atau capsid. Cara hidup virus Corona, seperti virus lain, adalah menempel pada sel inang. Virus mengandalkan metabolisme inang untuk memenuhi kebutuhan dan memperbanyak diri, hingga mengambil alih kehidupan induk. Dengan cara hidup ini, struktur virus Corona tidak bisa dikategorikan sebagai makhluk hidup.
2. Struktur COVID 19
Struktur virus berukuran sangat kecil dan bersifat parasit intraseluler obligat atau menempel pada inang. Virus memiliki materi genetik RNA atau DNA untuk memperbanyak diri.Materi genetik sangat penting bagi virus sehingga terlindung dalam lapisan protein atau capsid. Dikutip dari situs Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok, struktur virus Corona berbentuk bola dengan ukuran besar.
Beberapa jenis virus Corona bersifat pleomorfik dengan kecenderungan bulat. Diameter rata-rata partikel adalah 125 nm dengan struktur virus Corona yang khas berupa amplop dan tonjolan seperti paku.Amplop pada struktur virus Corona adalah lapisan lipid ganda yang terdiri atas protein penyusun membran (M), envelope (E), dan spike (S). Protein E dan M sangat penting dalam membentuk selubung dan mempertahankan struktur virus Corona.
Struktur virus Corona rata-rata memiliki 74 S di permukaannya. Sedangkan dalam amplop, tersimpan protein nukleokapsid (N) yang melindungi informasi genetik RNA virus. Amplop, M, dan N melindungi virus Corona saat berada di luar inang.
b. Klasifikasi COVID 19
Saat ini ada empat subkelompok utama virus Corona di lingkungan yaitu alfa, beta, gamma, dan delta. Selain itu, ada tujuh tipe virus corona yang dapat menginfeksi manusia.
Tujuh tipe klasifikasi virus Corona yang bisa menginfeksi manusia adalah:
• 229E (alpha coronavirus)
• NL63 (alpha coronavirus)
• OC43 (beta coronavirus)
• HKU1 (beta coronavirus)
• MERS-CoV (beta coronavirus yang menyebabkan Sindrom Pernafasan di Timur Tengah, atau MERS)
• SARS-CoV (beta coronavirus yang menyebabkan Sindrom Pernafasan Akut Parah, atau SARS)
• SARS-CoV-2 (CoV baru atau COVID-19). Nama SARS-CoV-2 diberikan untuk mengidentifikasikan famili virus.
c. Gejala terinfeksi struktur COVID 19
Dikutip dari situs Farmasi UGM, struktur virus Corona menginfeksi sel inang memanfaatkan enzim Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE2). Protein S pada virus Corona berikatan dengan ACE 2 yang ditemukan di paru-paru, arteri, jantung, ginjal, dan usus.
Tonjolan seperti paku pada virus Corona cukup efektif mengenali ACE 2 bila mempertimbangkan mudahnya COVID-19 menyerang antar manusia. Enzim ACE 2 terekspresikan hingga 83 persen di sel epitel alveolus tipe II yang ada di paru. Hasil ini menjawab penyebab virus corona lebih banyak menyerang dan ditemukan di paru.
Tingginya ekspresi ACE 2 juga menjadi jawaban virus Corona ditemukan di saluran pencernaan. Tidak heran jika gejala terinfeksi struktur virus Corona beragam mulai dari mirip flu hingga diare.
d. Pengobatan
Gunakan ruangan yang terpisah dari anggota keluarga Anda, dan jika memungkinkan gunakan kamar mandi khusus. Bersihkan dan lakukan disinfeksi pada permukaan benda yang sering disentuh.Semua orang harus menjaga pola hidup sehat di rumah. Jaga pola diet yang sehat, tidur cukup, tetap aktif, dan lakukan kontak sosial dengan orang-orang yang Anda sayangi melalui telepon atau internet. Selama masa sulit seperti sekarang, anak-anak membutuhkan kasih sayang dan perhatian lebih dari orang dewasa. Usahakan untuk selalu menjaga rutinitas dan jadwal seperti biasanya.
Merasa sedih, stres, atau bingung selama krisis merupakan hal yang normal. Berbicara dengan orang yang Anda percaya, seperti teman dan keluarga, dapat membantu. Jika Anda merasa kewalahan, hubungi tenaga kesehatan atau konselor.
e. Aspek Pandemi COVID 19
Dampak Negatif
1. Rumah sakit kewalahan
Para dokter spesialis dari Kota Medan ini mengatakan rumah sakit yang merawat pasien COVID-19 kewalahan menampung pasien sampai saat ini. Akhirnya muncul keluhan masyarakat karena tak mendapat pelayanan kesehatan yang maksimal.
2. Nakes tertular
Tenaga kesehatan berisiko tinggi tertular COVID-19 jika tidak menggunakan APD sesuai tingkat perlindungan penanganan pasien COVID-19.
3. Takut ke rumah sakit
Pasien Non-COVID-19 ikut merasa cemas dan takut. Misalnya saja pasien lanjut usia, pasien dengan penyakit kronik seperti pasien diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung, penyakit paru kronik, autoimun, pasien hemodialusis (cuci darah), pasien kemoterapi yang memerlukan pengobatan rutin jadi takut datang ke rumah sakit.
4. Pasien COVID depresi
Pasien COVID-19 juga merasa cemas, takut bahkan depresi. Rasa takut ini bisa karena belum jelas obatnya maupun kesepian akibat isolasi sehingga tak bisa bertemu keluarga secara langsung, menyesal karena tak mengikuti protokol kesehatan, hingga tak percaya diri akibat
5. Stigma buruk ke nakes
Banyak masyrakat yang memandang negatif bahwa tenaga kesehatan sebagai pembawa virus karena merawat pasien COVID-19.
Dampak Positif
1. Masyarakat lebih peduli
Kesadaran dan disiplin masyarakat terjadap pentingnya menjaga kebersihan dan mengikuti protolol kesehatan semakin meningkat.
2. Nakes lebih waspada
Timbulnya kecurigaan sesama nakes karena takut saling menularkan. Ini sebenarnya baik karena membuat nakes lebih waspada dan memproteksi dirinya sendiri.
3. Kehidupan nakes lebih teratur
Nakes biasanya kerja pagi sampai malam tanpa istirahat, maka saat pandemi ini semua lebih banyak waktu untuk istirahat. Kehidupan lebih teratur.
4. Kesadaran masyarakat dalam berolahraga
Kehadiran COVID-19 meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya olahraga, yang harus diikuti dengan protokol kesehatan yang benar.
5. Ilmuwan terpacu
Para peneliti dan ilmuwan terpacu menemuka vaksin yang dapat mencegah terjadinya COVID-19.
f. Metode deteksi virus COVID 19
Dalam rangka diagnosis Covid-19, terdapat dua jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan. Yang pertama adalah swab test atau RT-PCR. Yang kedua adalah rapid test atau tes serologis. Keduanya memiliki prosedur dan mekanisme yang berbeda dalam menentukan hasil tes untuk diagnosis. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), swab test menggunakan metode polymerase chain reaction atau PCR lebih direkomendasikan untuk diagnosis Covid-19. Namun rapid test juga memiliki peran penting dalam deteksi dini penularan virus corona di masyarakat. Dari deteksi dini, tim yang bertugas menangani Covid-19 bisa menentukan langkah selanjutnya guna mencegah penularan lebih luas.
Pemeriksaan RT-PCR (Swab Test)
Pemeriksaan RT PCR merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi materi genetik virus. Pemeriksaan PCR dapat menggunakkan sampel swab nasofaring (melalui hidung) dan swab orofaring (melalui tenggorokan).
Alat yang digunakan menggunakan swab khusus yang digunakan untuk pemeriksaan PCR kemudian dimasukkan kedalam tabung penampung( viral transport media/ VTM). Metode PCR terdiri dari beberapa tahap yaitu proses pelepasan dan penggandaan materi genetik virus sehingga dapat dideteksi dengan alat.Pemeriksaan ini dilakukan dalam ruangan laboratorium dan peralatan PCR yang sesuai dengan standar Biosafety Level 2. Faktor yang berpengaruh pada pemeriksaan PCR antara lain faktor pengambilan sampel, transportasi sampel, hingga proses pengerjaan sampelnya.
Untuk proses pengerjaan sampel hingga dikeluarkan hasil dapat memakan waktu yang cukup lama dibandingkan pemeriksaan laboratorium lainnya. Untuk memastikan adanya seseorang terinfeksi virus SARS COV-2 ini dianjurkan menggunakan PCR SARS COV-2.
Pemeriksaan Serologis (Rapid Test)
Rapid test lebih berperan sebagai cara penyaringan awal terhadap kasus positif Covid-19. Hasil rapid test tak bisa dijadikan penopang diagnosis pasien Covid-19. Sebab, pemeriksaan serologis ini hanya bertujuan melihat ada atau tidaknya sistem kekebalan tubuh yang muncul sebagai respons terhadap masuknya virus. Virus ini tidak selalu SARS-CoV-2 atau penyebab Covid-19. Waktu pemeriksaan juga mempengaruhi hasil rapid test. Bisa jadi belum ada respons dari sistem imun karena virus corona baru saja masuk.
Karena itu, hasil rapid test yang positif atau reaktif tidak selalu menandakan orang yang dites positif corona. Diperlukan tes berulang hingga swab test untuk menegakkan diagnosis. Walau demikian, orang dengan hasil rapid test positif bisa disaring dan diisolasi sebagai langkah antisipasi penularan Covid-19 sembari menunggu kepastian diagnosis. Prosedur rapid test lebih sederhana dan singkat dibanding swab test. Biayanya pun lebih murah. Cara yang paling jamak adalah dengan mengambil sampel darah dari ujung jari. Sampel ini lalu diperiksa menggunakan alat rapid test untuk melihat sistem imun.
Bila ditemukan respons sistem imun atau reaktif, ada potensi infeksi virus corona. Begitu pula sebaliknya. Hasil ini bisa diketahui dalam hitungan menit hingga jam sejak pengambilan sampel.
Perbedaan RT-PCR dan Rapid Test
Dari penjelasan di atas bisa ditarik poin perbedaan RT-PCR dan rapid test menyangkut metode, sampel yang diambil, lama pemeriksaan hingga hasil keluar, biaya, hingga diagnosis Covid-19.
Metode
• Swab test: pemeriksaan di laboratorium khusus dengan metode PCR
• Rapid test: menggunakan alat rapid test
Sampel
• Swab test: lendir dari pangkal hidung atau tenggorokan
• Rapid test: darah dari ujung jari
Lama pemeriksaan
• Swab test: berjam-jam hingga berhari-hari, tergantung antrean sampel yang diperiksa
• Rapid test: dalam hitungan menit hingga jam
Biaya
• Swab test: lebih tinggi
• Rapid test: lebih murah
Diagnosis
• Swab test: sebagai penegak kasus positif atau negatif
• Rapid test: sebagai penyaring atau deteksi dini kasus Covid
g. Pengembangan Vaksin COVID 19
Apakah SARS COV2 dapat dibuat vaksin dan bagaimana mekanisme kerja vaksin dalam tubuh? Vaksin menjadi hal yang sangat ditunggu masyarakat dunia dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang masih belum diketahui secara pasti kapan akan berakhir. Sementara itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan keterangan kemungkinan besar vaksin untuk Covid-19 baru akan bisa didistribusikan masal ke masyarakat pada akhir 2021. Harapan vaksin Covid-19 ini selesai pada akhir 2021 ini, menurut para ahli adalah sudah terbilang cepat prosesnya dibandingkan dengan pembuatan vaksin dalam kondisi normal yang bisa membutuhkan waktu setidaknya minimal lima tahun. Direktur Eijkman Institute for Moleculer Biology (LBM Eijkman) Prof Amin Soebandrio, proses pembuatan vaksin di tengah pandemi memang berbeda dengan pembuatan vaksin di kondisi normal.
Berikut beberapa tujuan atau target dasar yang harus dimiliki setiap ahli dan instansi dalam merencanakan pembuatan vaksin ini.
• Menurunkan kematian secara keseluruhan
• Menurunkan kematian pada orang dengan risiko tinggi, seperti punya penyakit penyerta ataupun lansia
• Menurunkan kemungkinan orang terinfeksi virus
• Menurunkan kesakitan pasien
• Menurunkan disrupsi atau gangguan terhadap pelayanan utama, seperti pemerintah, tenaga medis dan pelayanan sektor dasar lainnya. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kini sekitar 20 perusahaan berusaha menciptakan vaksin COVID-19. Membuat vaksin tidaklah mudah, butuh kerja keras dan waktu yang lama. Namun, beberapa waktu lalu vaksin ini pertama kali diujicobakan pada manusia. perusahaan bioteknologi Moderna dan National Institutes of Health (NIH), yang mendanai dan melakukan uji coba tersebut. Moderna didirikan tiga tahun lalu setelah epidemi Ebola, yang menewaskan 11.000 orang.
Tujuan uji coba ini untuk memeriksa apakah vaksin menunjukkan efek samping yang terkait, menilai kemanjurannya, dan menetapkan tahap uji coba yang lebih besar tahun ini.
Uji coba yang dilakukan pada manusia memang terbilang sangat cepat. Namun, menurut ahli di sana hal ini merupakan perlombaan untuk melawan virus. Bukan perlombaan antara ilmuwan satu dengan ilmuwan lainnya. Lantas, seperti apa sih cara kerja vaksin virus corona dalam tubuh?
Sama dengan Vaksin Lainnya
Sudah tak asing kan dengan vaksin? Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) vaksinasi merupakan salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyakit. Kok bisa? Sebab membantu sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan patogen seperti virus atau bakteri, yang kemudian membuat tubuh aman dari penyakit yang disebabkannya.
Peran vaksin dalam kehidupan manusia tak main-main. Vaksin bisa melindungi kita terhadap lebih dari 25 penyakit yang melemahkan atau mengancam jiwa. Mulai dari campak, polio, tetanus, difteri, meningitis, influenza, tetanus, tifus, dan kanker serviks.
Kembali ke tajuk utama, bagaimana cara kerja vaksin virus corona dalam tubuh? Sebenarnya,cara vaksin COVID-19 tak berbeda jauh pada vaksin pada umumnya. Vaksin sendiri merupakan suatu bahan atau produk yang digunakan untuk menghasilkan sistem imun dari berbagai penyakit. Di dalam vaksin terdapat berbagai produk biologi, dan bagian dari virus atau bakteri, maupun virus atau bakteri yang sudah dilemahkan. Nah, produk inilah yang berguna untuk merangsang munculnya antibodi atau kekebalan tubuh.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penyakit Covid-19 yang disebabkan virus corona telah mengidentifikasi lebih dari 2 juta orang didunia.Virus corona penyebab Covid-19 sendiri dibedakan dengan nama SARS-coV-2.Sementara keluarga virus corona terdiri dari beberapa jenisnya,seperti salah satunya yang menyebabkan penyakir SARS dan MERS.
Virus corona bisa menyebar lewat udara, penularan Covid-19 di ruangan tertutup kian berisiko.Sampai baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganggap kontak dengan permukaan yang terinfeksi virus sebagai satu-satunya cara penularan yang didukung oleh bukti ilmiah. Virus mengandalkan metabolisme inang untuk memenuhi kebutuhan dan memperbanyak diri, hingga mengambil alih kehidupan induk. Dengan cara hidup ini, struktur virus Corona tidak bisa dikategorikan sebagai makhluk hidup.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/44819063/MAKALAH_VIRUS_SARS_COV2_PENYEBAB_COVID19
*Sumber: https://www.academia.edu/44819063/MAKALAH_VIRUS_SARS_COV2_PENYEBAB_COVID19
0 Komentar untuk "Virus SARS CoV-2 Penyebab Covid-19"