BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara jajahan Jepang pertama yang merdeka setelah perang dunia kedua, dan menjadi pelopor bagi Negara – Negara lain disekitarnya. Perjuangan dalam memproklamirkan kemerdekaan tidak semudah kelihatannya, yakni hanya membaca teks proklamasi yang disusun semalam sebelum 17 Agustus 1945, tetapi melalui proses perjuangan seperti penentuan lokasi pembacaan teks proklamasi kemerdekaan, sementara saat itu tentara Jepang masih berada di Indonesia untuk mempertahankan status quo. Setelah merdeka perjuangan tetap berlanjut, melawan setiap perjuangan yang mengancam kemerdekaan yang baru saja diperoleh, seperti pasukan NICA, AFNEI, dan agresi – agresi.
Mengingat jasa para pahlawan yang telah berjuang untuk memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan hingga tercapai Indonesia yang merdeka hingga saat ini, segenap bangsa Indonesia sepatutnya menghormati jasa – jasa para pahlawan dengan cara ikut serta dalam pembangunan Negara Indonesia tercinta ini yang dalam sejarahnya harus diperoleh dengan perjuangan berat para pahlawan serta meningkatkan sikap nasionalisme cinta tanah air.
Tapi sangat disayangkan, tidak sedikit bahkan banyak para pemuda zaman sekarang yang mengabaikan jasa – jasa para pahlawan terdahulu. Contohnya siswa yang mengikuti upacara bendera pada hari senin dengan tidak khidmat, bahkan mereka berbicara sendiri ketika upacara bendera sedang dilaksanakan. Mereka tidak mengingat seberapa berat perjuangan para pahlawan agar generasi saat ini dapat hidup dalam kemerdekaan. Seharusnya upacara bendera dapat diikuti sebagai momen khidmat dalam mengingat, menghargai, dan menghormati jasa – jasa pahlawan terdahulu.
Selain upacara bendera masih banyak pula sikap yang terdapat pada pemuda generasi sekarang yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Banyak dari antara mereka lebih menyukai budaya dari Negara lain dan mereka menganggap kebudayaan – kebudayaan itu lebih baik dan modern dari kebudayaan Indonesia sendiri, serta dari antara mereka ada pula yang menganggap bahwa mempelajari sejarah Indonesia terlalu kuno untuk dilakukan, padahal mempelajari sejarah Indonesia adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menghormati jasa para pahlawan kemerdekaan. Oleh karena itu, penulis berupaya meningkatkan rasa cinta tanah air para generasi Indonesia saat ini dengan penulisan makalah yang berjudul “Peristiwa Bandung Lautan Api” yang merupakan salah satu sejarah para pahlawan terdahulu dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Selain untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia, penulis berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan para pemuda tentang sejarah Indonesia khususnya dalam mempertahankan kemerdekaan.
1.2 Tujuan
a. Memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia.
b. Menambah wawasan mengenai Sejarah Indonesia, khususnya mengenai peristiwa pembumihangusan Bandung.
c. Meningkatkan rasa cinta tanah air para pemuda Indonesia.
1.3 Manfaat
a. Terselesaikannya tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia.
b. Bertambahnya wawasan mengenai Sejarah Indonesia, khususnya mengenai peristiwa pembumihangusan Bandung.
c. Meningkatnya rasa cinta tanah air para pemuda Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Peristiwa
Di Bandung pertempuran diawali oleh usaha para pemuda untuk merebut pangkalan udara Andir dan pabrik senjata bekas Artillerie Constructie Winkel (ACW-sekarang Pindad ) dan berlangsung terus sampai kedatangan pasukan Sekutu (Inggris) di Bandung pada 12 Oktober 1945 yang merupakan bagian dari Brigade MacDonald. Mereka membebaskan orang – orang Belanda. Orang – orang Belanda yang baru dibebaskan dari kamp tawanan mulai melakukan tindakan – tindakan yang mulai mengganggu keamanan.
Seperti halnya di kota – kota lain di Bandung pun pasukan Sekutu dan NICA melakukan terror terhadap rakyat sehingga terjadi pertempuran – pertempuran. Menjelang bulan November 1945, pasukan NICA semakin merajalela di Bandung.
NICA memanfaatkan kedatangan pasukan Sekutu untuk mengembalikan kekuasaan kolonialnya di Indonesia. Tetapi semangat juang rakyat dan para pemuda yang tergabung dalam TKR, laskar – laskar dan badan – badan perjuangan semakin berkobar. Pertempuran demi pertempuran terjadi. Para pejuang juga menyerang Hotel Homann dan Hotel Preanger yang digunakan sebagai markas oleh Sekutu dan NICA.
Pada bulan Oktober di Bandung telah terbentuk Majelis Dewan Perjuangan yang dipimpin panglima TKR, Aruji Kartawinata. Dewan perjuangan ini terdiri dari wakil – wakil TKR dan berbagai kelaskaran. Pada tanggal 21 November 1945 Sekutu mengeluarkan ultimatum agar para pejuang menyerahkan senjata dan mengosongkan Bandung Utara selambat – lambatnya pada 29 November 1945 dengan alasan menjaga keamanan.
Ternyata ultimatum itu tidak diindahkan oleh pihak pejuang. Insiden terjadi, para pemuda melakukan penyerobotan terhadap kendaraan – kendaraan Belanda yang berlindung di bawah Sekutu. Penculikan dari pihak NICA pun semakin sering terjadi.
Peristiwa yang memperburuk keadaan terjadi pada tanggal 25 November 1945. Selain menghadapi serangan musuh, rakyat menghadapi banjir besar meluapnya Sungai Cikapundung.
Ratusan korban terbawa hanyut dan ribuan penduduk kehilangan tempat tinggal. Keadaan ini dimanfaatkan musuh untuk menyerang rakyat yang tengah menghadapi musibah.
Dalam suasana yang demikian itu, Majelis Dewan Perjuangan tidak sabar menunggu reaksi dari pemerintah. Majelis yang terdiri dari berbagai kesatuan ini memutuskan untuk melancarkan perlawanan. Pada malam hari tanggal 24 – 25 November 1945 rakyat melancarkan serangan terhadap posisi – posisi Sekutu dan NICA.
2.2 Peristiwa Bandung Lautan Api
Tanggal 23 Maret 1946, pihak Sekutu kembali mengeluarkan ultimatum. Isi ultimatum itu adalah agar TRI mengosongkan seluruh kota Bandung dan mundur ke luar kota dengan jarak 11 km paling lambat 24 Maret 1946. Akibatnya pertempuran pun kembali menghebat. Pada saat itu datang dua buah surat yang isinya membingungkan, yaitu:
1) Dari Perdana Menteri Amir Syarifudin
Bahwa para pejuang / pasukan RI harus mundur dari kota Bandung sesuai dengan perjanjian antara pemerintah RI dengan Sekutu yang saat itu sedang berlangsung di Jakarta, untuk menghindari penderitaan rakyat dan kehancuran kota Bandung.
2) Dari Panglima TRI Jenderal Sudirman
Bahwa para pejuang / pasukan RI harus tetap mempertahankan Kota Bandung sampai titik darah penghabisan, agar Kota Bandung tidak dimanfaatkan oleh Sekutu sebagai pangkalan militernya.
Untuk menanggapi kedua perintah yang berbeda diatas, akhirnya dilakukan musyawarah oleh Majelis Persatuan Perjuangan Priangan (MP3) di hadapan semua kekuatan perjuangan pihak Republik Indonesia, pada tanggal 23 Maret 1946. Kolonel Abdoel Haris Nasoetion selaku Komandan Divisi III TRI mengumumkan hasil musyawarah tersebut, yakni memutuskan untuk mengosongkan Kota Bandung sambil melakukan infiltrasi atau bumi hangus, hingga nantinya dikenal dengan “Bandung Lautan Api”.
Akhirnya malam itu, Kolonel Abdoel Haris Nasoetion menginstruksikan rakyat untuk mengungsi. Sambil mundur dari Kota Bandung dan menyerang kedudukan – kedudukan tentara NICA dan Sekutu, TRI dan laskar pejuang lainnya membakar Kota Bandung. Bandung sengaja dibakar oleh TRI dan rakyat setempat dengan maksud agar Sekutu tidak dapat menggunakan Bandung sebagai markas strategis militer.
Dimana – mana asap hitam mengepul membumbung tinggi di udara dan semua listrik mati.
Tentara Inggris mulai menyerang sehingga pertempuran sengit terjadi.
Pertempuran yang paling besar terjadi di Desa Dayeuhkolot, Bandung Selatan, dimana terdapat gudang amunisi besar milik Tentara Sekutu. Dalam petempuran ini Muhammad Toha dan Ramdan, dua pemuda anggota milisi BRI ( Barisan Rakyat Indonesia ) terjun dalam misi untuk menghancurkan gudang amunisi tersebut. Muhammad Toha berhasil meledakkan gudang tersebut dengan dinamit. Gudang besar itu meledak dan terbakar bersama kedua milisi tersebut di dalamnya yang gugur dalam ledakan. Staf pemerintahan Kota Bandung pada mulanya akan tetap tinggal di dalam kota, tetapi demi keselamatan mereka, maka pada pukul 21.00 itu juga ikut dalam rombongan yang mengevakuasi dari Bandung. Sejak saat itu, kurang lebih pukul 24.00 Kota Bandung telah kosong dari penduduk dan TRI. Tetapi api masih membumbung membakar kota, sehingga Bandung pun menjadi lautan api.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembumihangusan Bandung tersebut dianggap merupakan strategi yang tepat dalam Perang Kemerdekaan Indonesia karena kekuatan TRI dan milisi rakyat tidak sebanding dengan kekuatan pihak Sekutu dan NICA yang berjumlah besar, serta ketidakrelaan rakyat Bandung apabila Kota Bandung menjadi salah satu markas strategis militer Sekutu dan NICA. Setelah peristiwa tersebut, TRI bersama milisi rakyat melakukan perlawanan secara gerilya dari luar Bandung. Peristiwa ini mengilhami lagu Halo, Halo Bandung yang nama penciptanya masih menjadi bahan perdebatan.
Beberapa tahun kemudian, lagu “Halo, Halo Bandung” secara resmi ditulis, menjadi kenangan akan emosi yang para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia alami saat itu, menuggu untuk kembali ke kota tercinta mereka yang telah menjadi lautan api.
3.2 Saran
Dengan kembali menengok kepada sejarah perjuangan para pahlawan terdahulu khususnya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, sepatutnya kita sebagai generasi penerus dan pembangun negeri ini bersyukur karena kita telah hidup pada zaman dimana Indonesia telah merdeka serta menghargai jasa para pahlawan terdahulu yang memperjuangkan kemerdekaan agar generasi mereka mendatang dapat hidup merdeka dan bebas dari jajahan Negara lain.
Sebagai generasi penerus Indonesia, kita sudah sepatutnya memiliki rasa cinta tanah air dan mau membela tanah air tercinta kita ini. Melihat bahasan diatas tentang Peristiwa Bandung Lautan Api kita dapat mencontoh Muhammad Toha dalam perjuangannya meledakkan gudang besar mesiu/amunisi milik Sekutu, agar tidak dapat dimanfaatkan kembali oleh Sekutu maupun NICA meskipun ia harus turut gugur dalam ledakan tersebut. Tidak hanya sikap dari Muhammad
Toha yang dapat kita petik melainkan nilai – nilai baik lain dari pahlawan – pahlawan kemerdekaan Indonesia dahulu.
Penulis berharap dengan mengingat seberapa besar dan berat perjuangan para pahlawan kemerdekaan Indonesia, dapat meningkatkan rasa cinta tanah air para pemuda Indonesia saat ini, yang dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari – hari, sebagai satu contoh ialah mengikuti upacara bendera dengan penuh khidmat untuk menghormati jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Sejarah Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
MGMP Lintas Kabupaten Propinsi Jawa Timur. 2013. Sejarah Kelas XI. Surabaya: MGMP Lintas Kabupaten Propinsi Jawa Timur.
http://id.wikipedia.org/ ( diakses tanggal 19 April 2014 )
*Sumber: https://www.academia.edu/12099599/Makalah_Peristiwa_Bandung_Lautan_Api
0 Komentar untuk "Sejarah Peristiwa Bandung Lautan Api"