BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola kegawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan.
Bermain futsal memang sungguh mengasyikkan, semua orang bisa mengikutinya hanya dengan menyewa lapangan futsal yang kini banyak tersedia, salah satunya adalah di kota MATARAM, banyak sekali kita temui lapangan futsal dengan berbagai corak dan bentuk lapangan. Seseorang tidak harus ahli untuk bias mengikuti olahraga ini. Meskipun begitu,futsal merupakan olahraga yang perlu penanganan tepat terutama dalam pelaksanaannya,karena apabila tidak mendapatkan penanganan yang tepat, bisa terjadi cedera pada pemain tersebut.Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah penggunaan sepatu, pemanasan, permainan dan pendinginan.
Cidera yang sering terjadi dilapangan futsal adalah sprain ankle, karena permainan futsal sering menggunakan gerakan yang melibatkan kaki. Gerakan pada kaki yang salah atau benturan fisik antar pemain saat berebut bola bisa menyebabkan terjadinya cidera, cidera pada ankle bisa juga terjadi oleh karena kesalahan saat menumpu,dimana saat pemain menendang atau melompat berebut bolatidak jarang membuat tubuh dan kaki pemain tidak seimbang dan menyebabkan tumpuan kaki tidak sempurna pada lantai/ tanah dan terjadilah cidera ankle atau disebut sprain ankle.
Cidera di ligament atau otot komplek pada pergelangan kaki atlet atau olahragawan adalah salah satu cidera paling umum terjadi lebih dari 23.000 tahun. Diperkirakan bahwa keluar dari 23.000, 55% tidak mencari perawatan medis. Ligament yang dikompromikan selama keseleo pergelangan kaki lateral yang termasuk ligament anterior talofibular dan ligament calcaneofibular. Inversi digambarkan sebagai gerakan kaki sehingga merubah telapak kaki kedalam.
Sprain ankle, bagi yang suka berolah raga pasti sering mendengarnya, bahkan mengalaminya. Cedera ini akan sangat menjengkelkan jika kita mengalaminya bertepatan dengan adanya suatu pertandingan, pasalnya kita tidakakan bisa memperkuat tim saat sedang menderita cidera ini, apalagi saat turnamen, baik futsal, basket, badminton, maupun olahraga lainnya. Daerah pergelangan kaki itu tempat bertemunya tiga tulang, tulang kering (tibia), tulang kaki (fibula), dan talus (tulang telapak) yang dihubungkan oleh ligamen otot. Saat ligamen mengalami over-stretching atau peregangan berlebihan, itulah yang menyebabkan cedera. Saat cedera, pembuluh darah di sekitar kaki sehingga terjadi peningkatan aliran darah, sel darah putih jadi banyak dan terjadi peradangan. Saraf disekitarnya bakalan lebih sensi, sehingga bahlan nyeri kalau kita tekan-tekan. Penyebab utamanya adalah gerakan yang salah, bisa gara-gara salah tumpuan saat berlari dan bergerak atau pendaratan saat melompat. Kepleset juga bisa.Strain Angkle terjadi ketika otot atau tenden kita terlalu renggang.Sedangkan Sprain Angkle, merupakan cedera yang lebih serius, dimana terjadi ketika ada peregangan pada ligamen (jaringan ikat yang menghubungkan antar tulang).
Mayoritas cedera engkel/ankle adalah sprain dimana 85% orang mengalaminya. Dan 45%-nya terjadi ketika berolahraga, salah satunya futsal.Kebanyakan cedera ankle(sekitar 85%) adalah inversion injury yaitu kaki tertekuk ke arah dalam, sehingga terjadi peregangan pada ligament bagian luar. Ini biasa terjadi ketika kiper menangkap bola sambil melompat dan tumpuan atau pijakannya salah.Sedangkan cedera engkel yang dikarenakan oleh kaki tertekuk ke arah luar jarang terjadi, dikarenakan posisi anatomis kaki kita.
Dalam menangani cedera engkel sering kali kita sebagai teman, malah menekuk kakinya seperti orang yang terkena kram hal ini malah bisa dikatakan salah.Karena sebenarnya ada 4 langkah penanganan yang benar untuk cedera engkel,langkah-langkahnya seperti yang telah saya sebutkan di atas, RICEyaitu Rest, Ice, Compression, Elevation.
Pemberian ice pada kasus sprain ankleakut selama 10-15 menit membantu mengurangi nyeri dan pembengkakan.Penelitian yang dilakukan tentang penanganan cedera dengan menggunakan es didapatkan hasil bahwa pengobatan menggunakan es terhadap jaringan lunak yang cedera dapat menurunkan nyeri dan menghilangkan pembengkakan. Terapi dingin dianjurkan selama satu sampai tiga hari setelah cedera (tergantung pada beratnya) atau pada fase cedera akut. Selama waktu ini, pembuluh darah di sekitar jaringan yang terluka membuka, nutrisi dan cairan masuk kedarah untuk membantu penyembuhan jaringan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis membuat rumusan masalah mengenai cidera yang sering terjadi dalam olahraga futsal dan cara menangani cidera.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis-jenis Cedera
a. Keseleo (Sprains)
Adalah jenis yang paling umum dari cedera olahraga futsal, pengobatan paling baik untuk cedera ini yaitu dengan metode "RICE" (Rest, Ice, Compression, Elevate).
b. Patah Tulang (Fraktur account)
Merupakan seperempat dari semua cedera olahraga futsal yang serius (Cedera yang membutuhkan perawatan Rumah Sakit),
Contohnya: patah tulang termasuk jari, pergelangan tangan, dan kaki.
c. Ujung Kaki (Turf toe)
Adalah cedera pada pangkal jempol kaki. Cedera ini sering disebabkan karena berlari atau melompat pada permukaan yang keras seperti rumput sintetis.
d. Tendon (Achilles tendonitis)
Adalah kondisi yang menyakitkan dari tendon di bagian belakang pergelangan kaki. Terlambat dalam pengobatan, maka dapat menyebabkan peningkatan resiko tendon achilles pecah.
e. Pergelangan kaki (Ankle)
Keseleo pergelangan kaki adalah cedera umum yang dialami pemain olahraga futsal profesional. Semakin cepat cedera ini (Cedera ligamen pergelangan kaki) diketahui dan diobati, maka semakin cepat pula pemulihannya.
f. Ligamen (ACL tear)
Anterior Cruciate Ligament atau lebih kita kenal dengan cedera ACL merupakan cedera lutut. Sering menimpa pemain olahraga futsal, cedera ini dapat membuat pemain berada di pinggir lapangan selama berbulan-bulan atau lebih.
g. Tulang rawan (Torn)
Cairan yang timbul di lutut terjadi ketika meniskus mengalami luka. Meniskus di lutut adalah dua buah lingkaran tulang rawan yang memiliki dua bantal dan mendukung lutut sendi.
h.Pinggul (Hip pointer)
Yang dimaksud cedera pinggul adalah bahwa ada memar di tulang, atau mungkin patah tulang dari Pelvis.
i. Gegar otak (Concussions)
Adalah disebabkan oleh benturan keras di kepala, cedera ini dapat menyebabkan penurunan beberapa tingkat dari fungsi otak. Gejala gegar otak mungkin termasuk kebingungan, masalah memori jangka pendek, dan kehilangan kesadaran.
j. Luka (Spine)
Jarang terjadi tapi sangat terlihat karena luka ini berada di luar tubuh, terjadi ketika pemain berbenturan dan bergesekan dengan pemain lawan atau bahkan dengan perangkat permainan seperti sepatu, rumput lapangan, tiang gawang, dan lain sebagainya.
A.Penyebab Cidera
Ankle merupakan kecelakaan sehari-hari, terutama dilapangan olahraga. Ankle disebabkan adanya hentakan yang keras terhadap sebuah sendi, tetapi dengan arah yang salah. Akibatnya, jaringan pengikat antara tulang (ligament) robek. Robekan ini di ikuti oleh pendarahan dibawah kulit. Darah yang mengumpul dibawah kulit itulah yang menyebabkan terjadinya pembengkakan.
Secara Umum:
1. Adanya pemaksaan gerak sehingga terjadi kontraksi yang berlebihan
2. Kesalahan gerak
3. Adanya gerakan yang tiba-tiba
4. Belum adanya kesiapan fisik
Secara khusus:
1. Secara psikologi adanya kelelahan yang berlebih
2. Secara anatomi adanya ketidak seimbangan otot dalam hal berkontraksi
3. Adanya starching yang berlebihan
4. Akibat benturan yang berlebihan
5. Akibat berat badan yang berlebih
6. Kesalahan tumpuan
B. Cara mencegah terjadinya cidera
Pencegahan cidera olahraga terbagi dalam tiga tahap, yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier.
1. Pencegahan primer dapat berbentuk
a. Menentukan kondisi kesehatan secara umum
b. Mendeteksi keadaan postur tubuh yang mungkin dapat menyebabkan cidera.
c. Berlatih secara teratur, sistematis dan terprogram
d. Mematuhi peraturan permainan dan pertandingan
e. Melakukan pemanasan dan pendinginan
f. Memakai alat pelindung yang adekuat.
Untuk mendukung pencegahan primer diatas harus dilakukan:
a) Pemeriksaan sport medis yang mencakup:
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan umum
3. Pemeriksaan sistem musculoskeletal secara rinci dan sistematik, seperti pemeriksaan panjang otot, lingkaran otot, lingkup gerak, sendi, tebal lemak, berat badan dll.
b). Penukaran kapasitas fungsional untuk mengukur kemajuan hasil latihan:
1. Master test
2. Astrand test untuk mengukur VO2Max
3. Cycle ergometer
4. Laboraturium
c). Pengawasan cara hidup sehat atlet,yaitu menghindari:
1. Obat-obatan pemanasan
2. Penggunaan obat perangsang
3. Penggunaan alkohol, rokok, dll
d). Perbaikan gizi:
Cukup karbohidrat, protein, lemak mineral dan vitamin.
2. Pencegahan Sekunder
Pengenalan gejala awal cidera dan tindakan cepat dan tepat untuk menghindari cidera sekunder.
a. Gejala dini pembebanan pada tendon otot biasanya adalah:
- Nyeri pada pagi hari / bangun tidur
- Kaku
- Mudah lelah
- Nyeri kontraksi pada otot bersangkutan
- Nyeri regangan
- Nyeri sentuh
- Pengerasan otot
- Pembengkakan ringan
b. Gejala latihan berlebihan:
- Cepat lelah dan kekakuan pada otot
- Keengganan untuk latihan dan bertanding
- Nadi istirahat tinggi dan berdebar
- Nafsu makan terganggu
- Sulit tidur
- Berat badan menurun
- Pusing
- Berkeringat
- Mudah marah/ tersinggung
- Tekanan darah naik
3. Pencegahan tersier
Pencegahan cedera agar tidak berulang :
- Penanganan cidera sesegera mungkin untuk mencegah kerusakan lebih lanjut
- Diagnosa yang tepat
- Pengobatan yang spesifik mempercepat penyembuhan
Program rehabilitasi agar bagian yang cidera dapat berfungsi seperti semula dan atlet dapat kembali ke lapangan.
Selain itu pencegahan cedera dapat juga dilakukan dengan cara :
a) Pemanasan dan Pendinginan
Tujuan utama pemanasan adalah meningkatkan temperatur tubuh baik otot maupun tubuh secara keseluruhan dan untuk peregangan jaringan kolagen agar diperoleh fleksibilitas yang lebih besar. Ini akan mengurangi risiko robeknya otot maupun ligamen, serta membantu untuk mencegah nyeri otot. Pemanasan terdiri dari pemanasan general dan pemanasan spesifik. Permanasan general biasanya berupa jogging, berlari santai, latihan/exercise dan peregangan/stretching.; setelah itu perlu diikuti dengan pemanasan spesifik yaitu sesuai dengan jenis olahraga pemain. Pendinginan dapat dilakukan dengan jogging selama 30 detik sampai 1 menit, diikuti dengan jalan 3 sampai 5 menit.
b) Latihan (training)
Perlu dilakukan secara teratur, sistematis dan terprogram.
Endurance training adalah latihan yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot agar lebih efisien dan tidak cepat lelah.
Strength training adalah latihan yang dilakukan dengan tujuan mempersiapkan pemain untuk melakukan usaha-usaha “eksplosif” (misal pada lempar lembing ).
skill training bertujuan untuk meningkatkan katrampilan pemain dengan melakukan teknik berolahraga dari yang paling dasar sampai teknik yang paling tinggi.
c) Sehat jasmani dan Rohani
Kondisi sehat sangat diperlukan agar pemain dapat melakukan koordinasi gerakan dengan baik serta dengan konsentrasi yang penuh.
d) Mematuhi aturan pertandingan
Kondisi sehat sangat diperlukan agar pemain dapat melakukan koordinasi gerakan dengan baik serta dengan konsentrasi yang penuh.
e) Tidak memiliki kelainan anatomis maupun antropometri
Kelainan anatomis misalnya tungkai X atau O, sedangkan kelainan antropometri misalnya tungkai yang tidak sama panjang. Menggunakan peralatan atau pelindung yang memadai.Misal sepatu olahraga yang sesuai atau memakai pelindung kepala atau tubuh pada jenis olahraga tertentu.
f) Melakukan 10 prinsip utama “conditioning”
yaitu pemanasan yang cukup, peningkatan kondisi secara bertahap, lama, intensitas, level kapasitas, kekuatan, motivasi, spesialisasi, relaksasi dan rutinitas.
C .Pencegahan Re-cedera
Dari aspek rehabilitasi medik, terdapat beberapa alat fisioterapi yang sering digunakan dalam penanganan cedera atau pencegahan re-cedera olahraga, yaitu :
a. Terapi dingin (Cryo), untuk menghentikan perdarahan, mencegah pembengkakan.
b. Terapi gelombang suara (Ultrasound), untuk relaksasi otot, mengurangi nyeri.
c. Stimulasi elektrik (TENS), untuk menghilangkan nyeri
d. Terapi panas (Diatermi),untuk relaksasi otot, meningkatkan dilatasi pembuluh
darah
e. Terapi gerak (Exercise),untuk mobilisasi sendi, penguatan otot, meningkatkan koordinasi gerak selain itu juga dapat dilakukan resting/istirahat, compression/pembalutan
D. Penanganan Cidera
Pertama-tama harus dipastikan dahulu ada atau tidak adanya tulang yang patah. Dalam hal ini tulang yang patah biasanya adalah ujung-ujung bawah tulang betis dan tulang kering. Hal itu dapat diperiksa dengan jalan menekan tulang itu dari telapak kaki dan betis sebelah atas. Dapat pula dengan menekan tulang kering dan tulang betis kearah saling mendekati. Apabila tidak tearasa nyeri, kemungkinan ujung tulang itu dalam keadaan aman atau tidak patah.
1. Rest atau istirahat
Mengistirahatkan kaki yang cedera dari gerakan berlebihan yang tidak perlu dan dari gerakan menahan beban badan dengan menjejakkan kaki ke tanah. Kruk (crutches) atau bidai (splint) sangat membantu.
2. Ice atau es
Kompres es digunakan untuk mengurangi bengkak. Dilakukan 20 menit tiap jam selama bengkak masih ada.
3. Compression
Engkel dan kaki dibebat dengan bebat elastis atau stocking khusus dengan rapat tapi tidak erat. Jika bengkak menyebabkan bebat terlalu erat, harus direnggangkan secepatnya
4. Elevation
Kaki diletakkan di atas letak jantung selama 48 jam pertama. Ini dilakukan untuk meminimalisir bengkak dan memar. Selain itu, bisa diberikan obat pereda rasa nyeri. Tentu penggunaannya harus sesuai instruksi dokter. Cedera engkel dengan penanganan yang sesuai kebanyakan sembuh antara 2 sampai 6 minggu. Cedera yang berat memerlukan waktu yang lama sekitar 12 minggu dan memerlukan fisioterapi untuk mengembalikan kekuatan dan koordinasi otot. Tindakan bedah jarang diperlukan. Bila kita mengalami nyeri terus menerus dalam jangka waktu lama atau cedera engkel kambuhan, tindakan bedah mungkin diperlukan. Oleh karena itu, sebaiknya sebelum olahraga kita melakukan pemanasan dan pilih sepatu yang sesuai dengan aktivitas yang kita lakukan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Cidera yang sering terjadi dilapangan futsal adalah sprain ankle, karena permainan futsal sering menggunakan gerakan yang melibatkan kaki. Gerakan pada kaki yang salah atau benturan fisik antar pemain saat berebut bola bisa menyebabkan terjadinya cidera, cidera pada ankle bisa juga terjadi oleh karena kesalahan saat menumpu,dimana saat pemain menendang atau melompat berebut bolatidak jarang membuat tubuh dan kaki pemain tidak seimbang dan menyebabkan tumpuan kaki tidak sempurna pada lantai/ tanah dan terjadilah cidera ankle atau disebut sprain ankle.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.sekolahsepakbola.com/node/156
http://olahragamesinboreup.blogspot.com/2011/07/makalah-cidera-futsal.html
http://eprints.ums.ac.id/48728/6/BAB%20I.pdf
*Sumber: https://www.academia.edu/39342580/Makalah_Pencegahan_Dan_perawatan_cedera
Tag :
Lainnya
0 Komentar untuk "Pencegahan dan Perawatan Cedera"