BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak banyak orang menyadari bahwa mereka yang berhasil dalam hidupnya ialah mereka yang dengan seksama telah merencanakan segala aktivitasnya dan melaksanakan aktivitas dengan teratur dan terencana. Begitu pula dengan belajar, untuk mencapai keberhasilan maka aktivitas dalam belajar harus terarah dan teratur sehingga dapat mendisiplinkan diri sendiri. Seseorang yang telah belajar membagi penggunaan waktunya dan merancang pembagian tugasnya sedang membiasakan diri menuju kesuksesan.
Kebiasaan belajar yang baik akan menjadi sebuah budaya belajar yang baik pula. Apabila belajar telah menjadi budaya, maka siswa akan melakukan dengan senang dan tanpa paksaan. Namun pada kenyataannya masih banyak dijumpai Kebiasaan Belajar yang tidak teratur pada siswa. Siswa hanya belajar pada saat menjelang ulangan harian atau ujian bahkan kadang tanpa ada persiapan sama sekali. Hal tersebut menyebabkan Prestasi Belajar siswa belum mencapai titik yang optimal.
Pada makalah ini penulis akan memaparkan tentang beberapa hal mengenai kebiasaan belajar, meliputi teori, indikator, faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan belajar dan pentingnya kebiasaan belajar dalam proses belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian kebiasaan belajar?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan belajar?
3. Bagaimana teori-teori kebiasaan belajar?
4. Bagaimana indikator kebiasaan belajar?
5. Bagaimana pentingnya kebiasaan belajar dalam proses belajar?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kebiasaan Belajar
Kebiasaan adalah serangkaian perbuatan seseorang secara berulang-ulang dengan cara yang sama dan berlangsung tanpa proses berpikir lagi. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat di pahami bahwa kebiasaan belajar merupakan serangkaian tingkah laku yang di lakukan secara konsisten/berulang oleh siswa dalam kegiatan belajarnya. Dengan kata lain kegiatan belajar merupakan perilaku siswa yang di tunjukkan secara berulang tanpa proses berfikir lagi dalam kegiatan belajar yang di lakukannya. Istilah belajar menunjukkan pada kegiatan dan peranan peserta didik yang menerima pelajaran atau belajar yang artinya suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan atau ketrampilan mengenai suatu pekerjaan yang dapat di capai melalui proses berfikir atau dengan cara melakukan praktek.[1]
Kebiasaan belajar adalah perilaku siswa yang di lakukan secara berulang-ulang dari waktu ke waktu dengan cara yang sama. Gie (1995: 192) mengatakan bahwa “ kebiasaan adalah perilaku siswa yang di lakukan secara rutin dari waktu ke waktu dalam rangka pelaksanaan belajarnya.[2] Kebiasaan belajar adalah cara-cara kegiatan belajar yang sering di lakukan sehari-hari sehingga otomatis menjadi kebiasaan. Kebiasaan belajar bukanlah suatu bakat alamiah atau bawaan sejak lahir, tapi merupakan suatu pembentukan.[3] Kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar. Menurut Djaali (2008: 128), “kebiasaan belajar merupakan cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.[4]
(Syah, 2008) Kebiasaan belajar adalah proses penyusutan kecenderungan respon dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang.[5] The Liang Gie (1995: 192) mengemukakan “kebiasaan belajar adalah segenap perilaku yang di tunjukkan secara ajeg(tetap) dari waktu ke waktu dalam rangka pelaksanaan pembelajaran.[6] Usman Barat dalam Munawir Yusuf (2007: 22) memberikan penjelasan pengertian kebiasaan belajar yaitu pengulangan cara belajar yang memberikan rasa nyaman kepada si pelajar. Kebiasaan belajar terbentuk melalui proses belajar[7]. Kebiasaan belajar adalah suatu tingkah laku yang dilakukan oleh siswa secara teratur dan berulang-ulang dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan.[8]
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan belajar pada siswa sangat beragam. Faktor-faktor itu bisa berasal dari dalam diri siswa sendiri atau pun dari lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan belajar siswa ini seharusnya di manipulasi sedemikian rupa sehingga dapat membuat sebuah perilaku kebiasaan belajar yang bersifat positif bagi siswa.
Kebiasaan belajar dapat terwujud dan dilaksanakan siswa dalam kaitannya dengan aktivitas kehidupan yang nampak yaitu dalam bentuk tingkah laku khususnya dalam proses pembelajaran di sekolah, kebiasaan belajar ini tidak muncul dengan sendirinya melainkan dikondisikan dan dibentuk melalui berbagai kegiatan baik melalui pengalaman, latihan dan belajar, yang dilakukan secara terus menerus, berkesinambungan dalam suasana pembelajaran.
Pengalaman dan latihan itu sengaja dan disadari, atau merupakan proses belajar sampai dengan tercapainya kematangan dan kemantapan dalam mengambil keputusan itu terjadi karena adanya proses pembelajaran, dalam pembentukan kebiasaan kebiasaan dengan melalui pembelajaran ini individu akan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor luar individu (eksternal) dan faktor dalam individu itu sendiri itu sendiri (interen).
Sejalan dengan yang diungkapkan Syamsu Yusuf (2006) bahwa kebiasaan belajar dapat dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern dan dapat dikembangkan melalui latihan, pemahaman, perasaan dan keyakinan tentang manfaat belajar. Sularti (2008) mengemukakan faktor dari luar dan dari dalam individu yang mempengaruhi kebiasaan belajar.
Faktor dari luar individu yang sering berpengaruh pada kebiasaan belajar adalah sebagai berikut:
Sikap guru. Guru yang kurang memahami dan mengerti tentang kondisi siswa, guru tidak adil, kurang perhatian, khususnya pada anak-anak yang kurang cerdas atau pada siswa yang memiliki gangguan emosi atau lainnya, guru yang sering marah jika siswa tidak dapat mengerjakan tugas.
Keadaan ekonomi orang tua. Siswa tidak sekolah atau alpa dapat disebabkan siswa tidak memiliki uang transport untuk kesekolah karena lokasi sekolah sangat jauh dari rumah, atau siswa tidak dapat mengerjakan tugas karena tidak memilki buku LKS, dan kesulitan belajar dirumah karena tidak memiliki buku paket dan kelengkapannya belajarnya.
Kasih sayang dan perhatian orang tua. Siswa malas pada umumnya berasal dari keluarga yang broken home, orang tua bercerai, memiliki ibu atau bapak tiri, sehingga orang tua kurang dapat mencurahkan perhatian dan kasih sayang pada anaknya, anak merasa ditelantarkan, di sia-siakan, merasa bahwa dirinya tidak berarti.
Faktor dari dalam individu yang sering mempengaruhi adalah sebagai berikut:
Minat, motivasi dan cita-cita. Pada umumnya siswa yang memiliki kebiasaan malas belajar atau sering tidak masuk sekolah karena tidak memiliki cita- cita atau harapan.
Pengendalian diri dan emosi. Siswa malas dapat disebabkan siswa tersebut tidak dapat menolak ajakan teman, perasaan takut, kecewa atau tidak suka kepada guru, emosi yang tidak stabil seperti mudah tersinggung, mudah marah dan putus asa.
Kelemahan fisik, panca indra dan kecacatan lainnya. Siswa yang memiliki kekurangan fisik kurang dapat berkembang dengan normal dimungkinkan memiliki sikap dan kebiasaan belajar kurang baik, siswa ingin diperhatikan, kurang percaya diri dan sebaliknya sombong sekedar menutupi kekurangannya.
Kelemahan mental seperti kecerdasan/inteligensi dan bakat khusus. Bagaimanapun juga, faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan belajar harus diarahkan agar terbentuk sebuah perilaku belajar yang positif. Dorongan dan bimbingan dari orang tua, guru dan orang-orang terdekat dengan siswa sangat mempengaruhi terbentuknya kebiasaan belajar ini.[9]
Pada dasarnya dalam proses pembelajaran sering timbul kesulitan belajar di karena kan kebiasaan belajar yang kurang baik, Gie (1987: 7) bahwa ”agar seseorang dapat belajar dengan baik dia harus mengetahui dulu metode, teknik, kamahiran atau cara-cara yang efisien kemudian pengetahuan itu di praktik kan setiap hari sampai menjadi suatu kebiasaan belajar”. Cara-cara yang di pakai siswa dalam belajar akan menjadi suatu kebiasaan, kebiasaan yang dapat mempengaruhi belajar siswa.
Pada umumnya kebiasaan belajar yang di lakukan para siswa baik di rumah maupun di sekolah, bahwa adanya kecenderungan melakukan tingkah laku belajar apabila mereka akan menghadapi ulangan atau ujian dan ada pekerjaan rumah saja. Siswa yang mempunyai kebiasaan belajar yang baik maka akan memperoleh prestasi yang baik pula, sebaliknya siswa yang kebiasaan belajarnya tidak baik, maka prestasi belajar nya tidak akan maksimal. Sebagaimana di kemukakan Hamalik (1990: 30) bahwa” cara belajar yang di pergunakan turut menentukan hasil belajar yang di harapkan. Cara yang tepat akan menentukan hasil yang memuaskan, sedangkan cara yang tidak sesuai akan menyebabkan belajar itu kurang berhasil.”[10]
3. Teori Kebiasaan Belajar
Menurut Djamarah dan Zain (2006:57) inti dari pada belajar adalah pengulangan. Hal ini dapat diartikan bahwa untuk mencapai suatu prestasi belajar, maka seorang siswa harus rajin mengulang pelajarannya. Dengan kata lain seorang pelajar yang ingin mencapai hasil belajar yang baik, harus membentuk suatu pola (kebiasaan) sehingga tingkah laku belajar itu efisien. Dalam hal ini Slameto (2003:82) menyatakan bahwa kebiasaan belajar akan mempengaruhi hasil belajar.
Kebiasaan belajar di rumah, pengaruhnya juga terbawa ke sekolah (Djamarah, 2006:2003). Menanamkan kebiasaan yang baik memang tidak mudah, namun memakan waktu yang lama. Tetapi sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan juga sulit untuk merubahnya.
Berdasarkan pendapat Slameto (2003:82) dapat dinyatakan bahwa kebiasaan belajar yang baik itu meliputi: kebiasaan dalam mengikuti pelajaran, kebiasaan dalam membaca buku, kebiasaan dalam memantapkan materi pelajaran, kebiasaan dan kerajinan dalam mengerjakan tugas dan kebiasaan dalam menghadapi ujian.
Disiplin terhadap waktu yang sudah direncanakan untuk belajar merupakan langkah awal untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjana (1994:8) bahwa ornag yang memilki kebiasaan mulai belajar pada waktu yang direncanakan dan dapat belajar pada waktu yang ditentukan maka akan mendapat hasil belajar yang maksimal. Menurut Salameto (2003:82) “buatlah jadwal belajar sehari sebelumnya”.
Adanya suatu rencana belajar dengan pembagian waktu, maka akan selalu cukup waktu untuk belajar. sebagaimana Suryosubroto (1997:100) menyatakan bahwa “makin lama siswa menggunakan waktu yang sungguh-sungguh untuk belajar, maka makin tinggi tingkat penguasaan terhadap materi yang dipelajari.
Menurut Paul B Diendrich dalam Sardiman (2007:101) disekolah siswa bukan hanya dituntut untuk mendengarkan dan mencatat namun juga aktif. Keaktifan dalam belajar dapat diwujudkan dalam bentuk bertanya,berdiskusi dan menanggapi permasalahan yang ada selama proses pembelajaran (Hasibuan,dkk, 2006:7). Mencatat materi pelajaran yang baik, bukanlah mencatat apa yang diucapkan oleh guru, tetapi mencatat materi tersebut harus berdasarkan pemahaman yang diterima atau berdasarkan bahasa sendiri. Seperti yang dinyatakan oleh Suparno (2001:112).
Catatan merupakan ikhtisar tentang hal-hal yang essensial yang terdapat dalam bahan bacaan atau pemaparan lisan yang disimak yang mempunyai bentuk yang sederhana. Disamping itu mencatat materi pelajaran hendaklah pada buku khusus dengan baik, rapi, lengkap dan teratur antara materi yang satu dengan yang lainnya (Slameto,2003:85)
Kebiasaan membaca buku
Membaca memiliki perana yang sangat besar dalam belajar. Hampir sebagian besar sebagian aktivitas belajar adalah membaca. Agar dapat belajar dengan baik maka perlu pula membaca dengan baik/efisien. Menurut Zulfi (2008:16) cara membaca buku yang efisien dapat dilakukan dengan strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, and Review).
Maksudnya seorang siswa yang mempelajari buku biologi, sebelum membaca hendaklah menyelidiki terlebih dahulu tujuan atau gambaran umum mengenai buku tersebut (Preview). Setelah mengetahui tujuan atau gambaran umum buku tersebut baru dipertanyakan tentang tujuan atau gambaran tadi (Question). Setelah dilakukan dua langkah di atas tadi barulah siswa mulai membaca uraian selanjutnya (Read).
Lebih lanjut Gie dalam Slameto (2003:84) kebiasaan-kebiasaan membaca yang baik adalah: memperhatikan kesehatan membaca, ada jadwal, membuat tanda-tanda/catatan-catatan, memanfaatkan perpustakaan, membaca sungguh-sungguh, dan membaca dengan konsentrasi penuh. Disamping mengetahui cara membaca yang baik, kesehatan membaca pun perlu diperhatikan. Menurut Slameto (2003:84) kesehatan membaca meliputi buku yang dibaca kelihatan jelas dengan sinar yang terang, jarak mata dengan buku kira-kira 25-30 cm dan membaca pada meja belajar.
Kebiasaan memantapkan materi pelajaran[11]
4. Indikator Kebiasaan Belajar.
Indikator Kebiasaan belajar yang baik, akan membantu siswa menguasai pelajarannya, mencapai kemajuan studi dan akhirnya meraih sukses di sekolahnya. Bentuk-bentuk dari kebiasaan belajar yang baik tersebut adalah:
1) Melakukan studi secara teratur setiap hari.
Jenis pekerjaan apapun akan memperoleh hasil yang baik apabila dilakukan dengan teratur. Terlebih lagi dalam hal belajar. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ahmadi bahwasanya pokok pangkal pertama dari cara belajar yang baik adalah keteraturan. Karena hanya dengan membiasakan belajar dengan teraturlah seorang siswa akan memperoleh hasil yang baik. Selanjutnya, Ahmadi juga menuturkan bahwa pikiran yang teratur akan menjadi modal yang tidak ternilai harganya. Karena hanya dengan pikiran teratur, ilmu dapat dimengerti dan dikuasai. Kesalahan yang sering dibuat para pelajar selama ini adalah menumpuk pelajaran sampai saat ulangan atau sudah mendekati ujian. Jelas saja pelajaran itu tidak mungkin masuk ke otak dalam waktu yang sangat singkat, walau bagaimanapun kerasnya seorang siswa belajar. Kalaupun dapat selesai mempelajarinya, materi pelajaran itu tidak akan dikuasai nya dengan baik. Hal inilah yang biasa disebut Cramming. Oleh karena itu sudah sepantasnyalah apabila seorang siswa membiasakan diri untuk teratur dalam belajar.
Dari berbagai percobaan telah dibuktikan, bahwa belajar yang terus menerus dalam jangka waktu yang lama tanpa istirahat adalah belajar yang tidak efisien dan tidak efektif. Oleh karena itu belajar yang produktif diperlukan adanya pembagian waktu belajar. Dalam hal ini, sebagaimana dikemukakan dalam hukum jost tentang belajar, bahwasanya belajar 30 menit 2x sehari selama 6 hari lebih baik dan produktif dari pada sekali belajar selama 6 jam (360) menit tanpa berhenti untuk istirahat.
2) Mempersiapkan semua keperluan studi pada malam hari sebelum keesokan harinya berangkat kesekolah. Siswa harus benar-benar mempersiapkan keperluan-keperluan yang dibutuhkanya di sekolahan setidaknya pada malam hari sebelum keesokan harinya berangkat kesekolah. Sehingga pada saat proses belajar mengajar dimulai, siswa sudah siap dengan peralatan belajarnya seperti buku, bolpoint, pensil, pengaris, penghapus buku PR dan lain sebagainya. Dengan begitu keefektifan kegiatan belajar di sekolah tidak terganggu, hanya karena ada peralatan yang tertinggal dirumah.
3) Senantiasa hadir di kelas sebelum pelajaran dimulai.
Disiplin akan membuat seseorang memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses kearah pembentukan watak yang baik. Dan watak yang baik dalam diri seseorang akan menciptakan suatu pribadi yang luhur. Dengan membiasakan diri untuk disiplin masuk kelas sebelum guru memulai pelajaranya, maka siswa tidak akan ketinggalan materi yang dibahas pada hari tersebut. Minimal siswa sudah siap di kelas 5 menit sebelum guru hadir dan memulai pelajarannya. Agar pemahaman siswa terhadap materi juga lebih maksimal.
4) Terbiasa belajar sampai paham betul dan bahkan tuntas tak terlupakan lagi.
Seorang siswa akan selalu dituntut untuk benar-benar menguasai bahan pelajaran secara lengkap sebelum melangkah pada materi berikutnya. Memahami, mencatat dan menghafal materi merupakan satu kesatuan untuk membantu agar siswa dapat menguasai bahan-bahan pelajarannya hingga tuntas. Jika terdapat materi yang belum dimengerti dan sukar difahami, siswa dapat menanyakanya pada guru atau pada temannya sehingga materi yang sulit akan lebih mudah difahami.
Siswa yang sulit memahami materi yang dipelajarinya terkadang disebabkan karena kurangnya konsentrasi dalam belajar. Sedangkan menurut Slameto, penyebab dari sulitnya berkonsentrasi adalah karena kurang berminat terhadap mata pelajaran yang dipelajari; terganggu oleh keadaan lingkungan seperti bising, keadaan yang kurang kondusif, cuaca buruk dan lain-lain; pikiran kacau atau sedang mengalami banyak masalah sehingga kondisi jiwa dan raganya terganggu, bosan terhadap sekolah/pelajaran dan lain sebagainya.
5) Terbiasa mengunjungi perpustakaan.
Tidak seorang pun belajar tanpa bacaan. Dan perpustakaan adalah gudang dari bacaan tersebut. Sebagaimana yang telah disebutkan oleh Ahmadi, bahwa dengan menjadi pengunjung perpustakaan yang setia dan dapat mempergunakan perpustakaan dengan tangkas dan baik, maka seorang pelajar akan menjadi seorang yang berpengetahuan. [12]
Indikator siswa dengan kebiasaan belajar yang baik seperti dirangkum Magforwomen.com :
1. Punya lokasi khusus belajar
Belajar yang baik tentunya harus dalam kondisi tenang dan senyaman mungkin. Hal itu tidak akan terjadi jika anda belajar di sembarang tempat. Anda membutuhkan ruang yang nyaman dan tidak berisik.
Jika anda memilih belajar di kamar, pastikan anda memiliki meja khusus untuk belajar dengan posisi tubuh yang pas dibandingkan hanya tiduran di kasur. Anda butuh ruang agar ponsel maupun komputer berjarak dari tempat tidur.
2. Memberi penekanan pada teks penting
Siswa yang baik juga membiasakan meningkatkan pengheliatan mereka secara visual ketika membaca. Memberi penekanan dengan spidol atau stabilo untuk hal-hal yang penting saat membaca akan membantu siswa memahami suatu hal lebih cepat.
Bahkan, saat terlupa dengan pelajaran ketika ujian cara tersebut akan sangat membantu. Setelah itu, anda juga bisa membuat catatan kecil tentang perbandingan konsep yang baru dibaca.
3. Membuat jadwal
Membuat jadwal belajar juga merupakan hal penting jika seorang siswa ingin kegiatannya lebih teratur. Anda pun harus memiliki jam-jam tertentu untuk belajar dengan tujuan-tujuan dan target.
Penting juga agar anda bisa seimbang melakukan berbagai kegiatan yang lain dan istirahat agar pikiran tidak penuh dengan informasi pelajaran yang kadang membuat jenuh. Semakin terencana dan terjadwal segala kegiatan, maka akan membuat diri semakin relaks dan percaya diri menghadapi ujian.
4. Banyak berlatih
Siswa yang baik dan cerdas pastinya sangat memahami pentingnya berlatih. Sekedar mempelajari tiap bab tentu tidak cukup, anda harus menguji diri sendiri sebagai tanda apakah anda menyerap pelajaran dengan baik dan sukses. Latihlah kemampuan anda dengan menjawab soal-soal latihan ujian. [13]
Indikator kebiasaan belajar yang buruk, kebiasaan belajar yang buruk akan mempersulit siswa memahami pengetahuan, menghambat kemajuan studi, dan akhirnya mengalami kegagalan. Bentuk-bentuk dari kebiasaan belajar yang buruk tersebut yaitu: (1) hanya melakukan belajar secara mati-matian setelah ujian di ambang pintu, (2) sesaat sebelum berangkat ke sekolah barulah ribut mengumpulkan buku dan peralatan yang perlu dibawa, (3) sering terlambat masuk kelas, (4) belajar seperlunya saja sehingga butir-butir pengetahuan masih kabur dan banyak terlupakan, (5) jarang sekali masuk perpustakaan dan tidak tahu cara mempergunakan ensiklopedi dan berbagai karya acuan lainnya.[14]
5. Pentingnya Kebiasaan Belajar dalam Proses Belajar
Keberhasilan dalam belajar, tidak hanya di tentukan oleh kemampuan dasar saja, tetapi juga di tentukan oleh bagaimana cara belajar. Kebiasaan belajar merupakan cara-cara yang di lakukan pelajar dalam proses belajar. Kebiasaan belajar ini sangat menentukan prestasi yang akan di capai. Kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan siswa, kegagalan belajar yang dialami siswa karena tidak memiliki kebiasaan belajar yang baik. Bukan tidak mungkin siswa yang memiliki kemampuan tinggi tidak mencapai prestasi yang sesuai dengan kemampuan bahkan prestasinya di bawah siswa yang mempunyai kemampuan rata-rata. Sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan rata-rata dapat mencapai prestasi yang optimal karena menggunakan kebiasaan belajar yang efektif. Kebiasaan belajar yang efektif mencakup cara mengetur waktu belajar dengan cara membuat jadwal sesuai rencana aktivitas belajar yang akan di lakukan, cara membaca modul yang tepat, berkonsentrasi yang baik dan melaksanakan ujian dalam keadaan tenang. Kebiasaan belajar berhubungan dengan prestasi belajar siswa. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar baik akan menghasilkan prestasi belajar yang tinggi. Maka dari itu kebiasaan belajar sangat penting dalam proses belajar.[15]
Belajar secara efektif memerlukan banyak cara dan perjuangan. Belajar efektif juga harus diterapkan di keseharian siswa dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pelajar, cara belajar yang efektif sangat membantu siswa dalam mengingat-ingat pelajaran sehingga nilai ulangan maupun ujian siswa akan baik dan sesuai dengan keinginan siswa.
Kebiasaan belajar yang efektif juga akan berdampak dalam kehidupan sehari-hari siswa dimana mereka akan senantiasa terbiasa melakukan sesuatu dengan hasil yang maksimal namun mereka bisa menggunakan waktu yang minimal.
Jika seorang siswa tidak memiliki cara atau kebiasaan belajar yang efektif maka banyak kerugian yang akan diterima, seperti rugi waktu, rugi tenaga yang akhirnya akan berdampak buruk bagi siswa tersebut. Kerugian itu juga akan berdampak pada orang-orang yang ada disekitar siswa, khususnya orang tua yang sudah susah payah menyekolahkan mereka.[16]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kebiasaan adalah serangkaian perbuatan seseorang secara berulang-ulang dengan cara yang sama dan berlangsung tanpa proses berpikir lagi. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat di pahami bahwa kebiasaan belajar merupakan serangkaian tingkah laku yang di lakukan secara konsisten/berulang oleh siswa dalam kegiatan belajarnya.
Faktor-faktor yag mempengaruhi kebiasaan belajar ada 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Terdapat teori dan indikator yang harus ada dalam kebiasaan belajar agar bisa mendapatkan hasil belajar yang maksimal serta prestasi belajar yang memuaskan.
Kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan siswa, kegagalan belajar yang dialami siswa karena tidak memiliki kebiasaan belajar yang baik. Maka dari itu kebiasaan belajar merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar jika ingin mendapat prestasi belajar yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Belajar”, Psychologymani (online) 2008, ( http://www. Psychologymania.co.id, diakses tanggal 8 Desember 2015).
Arifin, Prima. “Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII B SMP Negeri 13 Malang”, (2012), 3.
Artana, Made. “Pengaruh Pelaksanaan Pembelajaran Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Kelas X Sma Lab Singaraja”, 2.
Ibrahim. “Kebiasaan Belajar Matematika Siswa dan Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah”. (November 2012), 44.
Kristanti, Fransiska Silvia Bety. “Hubungan Kebiasaan Belajar Siswa Dan Hasil Akademik Siswa Dalam Mata Pelajaran Bahasa Inggris Para Siswa Kelas II SMP Pengudi Luhur Sedayu Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007”. (2007), 16.
Kuswanti, Eko. “Hubungan Antara Keberhasilan Belajar dengan Penilaian Terhadap Sistem Evaluasi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa”, jpp, (2010), Volume 8 Nomor 1.
Marthayunanda. “Teori Kebiasaan Belajar”, (online) 2015 ( http://www. Teori Kebiasaan Belajar_Download Soal.co.id, diakses tanggal 7 Desember 2015).
Prasetya, Ignatius Gemilau Ragil. “Bimbingan Belajar Efektif Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajarpada Siswa Kelas VII”. Kajian Ilmiah Psikologi (Januari , 2013), No 1, Vol. 2, Januari - Juni 2013, hal. 1 – 4.
Pratiwi, Listya. “6 Kebiasaan Belajar Yang Wajib Dilakukan Siswa”, (online) 2 April 2015 ( http://www. Kebiasaan Belajar yang Wajib Dilakukan Siswa.co.id. diakses tanggal 7 Desember 2015).
Purwanto, M Ngalim. Psikologi Pendidikan Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.
Roida, Siagian Eva Flora. “Pengaruh Minat dan Kebiasaan Belajar SiswaTerrhadap Prestasi Belajar Matematika”. Jurnal Formatif , 2(2): 122-131.
Rona Binham. “Pentingnya Sikap dan Kebiasaan Belajar Efektif”, Cave Motivasi (online), 8 Mei 2012( http://www. Sikap dan Kebiasaan Belajar Efektif_Cave Motivasi.co.id, diakses tanggal 7 Desember 2015).
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.
Wardani, Intan Kusuma. ”Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Fisik terhadap Hasil Belajar”, 3.
*Sumber: http://auliya09.blogspot.com/2015/12/makalah-kebiasaan-belajar.html
Tag :
Lainnya
0 Komentar untuk "Kebiasaan Belajar dan Pengaruhnya"