BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perusahaan dituntut untuk menghadapi persaingan dan perubahan pasar. Manajer harus dapat memilih dan menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan pada suatu periode waktu menjadi kata kunci yang harus dilakukan oleh manajer.
Sebelum memasuki bisnis internasional, tentu ada motif yang mendorong suatu global kompetitor. Namun ada tantangan yang harus dihadapi oleh global kompetitor, yaitu bagaimana memperoleh keunggulan kompetitif dan menerapkan strategi global yang akan digunakan ketika go international. Strategi global mengasumsikan produk-produk yang lebih distandarisasi dan kontrol oleh kantor pusat. Akibatnya, strategi kompetitif disentaralisasi dan dikontrol oleh kantor pusat. Unit-unit bisnis strategis yang beroperasi di setiap negara diasumsikan saling tergantung (interdependent), dan kantor pusat berusaha untuk menyatukan bisnis-bisnis yang tersebar di negara-negara tersebut. Dengan strategi ini, perusahaan menawarkan produk-produk standar ke berbagai pasar di negara-negara yang berbeda dan strategi kompetitif ini ditentukan oleh pusat. Jadi strategi global menekankan pada skala ekonomi dan menawarkan lebih banyak peluang untuk mendayagunakan inovasi yang dikembangkan pada tingkat perusahaan atau dalam sebuah negara atau di pasar-pasar lainnya.
Strategi global memiliki resiko yang rendah, tetapi dapat melewatkan peluang-peluang yang tumbuh di pasar-pasar lokal, baik karena pasar-pasar itu tidak menunjukkan adanya peluang atau karena peluang-peluang itu mengharuskan produk-produk tersebut disesuaikan pada pasar lokal. Akibatnya srategi ini tidak responsif terhadap pasar-pasar lokal dan sulit dikelola karena kebutuhan untuk mengkoordinasi strategi-strategi tersebut dan mengoperasikan keputusan lintas negara. Akibatnya, pencapaian kegiatan operasi yang efisien perlu berbagi sumber daya dan penekanan diberikan pada koordinasi dan kerjasama antar unit di lintas negara tersebut.
Hal tersebut menarik perhatian penyusun untuk mempelajari strategi internasional. Maka sesuai dengan latar belakang tersebut, penyusun mengambil judul “STRATEGI INTERNASIONAL”.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan bisnis internasional?
2. Apa metode yang digunakan untuk dapat Go International?
3. Apa motivasi dalam melakukan internasionalisasi bisnis?
4. Bagaimana cara memperoleh keunggulan kompetitif?
5. Bagaimana strategi global total dalam bisnis internasional?
1.3 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Bisnis internasional.
2. Berbagai metode Go international.
3. Motivasi melakukan internasionalisasi bisnis.
4. Memperoleh keunggulan kompetitif di pasar global.
5. Strategi global total dalam bisnis internasional.
1.4 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Memahami apa yang dimaksud dengan bisnis internasional
2. Memahami metode yang digunakan untuk dapat Go International.
3. Memahami motivasi dalam melakukan internasionalisasi bisnis.
4. Memahami cara memperoleh keunggulan kompetitif.
5. Memahami strategi global total dalam bisnis internasional.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 BISNIS INTERNASIONAL
Terdapat beberapa definisi mengenai bisnis internasional menurut beberapa ahli seperti berikut ini:
1. Ball, McCulloch, Frantz, Geringer, Minor (2006)
Bisnis yang kegiatannya melampaui batas Negara..
2. Charles WH Hill (2008)
Perusahaan yang terlibat dalam perdagangan maupun investasi internasional.
3. Daniels, Radebaugh & Sullivan (2004)
Semua transaksi komersial baik oleh swasta maupun pemerintah diantara dua negara atau lebih.
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bisnis internasional merupakan suatu transaksi yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain. Transaksi bisnis itu dilakukan oleh suatu perusahaan dalam suatu negara dengan perusahaan lain atau individu di negara lain disebut Pemasaran Internasional atau International Marketing. Pemasaran internasional inilah yang biasanya diartikan sebagai Bisnis Internasional, meskipun pada dasarnya ada dua pengertian. Adapun yang membedakan adanya dua buah transaksi Bisnis Internasional yaitu:
1. Perdagangan Internasional (International Trade)
Dalam hal perdagangan internasional yang merupakan transaksi antar negara biasanya dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan impor. Dengan adanya transaksi ekspor dan impor, maka timbullah neraca perdagangan antarnegara atau “Balance of Trade”. Suatu negara dapat memiliki Surplus Neraca Perdagangan atau Defisit Neraca Perdagangan. Neraca perdagangan yang surplus menunjukan keadaan dimana negara tersebut memiliki nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan dengan nilai impor yang dilakukan dari negara partner dagangnya. Dengan neraca perdagangan yang mengalami surplus ini maka apabila keadaan yang lain konstan maka aliran kas masuk ke negara itu akan lebih besar daripada aliran kas keluarnya ke negara partner dagangnya tersebut. Besar kecilnya aliran uang kas masuk dan keluar antar Negara tersebut sering disebut sebagai neraca pembayaran atau “Balance of Payments”. Dalam hal ini neraca pembayaran yang mengalami surplus ini sering juga dikatakan bahwa negara ini mengalami pertambahan devisa negara. Sebaliknya apabila negara itu mengalami devisit neraca per dagangannya maka berarti nilai impornya melebihi nilai ekspor yang dapat dilakukannya dengan negara lain tersebut. Dengan demikian maka negara tersebut akan mengalami defisit neraca pembayarannya dan akan menghadapi pengurangan devisa negara.
2. Pemasaran Internasional (International Marketing)
Pemasaran internasional yang sering disebut sebagai Bisnis Internasional (International Business) merupakan keadaan dimana suatu perusahaan dapat terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan negara lain, perusahaan lain ataupun masyarakat umum di luar negeri. Transaksi bisnis internasional ini pada umumnya merupakan upaya untuk memasarkan hasil produksi di luar negeri. Dalam hal semacam ini maka pengusaha tersebut akan terbebas dari hambatan perdagangan dan tarif bea masuk karena tidak ada transaksi ekspor impor. Dengan masuknya langsung dan melaksanakan kegiatan produksi dan pemasaran di negeri asing maka tidak terjadi kegiatan ekspor impor. Produk yang dipasarkan itu tidak saja berupa barang akan tetapi dapat pula berupa jasa
Pengertian perdagangan internasional dengan pemasaran internasional sering dianggap sama saja, akan tetapi seperti dalam uraian di atas kedua istilah tersebut berbeda arti. Perbedaan utama terletak pada perlakuan nya dimana perdagangan internasional dilakukan oleh negara sedangkan pemasaran internasional adalah merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Disamping itu pemasaran internasional menentukan kegiatan bisnis yang lebih aktif serta lebih progresif dari pada perdagangan internasional.
2.2 BERBAGAI METODE GO INTERNATIONAL
Suatu perusahaan yang bermaksud melakukan ekspansi usahanya ke luar negeri dapat menempuh beberapa alternatif metode sebagai berikut:
1. Ekspor
Aktivitas ekspor adalah bentuk keterlibatan perusahaan dalam bisnis internasional yang paling sederhana. Perusahaan menggunakan kapasitas produksi domestic yang dimilikinya untuk produksi, distribusi, administrasi dan mengalokasikan sejumlah tertentu produksi dalam negerinya untuk pasar luar negeri.
Dalam praktik, suatu perusahaan dapat menjadi eksportir langsung/tidak langsung. Sebagai eksportir langsung, perusahaan tersebut melayani seluruh tahap ekspor dari penjualan hingga pengiriman barang. Sebagai eksportir tidak langsung, eksportir menyewa seseorang atau perusahaan lain untuk mempermudah perdagangan. Mekanisme aktivitas ekspor memerlukan hal-hal berikut ini:
- Izin dari pemerintah dalam negeri
- Jaminan transportasi yang dapat dipercaya dan asuransi transit
- Dipenuhinya persyaratan-persyaratan yang diminta negara pengimpor.
Salah Satu perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor yaitu PT Taman Delta Indonesia. PT Taman Delta Indonesia melakukan kegiatan ekspor terutama ekspor kopi ke masyarakat Timur Tengah tiap tahunnya. Selama ini ekspor kopi perusahaannya masih banyak tertuju ke Jepang dan Amerika Serikat. Perusahaan memiliki kapasitas produksi 25 ribu ton per tahun dan setiap tahun rata-rata ekspor delapan ribu hingga 10 ribu ton. Sejak tahun 2009 sejumlah pengusaha Dubai mulai intens ingin terus melakukan kontak dagang dan ingin impor kopi dari Indonesia. Adanya permintaan impor kopi dari Dubai ini membuktikan bahwa kopi asal Indonesia makin dikenal dan mampu bersaing dengan kopi dari negara lain. Ekspor kopi nasional selama Januari-Desember 2009 mencapai 775,11 juta dolar AS atau memberikan kontribusi 0,89 persen terhadap ekspor nonmogas nasional. Provinsi Jawa Tengah, merupakan salah satu sentra penghasil kopi dan terdapat beberapa eksportir yang aktif melakukan kegiatan ekspor.
Di dalam metode menembus pasar internasional lain, ekspor memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan diantaranya:
Kelebihan ekspor:
- Resiko yang ditimbulkan kecil, meningkatnya penjualan dan mengurangi stok perusahaan
- Eksportir tidak terlibat dalam masalah yang berkaitan dengan iklim usaha diluar negeri
- Melakukan ekspor merupakan cara mudah untuk mengidentifikasi potensi pasar dan memperkenalkan merk dagang
Kekurangan ekspor:
- Melakukan ekspor relatif lebih mahal dibanding metode lain dilihat dari per unit biaya terutama biaya-biaya, komisi, bea ekspor, pajak, transportasi dan juga karena kesalahan yang sering dilakukan oleh pemula
- Ekspor kurang dapat digunakan sebagai alat penetrasi pasar yang optimal karena pengepakan/promosi yang kurang digarap dengan benar
- Tambahan pangsa pasar dapat hilang bila pesaing local menjiplak barang/jasa yang ditawarkan eksportir.
2. Lisensi
Melalui lisensi, suatu perusahaan pemberi lisensi menghibahkan beberapa hak kepada perusahaan asing, yang meliputi pemberian hak untuk memproses, hak paten, program, merk, hak cipta/keahlian.
Mattel merupakan perusahaan yang memiliki lisensi untuk produk Barbie. Boneka yang telah menjadi inspirasi fashion dan bidaya ini terus melakukan ekspansi dan menghasilkan 45 produk konsumen seperti pakaian, dekorasi rumah, kecantikan, fashion, aksesoris, dan elektronik. Selain Barbie, Mattel juga memiliki lisensi untuk produk kendaraan mainan, Hot Wheels, yang banyak dibeli oleh konsumen berbagai usia.
Di dalam metode menembus pasar internasional, lisensi memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan diantaranya:
Kelebihan lisensi:
- Pemberi lisensi menerima tambahan keuntungan dibanding hanya terpaku pada suatu proses/metode didalam negeri
- Dapat memperluaas siklus hidup produk perusahaan
- Perusahaan pemberi lisensi sering mengalami peningkatan penjualan atas penggantian suku cadang diluar negeri
- Bagi perusahaan penerima lisensi akan mendapat hak memproses teknologi, yang pada gilirannya mengurangi biaya riset dan pengembangan
Kekurangan lisensi:
- Membatasi kesempatan mendapat keuntungan dimasa depan karena hak khusus perusahaan diperluas sampai periode tertentu
- Dengan memberikan hak kepada perusahaan lain, perusahaan pemberi lisensi kehilangan control terhadap kualitas produk dan proses, penyalahgunaan kekayaan, dan bahkan perlindungan terhadap reputasi perusahaan.
3. Franchising/waralaba
Menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba ialah suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik mereka (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur, dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu. Franchising hampir sama dengan lisensi. Bedanya, selain menghibahkan izin penggunaan nama, proses, metode, atau merk, perusahaan membantu penerima franchise dalam operasi dan atau pasok bahan mentah.
Contoh perusahaan pemberi franchise adalah perusahaan jasa dan restoran, khususnya fast food dan minuman ringan seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken, Pizza Hut.
Adapun kelebihan dan kelemahan dari franchising, adalah sebagai berikut:
Kelebihan:
a. Manajemen bisnis telah terbangun
Bisnis waralaba memberikan keuntungan untuk berbisnis di bawah bendera bisnis lain yang sudah memiliki reputasi yang bagus. Ide, penamaan dan manajemen suatu bisnis telah diuji coba sebelumnya dan siap untuk di implementasikan pada lokasi yang baru.
b. Sudah dikenal masyarakat
Pemasaran bisnis waralaba cenderung lebih mudah, karena bisnis sebelumnya lebih terdahulu di kenal masyarakat. Dengan kata lain, biaya dan tenaga yang diperlukan untuk membangun reputasi bisnis tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan membangun bisnis baru.
c. Manajemen finansial yang lebih mudah
Investor cenderung lebih suka untuk memberikan modal pada bisnis yang telah kokoh dari segi finansial dan jaringan pemasaran. Dengan menggunakan bisnis waralaba, sistem manajeman finansial telah di tetapkan oleh pemilik waralaba utama, sehingga kita tidak perlu dipusingkan lagi dengan manajemen finansial seperti membangun bisnis baru.
d. Kerjasama bisnis telah terbangun
Orang yang membeli waralaba bisa mendapatkan keuntungan kerjasama yang telah terbangun sebelumnya oleh pemilik waralaba. Contohnya kerjasama dengan pemasok bahan baku, pihak periklanan dan juga pemasaran.
e. Dukungan dan keamanan yang lebih kuat
Pemilik waralaba biasanya akan memberikan pelatihan seperti manajemen finansial, pemasaran, periklanan dan lain lain. Hal-hal seperti ini biasanya sudah termasuk dalam paket pembelian waralaba.
f. Bisa mendapat untung lebih besar
Banyak orang berpikir bahwa keuntungan dari bisnis waralaba adalah mendapatkan keuntungan lebih besar karena brand telah dikenal banyak orang. Tapi pada kenyataannya, hal ini tidak selalu terjadi. Biaya yang dikeluarkan oleh pembeli waralaba kepada pihak pemilik waralaba tentunya dipotong dari keuntungan yang didapat. Pembeli waralaba akan mendapatkan banyak kemudahan di saat-saat awal usaha, tapi untuk jangka panjang, para pemilik waralaba kadang menemukan bahwa memulai bisnis sendiri mungkin akan jauh lebih menguntungkan.
Kekurangan:
a. Kurang kendali
Salah satu kekurangan dari bisnis waralaba adalah kurangnya kendali dari pembeli waralaba terhadap bisnisnya sendiri, karena semua sistem telah ditentukan oleh pemilik waralaba. Sehingga ruang gerak pembeli waralaba sangat terbatas. Ide-ide untuk berkreatifitas pun terkadang tidak bisa diaplikasikan, karena adanya perjanjian-perjanjian khusus.
b. Sangat terikat dengan supplier
Untuk mendapatkan keuntungan yang mencukupi, tentunya setiap pengusaha menginginkan modal yang kecil. Salah satu caranya adalah mencari supplier yang murah. Dengan menggunakan sistem waralaba, pihak pemasok barang pun telah ditentukan. Sehingga kita tidak bisa memilih lagi supplier yang lebih murah.
c. Ketergantungan pada reputasi waralaba lain
Salah satu kekurangan terbesar dari waralaba adalah tergantungnya reputasi waralaba terhadap waralaba yang lain. Jika waralaba yang lain melakukan kesalahan yang mengakibatkan rusaknya reputasi, maka hal ini juga akan mempengaruhi waralaba yang anda kelola.
d. Biaya waralaba
Pihak pemilik waralaba akan mengajukan biaya awal untuk membeli perjanjian waralaba. Kemudian biaya lanjutan untuk pelatihan dan dukungan bagi para pembeli waralaba.
e. Pemotongan keuntungan
Pembeli waralaba di haruskan untuk membayar royalti dari sejumlah keuntungan yang didapatkan. Jika keuntungan yang didapatkan sedikit, berarti keuntungan tersebut akan dipotong untuk menutupi biaya ini.
4. Kontrak manajemen
Kontrak manajemen terjadi bila suatu perusahaan menyewakan keahlian/pengetahuannya kepada pemerintah/perusahaan luar negeri dalam bentuk orang yang datang kepada pemerintah/perusahaan dan mengelola kepentingan mereka.
Adapun kelebihan dan kelemahan dari kontrak manajemen, adalah sebagai berikut:
Kelebihan:
a. Memfokuskan sumber daya perusahaan pada bidang keahliannya
b. Keterpaparan finansial yang minim
Kelemahan:
a. Tingkat kembalian terbatas pada kontrak
b. Dapat pula secara tidak sengaja mentransfer pengetahuan dan teknik mengenai kepemilikan ke pihak yang dikontrak
5. Kontrak manufacture
Dalam kontrak manufaktur, TNC melakukan kontrak dengan mitra lokalnya dalam jasa manufaktur. Sehingga kontrak ini dapat dikatakan semacam itegrasi vertical.
Adapun kelebihan dan kelemahan dari kontrak manajemen, adalah sebagai berikut:
Kelebihan:
a. Risiko finansial rendah
b. Memperkecil sumber daya yang dipakai dalam proses manufaktur
c. Memfokuskan sumber daya perushaaan pada elemen lain dalam rantai nilai (value chain)
Kelemahan:
a. Pengendalian yang berkurang (dapat memengaruhi kualitas, jadwal pengiriman)
b. Mengurangi potensi pembelajaran
6. Investasi langsung
Bila suatu perusahaan melakukan investasi secara langsung dari luar negeri berarti benar-benar membuat komitmen atas modal, orang dan kekayaan melampaui batas wilayah negaranya. Investasi asing dapat berupa:
a. Patungan
b. Mendirikan cabang yang dimiliki penuh
Alasan investasi:
a. Memperoleh akses terhadap pasar yang lebih besar
b. Mengambil keuntungan atas perbedaan biaya di pasar luar negeri
c. Sebagai strategi bertahan untuk menghadapi gerakan pesaing utamanya atau untuk mengikuti market leader yang memasuki pasar baru
7. Patungan (Joint Venture)
Patungan adalah kerjasama bisnis dimana satu atau lebih perusahaan bergabung bersama untuk mendirikan beberapa jenis operasi. Kerja sama bisnis dimana satu atau lebih perusahaan bergabung bersama untuk mendirikan beberapa jenis operasi.
Lombok Tourism Development Corporation (LTDC) merupakan joint venture antara PT Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA) dan Bali Tourism Development Corporation (BTDC) dari pihak Indonesia dengan Emaar Properties dari pihak Arab. LTDC bertempat di Indonesia.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari joint venture, adalah sebagai berikut:
Kelebihan:
a. Dengan patungan, dapat meningkatkan pertumbuhan dan akses ke pasar baru sekaligus menghindari tarif dan pajak yang berlebihan.
b. Dapat menetralisasi persaingan yang ada dan potensial, sekaligus melindungi perusahaan dari risiko dinasionalisasi karena pemerintah lokal berkepentingan terhadap suksesnya operasi perusahaan.
c. Lebih mudah memperoleh modal di pasar local.
d. Pemerintah lokal memberikan keringanan pajak sebagai insentif bagi perusahaan asing melakukan patungan dengan perusahaan local.
Kelemahan:
a. Bagi TNC, patungan berarti membatasi pengembalian keuntungan ke kantor pusatnya
b. Bila operasi usaha berhasil, seringkali mengundang nasionalisasi oleh pemerintah negara tuan rumah
c. Menimbulkan masalah kontrol dan pengambilan keputusan
8. Cabang yang dimiliki penuh
Dengan mendirikan cabang diluar negeri yang dimiliki penuh, suatu perusahaan dapat menjaga kontrol menyeluruh terhadap pemasaran, penentuan harga, keputusan produksi dan mempertahankan kelebihan teknologi. Dalam mendirikan cabang, suatu perusahaan dapat memilih untuk mengakuisisi perusahaan yang telah berjalan atau mendirikan pabrik sendiri.
9. Operasi global
Suatu perusahaan yang melakukan globalisasi operasi akan dapat mengambil peluang bisnis yang terjadi diseluruh dunia dan tidak terbatas pada sector tertentu. Bila dunia semakin berkembang menjadi pasar global dimana produk menjadi standar di semua budaya, maka perusahaan dapat memproduksi dan menjual produk yang dapat diandalkan dengan biaya yang murah diseluruh dunia. Contoh perusahaan yang telah melakukan globalisasi operasi adalah Levi-Strauss, Pepsico, dan Coca-cola.
10. Investasi portofolio
Investasi portofolio dapat berupa investasi dalam bentuk surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan dipasar internasional seperti, uang, obligasi, surat dagang, sertifikat deposito dan saham. Investor yang memutuskan untuk membeli surat berharga didorong oleh beberapa alasan terutama:
- Melakukan diversifikasi portofolionya diantara berbagai pasar dan lokasi
- Untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi
- Menghindari resiko politik
- Berspekulasi dipasar valuta asing
2.3 MOTIVASI MELAKUKAN INTERNASIONALISASI BISNIS
Terdapat tiga teori yang umum digunakan untuk menjelaskan motivasi perusahaan dalam melakukan internasionalisasi bisnis, yaitu sebagai berikut:
1. Teori pasar tidak sempurna
Teori ini menyatakan bahwa karena adanya biaya dari transfer tenaga kerja dan sumber daya lain bagi tujuan produksi, perusahaan mungkin berupaya menggunakan faktor-faktor produksi luar negeri jika faktor-faktor ini lebih murah daripada faktor-faktor lokal. Transfer tenaga kerja dan sumber daya lainnya, bahkan dana, umumnya terkena restriksi biaya dan restriksi-restriksi lain, karena faktor-faktor produksi tidak begitu bersifat mobile dan dapat ditransfer ke mana saja. Oleh karena pasar-pasar dari berbagai sumberdaya yang digunakan dalam produksi tidak sempurna, perusahaan akan berupaya memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki negara lain.
Pasar yang tidak sempurna menyediakan insentif bagi perusahaan untuk menggali kesempatan-kesempatan yang ada di luar negeri. Perusahaan-perusahaan multinasional berupaya keras untuk mengambil keuntungan dari ketidak sempurnaan pada pasar domestik (nasional) untuk barang-barang, faktor-faktor produksi, dan financial assets. Ketidaksempurnaan-ketidaksempurnaan pada pasar untuk barang-barang tersebut ditranslasikan ke dalam peluang-peluang pasar bagi perusahaan multinasional.
2. Teori keunggulan komparatif
Teori keunggulan komparatif menekankan bahwa spesialisasi dapat meningkatkan efisiensi produksi. Negara atau perusahaan dianjurkan untuk spesialisasi produksi dan ekspor ada produk yang mempunyai keunggulan komparatif dan mengimpor produk yang tidak mempunyai keunggulan komparatif. Dengan spesialisasi pada beberapa produk berarti tidak memproduksi produk lain, sehingga perdagangan anatrnegara amat essential, berdasarkan argument ini, dapat dipahami mengapa perusahaan dapat memasuki pasar luar negeri.
J.S. Mill mengungkapkan, bahwa suatu negara akan mengkhususkan diri pada ekspor barang tertentu bila negara tersebut memiliki keunggulan komparatif (Comparative Advantage) terbesar, dan akan mengkhususkan pada impor barang bila negara tersebut memiliki kerugian komparatif (Comparative Disadvantage). Atau, suatu negara akan melakukan ekspor barang bila barang tersebut dapat diproduksi dengan biaya lebih rendah, dan akan melakukan impor barang, jika barang tersebut diproduksi sendiri dengan biaya produksi yang lebih besar.
David Ricardo mengungkapkan, bahwa perdagangan antar dua negara akan terjadi bila masing-masing negara memiliki biaya relatif yang terkecil untuk jenis barang yang berbeda. Jadi teori David Ricardo ini lebih difokuskan pada Cost Comparative Advantage, dimana perbandingan biaya relatif dalam memproduksi suatu barang menjadi dasar terjadinya perdagangan antar negara, sehingga dalam hal ini biaya absolut menjadi tidak relevan sebagai satu-satunya penyebab terjadinya perdagangan antar negara.
Teori Comparative Advantage yang dikemukakan oleh David Ricardo didasarkan pada nilai tenaga kerja (theory of labor value) yang menyatakan bahwa nilai atau harga suatu produk ditentukan oleh jumlah waktu atau jam kerja yang diperlukan untuk memproduksi satu unit barang . Teori ini memberikan pemahaman bahwa suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional (gain from trade) jika melakukan spesialisasi produksi. Hal ini mengindikasikan, apabila suatu negara dapat melakukan ekspor barang berarti negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih efisien dibandingkan negara lain. Sedangkan jika melakukan impor barang, maka negara tersebut berproduksi relatif kurang/tidak efisien dibandingkan dengan negara lain.
3. Teori siklus hidup produk.
Teori siklus produk mengatakan bahwa perkembangan hidup suatu produk mengikuti siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu masa awal dimana perusahaan baru memulai memperkenalkan produknya, di ikuti masa pertumbuhan, masa kematangan, dan terakhir adalah masa penurunan. Pesan dari teori ini pada dasarnya adalah bahwa bila suatu perusahaan telah mencapai masa kematangan.
Ada berbagai pendapatan mengenai tahap – tahap yang ada dalam Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu produk. Ada yang menggolongkannya menjadi introduction, growth, maturity, decline dan termination. Sementara itu ada pula yang menyatakan bahwa keseluruhan tahap – tahap Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) terdiri dari introduction (pioneering), rapid growth (market acceptance), slow growth (turbulance), maturity (saturation), dan decline (obsolescence). Meskipun demikian pada umumnya yang digunakan adalah penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu introduction, growth, maturity dan decline.
Menurut Basu Swastha & Handoko (2013:122), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat tahap, yaitu:
a. Tahap perkenalan (introduction).
Pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-betul baru) Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual. Di samping itu distribusi barang tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah.
b. Tahap pertumbuhan (growth).
Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya.
c. Tahap kedewasaan (maturity)
Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang baru. Pada tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan.
d. Tahap kemunduran (decline)
Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh menurun. Apabila barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas. Altematif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara lain:
1) Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
2) Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program produksinya agar lebih efisien.
3) Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
4) Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah ada.
5) Meninggalkan sama sekali barang tersebut.
2.4 MEMPEROLEH KEUNGGULAN KOMPETITIF DI PASAR GLOBAL
Suatu perusahaan dikatakan memiliki keunggulan kompetitif ketika perusahaan tersebut mempunyai sesuatu yang tidak dimiliki pesaing, melakukan sesuatu lebih baik dari perusahaan lain, atau mampu melakukan sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh perusahaan lain. Perusahaan berusaha menghasilkan produk barang atau jasa sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pelanggannya dan mendapatkan keuntungan lebih banyak dibanding dengan pesaingnya. Perusahaan bisa menghasilkan keuntungan ini dengan menggunakan berbagai strategi. Dalam bidang sistem informasi keunggulan kompetitif mengacu pada penggunaan informasi untuk meningkatkan pangsa pasar.
Pada kondisi perekonomian global sekarang ini, yang ditunjukkan dengan hilangnya batas-batas negara dari segi investasi, industri, individu, dan informasi pada umumnya, serta kondisi persaingan yang ketat dalam lingkungan bisnis yang bersifat dinamis, maka diperlukan upaya-upaya perusahaan agar tetap survive serta mampu bersaing secara global. Salah satu upaya penting yang perlu dilakukan adalah merumuskan strategi perusahaan yang adaptif serta mudah disesuaikan untuk mengikuti perkembangan perubahan yang terjadi secara mendadak dalam kondisi persaingan global. Strategi yang memungkinkan perusahaan beradaptasi serta meningkatkan kemampuan bersaingnya secara global dalam kondisi perekonomian global yang terbulen adalah melalui aliansi strategis.
Keunggulan kompetitif berasal dari dua sumber keunggulan. Sumber keunggulan yang pertama, seseorang merasakan value jika jasa/ produk yang dinikmati sepadan atau lebih besar dari biaya yang keluarkan. Sumber keunggulan kompetitif yang kedua adalah keunikan. Artinya adalah produk tidak mudah dicontoh atau di-copy oleh pesaing.
Keunggulan kompetitif dalam tercipta apabila terdapat kesepadanan antara distinctive competencies dari sebuah perusahaan dengan faktor-faktor kritis untuk sukses dalam industrinya yang memungkinkan perusahaan. Terdapat dua cara untuk mencapai keunggulan kompetitif, yaitu:
1. Keunggulan kompetitif dapat tercapai apabila perusahaan melakukan strategi biaya yang memungkinkan untuk menawarkan produk pada harga yang lebih rendah dibanding pesaing.
2. Keunggulan kompetitif juga dapat dicapai dengan strategi diferensiasi produk sehingga pelanggan mempunyai persepsi tentang manfaat mufakat unik yang membenarkan harga tinggi.
Kedua strategi tersebut mempunyai dampak yang sama untuk menigkatkan manfaat yang dirasakan pelanggan. Pada dasarnya aliansi adalah sinergi untuk meningkatkan keunggulan kompetitif. Dengan beraliansi, perusahaan berharap dapat menciptakan nilai lebih melalui transfer skill atau berbagai sumber daya di antara berbagai unit bisnis, sebagai contohnya adalah aliansi yang dilakukan oleh United Technology dengan DOW Chemical yang berhasil membangun suatu piranti berbasis plastik terpadu untuk keperluan industri kedirgantaraan.
Aliansi Strategis yang dilakukan dua perusahaan atau lebih dalam menghasilkan suatu produk hanya bisa meringankan beban biaya dan mempersingkat waktu, tetapi juga mempercepat proses produksi sehingga produk yang dihasilkan tetap inovatif dan mampu meraih konsumen sehingga memberikan keuntungan. Aliansi strategis dapat membantu perusahaan untuk mentransformasikan operasinya dan memperoleh akses pada berbagai sumber-sumber baru teknologi, pasar dan wawasan yang mungkin sulit bagi perusahaan untuk melakukan dan mempelajari dengan sendiri.
Dengan demikian untuk mencapai keunggulan kompetitif, aliansi yang dilakukan perusahaan pada prinsipnya berupa pengkoordinasian dan saling keterkaitan (linkage) setiap aktivitas dalam value chain antar perusahaan yang akan memberikan nilai tambah. Ada tiga kondisi yang harus dipenuhi untuk mewujudkan aliansi strategis. Ketiga kondisi tersebut adalah :
1. Mitra aliansi tetap independent. Artinya walaupun terjadi aliansi atau kerjasama tetapi masing-masing perusahaan tetap menjalankan fungsi usahanya dan tetap independent.
2. Setiap mitra bertanggung jawab atas mitra strategis dalam aliansi, misalnya tugas pemasaran, penelitian, dan pengembangan.
3. Setiap mitra terus menerus memberikan kontribusi, misalnya apabila terjadi keresahan dalam perusahaan yang beraliansi. Hal itu menjadi tugas mitra lokal untuk mengamankan terus menerus .
2.5 STRATEGI GLOBAL TOTAL
Secara umum, ada tiga pandangan tentang strategi global. Pertama, strategi global adalah salah satu bentuk perusahaan multinasional (multinational enterprise/MNE) strategi yang menjadi (treats) negara di seluruh dunia sebagai sebuah pasar global (global marketplace) (Levitt, dan Yip dalam Peng dan Miles, 2009). Strategi MNE lainnya biasanya dikenal sebagai internasional (atau eksport-driven), multidomestik dan transnasional (Bartlett dan Ghoshal dalam dalam Peng dan Miles, 2009). Namun, strategi ini tampaknya merupakan bentuk ideal yang tidak ada di antara MNE (Rugman dan Verbeke 2004).
Pandangan kedua menjadikan (treats) strategi global sebagai manajemen strategi internasional (Bruton et al 2004;. Inkpen dan Ramaswamy 2006; Lu 2003). Jadi manajemen internasional strategis lebih luas daripada 'strategi global' seperti yang didefinisikan oleh pandangan pertama. Pandangan ketiga mendefinisikan strategi global secara luas: strategi perusahaan di seluruh dunia, yang merupakan teori perusahaan tentang cara sukses untuk bersaing (Peng dan Delios 2006). Definisi ini secara eksplisit mencakup strategi perusahaan internasional (cross-border) dan non-internasional (domestic).
Definisi ketiga menjadikan (treats) strategi global sebagai strategi perusahaan di seluruh dunia (Peng dan Delios 2006). Dengan kata lain, pengertian strategi global tidak didefinisikan secara sempit atau tidak relevan (pandangan pertama), atau menyamakan strategi global dengan manajemen strategis internasional (pandangan ke dua). Meskipun benar bahwa definisi pertama secara eksplisit fokus pada aspek-aspek internasional, definisi kedua terfokus tata kelola perusahaan dan CSR. Secara keseluruhan, global strategi sebagai lapangan di persimpangan antara manajemen strategis dan bisnis internasional.
Strategi global memiliki resiko yang rendah, tetapi dapat melewatkan peluang-peluang yang tumbuh di pasar-pasar lokal, baik karena pasar-pasar itu tidak menunjukkan adanya peluang atau karena peluang-peluang itu mengharuskan produk-produk tersebut disesuaikan pada pasar lokal. Akibatnya srategi ini tidak responsif terhadap pasar-pasar lokal dan sulit dikelola karena kebutuhan untuk mengkoordinasi strategi-strategi tersebut dan mengoperasikan keputusan lintas negara. Akibatnya, pencapaian kegiatan operasi yang efisien perlu berbagi sumber daya dan penekanan diberikan pada koordinasi dan kerjasama antar unit di lintas negara tersebut. Strategi ini banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang.
Di bawah ini merupakan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melakukan strategi global:
1. Membentuk tim global
Keterlibatan setiap manajer sangat penting bagi keberhasilan strategi global. Pemilihan anggota tim merupakan kunci daalam pengambilan keputusan. Anggota tim global yang dipilih berasal dari:
- Pimpinan bisnis
- Perwakilan senior dari bisnis terkait
- Eksekutif perusahaan senior
Idealnya satu tim terdiri dari enam sampai delapan orang. Sebagai tambahan, tim membutuhkan staf yang bertugas dalam perencanaan. Suatu tim dipimpin oleh ketua.
Permasalahan yang sering dihadapi oleh tim global adalah menentukan jadwal rapat. Oleh karena itu, jadwal rapat harus ditentukan pada saat pertemuan pertama rapat. Karena setiap anggota tim memiliki kesibukan masing-masing, jadwal rapat sebaiknya dilakukan 2 sampai 3 kali dalam satu bulan. Selain itu dalam pemilihan lokasi rapat, sebaiknya dilakukan bergiliran dari satu negara ke negara lain.
2. Menentukan bisnis
Pemimpin dari tim global harus memiliki gagasan bisnis yang akan dianalisis sebelum mereka dapat membentuk tim global, namun gagasan dari anggota pun diperlukan. Dalam bisnis sendiri terdapat tiga dimensi produk atau jasa, yaitu fungsi, tenaga kerja, dan layanan konsumen.
3. Mengidentifikasi pasar
Setelah menentukan pasar, tim global menetukan pasar yang akan dimasuki, mulai dari bentuk pasar, meramalkan permintaan pasar, dan menentukan market share.
4. Mengidentifikasi pesaing
Tim global harus menentukan pesaing mana yang dianggap paling penting untuk diidentifikasi. Pesaing yang yang harus dianalisis adalah sebagai berikut:
a. Semua pesaing global yang memiliki market share di atas 5%
b. Pesaing terbesar yang berada di negara asalnya, meskipun pesaing tersebut tidak go international.
c. Pesaing global yang potensial
Jika memungkinkan, jumlah perusahaan yang masuk daftar pesaing harus ada sepuluh pesaing atau lebih.
5. Memeriksa strategi inti
Dalam menganalisis strategi global, terkadang beberapa anggota dari tim global tidak mengetahui apa strategi inti dari bisnis mereka atau memiliki pandangan yang berbeda mengenai strategi inti dari bisnis mereka. Sehingga akan sangat membantu jika mengetahui strategi inti sedini mungkin. Cara yang paling baik dalam memeriksa strategi inti adalah dengan meminta para anggota menuliskan strategi inti yang ada di pikiran mereka. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman antaranggota. Strategi inti ini harus meliputi:
- Deskripsi mengenai bisnis
- Tujuan strategis
- Target keuangan
- Sumber keunggulan kompetitif
- Unsur-unsur strategis
- Aktivitas pertambahan nilai
- Strategi kompetitif
6. Memeriksa pemilihan negara
Pemilihan negara merupakan hal terpenting dari internasionalisasi dan globalisasi. Manajer perlu mempertimbangkan segala sesuatu mengenai negara yang akan dipilih mulai dari kondisi politik, ekonomi, sosial, teknologi, dan hukum.
Tim global harus mengevaluasi pemilihan negara dengan menggunakan tahap-tahap berikut:
a. Mengidentifikasi wilayah/negara
Tim global harus mengidentifikasi seluruh wilayah atau negara yang sudah dipilih atau yang akan dipilih.
b. Mengembangkan subfaktor untuk setiap faktor yang ada
Tim global harus mengembangkan daftar dari subfaktor untuk menaksir setiap faktor.
c. Memeberikan bobot untuk setiap subfaktor
Tim global harus memberikan bobot pada setiap subfaktor dengan jumlah bobot sebesar 100 poin.
d. Memberikan rating untuk setiap negara pada setiap subfaktor
Tim global harus memberi rating pada setiap wilayah atau negara pada setiap subfaktor dengan skala 0 sampai 10.
e. Mengkombinasikan bobot dan rating agar menjadi skor total untuk setiap negara atau wilayah
Untuk menentukan rating total dari setiap negara, bobot dan rating harus dikalikan, kemudian dijumlahkan.
f. Menentukan skor total untuk resiko dari setiap negara
Total dari rating negara harus menentukan resiko dari tiap negara seperti kestabilan politik, resiko pengambilalihan, dan resiko nilai tukar mata uang
7. Mendiagnosis potensi globalisasi industri
Untuk mendiagnosis potensi globalisasi industri, ada dua tahap yang harus ditempuh. Pada tahap pertama, tim global dapat membuat penilaian awal dalam rapat. Hasil penilaian dapat diverifikasi oleh manajer dan staf di tahap kedua. Selanjutnya tim global harus mengidentifikasi bagaimana globalisasi industri menciptakan peluang.
8. Mengevaluasi strategi global
Terdapat tiga gagasan utama untuk mengevaluasi strategi global:
a. Analisis keuntungan potensial dari penggunaan strategi global
b. Analisis dari globalisasi industri
c. Analisis mengenai reaksi pesaing
9. Mengevaluasi kapabilitas organisasi
Selanjutnya tim global akan mengevaluasi organisasi atau perusahaan, apakah organisasi atau perusahaan tersebut akan mampu atau tidak dalam memasuki bisnis global
10. Mengembangkan program global
Tugas terakhir dalam analisis strategi global yang akan dilakukan oleh tim global adalah mengspesifikasi rencana program yang akan mereka jalankan. Dengan kata lain tahap terakhir ini adalah memastikan implementasi dari program yang akan dijalankan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bisnis internasional merupakan suatu transaksi yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain. Terdapat beberapa metode yang dilakukan suatu perusahaan atau organisasi agar Go International, diantaranya ekspor, lisensi, franchising/waralaba, kontrak manajemen, kontrak manufacture, patungan (Joint Venture), cabang yang dimiliki penuh, operasi global, dan investasi portofolio. Adapun terdapat tiga teori umum yang menjelaskan timbulnya motivasi melakukan internasionalisasi bisnis, yaitu teori pasar tidak sempurna, teori keunggulan komparatif, dan teori siklus hidup produk. Selain itu, untuk memperoleh keunggulan kompetitif di pasar global, yaitu melakukan strategi biaya dan strategi diferensiasi. Kemudian adapun global strategi yang berperan sebagai lapangan di persimpangan antara manajemen strategis dan bisnis internasional.
Saran
Ini adalah makalah sudah penyusun susun dengan sebaik-baiknya, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan.
Setelah membaca makalah ini, pembaca disarankan untuk membaca referensi lain dari media cetak maupun media elektronik.
DAFTAR PUSTAKA
Ball, Geringer, Minor, McNett. 2006. Edisi 12 International Business. Bandung: Salemba Empat
Dharmmesta, Basu Swastha., Handoko, T. Hani. 2012. Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen. Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta.
Daniels, J. D., Radebaugh, L. H., & Sullivan, D. P. 2004. International business: Environments and operations. Upper Saddle River, N.J: Prentice Hall.
Hill, Charles W.L. 2008. International Business. McGraw Hill Higher Education.
Wicaksono Bagus Kurniawan, 2017. Bisnis Internasional. Dalam http://wicaksonobagusk97.blogspot.co.id/2017/01/bisnis-internasional-wicaksono-bagus.html (Diakses tanggal 29 April 2017)
Talentia Kristi, 2013. Bisnis Internasional. Dalam http://talentiakirsti.blogspot.co.id/2013/01/bisnis-internasional.html (Diakses tanggal 29 April 2017)
Cerita Kami, 2013. Contoh Perusahaan yang melakukan exporting, licensing, franchising, joint venture, wholly owned subsidiary. Dalam http://chitchatmanagement.blogspot.co.id/2013/04/contoh-perusahaan-yang-melakukan.html (Diakses tanggal 29 April 2017)
Untoro, 2015. Strategi Global. Dalam http://untoro14.blogspot.co.id/2015/11/ strategi-global.html (Diakses tanggal 29 April 2017)
Rohmanto, 2015. Manajemen Keuangan Internasional. Dalam http://rohmanto96.blogspot.co.id/2015/03/manajemen-keuanagan-internasional.html (Diakses tanggal 29 April 2017)
*Sumber: https://www.academia.edu/32902414/MAKALAH_STRATEGI_INTERNASIONAL
Tag :
Manajemen Strategi
0 Komentar untuk "Strategi Internasional"