BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut English and English, emosi adalah “A complex feeling accompanied by characteristic motor and glandular activies” ( suatu keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris ). Sedangkan Sarlito Wirawan Sarwono berpendapat bahwa emosi merupakan “setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah ( dangkal ) maupun pada tingkat yang luas (mendalam).
Setiap anak memiliki emosi yang berbeda-beda dan biasanya hal itu tergantung dari suasana hatinya dan kadang juga dipengaruhi dari situasi di lingkungannya. Perasaan emosi anak ada yang negatif ada pula yang positif. Perasaan marah dan takut merupakan emosi negatif pada anak sedangkan perasaan senang atau gembira merupakan emosi positif pada anak.
Gejala- gejala emosional para anak seperti perasaan sayang, marah, takut, bangga dan rasa malu, cinta dan benci, harapan-harapan dan putus asa, perlu dicermati dan dipahami dengan baik. Sebagai pendidik mengetahui setiap aspek tersebut dan hal yang lain merupakan sesuatu yang terbaik sehingga perkembangan remaja sebagai peserta didik berjalan dengan normal dan mulus tanpa ada mengalami gangguan sedikitpun.
Emosi dapat juga didefinisikan sebagai suatu suasana yang kompleks dan getaran jiwa yang menyertai atau muncul sebelum/sesudah terjadinya perilaku. Gejala-gejala seperti takut, cemas, marah, dongkol, iri, cemburu, senang, kasih sayang, simpati, dan sebagainya merupakan proses manifestasi dari keadaan emosional pada diri seseorang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh emosi anak terhadap kecenderungan perilaku afektif anak?
2. Bagaimana pengaruh emosi terhadap kepribadian anak?
3. Bagaimana perkembangan perilaku sosial anak?
C. Prosedur Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah dalam makalah ini menggunakan prosedur sebagai berikut: mengumpulkan data tertulis dari sumber-sumber dan pendapat para tokoh untuk menjawab rumusan masalah, reduksi data dan menyimpulkan data.
D. Sistematika Uraian
Sistematika uraian makalah ini terdiri dari tiga bagian, yaitu pertama, pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, prosedur pemecahan masalah dan sistematika uraian. Kedua, isi atau kajian teori dari lingkungan pendidikan berdasarkan buku sumber. Ketiga, kesimpulan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Emosi
Emosi adalah sebagai sesuatu suasana yang kompleks (a complex feeling state) dan getaran jiwa ( a strid up state ) yang menyertai atau munculnya sebelum dan sesudah terjadinya perilaku. (Syamsudin, 2005:114). Sedangkan menurut Crow & crow (1958) (dalam Sunarto, 2002:149) emosi adalah “An emotion, is an affective experience that accompanies generalized inner adjustment and mental physiological stirred up states in the individual, and that shows it self in his overt behavior.”
Jadi emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
Menurut James & Lange, bahwa emosi itu timbul karena pengaruh perubahan jasmaniah atau kegiatan individu. Misalnya menangis itu karena sedih, tertawa itu karena gembira.
Sedangkan menurut Lindsley bahwa emosi disebabkan oleh pekerjaan yang terlampau keras dari susunan syaraf terutama otak, misalnya apabila individu mengalami frustasi, susunan syaraf bekerja sangat keras yang menimbulkan sekresi kelenjar-kelenjar tertentu yang dapat mempertinggi pekerjaan otak, maka hal itu menimbulkan emosi.
B. Pengaruh Emosi terhadap Kecenderungan Perilaku Afektif Anak
Dibawah ini adalah beberapa contoh tentang pengaruh emosi terhadap perilaku afektif anak di antaranya sebagai berikut:
a. Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah dicapai.
b. Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa (frustasi)
c. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup (nervous) dan gagap dalam berbicara.
d. Terganggu penyesuaian social, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.
e. Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengaruhi sikapnya di kemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain. (Yusuf, 2004 : 115).
C. Pengaruh Emosi Terhadap Kepribadian Anak
Emosional dapat diidentifikasikan pengaruhnya ke dalam berbagai kecenderungan bentuk perilaku seperti sikap-sikapnya untuk menolak-menerima,mendekati-menjauh, berbuat-tidak berbuat (diam), menghargai-tidak menghargai, mempercayai-tidak mempercayai, bahkan lebih dalam lagi menyakiti-tidak menyakiti terhadap objek-objek (termasuk dirinya sendiri) baik bersifat material maupun non material atau manusiawi dan non manusiawi.
Berdasarkan studi atas arah kecenderungan perilaku afektif yang dominan terhadap jenis-jenis objek tertentu, Edward Spranger (Loree,1975:467-468) mengidentifikasi enam jenis kecenderungan manusia, yang akan berkembang menjadi karakteristik kepribadiannya, ialah tipe-tipe manusia sebagai berikut:
1. teoretis, cenderung menggandrungi dan mencari nilai kebenaran.
2. ekonomis, cenderung selalu menilai dari segi kemanfaatan, kepraktisan dan pertimbangan untung-rugi.
3. estetis, cenderung ke arah menilai dan menikmati keindahan musik, artistik, kesusastraan, ekspresi naturalistik (keindahan alam),bentuk dan harmonis.
4. Sosial, mengabdikan diri dan sangat mencintai masyarakat sesamanya,
5. politis,cenderung untuk memperoleh kekuasaan,dan berkuasa.
6. Religius,cenderung selalu berusaha memahami rahasia alam semesta dan mengabdikan dirinya kepada Sang Maha Penciptanya.
D. Perkembangan Perilaku Emosi Anak
Pada umumnya, ada empat kunci utama emosi pada anak yaitu:
1. perasaan marah
perasaan ini akan muncul ketika anak terkadang merasa tidak nyaman dengan lingkungannya atau ada sesuatu yang mengganggunya. Kemarahan pun akan dikeluarkan anak ketika merasa lelah atau dalam keadaan sakit. Begitu pun ketika kemauannya tidak dituruti oleh orangtuanya, terkadang timbul rasa marah pada si anak.
2. perasaan takut
rasa takut ini di rasakan anak semenjak bayi. Ketika bayi mereka takut akan suara-suara yang gaduh atau rebut. Ketika menginjak masa anak-anak, perasaan takut mereka muncul apabila di sekelilingnya gelap. Mereka pun mulai berfantasi dengan adanya hantu, monster dan mahluk-mahluk yang menyeramkan lainnya.
3. perasaan gembira
perasaan gembira ini tentu saja muncul ketika anak merasa senang akan sesuatu. Contohnya ketika anak diberi hadiah oleh orang tuanya, ketika anak juara dalam mengikuti suatu lomba, atau ketika anak dapat melakukan apa yang diperintahkan orang tuanya. Banyak hal yang dapat membuat anak merasa gembira.
4. rasa humor
Tertawa merupakan hal yang sangat universal. Anak lebih banyak tertawa di bandingkan orang dewasa. Anak akan tertawa ketika melihat sesuatu yang lucu.
Keempat perasaan itu merupakan emosi negatif dan positif. Perasaan marah dan ketakutan merupakan sikap emosi yang negatif sedangkan perasaan gembira dan rasa lucu atau humor merupakan sikap emosi yang positif.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Emosi adalah warna afektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan fisik. Emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Jenis emosi yang secara normal dialami antara lain: cinta, gembira, marah, takut, cemas, sedih dan sebagainya.
Aspek emosional dari suatu perilaku, pada umumnya, selalu melibatkan tiga variable, yaitu : rangsangan yang menimbulkan emosi ( the stimulus variable ), perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi bila mengalami emosi ( the organismic variable ), dan pola sambutan ekspresi atas terjadinya pengalaman emosional itu ( the response variable ). Yang mingkindapatdiubah dan dipengaruhi atau diperbaiki ( oleh para pendidik atau guru ) adalah variabelpertama dan ketiga ( the stimulus-response variable ), sedangkan variable kedua tidak mungkin di perbaiki karena merupakan proses fisiologis yangterjadi pada organisme secara mekanis.
B. implikasi dari perkembangan emosi anak terhadap pendidikan dasar
Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan, guru dapat melakukan beberapa upaya dalam pengembangan emosi remaja misalnya: konsisten dalam pengelolaan kelas, mendorong anak bersaing dengan diri sendiri, pengelolaan diskusi kelas yang baik, mencoba memahami remaja, dan membantu siswa untuk berprestasi.
Pemberian tugas-tugas yang dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab, belajar menimbang, memilih dan mengambil keputusan yang tepat akan sangat menunjang bagi pembinaan kepribadiannya. Cara yang paling strategis untuk ini adalah apabila para pendidik terutama para orang tua dan guru dapat menampilkan pribadi-pribadinya yang dapat merupakan objek identifikasi sebagai pribadi idola para remaja.
Semakin banyak kita mempelajari tentang perkembangan emosi anak, diperkirakan akan semakin baik kita dalam membimbing dan mengembangkan emosi anak. Implikasi perkembangan emosi terhadap pendidikan dasar sangat berpengaruh sekali. Implikasinya dari segi perkembangannya, apabila seorang anak dapat mengontrol emosinya, maka anak tersebut akan melakukan tugas-tugasnya dengan baik. Apabila emosinya baik atau stabil, maka belajarnya atau pendidikannya pun akan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, Elizabeth B. (2002). Psikologi Perkembangan;Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga
Peterson, Candida. ( 1996 ). Looking Forward Through The Lifespan:Developmental Psychology. Australia : Prentice Hall.
Sunarto & Agung, Hartono. (2002). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Syamsudin, Abin M. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Yusuf, Syamsu (2004). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung. Remaja Rosda Karya.
*Sumber: https://www.academia.edu/17179574/MAKALAH_EMOSIONAL_ANAK
0 Komentar untuk "Perkembangan Emosional Anak"