BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang, yang mana tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan atau laba perusahaan. Usaha ini hanya dapat dilakukan apabila perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan penjualannya, melalui usaha mencari dan membina langganan, serta usaha menguasai pasar. Tujuan ini hanya dapat dicapai apabila bagian pemasaran perusahaan melakukan strategi yang mantap untuk dapat menggunakan kesempatan atau peluang yang ada dalam pemasaran, sehingga posisi atau kedudukan perusahaan di pasar dapat dipertahankan dan sekaligus dapat ditingkatkan.
Seperti diketahui keadaan dunia usaha bersifat dinamis yang diwarnai dengan adanya perubahan dari waktu ke waktu.
Oleh karena itu, strategi pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberhasilan usaha perusahaan umumnya dan bidang pemasaran khususnya.di samping it, strategi pemasaran yang ditetapkan harus ditinjau dan dikembangkan sesuai perkembangan pasar dan lingkungan pasar tersebut. Dengan demikian, strategi pemasaran harus dapat memberi gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap kesempatan atau peluang pada pasar sasaran.
Untuk mencapai tujuan dan keberhasilan dari pemasaran perusahaan, diperlukan strategi yang baik dan matang. Diantaranya dapat melalui bauran pemasaran atau marketing mix. Marketing mix sendiri merupakan suatu perangkat atau alat pemasaran yang dapat dikendalikan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar. Dan untuk memahami apa itu marketing mix kami akan memaparkannya dalam pembahasan di bawah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari marketing mix?
2. Apa saja komponen dalam marketing mix?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MARKETING MIX
Marketing mix atau bauran pemasaran adalah perangkat alat pemasaran yang dapat dikendalikan yang dipadukan oleh firm untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran. Dalam marketing mix ini menetapkan komposisi terbaik dari keempat komponen atau variabel pemasaran untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju sekaligus mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.
Marketing mix adalah semua faktor yang dapat dikuasai oleh seorang manajer pemasaran dalam rangka mempengaruhi permintaan konsumen terhadap barang dan jasa. Marketing mix terdiri dari himpunan variabel yang dapat digunakan dan dikendalikan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya. Variabel atau kegiatan tersebut perlu dikombinasikan dan dikoordinasikan oleh perusahaan seefektif mungkin dalam melakukan tugas/kegiatan pemasarannya. Dengan demikian, perusahaan tidak hanya sekadar memiliki kombinasi kegiatan yang terbaik saja, akan tetapi dapat mengkoordinasikan berbagai variabel Marketing mix tersebut untuk melaksanakan program pemasaran yang efektif.
B. KOMPONEN / VARIABEL MARKETING MIX
Dalam bauran pemasaran terdapat empat (4) variabel atau komponen yang dapat dikendalikan, yakni terdiri dari :
a. Strategi produk
b. Strategi harga
c. Strategi penyaluran atau distribusi
d. Strategi promosi
Keempat strategi tersebut di atas saling mempengaruhi, sehingga semuanya penting menjadi satu kesatuan strategi (bauran pemasaran).
1. Strategi produk
Strategi produk dalam hal ini adalah menetapkan cara dan penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat memuaskan para konsumennya dan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang, melalui peningkatan penjualan dan peningkatan share pasar.
Produk disini adalah segala yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi, yang meliputi barang secara fisik, jasa, tempat, dan lain sebagainya. Faktor-faktor yang terkandung dalam suatu produk adalah mutu/kualitas, penampilan/pengemasan, merek (brand), jaminan, dan pelayanan.
Dalam produk sendiri, ada beberapa macam perlakuan agar permintaan terhadap produk dapat meningkat, antara lain:
a. Packing/packaging nya, suatu produk dapat dikemas dengan strategi:
a) Merubah kemasan, dengan kemasan yang baru diharapkan dapat menangkal turunnya penjualan dan memanfaatkan bahan kemasan baru.
b) Kemasan lini poduk, apakah perusahaan memutusknn untuk mengembangkan kemasan yang sama untuk beberapa produk atau kemasan yang berbeda untuk masing-masing produk.
c) Kemasan yang dipakai ulang, dapat merangsang konsumen untuk membeli lagi produk yang isinya telah dipakai.
d) Kemasan aneka ragam, contoh: kemasan permen, minuman ringan, dll.
b. Branding, nama/simbol yang digunakan pada suatu produk agar produsen dapat memperkenalkan produknya guna membedakan dengan produk lain. Dalam suatu produk, branding dapat digunakan untuk perlindungan produk itu sendiri, memperbesar kebebasan dalam penentuan harga promosi, memberikan arti tambahan yang benar terhadap pembeli, dll.
c. Labelling, selembar kertas atau benda lain yang dibubuhkan pada produk yang menunjukkan tanda (informasi) tentang isi, milik dan sumber. Informasi dalam labelling dapat berupa:
a) Kualitas barang : good, better, best.
b) Descriptive produk: kegunaannya, karakternya, dll.
c) Informative product: kadar kimianya, berat, ukuran, campuran bahan-bahan, dll.
d. Warranty/garansi, suatu jaminan dari produsen bila barang-barang yang terbeli tidak sesuai dengan pesanan. Warranty dapat digunakan untuk mengkatkan keyakinan konsumen terhadap produk kita.
e. Service, suatu aktivitas yang ditawarkan pada orang lain/konsumen dan tidak menghasilkan suatu kepemilikan. Contoh: pengiriman barang, dll.
Jasa
Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
Karakteristik jasa:
a. Tidak berwujud
b. Tidak terpisahkan
c. Tidak dapat diwakili dan bervariasi.
d. Mudah lenyap dan tiak tahan lama.
Di dalam marketing mix, strategi produk merupakan unsur yang paling penting, karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pemilihan jenis produk yang akan dihasilkan dan dipasarkan akan menentukan kegiatan promosi yang dibutuhkan, serta penentuan harga dan cara penyalurannya.
2. Strategi harga dan syarat pembayaran
Harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilakn penerimaan penjualan, sedangan unsur lainnya hanya unsur biaya saja. Dengan penetapan harga perusahaan dapat menciptakan hasil penerimaan penjualan dari produk yang dihasilkan dan dipasarkannya. Dalam keadaan persaingan yang tajam, peranan harga sangat penting terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar, di samping untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan perusahaan. Dengan kata lain, penetapan harga mempengaruhi kemampuan bersaing perusahaan dan kemampuan perusahaan mempengaruhi konsumen.
Dalam penetapan harga perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik langsung maupun tidak langsung. Faktor yang mempengaruhi secara langsung adalah harga bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran, adanya peraturan pemerintah, dan faktor-faktor lainnya. Faktor yang tidak langsung namun erat hubungannya dengan penetapan harga adalah harga produk sejenis yang dijual oleh para pesaing, potongan harga atau diskon dan lain-lain. Karena pengaruh tersebut, seorang produsen harus memperhatikan dan memperhitungkan faktor-faktor tersebut dalam penentuan kebijakan harga yang akan ditempuh, sehingga nantinya dapat memenuhi harapan produsen itu untuk dapat bersaing dan kemampuan perusahaan mempengaruhi konsumen.
Dalam strategi penetapan harga, disamping faktor tersebut di atas, perlu diperhatikan pula tujuan penetapan harga dan prosedur penetapan harga itu.
Tujuan penetapan harga
Ada beberapa tujuan penetapan harga yang diambil oleh perusahaan, diantaranya:
a. Memperoleh laba yang maksimum. Dalam hal ini, perusahaan menentapkan harga untuk memperoleh tingkat keuntungan yang maksimal dan yang paling memuaskan, yang dipengaruhi juga oleh biaya produksinya.
b. Mendapatkan share pasar tertentu. dalam hal ini, perusahaan melakuan penetrasi pasar dengan cara menetapkan harga yang relatif rendah dari harga pasaran, sehingga memperoleh share pasar yang lebih tinggi.
c. Memerah pasar (market skimming). Dalam hal ini, perusahaan mengambilmanfaat dengan memperoleh keuntungan dari kesediaan pembeli membayar dengan harga yang lebih tinggi dari pembeli yang lain, karena barang yang ditawarkan memberikan nilai yang lebih tinggi bagi mereka.
d. Mencapai keuntungan yang ditargetkan. Peusahaan menetapkan harga tertentu untuk dapat mencapai tingkat laba yang memuaskan.
e. Mempromosikan produk. Dengan ini, perusahaan menetapkan harga khusus yang rendah untuk mendorong penjualan bagi produknya, bukan semata-mata bertujuan mendapatkan keuntungan yang besar. Pada dasarnya, perusahaan dapat menetapkan harga yang rendah ataupun tinggi sesuai dengan sasaran pasar mereka.
Prosedur penetapan harga
Setelah ditentukan tujuan penetapan harga, maka perlu dipelajari prosedur penetapan harga, diantaranya:
1) Penetapan harga dengan orientasi biaya
Penetapan harga ini dapat dilakukan dengan cara:
a. Standart mark-up pricing
Dalam cara ini, harga ditentukan dengan cara menambahkan persentase tertentu dari biaya pada semua item pada suatu kelas produk. Misalnya, pakaian diberi tambahan 15% sedangkan arloji 20%. Biasanya untuk produk-produk yang mempunyai tingkat perputaran tinggi diberi markup yang lebih kecil daripada produk yang mempunyai tingkat perputaran rendah.
b. Cost plust percentage of cost pricing
Dalam cara ini, perusahaan menambahkan persentase tertentu terhadap biaya produksi atau konstruksi. Misalnya, suatu perusahaan arsitektur menetapkan tarif sebesar 15% dari biaya konstruksi suatu rumah. Jika misal biaya konstruksi 100 juta, maka biaya arsitek 15%, dan harga akhirnya menjadi 115 juta.
c. Cost plust fixed fee pricing
Cara ini digunakan untuk produk-produk yang sifatnya sangat tehnikal, seperti mobil atau pesawat. Dalam cara ini, pemaok atau produsen akan mendapatkan ganti atas semuabiaya yang dikeluarkan berapapun besarnya, tetapi hanya memperoleh bayaran tertentu sebagai laba yang besarnya terganung pada biaya final proyek tersebut yang disepakati bersama.
d. Experience curve pricing
Cara ini dilakukan berdasarkan pengalaman yang telah dialami perusahaan. Pengalaman tersebut dinyatakan dalam volume produksi dan penjualan. Misalnya perusahaan meramalkan biayanya akan turun 15% jika produksinya meningkat kali lipat.
2) Penetapan harga berbasis persaingan
a. Customary pricing, metode ini digunakan untuk produk-produk yang harganya ditentukan oleh faktor-faktor seperti tradisi, saluran distribusi yang terstandarisasi atau faktor lainnya. Penetapan harganya dilakukan dengan berpegang tegh pada tingkat harga tradisional, atau harga pasaran.
b. Above market pricing, dilakukan dengan menetapkan harga yang lebih tinggi daripada harga pasar.
c. Lost leader pricing, metode ini dilakukan dengan menetapkan harga suatu produk di bawah biayanya. Tujuannya adalah untuk menarik konsumen supaya datang ke toko dn membeli pula produk-produk yang lainnya, khususnya produk yang bermark up cukup tinggi.
d. Sealed bid pricing, metode ini menggunakan sistem penawaran harga dan biasanya melibatkan agen pembelian. Bila ada perusahaan yang ingin membeli suatu produk, maka yang bersangkutan menggunakan jasa agen pembelian untuk menyampaikan spesifikasi produk yang dibutuhkan kepada para calon produsen. Setiap calon produsen diminta untuk menyampaikan harga penawarannya untuk kuantitas yang dibutuhkan.
3) Penetapan harga dengan orientasi permintaan
a. Penetapan harga berdasarkan persepsi atau penilaian konsumen terhadap suatu produk. Penetapan harga ini sangat mempengaruhi posisi produk di pasar, sehingga pengaruh ini perlu dipertimbangkan oleh produsen.
b. Penetapan harga dengan cara diferensiasi harga. Pentapan harga ini pada umumnya menekankan dasar pertimbangannya pada pola permintaan. Dengan cara ini, maka produk yang sama dapat dijual dengan harga yang berbeda, didasarkan pada kelompok pembeli, produk, tempat, dan waktu.
Strategi tingkat harga
Pada umumnya harga yang ditetapkan perusahaan disesuaikan dengan strategi perusahaan secara keseluruhan dalam menghadapi situasi dan kondisi yang selalu berubah, dan diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan untuk tahun atau waktu tertentu. hal ini dilakukan perusahaan karena penetapan harga jual mempunyai dampak langsung terhadap besarnya laba perusahaan, volume penjualan, dan share pasar perusahaan.
Besarnya tingkat harga jual ditentukan berdasarkan pertimbangan besarnya kenaikan harga pokok atau biaya per satuan, harga jual ari para pesaing dan kemampuan atau daya beli dari konsumen. Umumnya, tingkat harga jual di samping dipengaruhi oleh faktor permintaan atau daya beli konsumen, juga dipengaruhi oleh tingkat persaingan yang terdapat di pasar. Dengan adanya keadn pasar yang lesu, akan menimbulkan tingkat persaingan yang semakin tajam, sehingga tingkat harga yang ditetapkan biasanya adalah tingkat harga bersaing. Dengan demikian, tingkat harga yang ditetapkan tidak akan jauh berbeda dengan tingkat harga para pesaing.
Strategi keseragaman harga
Pada dasarnya harga yang ditetapkan oleh perusahaan untuk suatu produk yang dihasilkan atau dipasarkan dapat didasarkan atas strategi harga yang sama atau seragam untuk seluruh daerah atau segmen pasar-pasar yang dilayani (disebut single pricing), dan strategi harga yang tidak seragam atau berbeda-beda untuk beberapa daerah atau segmen pasar (disebut muli pricing). Perusahaan menetapkan harga yang berbeda atau tidak seragam umumnya didasarkan oada pertimbangan tujuan dan sasaran yang akan dicapai di masing-masing daerah pemasaran serta situasi dan kondisi di daerah tersebut. Sebagai contoh, produk unilever dan pertamina dipasarkan dengan harga yang sama untuk seluruh daerah di Indonesia, sedangkan produk smeen dari PT Seamen Padang berbeda-beda harganya di beberapa daerah pasarnya.
Strategi potongan harga
Potongan harga (diskon) sering digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan jumlah penjualan dan hasil penerimaan penjualan serta share pasar perusahaan. Suatu perusahaan dapat melakukan strategi potongan harga yang berbeda untuk pedagang besar atau distributor atau untuk konsumen yang membayar dengan harga tunai (cash). Misalnya, untuk pedagang besar mendapat potongan harga 15-20%, sedangkan pedagang menengah atau subdistributor dapat diberikan potongan harga 5-10%, yang umumnya dikaitkan dengan rata-rata besarnya pembelian yang dilakukan masing-masing.
Strategi syarat-syarat pembayaran
Langganan atau pembeli akan mempertimbangkan salah satu faktor yang dianggapnya penting, yaitu penjual atau produsen mana yang dapat memberikan syarat pembayaran yang lebih lunak. Oleh karena itu, syarat pembayaran yang ditetapkan dapat bervariasi, disesuaikan dnegan situasi dan kondisi pasar serta sifat dan perilaku langganan atau pembeli. Sebagai contoh, produsen dapat memberikan syarat penjualan dengan pembayaran harus dilakukan paling lambat setelah 21 hari setelah produk diserahkan dan diterima pembeli atau penjualan dilakukan dengan kredit dalam jangka bulan tertentu.
3. Strategi saluran (distribusi)
Penyaluran merupakan kegiatan penyampaian produk sampai ke tangan si pemakai atau konsumen pada waktu yang tepat. Oleh karena itu, kebiakan penyaluran merupakan salah satu kebijakan pemasaran terpadu yang mencakup penentuan saluran pemasaran (marketing channels) dan distribusi fisik (physical distribution). Kedua faktor ini mempunyai hubungan yang sangat erat dalam keberhasilan penyaluran dan sekaliguskeberhasilan pemasaran produk perusahaan.
a) Saluran distribusi
Saluran distribusi adalah lembaga-lembaga yang memasarkan produk berupa barang atau jasa dari produsen sampai ke konsumen. Bentuk saluran distribusi dapat bedakan atas:
1) Saluran langsung, yaitu Produsen konsumen
2) Saluran tidak langsung:
i) Produsen-pengecer-konsumen
ii) Produsen-pedagang besar/menengah-pengecer-konsumen
iii) Dll
Saluran distribusi umumnya lebih ditekankan pada kegiatan pemilihan dan penguasaan masing-maing lembaga penyaluran tersebut. Permasalahan yang diutamakan adalah kelancaran penyampaian dan pemindahan barang serta hak milik atas penguasaan produk tersebut, mulai dari saluran paling atas sampai ke konsumen.
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan saluran distribusi tersebut, yakni:
1) Jenis dan sifat produk
Jenis dan sifat produk yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan saluran distribusi ini meliputi apakah poduknya termasuk barang konsumsi atau barang industri, apaka produknya tahan lama atau tidak, dan apakah nilai satuannya tinggi atau rendah. Umumnya barang konsumsi menggunakan saluran distibusi tidak langsung, sedangkan pemasaran barang industri sebagian besar menggunakan saluran distribusi langsung. Produk yang mempunyai sifat tidak tahan lama dan bernilai satuan tinggi, biasanya didistribusikan secara langsung. Demikian juga produk yang memerlukan jasa atau pelayanan khusus sebaiknya dipasarkan secara langsung atau lewat penyalur yang memiliki franchise.
2) Sifat konsumen potensial
Jumlah konsumen atau pembeli potensial dan lokasi mereka mempunyai hubungan erat dengan pemiihan saluran distribusi. Jika jumlah konsumen atau pembeli potensi besar dan terpencar atau tersebar dalam wilayah geografis yang luas, maka harus digunakan jasa penyalur dengan distribusi yang intensif, sehingga semua pembeli dapat dilayani kebutuhannya. Sebaliknya, jika konsumen terbatas atau berkumpul pada tempat atau lokasi tertentu, maka dipakai saluran distribusi yang selektif.
3) Sifat persaingan
Pola saluran distribusi yang dipakai perushaan sering dipengaruhi oleh saluran distribusi yang dipakai oleh pesaingnya. Bila perusahaan menginginkan produknya diletakkan berdampingan dengan produk saingan, maka digunakan penyalur yang juga diakai oleh para pesaing. Sistem pemasaran langsung digunakan bila perusahaan tidak ingin produknya ditiru oleh para pesaing.
4) Saluran (Channels) itu sendiri
Dalam beberapa hal, harus diperhatikan saluranya itu ssendiri, apakah dapat digunakan dn sesuai dengan produk-produk tertentu, serta bagaimana hubunganya dengan besarnya biaya, misalnya bahan makanan yang tidak tahan lama, tidak dapat disalurkan melalui saluran yang panjang, yang memakan waktu yang lama dan biaya yang mahal.
Strategi penentuan/pemilihan saluran distribusi
Dalam pemilihan penyalur haruslah mempertimbangkan faktor-faktor seperti di bawah ini:
a. Pola saluran distribusi
b. Banyaknya atau jumlah penyalur
c. Lokasi atau daerah penyalur
d. Bonafiditas para penyalur yang tercermin dari likuiditasnya.
e. Reputasi dari penyalur
f. Kemampuan menjual dan jaringan distribusi yang luas
g. Mempunyai tenaga penjual yang terlatih dan sarana atau fasilitas yang memadai.
Semua faktor ini perlu diperhatikan untuk dapat berhasilnya kegiatan pemasaran, terutama dalam penyampaian produk ke tangan konsumen, dengan mutu atau kualitas yang baik, melalui saluran distibusi yang ditetapkan.
b) Penyaluran fisik
Strategi penyaluran fisik meliputi usaha untuk menyerahkan produk pada konsumen tepat pada saat yang dibutuhkan, di tempat yang dibutuhkannya dengan jumlah yang tepat dan biaya yang ekonomis. Biaya penyaluran fisik ditentukan oleh tingkat pelayanan yang diberikan. Sistem penyaluran fisik menentukan keunggulan suatu perusahaan atas sainganda dapat mempengaruhi besarnya penjualan.
Dalam penyaluran fisik terdapat proses pemindahan, sehingga diperlukan peranan fungsi pengangkutan dan pergudangan. Oleh karena itu, strategi penyaluan fisik mencakup strategi pengangkutan atau transportasi dan strategi pergudangan.
4. Strategi promosi
Suatu produk betapapun bermanfaat akan tetapi jika tidak dikenal oleh konsumen, maka produk tersebut tidak akan diketahui manfaatannya dan mungkin tidak dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu, perusahaan harus berusaha mempengaruhi para konsumen, untuk menciptakan permintaan atas produk itu, kemudian dipelihara dan dikembangkan, dengan melakukan promosi salah satunya.
Kebijakan promosi ini tidak terlepas dari kebijakan terpadu bauran pemasaran (marketing mix), sehingga keberhasilan atau kefektifannya sangat tergantung pada kebijakan pemasaran lainnya sebagai satu kesatuan. Dengan kegiatan promosi yang dilakukan, perusahaan akan beusaha untuk membujuk calon pembeli dan langganan untuk melakukan pembelian atas produk yang dipasarkan, dalam hal ini perusahaan melakukan komunikasi dengan para konsumen.
Acuan/bauran promosi
Bauran promosi terdiri dari:
a. Advertensi, merupakan suatu bentuk penyajian dan promosi dari gagasan, barang atau jasa yang dibiayai oleh suatu sponsor tertentu yang bersifat nonpersonal. Media yang digunakan seperti, radio, televisi, majalah dll.
b. Personal selling. Merupakan penyajian secara lisan dalam suatu pembicaraan dengan seseorang atau lebih calon pembeli dengan tujuan agar terealisasinya pennjualan.
c. Promosi penjualan, seperti demonstrasi produk, pameran pertunjukan, dan lains ebgainya.
d. Publisitas, usaha untuk merangsang permintaan dari suatu produk dengan membuat berita yang bersifat komersial baik melalui media cetak ataupun tidak.
Oleh karena bauran promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari unsur-unsur promosi tersebut, maka untukk dapat efektifnya promosi yang dilakukan oleh perusahan, perlu ditentukan terlebih dahulu peralatan atau unsur promosi apa yang sebaiknya digunakan dan bagaimana mengkombinasikan unsur-unsur tersebut, agar hasilnya dapat optimal.
Strategi pemasaran dalam tahapan siklus kehidupan usaha produk
Strategi pemasaran secara tepadu merupakan acuan pemasaran (marketing mix) yang terdiri darai kebijakan produk, penyaluran, harga, dan promosi. Keempat kebijakan tersebut harus menyatu dan terarah kepada dicapainya kepuasan konsumen dari sasaran pasar yang dituju.
Walaupun keempat kebijkan terseut menyatu dalam strategi pemasaran yang terpadu, tetapi penekanan atau peranan masing-masing strategi berbeda dalam setiap tahapan siklus kehidupan usaha poduk. Dalam tahap pengenalan, saat produk baru mulai diperkenalkan di pasar, maka pada tahap ini diperlukan adanya usaha yang tercakup dalam startegi promosi besar-besaran atau optimal..
Dalam tahap pertumbuhan, maka peranan penyaluran disamping promsi adalah sangat menentukan (dominan). Kekuranglancaran atau tidak efektifnya penyaluran akan mengganngu proses dalam pertumbuhan produk tersebut.
Pada tahap pematangan, peranan strategi produk sangat menentukan untuk memungkinkan diperpanjangnya siklus kehidupan usaha produk yang sama sekali baru. Usaha memperpanjng siklus kehidupan produk dilakukan dengan strategi pengembangan produk, atau dapat pula melakukan penciptaan produk baru.
Dalam kondisi yang terdapat pada tahap penuaan, maka strategi harga sangat menentukan, apakah akan dilakukan penurunan harga dengan obral besar-besaran. Adanya perbedaan tahapan siklus kehidupan usaha dari produk yang dipasarkan membutuhkan adanya penanganan khusus dalam strategi pemasaran yang dijalankan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Marketing mix merupakan acuan pemasaran yang terdiri dari kebijakan produk, penyaluran, harga, dan promosi. Strategi pemasaran yang menyangkut produk, meliputi penampilan, desain, pengemasan, mutu, ukuran bentuk dan pelayanan. Strategi yang menyangkut penyaluran meliputi sistem penyaluran dan logistik atau penyaluran fisik. Dalam hal sistem penyaluran, strategi yang dilakukan adalah strategi penyaluran langsung, maupun tidak langsung.
Strategi pemasaran yang menyangkut harga meliputi penentuan tingkat harga, pemberian potongan, dan penentuan syarat-syarat pembayaran. Dalam hal harga, strategi yang dilakukan adalah strategi bersaing, disamping pemberian diskon dan kredit. Strategi pemasaran yang menyangkut promosi meliputi advertensi, promosi penjualan, personal selling, dan publisitas. Dalam strategi ini, yang dapat dilakukan adalah mengadakan bulan promosi, advertensi besar-besaran di koran dan majalah. Serta penerbitan dan kegiatan publisitas lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. Manajemen Pemasaran.Jakarta: RAJAGRAFINDO PERSADA, 2014.
Shinta, Agustina Manajemen Pemasaran. Malang: UB Press, 2011
*Sumber: https://www.academia.edu/36225570/Strategi_Optimasi_Marketing_Mix_docx
0 Komentar untuk "Strategi Optimasi Marketing Mix"