Sistem Informasi Untuk Bisnis

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada masa saat ini, dimana perkembangan bisnis menjadi sangat pesat dari waktu ke waktu. Hal ini tidak akan terlepas dari proses manajerial yang efektif. Dimana setiap proses manajerial mewajibkan seorang pemimpin untuk mampu mengambil sebuah keputusan jangka panjang maupun jangka pendek untuk bisnisnya. Sebuah pengambilan keputusan akan sangat memerlukan informasi mengenai hal yang sedang dihadapi. Disinilah sistem informasi menjadi salah satu penunjang kesuksesan dalam pengambilan keputusan bagi para manajer. Aplikasi yang dimunculkan dari sistem informasi manajemen  akan meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang tidak terstruktur dan meningkatkan berbagai peran manajerial.

Sistem informasi adalah kesatuan sistem yang saling berkaitan antar komponennya untuk menghasilkan sebuah informasi dalam sebuah bidang tertentu demi mempermudah proses pemahaman informasi. Sistem informasi memiliki berbagai fungsi didalamnya seperti fungsi keuangan (finance), fungsi manajemen produksi (supply chain manajement), fungsi manajemen hubungan dengan konsumen (customer relationship management), fungsi sumber daya manusia (human relationship management). Keempat fungsi tersebut sangat dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan agar mendapatkan keputusan yang tepat dan akurat untuk memajukan sebuah bisnis. Maka dari itu disinalh fungsi makalah ini akan membahas fungsi-fungsi dari sistem informasi manajemen.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian di atas timbul beberapa pokok permasalahan berkaitan dengan fungsi sistem informasi manajemen bagi bisnis, yaitu:
1. Apa fungsi sistem informasi manajemen keuangan bagi bisnis?
2. Apa fungsi sistem informasi manajemen produksi bagi bisnis?
3. Apa fungsi sistem informasi manajemen hubungan dengan konsumen bagi bisnis?
4. Apa fungsi sistem informasi manajemen sumber daya manusia bagi bisnis?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Merupakan tugas dari matakuliah sistem informasi manajemen
2. Untuk memberikan informasi mengenai fungsi sistem informasi manajemen
3. Untuk memahami materi tentang fungsi sistem informasi manajemen bagi bisnis


BAB II
PEMBAHASAN

A. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEUANGAN
Pengertian Sistem Informasi Manajemen Keuangan 
Sistem Informasi Manajemen Keuangan (finance) adalah sistem informasi yang dipergunakan untuk menyediakan informasi mengenai arus uang di sebuah perusahaan demi memudahkan proses pemahaman informasi keuangan bagi yang berkepentingan. Informasi yang diberikan disajikan dalam bentuk laporan khusus, laporan periodik, hasil dari simulasi matematika, saran dari sistem pakar, dan komunikasi elektronik. Peran sistem informasi dalam bidang keuangan sangat penting bagi para pelaku ekonomi.

Peran sistem informasi keuangan terpadu dalam perusahaan sangat penting untuk mengetahui informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan bermanfaat bagi sejumlah pemakai (manajemen, kreditur, pemerintah, pemegang saham) sebagai dasar pengambilan keputusan. Pada sistem keuangan terdapat sistem pemasukan yang terdiri dari subsistem data processing yang didukung oleh internal audit subsistem yang menyediakan data dan informasi internal. Audit internal sebagai bagian subsistem input dari sistem informasi keuangan mempunyai kemampuan untuk mengevaluasi dan mempengaruhi operasi perusahaan secara independen dari sudut pandang keuangan.

Sistem Informasi Untuk Bisnis

Fungsi Sistem Informasi Keuangan
Adapun wujud dari Sistem Informasi keuangan secara administrasi tertera pada bentuk-bentuk formulir, buku–buku dan catatan–catatan akuntansi serta laporan–laporan yang disajikan. 

Fungsi-fungsi tersebut adalah:
1. Untuk menetukan hasil dari pada pelaksanaan oprasi perusahaan, meliputi :
- Adanya pemisah keterangan jumlah barang dan uang dari catatan – catatan perusahaan.
- Membuat laporan untuk pemimpin.
2. Untuk dapat mengikuti jalanya harta dan hutang perusahaan. Di dalam fungsi ini meliputi pemeliharaan terhadap bermacam – macam buku dan rekening seperti kas, rekening – rekening milik dan lain-lain.
- Untuk mempermudah perencanaan kegiatan-kegiatan perusahaan, tindak lanjut dari pada pelaksanaan dan perbaikan dari rencana-rencana.

Model Sistem Informasi Keuangan
Berikut adalah gambaran dari proses kerja sistem informasi keuangan.
Seperti  sistem informasi  fungsional lainnya, sistem informasi keuangan berisi subsistem input dan output. Berikut adalah penjelasan secara rinci:

Subsistem Input
1. Subsistem Pemrosesan Data
Subsistem pemrosesan data mengumpulkan data internal dan lingkungan. Data lain diperoleh dari dokumen sumber dan dimasukkan kedalam database dengan menggunakan terminal dalam jaringan yang ditempatkan diseluruh perusahaan. Subsistem pemrosesan data juga mengumpulkan data lingkungan sebagai hasil dari transaksi bisnis dengan perusahaan lain. Sistem informasi akuntansi merupakan bagian dari sistem informasi manajemen. sistem informasi manajemen digunakan oleh pihak manajemen dalam menjalankan bisnis perusahaan. Sehingga Sistem Informasi Akuntasi dalam hal ini juga sebagai sumber informasi yang berguna dalam mencapai tujuan perusahaan yang terangkum dalam Sistem Informasi Manajemen.

2. Subsistem Audit Internal
Perusahaan besar maupun kecil bergantung pada auditor internal untuk mengaudit catatan akuntansinya untuk menguji kebenarannya. Kegiatan audit akan menghasilkan laporan audit yang kemudian dilaporkan bersamaan dengan laporan tahunan kepada pemegang saham. Seorang auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus objective, independent dan professional.

Jenis-jenis Kegiatan Audit:
1. Audit Keuangan (Financial Auditing). Audit keuangan dimaksudkan untuk menguji akurasi catatan perusahaan dan merupakan jenis kegiatan yang dilakukan oleh auditor eksternal.

2.      Audit Operasional (Operational Auditing). Audit operasional dilakukan bukan untuk menguji akurasi catatan tetapi untuk memeriksa efektifitas prosedur. Ini merupakan jnis pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem selama tahap analisis dari siklus hidup sistem. Pada saat auditor internal melakukan audit operasional, mereka mencari tiga kemampuan dasar sistem :
-          Pengendalian yang memadai
-          Efisiensi
-          Ketaatan pada kebijakan perusahaan

3.      Audit Kesesuaian. Audit kesesuaian sama seperti audit operasional kecuali bahwa audit kesesuaian berlanjut terus. Misalnya, auditor internal mungkin memeilih sejumlah pegawai secara acak dan menyerahkan langsung cek gaji mereka daripada menggunakan pos perusahaan.

3. Subsistem intelegensi Keuangan
Fungsi keuangan mengontrol arus uang di seluruh perusahaan, maka dibutuhkan informasi untuk memperlancar arus ini. Subsistem intelegensi keuangan berusaha untuk mengidentifikasi sumber modal tambahan dan mencari investasi dana surplus yang terbaik. Agar dapat melakukan tugas ini, subsistem intelegensi keuangan mengumpulkan data dan informasi dari pemegang saham dan masyarakat keuangan. Seperti halnya fungsi yang lain, subsistem ini juga mengumpulkan data dan informasi pemerintah. Sebagian besar informasi yang mempengaruhi arus uang berasal dari pemerintah federal dan, beberapa diantaranya, diperoleh dari pemerintah negara bagian dan pemerintah daerah.

Subsistem Output
1. Subsistem Peramalan
Peramalan (forecasting) merupakan salah satu kegiatan matematis tertua dalam bisnis. Komputer memungkinkan peramal membuat perhitungan secara lebih capat dan mudah. Dalam mementukan kontribusi yang dapat dilakukan peramalan pada perusahaan.

Peramalan Jangka Pendek dan Panjang
Peramalan jangka pendek dilakukan oleh area fungsional. Semua area funsional menggunakan ramalan penjualan sebagai dasar untuk menentukan sumber daya yang dibutuhkannya untuk mendukung tingkat kegiatan yang diproyeksikan. Peramalan jangka panjang biasanya dilakukan oleh suatu area selain pemasaran oleh fungsi finansial atau suatu kelompok khusus yang hanya mempunyai tanggung jawab perencanaan.

Metode Peramalan
Metode Nonkuantitatif
Metode ini  tidak melibatkan perhitumgam data tetapi didasarkan pada penaksiran. Beberapa perusahaan telah membuat sistem formal yang memasukan metode nonkuantitatif. Tiga sistem formal seperti itu adalah konsensus panel, metode delphi dan sistem rapat elektronik.

Teknik Konsensus Panel
Terdiri dari sekelompok pakar yang secara terbuka mendiskusikan faktor-faktor berhubungan dengan masa depan dan mencapai proyeksi tunggal berdasarkan kombinasi input.

Metode Delphi
Melibatkan sekelompok pakar yang tidak bertemu secara langsung tetapi sebaliknya menyerahkan jawaban atas sejumlah kuesioner yang disiapkan oleh seorang koordinator.

Metode Kuantitatif 
Banyak teknik peramalan telah dikembangkan selama bertahun-tahun. Yang banyak digunakan adalah analisis regresi. Analisis regresi melibatkan pembuatan suatu hubungan antara kegiatan yang akan diramal, disebut variable terikat (dependent variable) sedangakan variabel bebas adalah variabel yang berhubungan dengan kegiatan lain di luar kegiatan yang diramal perusahaan.

2. Subsistem Manajemen Dana
Arus uang dari lingkungan yang melalui perusahaan dan kembali ke lingkungan adalah penting karena unag digunakan utuk memperoleh sumber daya fisik lain. Arus ini dapat dikelola untuk mencapai dua tujuan, (1) untuk memastikan bahwa arus masuk dari pendapatan lebih besar dari arus keluarnya biaya, dan (2) untuk memastikan bahwa keadaan ini akan tetap stabil sepanjang tahun.

3. Subsistem Pengendalian atau Pengontrolan
Manajer memiliki tujuan operasional yang harus dicapai, seperti memproduksi atau menjual sejumlah atau senilai barang tertentu. Manajer diberikan suatu anggaran operasi yaitu sejumlah uang yang tersedia untuk digunakan dalam memenuhi tujuan operasional. Anggaran tersebut biasanya meliputi operasi untuk satu tahun fiskal, atau tahun finansial.

B. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
Pengertian Sistem Informasi Manajemen Rantai Pasokan
Rantai pasokan (Supply Chain) menurut Effy Oz adalah urutan kegiatan dalam memproduksi dan menjual produk atau layanan. Atau biasa diartikan pula Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan yang bekerja secara bersama-sama untuk membuat dan 
menyalurkan produk atau jasa kepada konsumen akhir. Rangkaian atau jaringan ini terbentang dari penambang bahan mentah sampai retailer.

Sedangkan manajemen rantai pasokan adalah merupakan  aplikasi  terpadu  yang memberikan  dukungan  sistem  informasi  kepada manajemen  dalam  hal  pengadaan  barang  dan  jasa bagi  perusahaan  sekaligus  mengelola  hubungan diantara  mitra  untuk  menjaga  tingkat  kesediaan produk  dan  jasa  yang  dibutuhkan  oleh  perusahaan secara  optimal. Jadi  jika supply  chain  adalah  jaringan fisiknya, yakni perusahaan-perusahaan yang  terlibat dalam memasok  bahan  baku,  memproduksi  barang maupun mengirimkannya ke pemakai akhir, sedangkan  SCM adalah metode, alat atau pendekatan  pengelolaannya.  SCM  mengintegrasikan mulai dari pengiriman order dan  prosesnya,  pengadaan  bahan mentah, order  tracking, penyebaran informasi, perencanaan kolaboratif, pengukuran kinerja, pelayanan  purna  jual, dan pengembangan  produk baru.

Fungsi Manajemen Rantai Pasokan
Apabila SCM  diterapkan maka  dapat memberi manfaat antara lain :
1. Kepuasan pelanggan.
Konsumen  atau  pengguna  produk  merupakan target  utama  dari  aktivitas  proses  produksi setiap  produk  yang  dihasilkan  perusahaan. Konsumen  atau  pengguna  yang  dimaksud dalam  konteks  ini  tentunya  konsumen  yang setia dalam  jangka waktu yang panjang. Untuk menjadikan  konsumen  setia,  maka  terlebih dahulu konsumen harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan.

2. Meningkatkan pendapatan. 
Semakin  banyak  konsumen  yang  setia  dan menjadi  mitra  perusahaan  berarti  akan  turut pula  meningkatkan  pendapatan  perusahaan sehingga  produk-produk  yang  dihasilkan perusahaan  tidak  akan  ‘terbuang’  percuma, karena diminati konsumen. 

3. Menurunnya biaya. 
Pengintegrasian  aliran  produk  dari  perusahan kepada  konsumen  akhir  berarti  pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.

4. Pemanfaatan asset semakin tinggi. 
Aset  terutama  faktor  manusia  akan  semakin terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun  keterampilan.  Tenaga  manusia  akan mampu memberdayakan penggunaan  teknologi tinggi  sebagaimana yang  dituntut  dalam pelaksanaan SCM.

5. Peningkatan laba.
Dengan  semakin  meningkatnya  jumlah konsumen  yang  setia  dan  menjadi  pengguna produk,  pada  gilirannya  akan  meningkatkan laba perusahaan.

6. Perusahaan  semakin  besar.  
Perusahaan  yang mendapat keuntungan dari segi proses distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat.

Model Manajemen Rantai Pasokan
Ada  tiga macam hal  yang  harus  dikelola  dalam supply chain yaitu :
1. Aliran barang dari hulu ke hilir contohnya bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik, setelah produksi selesai dikirim ke distributor, pengecer, kemudian ke pemakai akhir.
2. Aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu.
3. Aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya.
Bagian dari Manajemen Rantai Pasokan

1. Upstream Supply Chain
Bagian    ini   mencakup   supplier   first-tier   dari organisasi    (dapat   berupa perusahaan   manufaktu atau  asembling)  dan  suppliernya,  yang  didalamnya telah terbina suatu hubungan/relasi.

2. Internal Supply Chain
Bagian  ini  mencakup  semua  proses  yang digunakan  oleh  organisasi  dalam  mengubah  input yang  dikirim oleh  supplier  menjadi  output,  mula dari    waktu    material    tersebut    masuk    pada perusahaan    sampai    pada  produk  tersebut didistribusikan, diluar perusahaan tersebut.

3. Downstream Supply Chain
Bagian  ini  mencakup  semua  proses  yang terlibat  dalam  pengiriman  produk  pada customer akhir.

Aktivitas Manajemen Rantai Pasokan:
a. Meramalkan permintaan pelanggan
b. Membuat jadwal produksi
c. Menyiapkan jaringan transportasi
d. Memesan  persediaan  pengganti  dari  para pemasok
e. Mengelola  persediaan:  bahan  mentah,  barang dalam proses dan barang jadi
f. Menjalankan produksi
g. Menjamin  kelancaran  transportasi  sumber  daya kepada pelanggan
h. Melacak  aliran sumber  daya  material,  jasa, informasi, dan keuangan dari pemasok, di dalam perusahaan, dan kepada pelanggan.

Informasi dan Teknologi dalam Manajemen Rantai Pasokan
Ada  banyak  keterlibatan  IT  dalam  SCM, diantara lain dalam bentuk:
1. Enterprice Resource Planning (ERP).
Suatu  metode  mengatur  seluruh  proses  bisnis yang  ada  dalam  suatu  perusahaan  dengan  suatu  perangkat  lunak  yang  berjalan  dalam perusahaan, baik itu menyangkut otomasi back-end office system, front-end office system, maupun dalam hal  peningkatan  efisiensi, kualitas  dan  produktifitas serta keuntungan (Turban et. al, John Wiley & Sons, Inc. 2004).

2. Inter Organizations Information System (IOIS).
Suatu  sistem  yang  bekerja  untuk mengumpulkan,  memproses,  menyimpan, menganalisa  dan  menyebarluaskan  informasi  yang berada  dalam  dua  atau  lebih  organisasi  guna meningkatkan  efisiensi  proses  transaksi  bisnis seperti pemesanan, penagihan, pembayaran maupun lainnya.

3. Electronic Data Interchange (EDI).
Segala  hal  yang  berkaitan  dengan  standar perpindahan  data  yang  berhubungan  dengan transaksi bisnis antara komputer.

4. Virtual Enterprice (VE).
Suatu  jaringan  dari  beberapa  perusahaan  yang independen,  sangat  mungkin  dahulunya  sesame kompetitor,  bersama-sama  dan  bekerjasama  dalam mempercepat  peningkatan  keuntungan  dan  meraih kesempatan  dengan  menggunakan  information  and communication  technology  (ICT).

5. E-Commerce.
Seluruh  aktifitas  yang  berhubungan  dengan proses  pembelian,  penjualan,  pengiriman  maupun pertukaran produk, servis maupun informasi melalui bantuan  jaringan  komputer,  termasuk  juga  internet (Turban et. al, John Wiley & Sons, Inc. 2004)

E-Supply Chain Management
Informasi supply  chain dapat diwujudkan  dalam  bentuk e-Supply  Chain Management (e-SCM). e-SCM didefinisikan sebagai sebuah  taktik  dan  strategi  yang  diterapakan  dalam teknologi  internet  sebagai channel  system yang menghubungkan  semua  organisasi  yang  terlibat dalam supply  chain untuk meningkatkan  pelayanan atau  memberikan  manfaat  kepada  pelanggan (Ross,2003) Pada era sekarang ini dimana pihak-pihak yang terlibat  dalam supply  chain memiliki  akses  yang memadai  ke  jaringan  internet,  maka  penerapan e-SCM menjadi  mungkin  untuk  dilakukan  dalam rangka mengelola informasi yang terjadi. Jadi ketika aktivitas  supply  chain  dengan  menggunakan internet, intranet maupun extranet sebagai  media komunikasi  secara online dan realtime,  dimanage secara  elektronis  maka  hal  itu  dikenal  dengan e-supply  chain.

Manfaat dari Penerapan e-SCM
a. Mengurangi biaya transaksi 
b. Menurunkan  biaya  pembelian  barang  dan pelayanan.
c. Membantu mengurangi  biaya  dan memperbaiki performance dengan  memperkuat  kebijakan procurement dalam desain produk dan SCM.
d. Melalui  perbaikan  kualitas  informasi, accessibility dan  waktu, e-SCM membantu dalam    supply chain lebih  transparan  untuk mencapai tujuan bersama.

C. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN HUBUNGAN DENGAN PELANGGAN
Pengertian Manajemen Hubungan dengan Pelanggan
Definisi Manajemen hubungan dengan pelanggan atau Customer  Relationship Management  (CRM) menurut Temporal dan Troot (2002:7) berpendapat bahwa  “CRM  pada  intinya merupakan  kesatuan antar  konsumen  yang  mampu menciptakan  keadaan  yang  tidak merugikan  salah satu  pihak  (win-win  situation). Dari pendapatdi  atas  maka  dapat disimpulkan  bahwa  Customer  Relationship Management  (CRM)  adalah  suatu  strategi  bisnis yang mengintegrasikan  proses  dan  fungsi  internal dengan  eksternal  untuk  untuk  menciptakan  nilai dan  memanjakan  pelanggan  serta  menciptakan keadaan  win-win  situation  melalui  serangkaian kegiatan  mengelola  informasi  yang  rinci  tentang masing-masing  pelanggan  dengan  tujuan  untuk menciptakan  kesetiaan  pelanggan  dan  agar  tidak berpaling kepada pesaing. CRM bertujuan untuk menyediakan umpan balik yang lebih efektif dan integrasi yang lebih baik dengan pengendalian return on investment.

Fungsi dari Customer Relationship Manajemen
Penerapan CRM pada dunia bisnis dapat memberikan manfaat diantaranya :
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang penting bagi pelanggan. 
3. Mengusung falsafah customer-oriented (customer centric) 
4. Mengadopsi pengukuran berdasarkan sudut pandang pelanggan
5. Membangun proses ujung ke ujung dalam melayani pelanggan
6. Menyediakan dukungan pelanggan yang sempurna
7. Menangani keluhan/komplain pelanggan
8. Mencatat dan mengikuti semua aspek dalam penjualan
9. Membuat informasi holistik tentang informasi layanan dan penjualan dari pelanggan.

Aspek Customer Relationship Manajemen
1. Operational CRM 
Operasional CRM mendukung proses bisnis dari “Front office”, contohnya bagian pemasaran dan staff pelayanan. Interaksi dengan pelanggan secara umum disimpan dalam catatan kontak pelanggan, dan staff dapatmengambil informasi mengenai pelanggan jika diperlukan. Catatan kontak menyediakan akses cepat untuk informasi penting mengenai pelanggan (produk yang dimiliki, panggilan pelayanan sebelumnya dll), mengurangi keperluan pengambilan informasi secara langsung dari pelanggan.. Aplikasi operational CRM dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Customer-Facing Application
b. Customer-Touching Applications

Operasional CRM memproses data pelanggan untuk beberapa kebutuhan seperti mengelola iklan, pengelolaan secara otomasi pemasaran Perusahaan serta tugas pemasaran juga sistem manajemen pemasaran.

2. Analytical CRM
Analytical CRM menganalisis data pelanggan untuk berbagai keperluan:

a. Merancang dan menjalankan iklan pemasaran yang ditargetkan.
b. Merancang dan menjalankan iklan, contohnya akuisisi pelanggan, cross-selling, up-selling.
c. Menganalisis perilaku pelanggan dalam rangka untuk membuat keputusan yang berhubungan dengan produk dan pelayanan (contohnya, penetapan harga, pengembangan produk)
d. Sistem informasi manajemen ( contohnya, sistem perencanaan keuangan dan  pelanggan yang memberikan keuntungan)

Analytical CRM secara umum membuat penggunaan 
data mining dan tehnik lainnya untuk mengeluarkan hasil yang berguna untuk pengambilan keputusan

3. Sales Intelligence CRM
Sales Intelligence CRM serupa dengan Analytical CRM, tetapi lebih dimaksudkan sebagai alat penjualan secara langsung. Fitur-fiturnya termasuk mengirimkan peringatan (alert) kepada staff penjualan berkenaan dengan:

a. Cross-selling/Up-selling/Switch-selling opportunities 
b. Customer drift
c. Sales performance 
d. Customer trends 
e. Customer margins 
f. Customer alignment

4. Campaign Management
Campaign management mengkombinasikan elemen-elemen dari Operational dan Analytical CRM. Fungsi Campaign management meliputi:
a) Pembentukan grup target berdasarkan criteria pemilihan klien
b) Mengirimkan materi yang berhubungan dengan iklan (contohnya pada penawaran khusus) untuk penerima yang dipilih menggunakan kanal-kanal yang bervariasi (contohnya e-mail, telepon, sms, pos)
c) Penjejakan, penyimpanan, dan menganalisis statistic iklan, termasuk penjejakan response dan menganalisis tren

5. Collaborative CRM
Collaborative CRM meliputi aspek-aspek perjanjian perusahaan dengan pelanggan yang ditangani oleh beberapa departemen dalam perusahaan, seperti penjualan, technical support dan pemasaran. Anggota-anggota staf dari departemen yang berbeda dapat berbagi informasi yang dikumpulkan ketika berinteraksi dengan pelanggan. Sebagai contoh, feedback yang diterima oleh agen customer support dapat digunakan oleh staff lainnya dengan informasi pelayanan dan fitur-fitur yang diinginkan oleh pelanggan. Tujuan utama dari collaborative CRM adalah penggunaan informasi kolektif oleh semua departemen untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.

Fase – Fase Customer Relationship Management
MenurutO’Brien dan Marakas, terdapat empat fase dalam melakukan CRM yaitu :
1. Customer Selection
Berarti mendefinisikantipe-tipe pelanggan yang perusahaan akan pasarkan. Itu berarti mengidentifikasikan golongan pelanggan yang berbeda untuk mengembangkan penawaran dan untuk menargetkan selamaacquiston, retention, dan, extension.
2. Customer Acquisition
Mengacu pada kegiatan pemasaran yang dimaksudkan untuk membentuk relasi dengan pelanggan baru.
3. Customer Retention
Mengacu pada aktifitas pemasaran yang dilakukan oleh suatu organisasi untuk menjaga pelanggan-pelanggan yang ada.
4. Customer Extension
Mengacu pada meningkatkan kedalaman atau rentang produk yang akan dibeli oleh pelanggan dari sebuah perusahaan.


Electronic - Customer Relatinship Management (e-CRM)
E-CRM adalah menggunakan teknologi komunikasi digital untuk memaksimalkan penjualan kepada pelanggan saat ini dan terus mendorong penggunaan pelayanan secara online.

Manfaat Electronic Customer Relationship Management
Manfaat yang bisa didapat dalam penerapan e-CRM antara lain :
1. Tergeting secara tradisional, misalkan untuk mail secara langsung seringkali berdasarkan pada daftar mailing yang diurutkan pada kriteria yang berarti tidak semua orang dihubungi berada pada target market. Penggunaan e-CRM dapat mengatasi hal tersebut dimana perusahaan dapat menghubungi  pelanggannya sesuai target market yang lebih baik.
2. Mencapai penyesuaian massa pesanan pemasaran penggunaan teknologi memungkinkan untuk mengirim email langsung yang sesuai dengan pelanggan dengan biaya yang rendah dan dapat menyediakan web page untuk kelompok pelanggan kecil.
3. Meningkatkan kedalaman, memperluas dan sifat alami dari hubungan itu sendiri Media internet sebagai penghubung dapat mempermudah penyediaan informasi mengenai pelanggan yang dibutuhkan. 
4. Fitur untuk merangkum produk yang telah dibeli pada website atau terdapat fitur search untuk memberikan kemudahan bagi pelanggan dalam mengakses informasi lainnya.
5. Biaya lebih rendah dengan menghubungi pelanggan melalui email atau web page memiliki biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan physical mail.


D. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia didefinisikan sebagai pendekatan strategis dan koheren untuk pengelolaan aset paling berharga yang dimiliki organisasi yaitu orang-orang yang bekerja di sana yang secara individual dan kolektif berkontribusi pada pencapaian tujuan. Tujuan utama dari manajemen sumber daya manusia adalah untuk memastikan bahwa organisasi mampu mencapai keberhasilan melalui orang. Dunia usaha dan industri saat ini sedang tumbuh dalam Iingkungan pasar yang mapan dan sangat penuh dengan persaingan. Saat ini dunia usaha dan industri belum banyak melakukan inovasi, terutama di bidang teknologi dan produk-produknya. Sumber daya manusia yang berkualitas, terampil, dan mampu melaksanakan tugas-tugas menjadi faktor penentu perusahaan untuk dapat unggul bersaing dan berkembang. Orang-orang dengan keterampilan kolektif, kemampuan dan pengalaman mereka yang diberikan untuk kepentingan organisasi yang mempekerjakan mereka, sekarang diakui telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap keberhasilan organisasi dan merupakan sumber daya yang signifikan dari keunggulan kompetitif organisasi.

Manfaat Human Resource Management
Penerapan HRM dapat memberikan manfaat yaitu :
1. Mengelola orang sebagai aset yang penting untuk keunggulan kompetitif organisasi.
2. Menyelaraskan kebijakan HRM dengan kebijakan bisnis dan strategi perusahaan
3. Mengembangkan kebijakan SDM yang sesuai dengan prosedur dan sistem yang ada dalam perusahaan.
4. Menciptakan sebuah organisasi yang sederhana dan lebih fleksibel yang mampu merespon lebih cepat terhadap perubahan
5. Mendorong kerja tim dan kerjasama melintasi batas-batas internal organisasi 
6. Membuat filosofi berorientasi pelanggan yang kuat di seluruh organisasi
7. Memberdayakan karyawan untuk mengelola pembelajaran dan pengembangan diri mereka sendiri.
8. Mengembangkan strategi penghargaan yang dirancang untuk mendukung budaya berbasis kinerja.
9. Meningkatkan keterlibatan karyawan melalui komunikasi internal yang lebih baik
10. Membangun komitmen karyawan yang lebih besar untuk organisasi
11. Meningkatkan  tanggung jawab sesuai garis manajemen untuk kebijakan SDM.
12. Mengembangkan peran manajer sebagai fasilitator

Proses Dalam Pengolahan Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia tidak terjadi pada lingkungan yang statis, tapi pada lingkungan yang selalu berubah. Karena itu proses pengolahan sumber daya manusia di perusahaan tidak pernah berenti demi mendapatkan sumber daya yang sesuai dengan waktu dan tugas yang harus dipikulnya. Beberapa proses yang dilakukan dalam mengolah sumber daya manusia adalah sebagai berikut :
Model Human Resource Information System ( HRIS )
Model HRIS dapat dilihat dari Input, Process dan Output.

Proses input HRIS terdiri atas 3 subsistem yaitu :
1. SIA (Sistem Informasi Akuntansi). 
SIA menyediakan data akuntansi bagi HRIS sehingga database berisi gambaran yang lengkap dari sumber daya personil bail keuangan maupun non keuangan.

2. Penelitian Sumber Daya Manusia. 
Bergungsi untuk mengumpulkan data melalui proyek penelitian khusus. Contoh: Penelitian Suksesi (succession Study), Analisis dan Evaluasi Jabatan (Job Analysis and Evaluation), Penelitian Keluhan (Grievance Studies).

3. Intelijen Sumber Daya Manusia. 
Berfungsi mengumpulkan data yang berhubungan dengan sumber daya manusia dari lingkungan perusahaan yang meliputi:
a) Intelijen Pemerintah. 
b) Intelijen Pemasok.
c) Intelijen Serikat Pekerja
d) Intelijen Masyarakat Global
e) Intelijen Masyarakat Keuangan. 
f) Intelijen Pesaing. 
Kemudian dari model subsistem input HRIS dimasukkan ke dalam suatu database yang telah dirancang oleh perusahaan tersebut. Database HRIS bukan hanya data mengenai pegawai tetapi juga mengenai perorangan dan organisasi dilingkungan perusahaan yang mempengaruhi arus personil.
Proses output HRIS terdiri atas 6 subsistem yaitu :
1. Subsistem Perencanaan Kerja
Merupakan informasi yang dibutuhkan oleh manajer atas untuk merencanakan kebutuhan tenaga kerja dalam jangka pendek dan jangka panjang. Informasi ini meliputi informasi untuk analisis perputaran tenaga kerja (turnover), anggaran biaya tenaga kerja dan perencanaan tenaga kerja itu sendiri.

2. Subsistem Perekrutan
Merupakan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk pengadaan tenaga kerja secara eksternal maupun internal. Informasi-informasi ini diantaranya adalah informasi pasar tenaga kerja, penjadwalan wawamcara, perekrutan dan analisis rekruitmen.

3. Subsistem Manajemen Angkatan Kerja
Merupakan informasi–informasi yang dibutuhkan untuk mengelola sumber daya manusia di dalam organisasi. Informasi–informasi ini meliputi informasi pelatihan, penilaian atau evaluasi kerja, evaluasi keahlian, karir, realokasi jabatan, suksesi, dan kedisiplinan.

4. Subsistem Tunjangan
Merupakan informasi tentang penggajian dan kompensasinya yang meliputi kehadiran dan jam kerja, perhitungan gaji dan bonus, analisis kompensasi dan perencanaan kompensasi.

5. Subsistem Benefit
Meliputi benefit yang diterima oleh karyawan. Benefit berbeda dengan kompensasi. Kompensasi lebih ke insentif yang dihubungkan dengan kinerja karyawannya, sedang benefit lebih ke manfaat tambahan yang diterima karyawan seperti dana komputer.

6. Subsistem Pelapor Lingkungan
Informasi–informasi ini berhubungan dengan keluhan – keluhan, kecelakaan selam kerja, kesehatan karyawan dan lingkungan kerjanya.


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Pada era saat ini penerapan system informasi manajemen baik itu Finance, Supplay Chain Management, Customer Resource Management, Human Resource Management sangat mendukung bagi kemajuan sebuah bisnis. Pemahaman akan fungsi dari system informasi manajemen bagi bisnis seperti finance yang akan membantu proses pencatatan keuanagn, Supplay Chain Management yang akan mempermudah proses produksi hingga proses distribusi, Customer Resource Management yang akan memudahkan untuk tetap menjalin hubungan baik dengan konsumen melalui berbagai media, serta Human Resource Management yang dapat membantu untuk mengatur manajemen pegawai. Penerapan system informasi manajemen secara maksimal akan mempermudah segala proses yang ada dalam bisnis karena perkembangan zaman seperti sekarang perusahaan di tuntut untuk menggunakan teknologi untuk dapat bersaing di zaman yang serba cepat.

SARAN
Bagi pelaku bisnis yang belum menerapkan system informasi manajemen disarankan untuk segera menggunakan system informasi manajemen agar mempermudah segala proses dalam berbisnis dengan penjelasan segala manfaat yang akan dicapai dirasa tidak ada ruginya apabila menerapkan system informasi manajemen.



DAFTAR PUSTAKA

A. Kennedy,  ‘Electronic customer relationship management (eCRM): opportunities and 
challenges in a digital World’, Ir. Mark. Rev., vol. 18, no. 1/2, p. 58, 2006.

E.  Oz, 2009  Management  information  systems,  6th  ed.  Boston,  Mass:  Thomson/Course 
Technology,. Pp 18

Ross,  F.  D.  (2003). Introduction  to  e-supply chain management:engaging  technology  to build market-winning  businesspartnership. United States of America: ST. Lucie Press.

Turban  et  al.  (2004), Information  technology for management 4th edition, John Wiley & Sons, Inc.

Temporal, Paul  dan Martin Troot. 2002.  Romancing  the Customer.  Terjemahan  oleh  Kusnandar. Jakarta: Salemba Empat.

www.academia.edu/11704759/Sistem_Informasi_Manajemen_Keuangan diakses pada 19 September 2016 pukul 07.10 WIB.

gorbysitumorang.blogspot.co.id./2014/04/pemanfaatan_e-CRM.html diakses pada 19 September 2016 pukul 09.00 WIB.

http://simseptialutfi11130037ayustamardiana.blogspot.co.id/2015/12/human-resources-information-system_30.html diakses pada 19 September 2016 pukul 10.00 WIB.

http://www.hrpayrollsystems.net/hris/ diakses pada 19 September 2016 pukul 11.00 WIB.



*Sumber: https://www.academia.edu/29578991/Fungsi_Sistem_Informasi_Manajemen_untuk_Bisnis


0 Komentar untuk "Sistem Informasi Untuk Bisnis"

Back To Top