Pengaruh Ekonomi Terhadap Psikologi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan
Kemiskinan merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di telinga bangsa Indonesia. Sejak Dahulu, selalu dikatakan bahwa Indonesia adalah negeri yang kaya makmu akan sumber daya alamanya. Bukanlah salah Bahwa Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, tetapi kekayaan sumberdaya alam  tidak dibarengi dengan tingkat kualitas dari sumber daya manusianya serta maraknya kasus korupsi dan krisis kebangsaan karena buruknya  karakter manusia yang di sebabkan oleh terganggunya psikologi manusia akibat daripada permasalahan ekonomi yang ada. Kemiskinan yang terjadi di Indonesia mengacu kepada keadaan berupa kekurangan hal-hal yang berkaitan terhadap pemenuhan kebutuhan kebuthan hidup yang bersifat primer, seperti sandang, pangan dan papan. Masalah kemiskinan ini mempengaruhi kondisi social serta psikologi yang berimbas pada maraknya, pengangguran, kriminalitas, dan yang tidak kalah penting kemiskinan berdampak pada perampasan hak-hak anak. 

Bukan hal baru lagi jika kita melihat banyak anak-anak usia sekolah atau bahkan usia prasekolah harus berjuang serta bertahan hidup di jalan-jalan protokol di Indonesia. Tidak jarang diantara mereka terpaksa putus sekolah. Semua itu mereka lakukan atas alasan ekonomi, demi membantu orang tua mereka. Hal ini sangatlah memprihatinkan, karena kemiskinan yang menimpa anak-anak akan menyebabkan kerusakan pada psikologi anak yang berujung pada kerusakan  jangka panjang terhadap perkembangan anak-anak itu sendiri. Kemiskinan akan terus berlanjut ketika mereka beranjak dewasa yang mengakibatkan mereka terjebak dalam mata rantai kemiskinan terus terjadi, sehingga mereka tidak mampu memberikan yang terbaik bagi anak-anak mereka, dan menyebabkan anak-anak mereka atau generasi selanjutnya akan bernasib sama dengan generasi sebelumnya.

1.2 Perumusan masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas nantinya dalam makalah ini adalah :
1. Kemiskinan seperti apa yang terjadi di Indonesia dan apa penyebabnya?
2. Seberapa besarkah pengaruh kemiskinan terhadap kehidupan maupun psikologi anak usia dini di Indonesia?
3. Apa saja yang program-program dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari tulisan ini adalah agar kita mengetahui apa saja dampak yang ditimbulkan dari kemiskinan yang melanda Indonesia terhadap kehidupan anak usia dini di Indonesia. Selain itu juga dapat dilihat dampak negatif yang ditimbulkan pada pekerja anak usia dini.
Adapun manfaat yang nantinya didapat dari makalah ini yaitu:
Kita menjadi tahu seberapa besar kemiskinan mempengaruhi kehidupan anak di Indonesia, terutama anak-anak di usia dini.
Timbulnya kesadaran yang bisa menggerakkan kita untuk juga ikut memikirkan maupun menyelesaikan masalah kemiskinan ini.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kemiskinan di Indonesia
Sejak awal kemerdekaan, Indonesia mempunyai perhatian besar demi terciptanya masyarakat adil dan makmur. Berbagai program pembangunan telah dilakukan untuk memberantas kemiskinan sehingga terciptanya kesejahteraan masyarakat. Meskipun demikian masalah kemiskinan hingga saat ini masih menjadi masalah yang berkepanjangan. Terbukti dari tingginya angka kemiskinan di Indonesia Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Unicef mengatakan dari 85 juta anak Indonesia, 11 juta anak atau 13,31 persen di antaranya hidup dalam kemiskinan.Sementara itu laporan menyebut tingkat kemiskinan anak tertinggi berada di Provinsi Papua yakni  sebesar 35,37 persen dan terendah di  Provinsi Bali dengan 5,39 persen. (UNICEF, 1989)

Pengaruh Ekonomi Terhadap Psikologi

Kemiskinan pada umumya disebkan oleh dua hal utama yaitu: (i) market failure dan (ii) political failure. Market failure terjadi apabila sebagian besar kelompk miskin termasuk angkatan kerja (labour force) memperoleh upah yang tidak mencukupi kebutuhan dasar (sandang, pangan, kesehatan, pendidikan) mereka. Adapun political failure terjadi apabila struktur politik ekonomi yang ada telah menyebabkan distorsi dalam penyampaian kepentingan kelompok miskin. Kombinasi keduanya akan lebih memperparah keadaan dan lebih mempersempitruang gerak untuk mengatasi masalah kemiskinan ini.”(Agus Pakpahan dkk dalam Hermanto dkk, 1995).

Perhatian pemerintah terhadap masalah kemiskinan menjadi lebih serius  setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun1997. Namun usaha itu tidak sepenuhnya berhasil, tercatat masih banyak kelurga-keluarga Indonesia yang hidup di dalam garis kemiskinan. Bahkan Pada bulan September 2017, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 26,58 juta orang (10,12 persen), berkurang sebesar 1,19 juta orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2017 yang sebesar 27,77 juta orang (10,64 persen).

2.2.1 kemiskinan dan psikologi  orang miskin
Orang – orang yang berpenghasilan rendah atau orang miskin merasa kurang bahagia, bahkan ada yang mengalami gangguan mental seperti depresi, gangguan kepribadian. Orang miskin yang telah putus asa dengan keadaannya hidupnya cenderung akan melakukan  segala cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya.
 Untuk memenuhi kebutuhan hidup, orang miskin biasannya  menjadi pengamen, pengemis, dan pemulung. Jika seorang kepala keluarga miskin melakukan hal tersebut maka anaknya akan melakukan hal yang sama dengan Orang tuanya dan tentunya hal ini mengakibatkan banyaknya pekerja anak. Dengan keadaan seperti itu orang miskin akan cenderung mengalami  Gangguan mental pada beberapa kasus disebut dengan perilaku abnormal atau abrnormal behavior yang mana sama halnya dengan sakit mental (mental illness), sakit jiwa, dan beberapa istilah-istilah lainnya seperti distress, dan lainnya.

2.2.2 Hubungan antara kemiskinan dan kehidupan anak.
Lahir didalam keluarga miskin pasti bukan mimpi siapapun. Namun, pada kenyataannya status miskin hampir disandang oleh setengah penduduk Indonesia.  Berkaca pada keadaan yang terjadi saat ini dimana harga kebutuhan hidup terus meningkat, hal ini diperparah dengan sulitnya seseorang mendapat pekerjaan. Ironisnya tidak hanya orang dewasa yang merasakan dampak dari kemiskinan ini, anak-anak pun ikut merasakan dampak minimnya dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar di keluarga mereka. Kemiskinan yang melanda orang tua tentu akan berpengaruh besar pada kehidupan anaknya. Hak-hak anak akan terampas. Di usia mereka yang seharusnya mendapatkan pendidikan layak dan masa kecil yang bahagia, terpaksa harus ikut berkorban demi satu alasan, ekonomi dengan cara ikut bekerja.

2.2.3 Dampak yang ditimbulkan pada pekerja anak usia dini.
Kemiskinan pada pekerja anak usia dini berdampak negatif  pada kondisi fisik, mental dan intelektual mereka. Usia dini yang dimaksud disini adalah golongan umur kurang dari lima tahun hingga 16 tahun. Dampak negatif utama yang ditimbulkan adalah pada intelektual mereka.  Tenaga kerja anak umumnya tidak lagi sekolah  bahkan ada yang  tidak pernah sekolah dengan alasan tidak mampu sehingga mereka harus ikut serta dalam  mencari nafkah demi keberlangsungan hidup keluarga. Dikarenkan hal tersebut, anak yang bekerja memiliki tingkat kecerdasan yang tergolong rendah.

Selain pada tingkat intelektual anak kemiskinan juga dapat menyebabkan terlambatnya pertumbuhan fisik dan kemungkinan juga mengalami penyalahgunaan fisik akibat tekanan yang dilakukan oleh keluarganya atau pihak-pihak lain ingin mengeksploitasi mereka. Dampak negatif pada pertumbuhan fisiknya juga berkaitan dengan kemiskinan yang mereka alami. Salah satu masalah yang paling sering menimpa anak-anak dalam keluarga miskin adalah kekurangan gizi. Bahkan tidak jarang kekurangan gizi ini  berujung dengan kematian.
Beban yang begitu besar diberikan pada mereka dalam usia yang masih sangat muda juga sangat berpengaruh pada kondisi psikologi mereka. Terkadang masalah tersebut membuat mereka menjadi rendah diri dengan kondisi lingkungan sosial mereka.

2.3. Program-program berkaitan masalah anak-anak dalam kemiskinan.
Program-program yang dilakukukan pemerintah untuk memutus mata rantai kemiskinan yang mengancam anak-anak. Dua program itu adalah Program Keluarga Harapan (PKH) dan pemberian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).) Meskipun dengan adanya bantuan dana tersebut tingkat pekerja anak yang terjadi masih banyak, dikarenakan dengan pertumbuhan jumlah masyarakat yang tinggi setiap tahunnya serta pada pelaksanaan bantuan bantuan tersebut masih terdapat penyimpangan oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawab. Walaupun terjadi penyimpangan , keberadaan program program tersebut masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk  menanggulangi masalah kemiskinan.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kemiskinan yang terjadi di Indonesia dilihat dari  keadaan masyarakatnya  dalam memenuhi kebutuhan yang bersifat primer, seperti sandang, pangan dan papan.  Hal ini disebabkan oleh Kebutuhan hidup yang semakin banyak serta harga-harga yang terus melonjak yang tidak diimbangi dengan tersedianya lapangan pekerjaan dan upah yang didapatpun tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Ironisnya, anak-anak pun ikut merasakan dampak dari kemiskinan ini. 

Untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga, banyak anak-anak yang rela mengorbankan masa kecil mereka untuk bekerja. Bahkan tidak jarang anak-anak tersebut terpaksa harus putus sekolah.  Bekerja di usia dini ini menimbulkan dampak negatif pada perkembangan fisik, psikologi, dan intelektual mereka. 

3.2 Saran
Pemerintah harus mampu untuk meningkatkan program PKH dan BOS yang sudah ada. Serta perlu diadakan pengawasan terhadap penyaluran dana dana bantuan tersebut agar tidak disalah gunakan dan perlu adanya program inovatif lainnya yang lebih efektif lagi
Selain itu pemerintah juga perlu meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memperhatikan kondisi psikologis anak anak yang hidup didalam kemiskinan mengingat mereka adalah penerus bangsa.



DAFTAR PUSTAKA

Pemerintah Republik Indonesia-Unicef.1989. Rangkuman Analisa Situasi Anak dan Wanita      di Indonesia. Indonesia: BAPPENAS.
Pusat Penelitian Sosisl Ekonomi Peranian. 1995. Kemiskinan Pedesaan : Masalah dan Alternatif Penanggulangan. Bogor : IPB
Suryabrata Sumardi. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
https://www.unicef.org/indonesia/id/media_21386.html
https://bisnis.tempo.co/read/1108528/angka-kemiskinan-di-7-provinsi-meningkat-ini-faktor-penyebabnya




*Sumber: https://www.academia.edu/37143073/Makalah_pengaruh_ekonomi_terhadap_psikologi


Tag : Ekonomi, Psikologi
0 Komentar untuk "Pengaruh Ekonomi Terhadap Psikologi"

Back To Top