Pengertian Biologi Manusia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Biologi manusia merupakan suatu cabang ilmu biologi yang menghimpun beragam ilmu yang mempelajari anatomi fungsi tubuh pada manusia, baik dari luar maupun dari dalam tubuh. Biologi manusia mencakup beberapa materi penting seperti sistem syaraf pada manusia, sistem endokrin, sirkulasi pada manusia, dan masih banyak lagi. Anda akan mengetahui semuanya dalam pembahasan makalah ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah, yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan sistem syaraf pada manusia?
2. Apa yang dimaksud dengan sistem endokrin?
3. Apa yang dimaksud dengan sirkulasi?
4. Apa yang dimaksud dengan sistem respirasi?
5. Apa yang dimaksud dengan integument?
6. Apa yang dimaksud dengan urinary?
7. Apa yang dimaksud dengan sistem pencernaan?
8. Apa yang dimaksud dengan sistem panca indera?

1.3 TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memahami lebih dalam lagi tentang sistem syaraf, endokrin, sirkulasi, sistem respirasi, integument, urinary, sistem pencernaan, dan sistem panca indera. Selain itu, makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Umum.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SISTEM SARAF
2.1.1 Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf adalah salah satu sistem organ pada manusia yang berfungsi untuk menerima rangsangan dan mengatur respon tubuh terhadap rangsangan tersebut. Sistem saraf memungkinkan manusia untuk mengenali dan mendeteksi berbagai perubahan yang terjadi baik di dalam maupun di luar tubuh dan membuat tubuh mampu menyesuaikan diri dengan perubahan itu. Unit struktural terkecil yang mengatur kinerja sistem saraf adalah sel saraf atau yang biasa disebut neuron. Terdapat miliaran neuron di dalam tubuh manusia, dan masing-masing neuron saling terhubung satu sama lain membentuk jalur saraf yang kompleks.

Pengertian Biologi Manusia

2.1.2 Komponen Sistem Saraf Manusia
1. Sel Saraf (neuron)
Sel saraf adalah unit fungsional dan struktural terkecil penyusun sistem saraf. Terdapat sangat banyak sel saraf yang terhubung satu sama lain di dalam tubuh manusia. Sekelompok sel saraf akan membentuk jaringan saraf. Sel saraf berfungsi menerima rangsangan (impuls) dan memberikan pesan tentang impuls tersebut ke otak, setelah pesan diterima, otak akan memberikan sinyal tanggapan melalui sel saraf sehingga tubuh akan memberikan respon terhadap rangsangan tadi. Struktur dari sel saraf adalah sebagai berikut :
a. Dendrit
Dendrit adalah serabut saraf pendek bercabang yang terhubung langsung dengan badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima rangsangan (impuls) dan meneruskan rangsangan tersebut ke badan sel.
b. Badan sel
Badan sel merupakan bagian terbesar dari sistem saraf yang fungsinya adalah untuk menerima rangsangan (impuls) dari dendrit kemudian meneruskannya ke bagian akson. Pada bandan sel terdapat sitoplasma, inti sel, badan nissl (untuk transportasi protein) dan berbagai organel sel saraf lainnya.
c. Akson
Akson adalah bagian serabut saraf panjang yang merupakan penjuluran dari sitoplasma sel. Akson sering juga disebut neurit. Akson berfungsi untuk menerima rangsangan dari badan sel kemudian meneruskannya ke sel saraf lain atau ke efektor. Pada bagian akson terdapat selubung bening yang disebut selubung mielin yang dilapisi sel schawnn. Terdalat juga bagian yang tidak dilapisi selubung, bagian ini disebut nodus ranvier.
d. Nukleus
Nukleus merupakan inti sel yang terdapat di badan sel. Sama seperti pada sel lain dalam tubuh, fungsi nukleus pada sel saraf juga untuk mengatur seluruh aktivitas sel tersebut.
e. Selubung Mielin
Selubung mielin merupakan selaput lemak bersegmen yang melapisi bagian akson. Selubung mielin berwana bening, berfungsi untuk melindungi akson sel saraf dan mempercepat laju impuls pada akson. Tidak semua sel saraf memiliki selubung mielin, beberapa tidak memilikinya sehingga disebut sel tak bermielin.
f. Nodus Ranvier
Nodus ranvier adalah bagian agak menyempit pada akson yang tidak dilapisi selubung mielin. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls, dengan adanya nodus ranvier maka impuls dapat meloncat dari satu nodus ke nodus lainnya sehingga lebih cepat sampai ke tujuan.
g. Sel schwann
Sel schwann adalah sel pada akson (neurit) yang berfungsi untuk memberikan nutrisi dan membantu regenerasi dari akson (neurit).

Menurut fungsinya terdapat tiga jenis sel saraf (neuron):
a. Saraf sensorik
Saraf sensorik adalah saraf yang berfungsi untuk menghantarkan impuls dari reseptor dan sistem saraf pusat.
b. Saraf motorik
Saraf motorik merupakan saraf yang berfungsi untuk mengirimkan impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar di dalam tubuh.
c. Saraf penghubung (Saraf Intermediet)
Saraf penghubung atau saraf asosiasi merupakan saraf yang berfungsi untuk menghubungkan sel saraf sensorik dan sel saraf motorik.

2. Sel glia (neuroglia)
Sel glia (neuroglia) adalah sel yang mendukung dan menunjang sel saraf (neuron). Beberapa fungsi utama dari sel glia antara lain adalah menyediakan nutrisi, memantau fungsi neuron, membentuk selubung mielin, menjaga homeostasis (keseimbangan), berpartisipasi dalam transmisi sinyal di sistem saraf, dan menghancurkan patogen yang dapat menginfeksi sel saraf. Beberapa jenis sel glia antara lain adalah astrosit, oligodendrosit, glioblast, dan sel schwann.

3. Impuls saraf
Impuls sarafa adalah pesan (rangsangan) dalam bentuk arus listrik yang menjalar sepanjang serabut saraf. Impuls dapat terjadi karena adanya perubahan potensial listrik antar bagian luar dengan bagian dalam sel saraf. Ketika suatu sel saraf tidak sedang menghantarkan listrik, maka sel saraf tersebut sedang dalam keadaan istirahat.

2.1.3 Susunan Sistem Saraf Manusia
Sistem saraf manusia dibagi menjadi sistem sarad pusat dan sistem saraf perifer.
1. Sistem saraf pusat
Seperti namanya, sistem saraf pusat merupakan pusat pengendalian dari seluruh aktivitas tubuh. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Semua rangsangan yang datang akan diterima oleh tubuh dan dibawa ke sistem saraf pusat untum direkam serta diartikan.

a. Otak
Otak merupakan salah satu organ paling penting dalam tubuh manusia. Otak terletak di dalam rongga kepala (tengkorak). Otak dilindungi oleh selaput pembungkus yang disebut meningens, selaput ini terdiri atas 3 lapisan yaitu selaput keras (durameter), selaput jaring-jaring (arachnoid), dan selaput halus (piameter). Antara lapisam kedua dan ketiga terdapat ruangan sub arachnoid yang berisi cairan serebrospinal. Cairan ini juga berfungsi untuk melindungi otak, terutama dari tekanan atau benturan.

Otak memiliki 3 bagian utama, yaitu otak besar (serebrum), otak kecil (serebelum) dan sumsum lanjutan (medula oblongata)
1) Otak besar (serebrum)
Sesuai dengan namanya, otak besar merupakan bagian yang paling besar di otak. 2/3 berat total otak disumbangkan oleh bagian ini. Serebrum dibagi menjadi dua belahan, belahan kanan atau hemisfer kanan dan belahan kiri atau hemisfer kiri. Sebagian besar struktur hemisfer mengatur anggota tubuh yang berlawanan. Artinya hemisfer kanan mengatur fungsi dari tubuh sebelah kiri, sedangkan hemisfer kiri mengatur fungsi tubuh sebelah kanan.
Serebrum berfungsi untuk mengatur hampir seluruh aktivitas tubuh, terutama yang berhubungan dengan kepandaian (intilegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan. Berdasarkan fungsi dan letaknya, terdapat 4 bagian (lobus) utama otak besar, yaitu:
1. Lobus frontal, terletak di bagian depat otak besar, berfungsi untuk memproses data motorik.
2. Lobus parietal, terletak pada bagian tengah otak besar, berfungsi untuk memproses data sensorik.
3. Lobus temporal, terletak pada bagian samping otak besar, berfungsi untuk memproses data audio (pendengaran).
4. Lobus oksipital, terletak di bagian belakang otak besar, berfungsi untuk memproses data visual (penglihatan).

2) Otak kecil (serebelum)
Otak kecil atau yang biasa disebut serebelum memiliki struktur yang serupa dengan otak besar. Otak kecil juga memiliki dua belahan, kiri dan kanan serta memiliki lipatan lipatan otak. Serebelum terletak pada bagian bawah otak belakang, tepatnya di bawah lobus oksipital. Fyungsi utamanya adalah untuk mengatur motorik, koordinasi otot, dan pusat keseimbangan tubuh. Otak kecil juga memiliki fungsi tambahan lain yaitu berperan dalam kognitif dan emosi.

3) Sumsum lanjutan (medulla oblongata)
Medulla oblongata merupakan organ yang terletak di bawah otak besar. Bagian ini berfungsi untuk mengontrol sistem otonom (tak sadar) di seluruh tubuh. Beberapa diantaranya adalah pengaturan pernapasan, sirkulasi, denyut jantung, tekanan darah, sistem pencernaan, dan mekanisme tidur.
b. Sumsum Tulang Belakang (medulla spinalis)
Sumsum tulang belakang merupakan batang saraf yang terletak di ruas tulany belakang. Medulla spinalis merupakan perpanjangan sistem saraf pusat di otak. Karena itu bagian ini juga dibungkus oleh selaput meningens dan memiliki cairan serebrospinal. Sumsum tulang belakang merupakan perantara antara otak dengan seluruh tubuh. Fungsinya adalah untuk menyampaikan impuls dari reseptor di bagian perifer tubuh ke otak, juga untuk menyampaikan impuls dari otak ke bagian perifer tubuh . Selain itu sumsum tulang juga berfungsi dalam mengatur gerak refleks.

2. Sistem Saraf Perifer
Susunan sistem saraf perifer mengacu pada sistem saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang. Secara umum terdapat dua jenis sel saraf yang paling berperan dalam sistem saraf perifer, yaitu sel saraf sensorik dan sel saraf motorik.  Sistem saraf perifer dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu sistem saraf sadar (somatik) dan sistem saraf tak sadar (otonom).

a. Sistem Saraf Sadar (Somatik)
Sistem saraf somatik adalah sistem saraf yang bertanggung jawab untuk menerima dan menanggapi rangsangan secara sadar. Semua panca indera dan otot – otot yang dapat dikontrol secara sadar merupakan bagian dari sistem ini. Saraf somatik terbagi lagi menjadi 2, yaitu saraf kranial (otak) dan saraf spinal (tulang belakang)
1) Saraf kranial (otak)
Saraf kranial merupakan saraf yang menghubungkan otak secara langsung dengan bagian tubuh perifer (tepi) tanpa melalui medulla spinalis. Saraf kranial berjumlah 12 pasang dan masing masing anggotanya memiliki fungsi yang spesifik. 3 pasang saraf kranial merupakan jenis saraf sensorik, 5 pasang merupakan jenis saraf motorik, dan 4 pasang lain memiliki jenis saraf gabungan (sensorik motorik).
2) Saraf spinal (Tulang Belakang)
Saraf spinal merupakan saraf yang menghubungkan bagian perifer tubuh dengan sumsum tulang belakang. Sistem saraf spinal berjumlah 31 pasang yang disusun oleh jenis saraf gabungan (sensorik motorik). Berdasarkan asal sarafnya, sistem ini terdiri dari 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung (thoraks), 5 pasang saraf pinggang (lumbal), 5 pasang saraf pinggul (sacral), dan 1 pasang sarah ekor (koksigeal).
b. Sistem Saraf Tak Sadar (Otonom)
Sistem saraf tak sadar atau yang dikenal dengan sistem saraf otonom berfungsi untuk mengontrol aktivitas tubuh yang tidak kita sadari. Serabut sarafnya dapat berhubungan langsung dari otak atau sumsum tulanh belakang dengan organ yanh bersangkutan. Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua yaitu, sistem saraf simpatik dan parasimpatik, keduanya memiliki efek yang bertolak belakang.
1) Sistem Saraf Simpatik
Sistem saraf simpatik membuat tubuh berada dalam keadaan siaga. Beberapa efek yang ditimbulkan terhadap tubuh ketika sistem saraf simpatik aktif antara lain adalah sebagai berikut:
1. Melebarkan pupil mata
2. Menghambat sekresi kelenjar ludah
3. Mempercepat denyut jantung
4. Merelaksasikan bronki di paru
5. Menghambat aktivitas lambung dan usus
6. Menghambat aktivitas pankreas
7. Menghambat pengosongan kandung kemih
8. Merangsang pelepasan glukosa dan hati
9. Menghambat aktivitas kandung empedu
10. Merangsang medulla oblongata
11. Meningkatkan ejakulasi dan kontraksi vagina


2) Sistem Saraf Parasimpatik
Sistem saraf parasimpatik merukapan sistem yang membuat tubuh berada dalam keadaan tenang dan rileks. Beberapa perubahan yang akan terjadi ketika sistem ini aktif antara lain adalah sebagai berikut :
1. Menyempitkan pupil mata
2. Merangsang sekresi kelenjar ludah
3. Memperlambat denyut jantung
4. Mengkontraksikan bronki di paru
5. Meningkatkan aktivitas lambung dan usus
6. Meningkatkan aktivitas pankreas
7. Merangsang pengosongan kandung kemih
8. Menghambat pelepasan glukosa dan hati
9. Meningkatkan aktivitas kandung empedu
10. Menghambat medulla oblongata
11. Menghambat ejakulasi dan relaksasi vagina


2.2 SISTEM ENDOKRIN
Dalam tubuh manusia terdapat kelenjar, enzim dan beberapa bagian penting yang mempengaruhi kestabilan tubuh. Salah satu kelenjar yang memiliki pengaruh dalam tubuh adalah kelenjar endokrin. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tersusun atas susunan sel mikro yang sangat sederhana yan terdiri atas jaringan ikat halus yang mengandung pembuluh kapiler.

2.2.1 Pengertian Sistem Endoktrin
Sistem endoktrin pada manusia adalah sistem yang mengatur dan menghasilkan hormon hormon yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Sistem endokrin pada manusia memiliki hubungan yang sangat erat dengan sistem saraf pada manusia, kedua sistem ini berfungsi untuk mengontrol dan memadukan satu sama lain. Selain itu, kedua sistem ini juga bertugas untuk menjaga homeostatis dalam tubuh. Meskipun kedua sistem ini saling memberikan pengaruh, akan tetapi karakteristiknya berbeda. ( baca : Struktur Sel Saraf )

Dalam tubuh kita terdapat banyak kelenjar, dimana beberapa diantaranya memiliki fungsi untuk mengdoktrin, beberapa diantaranya adalah kelenjar hipofisis, kelenjar tiroid, kelenjar timus, kelenjar paratiroid dan kelenjar adrenal suprenalis.

2.2.2 Fungsi Kelenjar Endokrin
Secara keseluruhan, masing-masing kelenjar yang terdapat dalam tubuh memiliki fungsi yang berbeda-beda tergantung dari mana kelenjar tersebut dihasilkan. Akan tetapi, secara umum fungsi kelenjar endokrin adalah:
1. Penghasil Hormon – Kelenjar endokrin bertugas untuk menghasilkan berbagai macam jenis hormon yang nantinya akan disalurkan ke darah apabila diperlukan oleh jaringan tubuh tertentu. ( baca : Sistem Hormon pada Manusia )
2. Mengontrol Aktivitas – Kelenjar endoktrin bertugas untuk mengontrol aktivitas dari kelenjar tubuh agar dapat berfungsi dengan normal dan maksimal.
3. Merangsang Aktivitas – Kelenjar endoktrin juga bertugas untuk merangsang aktivitas kelenjar tubuh untuk kemudian disampaikan ke sistem saraf dan menciptakan suatu efek dari rangsangan tersebut. ( baca : Fungsi Saraf Simpatik dan Parasimpatik )
4. Pertumbuhan Jaringan – Kelenjar endoktrin juga mempengaruhi pertumbuhan jaringan pada manusia agar jaringan tersebut berfungsi maksimal.
5. Mengatur Metabolisme – Kelenjar endoktrin juga berfungsi untuk mengatur metabolisme dalam tubuh, sistem oksidasi tubuh serta bertugas untuk meningkatkan absorpsi glukosa dalam tubuh dan pada usus halus. ( baca : Fungsi Usus Halus )
6. Metabolisme Zat – Kelenjar endoktrin bertugas untuk mempengaruhi fungsi metabolisme lemak, vitamin, metabolisme protein, mineral, air dan hidrat aranga dalam tubuh untuk agar optimal.

2.2.3 Kelenjar Endokrin Pada Manusia
Seperti yang telah disinggung diatas, bahwa kelenjar endoktrin pada manusia terdiri atas 8 kelenjar utama dan sangat penting bagi tubuh. Lalu apa saja kelenjar tersebut ? Berikut penjelasannya.
1. Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis atau sering disebut sebagai master of gland merupakan kelenjar yang menghasilkan banyak hormon yang masing masing memiliki fungsi utama untuk mengatur satu sama lain. Kelenjar ini memiliki ukuran yang kecil sekitar 1,3 cm dengan bentuk bulat. Secara umum kelenjar hipofisis sendiri terbagi atas 3 macam, yaitu hipofisis anterior, hipofisis pars intermedia dan hipofisis posterior.

Adapun hormon hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis berserta fungsinya dalah sebagai berikut:
1. Hormon Pertumbuhan – Hormon pertumbuhan untuk mengatur pertumbuhan & perkembangan manusia dari bayi sampai dewasa, apabila kekurangan hormon maka akan kerdil sedangkan apabila kelebihan akan menyebabkan gigantisme.
2. Hormon Tirotropin – Hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan dari kelenjar tiroid agar tidak terserang penyakit gondok.
3. Adrenocorticotropic Hormone – Hormon ini bertugas untuk mengontrol pertumbuhan dan perkembangan dari kulit ginjal serta merangsang aktivitas kelenjar adrenal. ( baca : Bagian Bagian Ginjal )
4. Hormon Prolaktin (Lactogenic) – Berfungsi untuk membantu wanita pada proses kelahiran dan juga sekresi susu.
5. Hormon MSH – Bertugas untuk memberikan pengaruh pada warna kulit pada mahkluk hidup, kelebihan hormon ini dapat menyebabkan kulit hitam.
6. Hormon ADH – Bertugas untuk meningkatkan tekanan darah dalam tubuh serta menurunkan volume urine tubuh. ( baca : Sistem Ekskresi pada Ginjal )

2. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang dapat ditemukan di bagian leher depan, tepatnya berada dibawah jakun dan terdapat 2 lobus. Yodium yang terdapat pada kelenjar ini dibuat dari folikel jaringan tiroid, dimana yodium secara aktif diakumulasi oleh kelenjar tiroid itu sendiri. Maka dari itu, apabila seseorang mengalami kekurangan yodium dalam jangka waktu yang lama dan tidak segera ditangani, maka akan menyebabkan pembesaran pada kelenjar gondok hingga 15x lipat dari normal.

Kelenjar ini menghasilkan 2 hormon penting, yaitu tiroksin dan triiodontironim. Dimana kedua hormon ini memiliki fungsi yang sama yaitu untuk mengatur metabolisme, perkembangan, pertumbuhan serta aktivitas dari sistem saraf. Akan tetapi terdapat 1 hormon yang terdapat pada kelenjar tiroid yang bernama kalsitonin. Kalsitonin ini memiliki fungsi untuk menurunkan kadar kalsium dalam darah tubuh, caranya adalah dengan mempercepat proses absorpsi kalsium yang terdapat pada tulang.

3. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid merupakan kelenjar yang berada di belakang kelenjar tiroid dengan jumlah 4 buah. Adapun fungsi kelenjar ini adalah:
1. Menghasilkan PTH yang berfungsi mengatur konsentrasi ion kalsium yang terdapat pada cairan ekstraseluler dengan mengabsorpsi kalsium dari dalam usus
2. Untuk meningkatkan kalsium dalam darah
3. Untuk mengatur metabolisme fosfor
4. Selain dapat menaikkan kalsium darah, kelenjar ini juga dapat menurunkan kadar kalsium dalam darah.

Apabila seseorang mengalami kekurangan hormon ini, maka akan menyebabkan terserang penyakit tetanus dan apabila seseorang kelebihan hormon ini maka akan menyebabkan terjadinya pengendapan kapur pada ginjal.

4. Kelenjar Adrenalin
Kelenjar adrenalin dapat kita temukan di bagian atas ginjal dengan bentuknya menyerupai bola. Pada masing masing ginjal manusia terdapat 1 kelenjar suprarenalis, dimana nantinya kelenjar tersebut akan dibagi lagi menjadi 2 bagian utama, yaitu korteks atau bagian luar dan medula atau bagian tengah.

Adapun hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenalin dan tugasnya adalah sebagai berikut:
1. Mineralokortikoid – Bertugas untuk mengontrol jalannya metabolisme ion anorganik
2. Glukokortikoid – Bertugas untuk mengontrol proses metabolimse glukosa ( baca : Metabolisme Karbohidrat )
3. Adrenalin & Noradrenalin – Bertugas dalam vasokontriksi arteri, mengontrol pembuluh darah pada otak dan otot, merespon gerak peristaltik, mengatur kadar gula darah dan ikut merubah glikogen menjadi glukosa dalam hati.

5. Kelenjar Timus
Kelenjar timus adalah salah satu kelenjar yang memiliki peran penting dalam pertumbuhan manusia. Kelenjar ini dapat ditemukan di dalam mediastinum, tepatnya disekitar trakea. Kelenjar ini biasanya dapat membesar seiring dengan berjalannya proses pubertas, akan tetapi akan mengecil kembali ketika dewasa. Timus juga menghasilkan hormon pertumbuhan yang akan berfungsi hinnga remaja dan setelah dewasa nanti hormon pertumbuhan tidak akan berfungsi. Adapun fungsi kelenjar timus adalah:
1. Untuk membantu pertumbuhan makhluk hidup
2. Bertugas mengurangi aktivitas dari kelenjar kelamin ( baca : Alat Reproduksi Manusia )
3. Menghasilkan senyawa timosin yang bertugas sebagai perangsang limfosit tubuh

6. Kelenjar Pinealis
Kelenjar Pinealis merupakan kelenjar yang terdapat di dekat pusat otak kita. Kelenjar ini menghasilkan hormon yang bernama melatonin, dimana reproduksi hormon ini bergantung dari seberapa lama tubuh mendapatkan penyinaran. Ketika siang hari, kelenjar ini akan menghasilkan sedikit melatonin, akan tetapi pada malam hari akan menghasilkan banyak.

7. Kelenjar Pankreas
Kelenjar pankreas dalam tubuh memiliki tugas untuk menghasilkan insulin yang bertugas untuk mengatur tingkat glukosa dalam darah. Apabila seseorang mengalami kekurangan insulin, maka akan menyebabkan individu tersebut menjadi rentan terserang penyakit diabetes. Selain itu, kelenjar pankreas ternyata terbagi atas 3 sel yang memiliki fungsi masing masing, sel tersebut adalah :
1. Sel Alpa yang bertugas untuk memproduksi glukagon serta meningkatkan glukagon, selain itu juga dapat menurunkan kadar glukosa tubuh.
2. Sel Beta yang bertugas untuk memproduksi insulin, selain itu juga dapat menurunkan glukagon dan meningkatkan glukosa.
3. Sel Gamma merupakan sel yang sampai saat ini belum diketahui secara pasti fungsi tugasnya.

8. Kelenjar Kelamin
Kelenjar kelamin atau disebut sebagai kelenjar gonad merupakan kelenjar yang bertanggung jawab atas pertumbuhan pada manusia. Secara umum, kelenjar ini menghasilkan beberapa hormon yang dibagi menjadi 2, yaitu pada laki laki dan perempuan. Pada laki laki, kelenjar ini menghasilkan hormon testosteron, sedangkan pada perempuan menghasilkan hormon progresteron dan estrogen. 

Adapun fungsi dari hormon testosteron pada pria adalah untuk menjaga metabolisme pria, selain itu juga memiliki pengaruh besar sebagai penentu jenis kelamin pada janin dan mempengaruhi masa pubertas pada pria. Sedangkan fungsi hormon progresteron utamanya adalah untuk mematangkan sel induk wanita, mempertahankan status kehamilan dan meningkatkan fungsi kelenjar tiroid. Lalu fungsi dari estrogen adalah sebagai pencegah nyeri pada payudara, memberikan karakteristik secara generatif pada wanita, untuk meningkatkan anabolisme protein tubuh dan membantu dalam pembentukan tulang

2.3 SIRKULASI
2.3.1 Pengertian Sisrkulasi
Sistem Sirkulasi darah pada manusia merupakan aliran sistem sirkulasi yang tertutup. Disebut sebagai sistem yang tertutup karena aliran darah pada manusia mengalir melalui tempat aliran darah (pembuluh nadi, pembuluh balik, kapiler, atau rongga ) sehingga tidak ada darah yang mengalir di luar tempat aliran darah jika dalam keadaan normal.

Sebaliknya, suatu sistem dikatakan sebagai sirkulasi terbuka apa bila berlangsung di luar pembuluh. Contohnya dalam tubuh manusia merupakan sistem aliran getah bening. Sistem aliran getah bening yang sebagian besar terisi oleh sel darah putih limfosit dan monosit yang berguna untuk melawan bakteri asing yang masuk ke dalam tubuh memiliki cara kerja sistem terbuka. Getah bening yang terdapat pada sela-sela sel di seluruh tubuh mengalir masuk ke dalam pembuluh getah bening. Kemudian getah bening yang terdapat dalam pembuluh getah bening akan bermuara di bagian tubuh tertentu ke dalam kelenjar getah bening. Setelah itu akan bermuara sesuai tujuan masing-masing. Berikut adalah penjelasan mengenai sistem sirkulasi pada manusia :

2.3.2 Susunan Utama Darah
Jika  anda terluka, anda akan menemui darah dari luka anda. Darah yang berwarna merah gelap tersebut tersusun atas beberapa komponen utama. Komponen-komponen utama penyusun darah, yaitu:
1. Plasma darah (cairan darah)
2. Sel darah – Sel darah terdiri atas: Eritrosit (sel darah merah), Leukosit (sel darah putih), dan Trombosit (keping darah)
Penelitian menunjukkan bahwa 8% dari berat badan tubuh kita terdiri atas darah. Jadi, apabila berat badan kita 50 kg maka 8%-nya, atau sekitar 4 liter merupakan darah yang ada di tubuh kita. Pada orang dewasa, tekanan darah normal adalah 120/80 mm Hg. Yang berarti, tekanan darah pada saat sistole adalah 120 mm Hg dan pada saat diastole 80 mm Hg. Untuk mengukur tekanan darah digunakan stetoskop dan tensimeter atau sphygmomanometer.

2.3.3 Sistem Peredaran Darah pada Tubuh Manusia
Sistem peredaran darah pada tubuh manusia terbagi menjadi 2 alur, yaitu:
1. Peredaran darah kecil/pendek (sirkulasi paru-paru)
Darah anoksi (miskin oksigen) keluar dari bilik kanan jantung →  arteri pulmonalis → Pulmo (paru-paru). Terjadi proses difusi oksigen dengan karbondioksida. Darah oksi (kaya oksigen) mengalir melalui vena pulmonalis ke serambi kiri jantung.
2. Peredaran darah besar/panjang (sirkulasi sistemik)
Darah oksi (kaya oksigen) dari bilik kiri jantung diedarkan ke seluruh tubuh melalui arteri. Percabangan arteri ini disebut dengan arteriol, kemudian mengalir ke kapiler yang akan menyuplai oksigen dan zat-zat lain ke sel-sel seluruh tubuh.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan:
Pembuluh yang menuju ke jantung disebut vena. Pembuluh darah yang ke luar dari jantung disebut arteri. Vena selalu membawa darah anoksi kecuali vena pulmonalis. Arteri selalu membawa darah oksi kecuali arteri pulmonalis.

Macam-Macam Pembuluh Darah dan Cirinya
Setelah mengenal komponen penyusun darah dan alur peredaran darah  manusia, telah tersinggung mengenai pembuluh darah. Pembuluh darah memiliki banyak macam dan ciri tersendiri. Pembuluh darah yang wajib diketahui adalah sebagai berikut:
1. Arteri-Dindingnya kuat, tebal dan elastis. Letaknya agak jauh ke dalam kulit sehingga jika terjadi luka pada kulit, tidak akan langsung mengenai pembuluh arteri. Umumnya membawa darah oksi kecuali arteri pulmonalis. Membawa darah meninggalkan Cor.
2. Kapiler-Dindingnya tipis. Strukturnya halus. Menghubungkan cabang-cabang arteri & vena ke sel tubuh.
3. Arteriole-Terhubung dengan pembuluh kapiler. Arteriole merupakan Arteri terkecil.
4. Aorta-Teksturnya elastis dan kenyal. Merupakan arteri terbesar. Membawa darah oksi
5. Vena-Dindingnya tipis serta tidak elastis. Letaknya dekat dengan permukaan kulit sehingga jika terjadi luka dipermukaan kulit, akan mengenai pembuluh vena terlebih dahulu. Umumnya membawa darah anoksi kecuali vena pulmonalis. Membawa darah menuju Cor.
6. Venula-Merupakan percabangan Vena. Terhubung dengan pembuluh kapiler.
Tahukah kamu berapa total panjang pembuluh darah pada tubuh kita jika disatukan?
Kira-kira sistem sirkulasi ditubuh kita mencapai 150.000 km panjangnya.

2.3.4 Golongan Darah dan Transfusi Darah
Sebelum abad ke-19 terjadi banyak kasus kematian setelah dilakukan transfusi darah. Tahun 1901, Karl Landsteiner menemukan bahwa penyebab kematian-kematian itu lantaran terjadinya penggumpalan darah setelah dilakukan transfusi akibat adanya reaksi antigen-antibodi karena perbedaan golongan darah. Penemuan Landsteiner tersebut mengemukakan penggolongan darah ABO yang kita kenal hingga sekarang.

Penggolongan darah ABO didasarkan oleh protein di permukaan sel darah merah yang bersifat sebagai antigen atau aglutinogen. Pada plasma darah terdapat antibodi atau aglutinin. Golongan darah ditentukan oleh jenis antigen.

Jadi pada golongan darah A, terdapat antigen A dan pada plasma darah terdapat antibodi β. Pada golongan darah B, terdapat antigen B di sel darah merah dan pada plasma darah terdapat antibodi α. Golongan darah O, tidak terdapat antigen namun pada plasma darah terdapat antibodi α + β. Golongan darah AB, terdapat antigen A dan B. Namun tidak terdapat antibodi pada plasma darahnya.

Oleh sebab itu golongan darah O disebut dengan donor universal karena dapat mendonorkan darahnya pada golongan darah lain. Sedangkan AB disebut dengan resepien universal karena dapat menerima transfusi darah dari golongan darah lain. Namun pada praktek dunia medis modern, pendonoran darah dilakukan antar sesama golongan darah demi mencegah kemungkinan yang tidak diinginkan.

2.4 SISTEM RESPIRASI
2.4.1 Pengertian Sistem Respirasi
Sistem pernapasan atau disebut juga  sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Sistem pernapasan umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk yang mengandung oksigen, dan juga mengeluarkan udara yang mengandung karboondioksida dan uap air.

2.4.2 Organ yang Menyusun Sistem Pernafasan pada Manusia
Sistem pernafasan tidak dapat dianggap sepele, mengingat peran dan fungsi oksigen dalam tubuh. Tanpa bernafas, manusia tidak akan bisa hidup. Jika anda mengalami gangguan pernafasan, segera lakukan pemeriksaan ke dokter atau pusat kesehatan terdekat.
Pernafasan merupakan hal yang sangat kompleks, maka tidak dapat dianggap remeh. Terdapat berbagai organ pernafasan yang mendukung terjadinya proses pernafasan.  Jika salah  satu organ dalam sistem respirasi ini terganggu atau tidak ada maka dapat dipastikan bahwa anda tidak dapat bernafas dengan nyaman, dan sempurna. Apa saja organ yang ada pada sistem pernafasan manusia? Berikut merupakan penjelasannya.
1. Hidung atau Cavum Nasalis
Udara yang mengandung oksigen masuk akan melalui rongga hidung, sebagai saluran utama pada sistem pernafasan atas. Selain melalui hidung, udara juga bisa masuk melalui rongga mulut. namun lebih baik jika bernafas menggunakan rongga hidung. Mengapa begitu ? berikut merupakan penjelasan dari bagian bagian hidung beserta fungsinya
2. Bulu hidung.
Bulu hidung merupakan salah satu bagian yang penting dalam sistem pernafaasan. Karena bulu hidung berfungsi menyaring kotoran, debu dan polusi dari udara yang dihirup. Jika bulu hidung tidak ada, maka udara yang masuk kedalam tubuh mengandung banyak debu dan polusi. Hal ini dapat menyebabkan sistem pernafasan terganggu karena menimbulkan beberapa penyakit pernafasan atas. Debu dan kotoran yang tersaring oleh bulu hidung harus sering dibersihkan guna menjaga kondisi rongga hidung tetap sehat
3. Sistem Syaraf
Sistem syaraf pada sistem pernafasan berfungsi sebagai pengantar rangsangan yang diterima dari ronga hidung. sebagai contohnya, jika udara yang dihirup mengandung bakteri, parasit, debu atau benda asing, maka dengan cepat sistem syaraf menyampaikan rangsangan ke otak. Otak akan member tanggapan berupa bersin, sehingga benda – benda asing tersebut keluar dari rongga hidung. selain itu, sebagai indra pencium sistem syaraf sangatlah berperan guna menyapaikan rengsangan dalam bentuk aneka bebauan. Seperti bau harum, busuk, sedap dan lain sebagainya.
4. Tekak atau Faring
Faring merupakan penghubung antara hidung dan penggorokan (pada saluran pernafasan) serta penghubung antara mulut dan kerongkongan atau esophagus (pada saluran pencernaan). Atau biasa dikenal sebagai persimpangan jalan. Di sebelah belakang tepat faring, terdapat laring yang biasanya di sebut dengan pangkal tenggorokan.
5. Tenggorokan atau Trachea
Trachea atau yang lebih sering disebut tenggorokan merupakan salah satu organ yang letaknya berada di leher. bentuknya seperti pipa yang memanjang. Jika di ukur, panjang dari batang tenggorokan ini bisa mencapai lebih dari 10 cm. tergantung dar struktur leher seseorang. Tenggorokan atau trakea ini memiliki cabang di ujungnya yang membentuk bronkus. 
6. Cabang tenggorokan atau Bronchus
Bronkus merupakan organ dalam saluran pernafasan yang berbentuk cabang. Cabang tenggorokan ini merupakan penghubung antara tenggorokan dan paru-paru. Broncus kanan dan kiri memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda. Paru paru yang sebelah kiri akan lebih panjang. Namun salurannya lebih sempit dan lebih mendatar. Sedangkan paru-paru seelah kanan akan lebih pendek, namun lebih meninggi cabangnya.
Hal inilah yang menyebabkan paru paru sebelah kanan lebih rentan terkena penyakit. Setelah melewati bronchus, udara yang mengandung oksigen tadi akan melewati bronkiolus, yakni merupakan cabang dari bronchus. Pada bronchus  kanan, memiliki 3 cabang bronkiolus. Sedangkan pada bronchus kiri, hanya memiliki 2 cabang bronkiolus.
7. Broncheolus
Merupakan cabang dari bronchus. Pada pada bagian kiri hanya terdapat 2 cabang saja , sedangkan bagian kanan terdapat 3 cabang. Baik dari kanan maupun kiri, cabang cabang saluran pada paru paru ini memiliki struktur yang lebih kecil dan halus. Bahkan dinding dari lapisan broncheolus ini di nilai tipis. Dalam broncheolus terdapat silia pada rongga rongganya. Meskipun menjadi salah satu saluran organ yang tidak memiliki tulang rawan, keberadaan bagian ini sangat di perlukan. Setiap bronkeolus akan bermuara ke alveolus.
8. Paru paru
Merupakan bagian utama dari proses pernapasan manusia. Letaknya berada di dalam rongga dada, yang mana di batasi oleh sekat. Nama sekat ini adalah diafragma. Setiap manusia, memiliki dua paru paru, yakni paru paru kanan dan paru paru kiri. Pada bagian paru paru kiri, terdapat dua gelambir, yakni gelambir atas dan juga gelambir bawah. Sedangkan Di sebelah paru paru kanan, terdapat 3 lobus atau gelambir, yakni gelambir atas, gelambir tengah, dan juga gelambir bawah.Setiap paru paru, selalu di selimuti oleh pelindung yang di namakan dengan pleura. Kapasitas vital paru paru total manusia mampu menampung udara berkisar 3,5 liter.
Ketika manusia menghirup udara yang mengandung oksigen dari luar, diafragma akan berkontraksi. Hal ini membuat dada naik dan terangkat ke atas. Sehingga membuat udara yang dari luar bisa masuk ke dalam. Sedangkan ketika ia menghembuskan napas, diafragma akan berelaksasi. Hal ini membuat dada turun ke bawah. Sehingga udara yang ada di dalam tubuh akan keluar membawa sisa pembakaran tubuh berupa karbondioksida dan uap air.
9. Alveolus
Dalam sistem respirasi, udara yang dihirup mengandung oksigen melewati bronkiolus, kemudian berjalan menuju alveolus. Dalam organ ini, memiliki struktur yang menyerupai bola bola kecil. Setiap bola memiliki pembuluh pembuluh darah. Alveolus memiliki epitel pipih yang melapisinya. Hal ini berguna untuk membantu darah yang ada di sana demi mengikat oksigen dari udara yang masuk.  Fungsi alveolus sebagai tempat pertukaran darah dan pengikatan darah terjadi di dalam rongga rongga alveolus.

2.4.3 Jenis Pernapasan pada Manusia
Besaran volume udara yang masuk ke paru paru dari luar berbedabeda, tergantung dari jenis pernafasannya.  Berikut merupakan penjelasan dari jenis-jenis pernafasan pada manusia.
1. Udara tidal
Biasa di sebut dengan udara pernapasan biasa. Volume yang bisa di capai saat melakukan pernapasan biasa ini sekitar 500 ml pada usia dewasa. Karena Merupakan udara yang biasa keluar dan masuk ke dalam paru paru pada saat melakukan pernapasan biasa.
2. Udara komplementer
Merupakan udara yang bisa masuk setelah melakukan inspirasi biasa. Yakni dengan cara menarik napas dengan sedalam dalamnya. Dengan cara ini kita memang sengaja memasukan udara yang banyak ke dalam tubuh. Volume maksimal yang bisa di capai saat memasukkan udara komplementar ini sekitar 1500 ml pada usia dewasa. Efeknya memang mampu membuat diri anda tenang..
3. Udara suplementer
Merupakan udara yang kita keluarkan atau di hembuskan dengan sekuat kuatnya dari dalam tubuh. Biasanya kita akan melakukan hal ini setelah melakukan ekspirasi. Udara yang akan kita keluarkan setelah melakukan ekspirasi ini di namakan dengan udara suplementer. Total volume yang bisa di capai untuk sekali melakukan udara suplementer ini adalah 1500 ml pada usia dewasa.
4. Udara residu
Walaupun kita sudah menarik napas sekuat kuatnya, lalu menghembuskannya dengan kuat, tidak membuat kantong udara di dalam paru paru kita kosong. Namun sesungguhnya tetap ada udara yang tertinggal di dalam paru paru. Udara yang tertinggal tersebut adalah udara residu. Total volume maksimal dari udara residu ini sejumlah 1500 ml pada usia dewasa.
5. Kapasitas vital paru paru
Merupakan kapasitas total paru paru menampung volume udara yang terdapat didalamnya. Kapasitas vital paru paru didapatkan dari penjumlahan antara udara tidal, udara komplementer, serta udara suplementer.

2.4.4 Proses Pernapasan Manusia
Manusia bernafas dengan memasukan udara yang mengandung oksigen dari luar dan menghembuskan kembali udara tersebut yang telah mengandung sisa pembakaran berupa karbondioksida dan uap air. Dengan demikian, udara akan masuk kedalam rongga hidung, lalu masuk ke faring, kemudian melalui tenggorakan menuju kea rah paru-paru, dan di hembuskan keluar kembali.
1. Perjalanan di dalam hidung
Udara yang masuk ketika kita menarik napas atau di kenal dengan proses inspirasi melalui hidungi. Kemudian saat masuk ke dalam hidung, suhu dan juga tekanannya di sesuaikan dengan suhu dan tekanan yang ada dalam tubuh dengan selaput – selaput yang terdapat dalam rongga hidung. Termasuk pula di lakukan proses penyaringan oleh bulu hidung, jika terdapat kotoran pada udara tersebut akan tertinggal dibulu hidung. Boleh juga melakukan pernapasan menggunakan mulut, namun proses penyaringan debu dan kotoran tidak terjadi.
2. Keadaan diafragma
Saat melakukan inspirasi  otot otot diafragma akan berkontraksi. Ketika ia sedang berkontraksi, bentuknya menjadi mendatar lurus, namun Jika dalam keadaan normal, otot diafragma bentuknya melengkung ke atas. Diafragma yang berkontraksi membuat rongga dada menjadi besar mengembang. Pada saat ini, di namakan pula sebagai pernapasan perut.
3. Keadaan rongga dada
Ketika diafragma berkontraksi, Secara tidak langsung rongga dada juga akan  membesar, hal ini mempengaruhi keberadaan otot tulang rusuk. Karena semua berkontraksi, akhirnya otot tulang rusuk juga ikut berkontraksi. Hal ini membuat rongga dada mengembang. Inilah yang di namakan dengan pernapasan dada.
4. Udara masuk ke dalam tubuh
Setelah dada mengembang, membuat tekanan yang ada di dalam rongga dada menurun. Ini menjadikan tekanan yang ada di luar tubuh menjadi tinggi. maka perbedaan tekanan ini membuat udara yang ada di luar tubuh bisa masuk ke dalam tubuh melalui hidung atau mulut. Kemudian udara tadi berjalan sesuai aliran arah pernapasan di dalam paru paru. Karena udara sudah masuk ke dalam paru paru, maka paru paru yang tadinya berkontraksi menjadi terisi dan mengembang,
5. Kerongkongan dan tenggorokan
Setelah berjalan melalui hidung, maka udara akan melaju sampai pada kerongkongan. Baru kemudian masuk ke dalam tenggorokan.
6. Batang tenggorokan atau trakea
Kemudian setelah melalui tenggorokan, udara akan masuk ke dalam batang tenggorokan atau trakea.
7. Bronchus
Udara yang berasal dari trakea akan di lanjutkan ke bronchus. Di dalam bronchus, ada beberapa tingkat percabangan. Sebagian udara akan masuk ke paru paru kanan sebagian lagi akan masuk ke paru paru kiri.
8. Bronkiolus
Melewati percabangan pada bronchus, maka ada udara yang masuk ke dalam bronkiolus kanan dan kiri. Sebenarnya antara kanan maupun kiri, ke duanya sama saja. Di sini udara hanya lewat saja sebelum masuk ke dalam alveolus
9. Alveolus
Setelah selesai memasuki bronkiolus, akhirnya udara akan segera di proses di alveolus. pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi di dalam sini. Oksigen yang sudah siap akan di ikat oleh kapiler darah. Kemudian di alirkan melalui vena pulmonalis atau pembuluh balik paru paru. Selanjutnya darah yang sudah di ikat tadi di bawa ke jantung agar bisa di alirkan ke seluruh tubuh.

2.5 INTEGUMEN
2.5.1 Pengertian Sistem Integumen pada Manusia.
Integumen berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup". Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan/manusia terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem integumen mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir).

Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luar. Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut,  kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal). Integumen merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin “integumentum“, yang berarti “penutup”. Sesuai dengan fungsinya, organ-organ pada sistem integumen berfungsi menutup organ atau jaringan dalam manusia dari kontak luar.

Sistem Integumen pada manusia terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen mampu memperbaiki sendiri (self-repairing) & mekanisme pertahanan tubuh pertama (pembatas antara lingkungan luar tubuh dengan dalam tubuh).

Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap total berat tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya agen-agen yang ada di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila terjadi kekuatan-kekuatan mekanik seperti gesekan (friction), getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan-perubahan fisik di lingkungan luar, sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari stimuli-stimuli yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan organ-organ internal dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.

2.5.2 Anatomi Sistem Integumen pada Manusia 
1. Kulit
1. Epidermis.
Terbentuk dari epitel-epitel skuamous yang terstratifikasi. Terdapat sedikit suplay darah dan reseptor saraf (hanya pada lapisan yang paling dekat dermis). Membentuk lapisan paling luar dengan ketebalan ± 0,1 – 5 mm. Lapisan eksternalnya tersusun dari keratinosit (zat tanduk). Lapisan eksternal ini akan diganti setiap 3-4 minggu sekali. Epidermis terbagi menjadi 5 lapisan (korneum, lusidum, granulosum, spinosum, dan germinativum).

a) Stratum Korneum (Lapisan tanduk) : Merupakan lapisan epidermis terluar yang tersusun atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati & tidak berinti & protoplasma telah berubah menjadi  keratin (zat tanduk). Lebih tebal pada area-area yang banyak terjadi gesekan (friction) dengan permukaan luar, terutama pada tangan dan kaki.

b) Stratum Lusidum : Merupakan lapisan sel gepeng yang tidak berinti. Lapisan ini banyak terdapat pada telapak tangan dan kaki.

c) Stratum Granulosum : 2/3 lapisan ini merupakan lapisan gepeng, dimana sitoplasma berbutir kasar. Mukosa tidak punya lapisan inti.

d) Stratum Spinosum (lapisan malphigi) : Terdapat beberapa lapis sel berbentuk polyangona dan besar karena terdapat proses mitosis (pembelahan sel). Lapisan Malpighi mengandung pigmen melanin yang memberi warna pada kulit.

e) Stratum Germinativum (Basale) : Lapisan sel berbentuk kubus/kolumnar dan vertikal yang merupakan perbatasan dengan dermis, tersusun seperti pagar, mengadakan mitosis. Pada sitoplasmanya mengandung melanin.

Persambungan antara epidermis dan dermis menghasilkan kerutan pada permukaan kulit. Pada ujung-ujung jari tangan, kerutan ini dinamakan sidik jari (fingerprints).
2. Dermis.
Merupakan lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal. Lapisan ini elastis dan tahan lama, berisi jaringan kompleks ujung-ujung syaraf, kelenjar sudorifera, kelenjar. Sebasea, folikel jaringan rambut dan pembuluh darah yang juga merupakan penyedia nutrisi bagi lapisan dalam epidermis. 

Tersusun atas 2 lapisan:
1. Stratum Papillare : banyak mengandung kapiler dan  makrofag, limfosit, sel mast dan leukosit.
2. Stratum Retikulare : merupakan bagian dalam dermis, lebih tebal dibanding stratum papilare, terdapat sel lemak dalam kelompok besar/kecil
3. Subdermis.
Lapisan ini terutama berupa jaringan adiposa yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dengan struktur internal seperti otot & tulang. Terdapat pembuluh darah, saraf & limfe dengan jaringan penyambung yang terisi sel lemak. Jaringan lemak bekerja sebagai penyekat panas & menyediakan penyangga bagi lapisan kulit diatasnya.

Fungsi kulit:
1. Proteksi (melindungi) : Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik atau mekanis, misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang dapat menimbulkan iritasi (lisol, karbol dan asam kuat). Gangguan panas misalnya radiasi, sinar ultraviolet, gangguan infeksi dari luar misalnya bakteri dan jamur. Karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis. Melanosit turut berperan dalam melindungi kulit terhadap sinar matahari dengan mengadakan tanning (pengobatan dengan asam asetil).

2. Absorbsi (menyerap) : Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu juga yang larut dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan dan metabolisme. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah di antara sel, menembus sel-sel epidermis, atau melalui saluran kelenjar dan yang lebih banyak melalui sel-sel epidermis.

3. Regulasi (Pengatur Panas) : Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal ini karena adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat pengatur panas, medula oblongata. Suhu normal dalam tubuh yaitu suhu viseral 36-37,5 derajat untuk suhu kulit lebih rendah. Pengendalian persarafan dan vasomotorik dari arterial kutan ada dua cara yaitu vasodilatasi (kapiler melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan panas dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada permukaan tubuh) dan vasokonstriksi (pembuluh darah mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin, hilangnya keringat dibatasi, dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan).

4. Ekskresi (Pengeluaran) : Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau zat sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia. Sebum yang diproduksi oleh kulit berguna untuk melindungi kulit karena lapisan sebum (bahan berminyak yang melindungi kulit) ini menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan keringat menyebabkan keasaman pada kulit.

5. Persepsi / Reseptor (Peraba) : Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Respons terhadap rangsangan panas diperankan oleh dermis dan subkutis, terhadap dingin diperankan oleh dermis, perabaan diperankan oleh papila dermis dan markel renvier, sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis.

6. Pembentukan Pigmen : Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak pada lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Melanosit membentuk warna kulit. Enzim melanosum dibentuk oleh alat golgi dengan bantuan tirosinase, ion Cu, dan O2 terhadap sinar matahari memengaruhi melanosum. Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan-tangan dendrit sedangkan lapisan di bawahnya dibawa oleh melanofag. Warna kulit tidak selamanya dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal-tipisnya kulit, reduksi Hb dan karoten.

7. Keratinisasi : Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan. Sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuk menjadi sel spinosum. Makin ke atas sel ini semakin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Semakin lama intinya menghilang dan keratonosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus menerus seumur hidup. Keratinosit melalui proses sintasis dan degenerasi menjadi lapisan tanduk yang berlangsung kira-kira 14-21 hari dan memberikan perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis-fisiologik.

4. Kelenjar-kelenjar pada kulit
Kelenjar keringat (Glandula Sudorifera) : Ditemukan pada kulit sebagian besar permukaan tubuh, Terutama terdapat pada telapak tangan dan kaki. Kecuali glans penis, bagian tepi bibir, telinga luar dan dasar kuku. Terbagi menjadi 2 kategori, yaitu kelenjar ekrin & apokrin. 

(1) Kelenjar Ekrin : Terdapat di semua daerah kulit. Saluranya bermuara langsung ke permukaan kulit. Melepaskan keringat sebagai reaksi peningkatan suhu lingkungan dan suhu tubuh. Kecepatan sekresi keringat dikendalkan oleh saraf simpatik. Pengeluaran keringat pada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi tubuh terhadap setress, nyeri, dll. 

(2) Kelenjar Apokrin. : Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan bermuara pada folikel rambut. Kelenjar ini aktif pada masa pubertas, pada wanita akan membesar dan berkurang pada siklus haid. Kelenjar Apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu yang diuraikan oleh bakteri menghasilkan bau khas pada aksila. Pada telinga bagian luar terdapat kelenjar apokrin khusus yang disebut Kelenjar seruminosa yang menghasilkan serumen(wax). 

(3)Kelenjar minyak (Glandula Sebasea) : Kelenjar minyak mensekresi substansi yang berminyak yang disebut sebum (tersusun atas trigliserida, asam lemak bebas & kolesterol). Terdapat pada hampir setiap folikel rambut, kecuali pada papila mamae, labia minora, dan sudut mulut. Berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan lunak.

(4)Kelenjar Seruminosa : Merupakan kelenjar apokrin yang khusus, yang hanya terdapat pada meatus auditorius contoh ternal tempat kelenjar tersebut memproduksi serumen (waxy).

2. Kuku
Kuku adalah bagian tubuh yang terdapat atau tumbuh di ujung jari. Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari kotoran.

Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur. Pada kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluh kapiler yang memiliki suplai darah kuat sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan. Seperti tulang dan gigi, kuku merupakan bagian terkeras dari tubuh karena kandungan airnya sangat sedikit.

3. Rambut.
Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit hewan, terutama mamalia. Rambut muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis. Rambut terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan/kaki dan bagian dorsal dari falang distal jari tangan/ kaki, penis, labia minora dan bibir. Rambut terdiri dari akar (sel tanpa keratin) dan batang (terdiri sel keratin).

Terdapat 2 jenis rambut :
1. Rambut terminal (dapat panjang dan pendek)
2. Rambut velus (pendek, halus dan lembut)

Fungsi rambut :
1. Melindungi kulit dari pengaruh buruk: alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae) menyaring udara.
2. Pengatur suhu.
3. Pendorong penguapan keringat.
4. Indera peraba yang sensitive.

4. Warna Kulit.
Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning, coklat, kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan tersendiri yang jika dirawat dengan baik dapat menampilkan karakter yang menarik. 

Warna kulit terutama ditentukan oleh :
1. Oxyhemoglobin yang berwarna merah
2. Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan
3. Melanin yang berwarna coklat
4. Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta
5. Lapisanstratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-abuan.

Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit, yang paling menentukan warnakulit adalah pigmen melanin. Banyaknya pigmen melanin di dalam kulit ditentukan oleh faktor - faktor ras, individu, dan lingkungan. Melanin dibuat dari tirosin sejenis asam aminodan dengan oksidasi, tirosin diubah menjadi butir-butir melanin yang berwarna coklat, serta untuk proses ini perlu adanya enzim Tirosinase dan oksigen.

Oksidasi tirosin menjadi melanin berlangsung lebih lancar pada suhu yang lebih tinggi atau di bawah sinar ultraviolet. Jumlah, tipe, ukuran dan distribusi pigmen melanin ini akan menentukan variasi warna kulit berbagai golongan ras atau bangsa di dunia. Proses pembentukan pigmen melanin kulit terjadi pada butir-butir melanosom yang dihasilkan oleh sel-sel melanosit yangterdapat di antara sel-sel basal keratinosit di dalam lapisan benih.

2.5.3 Penyakit atau Gangguan Kelainan pada Sistem  Integumen Manusia
1. Kanker Kulit
Penyebab Kanker kulit adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkontrol didalam jaringan kulit. jika tidak diobati, sel sel aknker ini akan menyebar ke organ lain seperti kelenjar getah bening, tulang, jaringan lunak, dan lain lain. kanker kulit adalah jenis kanker yang paling dominan didunia. Di Amerika kanker kulit diderita oleh 1 dari 5 orang dengan prevalensi sekitar 20% menurut Yayasan Kanker Kulit.

2. Penyakit Lupus.
Penyebab Lupus adalah penyakit autoimmune atau kekebalan tubuh yang terganggu yang diderita lebih dari 1.5 juta rakyat Amerika. Normalnya sistem kekebalan tubuh akan menjaga tubuh dari gangguan penyakit, virus, bakteri dan bentuk lain yang berbahaya. Dalam hal penyakit lupus, sistem kekebalan tubuh salah mengidentifikasi bahaya dan sebaliknya menyerang sel tubuh yang sehat dan merusak jaringan lunak seperti kulit dan organ lainnya. Penyakit lupus dapat menimbulkan masalah lanjutan pada ginjal, sistem saraf, jaringan darah dan kulit.

3. Rubeola atau Penyakit Campak.
Penyebab rubeola adalah infeksi yang disebabkan oleh virus yang berkembang dalam sel di daerah tenggorokan dan paru paru. Rubeola sangatlah menular, dan cepat menyebab melalui media udara ketika penderita rubeola batuk atau bersin. Orang yang menderita Rubeola akan merasakan demam, batuk, hidung berair, dan ruam ruam pada kulit sebagai puncak dari penyakit Rubeola. Jika tidak dirawat dapat menyebabkan komplikasi seperti radang infeksi telinga, pneunomia dan encephalitis (pembengkakan otak).

4. Jerawat
Penyebab penyakit jerawat adalah terhalangnya pori pori pada tubuh oleh minyak, kulit mati, dan atau bakteri. Setiap pori-pori di kulit kita terdapat folikel, folikel ini terbuat dari rambut dan kelenjar minyak. Kelenjar minyak mengeluarkan sebum, yang berjalan melewati rambut/bulu, keluar melalui pori pori dan berakhir di kulit. Sebum membuat kulit lembab dan lembut, jika anda menderita penyakit Jerawat, mungkin saja terjadi gangguan pada proses ini. Hal hal yang paling sering menyebabkan jeawat adalah
1. Terlalu banyak sebum yang dihasilkan kelenjar minyak kulit
2. sel kulit mati yang bertumpuk di pori pori
3. bakteri telah tumbuh berkembang di pori pori

5. Hemangioma.
Hemangioma adalah pertumbuhan daging atau kulit tetapi bukan kanker yang tumbuh karena pertumbuhan jaringan darah abnormal. HEmangioma biasanya ditemukan dalam lapisan dari organ dalam - biasanya hati-. Karena Hemangioma tidak disebabkan faktor luar, biasanya orang menderita atau Hemangioma berkembang sebelum orang lahir, ketika mereka masih didalam kandungan. Hemangioma didalam hati biasanya tidak menyebabkan kelainan. Biasanya juga tidak terdeteksi sebelum anda memeriksakan diri dan biasanya pemeriksaan yang tidak terkait sama sekali dengan Hemangioma.

6. Cold Sore (Herpes Simplex Virus)
Cold sores adalah keadaan kulit melepuh berentuk bulat berisi cairan yang biasanya tumbuh disekitar mulut atau sekitar wajah. Terkadang lepuhan juga muncul di jari, hidung atau didalam mulut, tetapi itu jarang terjadi. Biasanya Cold Sore disebabkan oleh virus Herpes, dan tidak ada pengobatan untuk penyakit ini selain mengobati atau membasmi herpes tersebut. Terkadang penyakit ini akan kambuh tanpa tanda-tanda, dan berhati-hatilah karena cairan didalam cold sore tersebut sangat mudah menular.

7. Psoriasis.
Penyakit psoriasis adalah kondisi gangguan kulit kronis yang ditandai dengan bercak merah terkadang menyerupai sisik pada kulit. Psoriasis dapat terlihat berbeda tergantung dimana dan jenis apa yang menyerang Anda. Jika anda memiliki gejala seperti Psoriasis, lihatlah gambar dibawah ini untuk lebih mengerti apakah itu Psoriasis Scalp, Psoriasis Guttate atau Psoriasis Plaque atau apakah itu Eczema (Eksim)? karena memang gejala dan penampakanna mirip dengan eksim. Jika anda mengerti jenis Psoriasis mana yang menyerang anda maka anda akan lebih mudah untuk mengobatinya.

8. Rosacea.
Rosacea adalah gangguan kulit kronis yang menyerang lebih dari 16 juta warga Amerika. Penyebab Rosacea masih tidak diketahui dan juga tidak ada obatnya. Namun ilmuwan belakangan ini mampu mengembangkan jenis perawatan yang dapat menekan gejala - gejala yang ditimbulkan oleh penyakit Rosacea.

Terdapat 4 jenis Rosacea, setiap jenisnya membawa gejala sendiri. Kemungkinan dalam 1 Individu dapat diserang oleh lebih dari 1 jenis Rosacea. Ciri Khas Rosacea adalah lingkaran kecil berwarna merah berisi nanah yang tumbuh pada kulit. Biasanya Rosacea hanya tumbuh pada bagian hidung, pipi dan kening.  Rosacea dapat menghilang dan timbul dengan sendirinya, biasanya memiliki siklus. Jadi ketika anda menderita penyakit ini, bisa saja gejala2xnya akan hilang namun akan muncul kembali di masa yang akan datang.

9. Seborrheic Eczema (Eksim Seborrheic)
Eksim Seborrheic adalah suatu kondisi kulit. Juga dikenal dengan sebutan Dermatitis Seborrheic. Ketika bayi menderita penyakit ini disebut juga cradle cap. Terdapat 2 penyebab penyakit Eksim Seborrheic, yaitu pertama adalah produksi minyak sebum pada kulit yang berlebihan, dan kedua adalah jamur yang disebut Malassezia. Biasana ditemukan didalam kelenjar minyak kulit dan dipercaya sebagai penyebab iritasi. Walaupun tidak terdapat obat untuk penyakit ini, tetapi kita dapat mengenali dan mempelajari penyebab dan pemicu penyakit Eksim ini dan mengembangkan cara untuk menghindarinya, seperti menjaga kesehatan tubuh khususnya kulit secara teratur dan benar.

10. Hives / Urticaria (Gatal Alergi).
Hives, Urticaria, gatal karena alergi adalah perasaan gatal disertai timbulnya benjolan-benjolan kecil pada kulit. Biasanya berwarna merah dan sakit ketika disentuh. Pada kebanyakan kasus, urticaria disebabkan oleh reaksi terhadap pengobatan dan atau reaksi alergi terhadap benda yang menyebabkan iritasi.

2.6 URINARY
2.6.1 Pengertian Urinary
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Sisitem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih). Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Sistem urinaria terdiri atas:
1.  Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.
2.  Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing.
3.  Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung.
4.  Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing.

2.6.2 Fungsi Sistem Urinary
1.  Mempertahankan keseimbangan internal atau Homeostatis.
2.  Membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh tubuh
3.  Pengeluaran zat sisa organik
4.  Pengaturan konsentrasi ion-ion penting
5.  Pengaturan keseimbangan asam-basa tubuh
6.  Pengaturan produksi sel darah merah
7.  Pengaturan tekanan darah
8.  Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino darah
9.  Pengeluaran zat beracun

2.6.3 Susunan Sistem Urinary
1. Ginjal
Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum abdominalis di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III, melekat langsung pada dinding belakang abdomen. Bentuk ginjal seperti biji kacang, jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal wanita.

Uji fungsi ginjal terdiri dari:
1.  Uji protein (albumin). Bila ada kerusakan pada glomerulus atau tubulus, maka protein dapat bocor dan masuk ke urine.
2.  Uji konsentrasi ureum darah. Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan ureum maka ureum darah naik di atas kadar normal 20-40 mg%.
3.  Uji konsentrasi. Pada uji ini dilarang makan dan minum selama 12 jam untuk melihat sampai berapa tinggi berat jenis naiknya.

a. Struktur ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan luar terdiri dari lapisan korteks (subtansia kortekalis), dan lapisan sebelah dalam bagian medulla (subtansia medularis) berbentuk kerucut yang disebut renal piramid. Puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. Masing-masing piramid dilapisi oleh kolumna renalis, jumlah renalis 15-16 buah.

Garis-garis yang terlihat di piramid disebut tubulus nefron yang merupakan bagian terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomerulus, tubulus proksimal (tubulus kontorti satu), ansa henle, tubulus distal (tubulus kontorti dua) dan tubulus urinarius (papilla vateri).

Pada setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24 jam dapat menyaring darah 170 liter. Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke ginjal, lubang-lubang yang terdapat pada piramid renal masing-masing membentuk simpul dari kapiler satu badan malfigi yang disebut glomerulus. Pembuluh aferen yang bercabang membentuk kapiler menjadi vena renalis yang membawa darah dari ginjal ke vena kava inferior.

b. Bagian - Bagian Ginjal
Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal (pelvis renalis).
1. Kulit Ginjal (Korteks)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler – kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi.

Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan simpai bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman. Dari sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.

2. Sumsum Ginjal (Medula)
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris – garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses.

3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).

c. Fungsi Ginjal 
1.  Mengatur volume air (cairan dalam tubuh). Kelebihan air dalam tubuh akan diekskresikan oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer dalam jumlah besar, kekurangan air (kelebihan keringat) menyebabkan urine yang diekskresi berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan tubuh dapat dipertahankan relatif normal.
2.  Mengatur keseimbangan osmitik dan mempertahankan keseimbangan ion yang optimal dalam plasma (keseimbangan elektrolit). Bila terjadi pemasukan/pengeluaran yang abnormal ion-ion akibat pemasukan garam yang berlebihan/penyakit perdarahan (diare, muntah) ginjal akan meningkatkan ekskresi ion-ion yang penting (mis. Na, K, Cl, Ca dan posfat).
3.  Mengatur keseimbangan asam-basa cairan tubuh bergantung pada apa yang dimakan, campuran makanan menghasilkan urine yang bersifat agak asam, pH kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir metabolism protein. Apabila banyak makan sayur-sayuran, urine akan bersifat basa. pH urine bervariasi antara 4,8-8,2. Ginjal menyekresi urine sesuai dengan perubahan pH darah.
4.  Ekskresi sisa hasil metabolism (ureum, asam urat, kreatinin) zat-zat toksik, obat-obatan, hasil metabolism hemoglobin dan bahan kimia asing (pestisida).
5.  Fungsi hormonal dan metabolisme. Ginjal menyekresi hormon renin yang mempunyai peranan penting mengatur tekanan darah (sistem renin angiotensin aldesteron) membentuk eritripoiesis mempunyai peranan penting untuk memproses pembentukan sel darah merah (eritropoiesis). Di samping itu ginjal juga membentuk hormone dihidroksi kolekalsiferol (vitamin D aktif) yang diperlukan untuk absorsi ion kalsium di usus.

d. Filtrasi glomerulus
Kapiler glomerulus secara relatif bersifat impermeabel terhadap protein plasma yang lebih besar dan permeabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil sepeti elektrolit, asam amino, glukosa dan sisa nitrogen. Glomerulus mengalami kenaikan tekanan darah  90 mmHg. Kenaikan ini terjadi karena anteriole aferen yang mengarah ke glomerulus mempunyai diameter yang lebih besar dan memberikan sedikit tahanan dari kapiler yang lain. Darah didorong ke dalam ruangan yang lebih kecil, sehingga darah mending air dan partikel yang terlarutdalam plasma masuk ke dalam kapsula bowman. Tekanan darah terhadap dinding pembuluh ini disebut tekanan hidrostatik (TH). Gerakan masuknya ke dalam kapsula bowman disebut sebagai filtrasi glomerulus. Tiga faktor pada proses filtrasi dalam kapsula bowman menggambarkan integrasi ketiga faktor tersebut yaitu:
1.  Tekanan osmitik (TO). Tekanan yang dikeluarkan oleh air (sebagai pelarut) pada membrane semipermeabel sebagai usaha untuk menembus membrane semipermeabel ke dalam area yang mengandung lebih banyak molekul yang dapat melewati membrane semipermeabel. Pori-pori dalam kapiler glomerulus membuat membrane semipermeabel memungkinkan untuk melewati yang lebih kecil dari air tetapi mencegah molekul yang lebih besar misalnya protein dan plasma.
2.  Tekanan hidroststik (TH). Sekitar 15 mmHg dihasilkan oleh adanya filtrasi dalam kapsula dan berlawanan dengan tekanan hidrostatik darah. Filtrasi juga mengeluarkan tekanan osmitik 1-3 mmHg yang berlawanan dengan osmitik darah.
3.  Perbedaan tekanan osmitik plasma dengan cairan dalam kapsula bowman mencerminkan perbedaan kosentrasi protein, perbedaan ini menimbulkan pori-pori kapiler mencegah protein plasma untuk difiltrasi. Tekanan hidrostatik plasma dan tekanan osmitik filtrat kapsula bowman bekerja sama untuk meningkatkan gerakan air dan molekul permeabel, molekul permeabel kecil dari plasma masuk ke dalam kapsula bowman.

e. Proses pembentukan urine
Glomerulus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai bowman, berfungsi untuk menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan kembali zat-zat yang sudah disaring pada glomerulus, sisa cairan akan diteruskan ke piala ginjal terus berlanjut ke ureter. Urine berasal dari darah yang di bawa arteri renalis masuk kedalam ginjal, darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu sel darah dan bagian plasma darah. Ada tiga tahap pembentukan urine:
1. Proses filtrasi
Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat dan lain-lain, yang diteruskan ke tubulus ginjal.

2. Proses  reabsorpsi
Proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal oblogator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan akan diserap kembali ke dalam tublus bagian bawah. Penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.

3. Proses sekresi
Sisanya penyerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria.

f. Peredaran darah ginjal
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabanganarteri arteri renalis. Arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri arkuata. Arteri interloburalis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut glomerulus. Glomerulus ini dikelilingi oleh alat yang disebut simpai bowman. Di sini terjadi penyaringan pertama dan kapiler darah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.

g. Persarafan ginjal
Ginjal mendapat persarafan dari pleksus renalis (vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembu;uh darah yang masuk ginjal. Di atas ginjal terdapat kelenjar suprarenalis, kelenjar ini merupakan kelenjar buntu yang menghasilkan dua macam hormon yaitu hormon adrenalin dan hormon kortison. Adrenal dihasilkan oleh medulla.

h. Reabsorpsi dan sekresi tubulus
Sewaktu filtrat glomerulus memasuki tubulus ginjal, filtrat ini mengalir melalui bagian-bagian tubulus. Sebelum diekskresikan sebagai urine beberapa zat diabsorpsi kembali secara selektif dari tbulus dan kembali ke dalam darah, sedangkan yang lain de sekresikandari darah ke dalam lumen tubulus. Pada akhirnya urine terbentuk dan semua zat dalam urine akan menggambarkan penjumlahan dari tiga proses dasar ginjal (filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus dan sekresi tubulus).

i. Peredaran Darah
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh alat yang disebut dengan simpai bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan kapilerdarah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.

2. URETER
Terdiri dari 2 saluran pipa, masing–masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria), panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter  sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis. Lapisan dinding abdomen terdiri dari:
1.  Dinding luar jaringan ikat (jarinagn fibrosa)
2.  Lapisan tengah lapisan otot polos
3.  Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan didnding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kamih (vesika urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urine melalui ureter yang diekskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh peritoneum. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe berasal dari pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.

Pars abdominalis ureter dalam kavum abdomen ureter terletak di belakang peritoneum sebelah media anterior m. psoas mayor dan ditutupi oleh fasia subserosa. Vasa spermatika/ovarika interna menyilang ureter secara oblique, selanjutnya ureter akan mencapai kavum pelvis dan menyilang arteri iliaka eksterna.

Ureter kanan terletak pada parscdesendens duodenum. Sewaktu turun ke bawah terdapat di kanan bawah dan disilang oleh kolon dekstra dan vosa iliaka iliokolika, dekat apertura pelvis akan dilewati oleh bagian bawah mesenterium dan bagian akhir ilium. Ureter kiri disilang oleh vasa koplika sinistra dekat apertura pelvis superior dan berjalan di belakang kolon sigmoid dan Pars pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral pada kavum pelvis sepanjang tepi anterior dari insura iskhiadikamayor dan tertutup olehperitoneum. Ureter dapt ditemukan di depan arteri hipogastrikabagian dalam nervus obturatoris arteri vasialia anterior dan arteri hemoroidalis media. Pada bagian bawah insura iskhiadika mayor, ureter agak miring ke bagian medial untuk mencapai sudut lateral dari vesika urinaria.

a. Ureter pada pria
Terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang oleh duktus deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis. Selanjutnya ureter berjalan oblique sepanjang 2 cm di dalam dinding vesika urinaria pada sudut lateral dari trigonum vesika. Sewaktu menembus vesika urinaria, dinding atas dan dinding bawah ureter akan tertutup dan pada waktu vesika urinaria penuh akan membentuk katup (valvula) dan mencegah pengambilan urine dari vesika urinaria.

b. Ureter pada wanita
Terdapat di belakang fossa ovarika urinaria dan berjalan ke bagian medial dan ke depan bagian lateralis serviks uteri bagian atas, vagina untuk mencapai fundus vesika urinaria. Dalam perjalanannya, ureter didampingi oleh arteri uterina sepanjang 2,5 cm dan selanjutnya arteri ini menyilang ureter dan menuju ke atas di antara lapisan ligamentum. Ureter mempunyai 2 cm dari sisi serviks uteri. Ada tiga tempat yang penting dari ureter yang mudah terjadi penyumbatan yaitu pada sambungan ureter pelvis diameter 2 mm, penyilangan vosa iliaka diameter 4 mm dan pada saat masuk ke vesika urinaria yang berdiameter 1-5 cm.

c. Pembuluh darah ureter
1.  Arteri renalis
2.  Arteri spermatika interna
3.  Arteri hipogastrika
4.  Arteri vesika inferior

d. Persarafan ureter
Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior, pleksus spermatikus, dan pleksu pelvis; seperti dari nervus; rantai eferens dan nervus vagusrantai eferen dari nervus torakalis ke-11 dan ke-12, nervus lumbalis ke-1, dan nervus vagus mempunyai rantai aferen untuk ureter.

Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis. Lapisan dinding ureter terdiri dari:
1.  Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
2.  Lapisan tengah otot polos
3.  Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).
Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.

Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.

3. VESIKULA URINARIA ( KANTUNG KEMIH )
Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis medius. Bagian vesika urinaria terdiri dari:
1.  Fundus yaitu, bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferen, vesika seminalis dan prostat.
2.  Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3.  Verteks, bagian yang mancung ke arah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah luar (peritonium), tunika muskularis (lapisan otot), tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam). Pembuluh limfe vesika urinaria mengalirkan cairan limfe ke dalam nadi limfatik iliaka interna dan eksterna.

a.Lapisan otot vesika urinaria
Lapisan otot vesika urinaria terdiri dari otot polos yang tersusun dan saling berkaitan dan disebut m. detrusor vesikae. Peredaran darah vesika urinaria berasal dari arteri vesikalis superior dan inferior yang merupakan cabang dari arteri iliaka interna. Venanya membentuk pleksus venosus vesikalis yang berhubungan dengan pleksus prostatikus yang mengalirkan darah ke vena iliaka interna.

b. Persarafan vesika urinaria
Persarafan vesika urinaria berasal dari pleksus hipogastrika inferior. Serabut ganglion simpatikus berasal dari ganglion lumbalis ke-1 dan ke-2 yang berjalan turun ke vesika urinaria melalui pleksus hipogastrikus. Serabut preganglion parasimpatis yang keluar dari nervus splenikus pelvis yang berasal dari nervus sakralis 2, 3 dan 4 berjalan melalui hipogastrikus inferior mencapai dinding vesika urinaria.

Sebagian besar serabut aferen sensoris yan g keluar dari vesika urinaria menuju sistem susunan saraf pusat melalui nervus splanikus pelvikus berjalan bersama saraf simpatis melalui pleksus hipogastrikus masuk kedalam segmen lumbal ke-1 dan ke-2 medula spinalis.
Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentum vesika umbikalis medius. Bagian vesika urinaria terdiri dari:
1.  Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostate.
2.  Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3.  Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.
4.  Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

4. URETRA
Uretara merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.

a. Uretra pria
Pada laki-laki uretra berjalan berkelok kelok melalaui tengah-tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang fubis ke bagian penis panjangnya ± 20 cm. uretra pada laki-laki terdiri dari:
1.  Uretra prostatia
2.  Uretra membranosa
3.  Uretra kevernosa

Lapisan uretra laki-laki terdiri lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan submukosa. Uretra mulai dari orifisium uretra interna di dalam vesika urinaria sampai orifisium eksterna. Pada penis panjangnya 17,5-20 cm  yang terdiri dari bagian-bagian berikut :
Uretra prostatika merupakan saluran terlebar panjangnya 3 cm, berjalan hampir vertikulum melalui glandula prostat , mulai dari basis sampai ke apaks dan lebih dekat ke permukaan anterior.

Uretra pars membranasea ini merupakan saluran yang paling pendek dan paling dangkal, berjalan mengarah ke bawah dan ke depan di antara apaks glandula prostata dan bulbus uretra. Pars membranesea menembus diagfragma urogenitalis, panjangnya kira-kira 2,5 cm, di belakang simfisis pubis diliputi oleh jaringan sfingter uretra membranasea. Di depan saluran ini terdapat vena dorsalis penis yang mencapai pelvis di antara ligamentum transversal pelvis dan ligamentum arquarta pubis.

Uretra pars kavernosus merupakan saluran terpanjang dari uretra dan terdapat di dalam korpus kavernosus uretra, panjangnya kira-kira 15 cm, mulai dari pars membranasea sampai ke orifisium dari diafragma urogenitalis. Pars kavernosus uretra berjalan ke depan dan ke atas menuju bagian depan simfisis pubis. Pada keadaan penis berkontraksi, pars kavernosus akan membelok ke bawah dan ke depan. Pars kavernosus ini dangkal sesuai dengan korpus penis 6 mm dan berdilatasi ke belakang. Bagian depan berdilatasi di dalam glans penis yang akan membentuk fossa navikularis uretra.

Oriifisium uretra eksterna merupakan bagian erektor yang paling berkontraksi berupa sebuah celah vertikal ditutupi oleh kedua sisi bibir kecil dan panjangnya 6 mm. glandula uretralis yang akan bermuara ke dalam uretra dibagi dalam dua bagian, yaitu glandula dan lakuna. Glandula terdapat di bawah tunika mukosa di dalam korpus kavernosus uretra (glandula pars uretralis). Lakuna bagian dalam epitelium. Lakuna yang lebih besar dipermukaan atas di sebut lakuna magma orifisium dan lakuna ini menyebar ke depan sehingga dengan mudah menghalangi ujung kateter  yang dilalui sepanjang saluran.

b. Uretra wanita
Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring sedikit ke arah atas, panjangnya ± 3-4 cm. lapisan uretra wanita terdiri dari tunika muskularis (sebelah luar), lapiosan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai salura ekskresi. Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm. uretra ini menembus fasia diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan permukaan vagina, 2,5 cm di belakang glans klitoris. Glandula uretra bermuara ke uretra, yang terbesar diantaranya adalah glandula pars uretralis (skene) yang bermuara kedalam orifisium uretra yang hanya berfungsi sebagai saluran ekskresi.

Diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan permukaan  vagian dan 2,5 cm di belakang glans klitoris. Uretra wanita jauh lebih pendek daripada pria dan terdiri lapisan otot polos yang diperkuat oleh sfingter otot rangka pada muaranya penonjolan berupa kelenjar dan jaringan ikat fibrosa longggar yang ditandai dengan banyak sinus venosus merip jaringan kavernosus.

2.6.4 Urine (Air Kemih)
1. Sifat – sifat air kemih
1. Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan serta faktor lainnya.
2. Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
3. Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya.
4. Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.
5. Berat jenis 1.015 – 1.020.
6. Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).

2.Ciri-ciri urin yang normal
Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi beda-beda sesaui jumlah cairan yang dimasukan. Banyaknya bertambah pula bila terlampau banyak protain dimakan, sehingga tersedia cukup cairan yang diperlukan untuk melarutkan ureanya. Urine normal biasanya memiliki warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, tetapi adakalanya jenjot lendir tipis tanpak terapung di dalamnya, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6, berat jenis berkisat dari 1010 sampai 1025.

3. Komposisi urine normal
Urine terutama terdiri atas air, urea, dan natrium klorida. Pada seseorang yang menggunakan diet yang rata-rata berisi 80 sampai 100 gram protein dalam 24 jam, jumlah persen air dan benda padat dalam urine adalah Air 96% dan Benda padat     4% (terdiri atas urei 2% dan produk metabolik lain 2%)
Ureum adalah hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari asam amino yang telah dipindah amonianya di dalam hati dan mencapai ginjal, dan diekskresikan rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum darah yang normal adalah 30 mg setiap 100 ccm darah, tetapi hal ini tergantung dari jumlah normal protein yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum.
Asam urat. Kadar normal asam urat di dalam darah adalah 2 sampai 3 mg setiap 100 cm, sedangkan 1,5 sampai 2 mg setiap hari diekskresikan ke dalam urine.
Kretin adalah hasil buangan kreatin dalam otot. Produk metabolisme lain mencangkup benda-benda purin, oksalat, fosfat, sulfat, dan urat. Elektrolit atau garam, seperti natrium kalsium dan kalium klorida, diekskresikan untuk mengimbangijumlah yang masuk melalui mulut.

4. Proses Miksi (Rangsangan Berkemih)
Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih.
Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter interus dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf – saraf yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh. Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin (kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan).
Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna. Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.

5. Mekanisme Pembentukan Urine
Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 – 125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat terbentuk 150 – 180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali. Tahap – tahap pembentukan urine adalah sebagai berikut :

a. Proses filtrasi
Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginjal.

b. Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis.

c. Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya.
Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.

d. Mikturisi
Mikturisis adalah peristiwa pembentukan urine. Karena dibuat di dalam, urine mengalir melalaui ureter ke kandung kencing. Keinginan membuang air kecil disebabkan penambahan tekanan di dalam kandung kencing, dan tekanan ini di sebabkan isi urone di dalamnya. Hal ini terjadi bila tertimbun  170 sampai 230 ml. mikturisi adalah gerak reflek yang dapat dikendalikan dan ditahan oleh pusat-pusat persarafan yang lebih tinggi pada manusia. Gerakannya ditimbulkan kontraksi otot abdominal yang menambah tekanan di dalam rongga abdomen, dan berbagai organ yang menekan kandung kencing membantu mengkosongkannya. Kandung kencing dikendalikan saraf pelvis dan serabut saraf simpatis dari pleksus hipogastrik.

2.6.5 Kelainann Pada Sistem Urinary
1.  Albuminuria, suatu gangguan yang ditandai oleh adanya senyawa protein pada urin. Ini bisa disebabkan oleh adanya kerusakan pada glomerulus.
2.  Anuria, merupakan gangguan kemampuan ginjal dalam membentuk urin akibat kegagalan fungsi ginjal.
3.  Batu ginjal, yaitu gangguan yang berupa endapan kristal kalsium fosfat yang kemudian menggumpal layaknya batu. Sehingga disebut sebagai batu ginjal. Keberadaan batu ginjal dalam saluran urinaria ini bisa menyebabkan terjadinya stagnasi urin.
4.  Gagal ginjal, merupakan kegagalan fungsi ginjal yang akut dan dapat menimbulkan nefritis, luka, perdarahan bahkan fungsi jantung berhenti secara tiba-tiba.
5.  Nefritis akut, disebabkan oleh penyakit menular, terutama penyakit jengkering (scarlet fever) . Biasanya ini terjadi pada anak-anak dan remaja. Nefritis yang kronis biasanya terjadi pada orang yang lebih tua usianya dengan tanda-tanda, seperti; hipertensi, pengerasan pembuluh darah (sclerosis) pada ginjal atau bisa juga glomerulus dan tubula telah mengalami kerusakan cukup lama.
6.  Nefritis, yaitu gangguan berupa peradangan pada bagian ginjal yang menyebabkan kerusakan jaringan ginjal sehingga fungsi ginjal sebagai organ ekskresi menjadi terganggu.
7.  Sistitis, merupakan peradangan pada membrane mukosa yang melapisi kantung urin (vesica urinaria) disebabkan oleh infeksi mikroba tertentu ataupun peradangan ginjal yang meluas hingga kantung urin.
8.  Uremia, merupakan suatu kondisi di mana darah mengandung zat-zat sisa metabolisme seperti urea dan tidak mampu diekskresikan. Kondisi ini berlanjut dengan munculnya odeem atau bengkak pada bagian tubuh terutama pada bagian anggota gerak bawah (kaki).

2.7 SISTEM PENCERNAAN
2.7.1 Sistem Pencernaan Pada Manusia
Sisa kandungan air dari makanan tersebut diserap di usus besar dan akhirnya dikeluarkan melalui anus dalam bentuk feses. Organ pencernaan pada manusia merupakan bagian bagian yang saling terhubung dan terkait. Terdapat beberapa proses yang terjadi dalam sistem pencernaan. Berikut penjelasannya;

Proses awal memasukan makanan kerongga mulut atau Injesti  – Injesti adalah proses memasukan makanan kedalam rongga mulut dengan bantuan tangan dan alat yang lainnya.
Proses Mekanik – Proses yang dilakukan sistem pencernaan mekanik yang dilakukan rongga mulut yang mengubah makanan yang telah dikonsumsi menjadi bentuk lebih kecil dan halus. Proses ini dilakukan oleh gigi didalam rongga mulut lalu menelannya untuk menjalani proses selanjutnya.

Proses kimiawi – Proses yang dilakukan secara kimiawi dilakukan didalam lambung, proses kimiawi merupakan proses mengubah molekul atau nutrisi yang ada pada makanan yang telah diproses secara mekanik menjadi senyawa yang lebih mudah dicerna dan diserap. hal ini lakukan dengan mensekresikan beberapa  enzim pencernaan manusia , zat asam dan bantuan pasokan air yang ad didalam tubuh atau yang terdapat pada makanan itu sendiri.
Makanan yang telah melalui proses kimiawi didalam lambung memiliki nutrisi yang siap untuk diserap kedalam tubuh. Organ yang berperan adalah usus halus yang ada disistem pencernaan,makanan tersebut  tersirkulator melalui transport aktif, difusi dan jaringan Osmosis dimana ketiganya bekerja saling berhubungan.

Makanan yang telah melalui proses kimiawi didalam lambung memiliki nutrisi yang siap untuk diserap kedalam tubuh. Organ yang berperan adalah usus halus yang ada disistem pencernaan,makanan tersebut  tersirkulator melalui transport aktif, difusi dan jaringan Osmosis dimana ketiganya bekerja saling berhubungan.

Makanan yang telah melalui proses mekanik, didalam lambung  akan dilakukan proses kimiawi dengan bantuan beberapa jenis enzim. Diantaranya:
Asam Lambung atau asam klorida (HCl), adalah zat kimia yang berfungsi untuk membunuh bakteri yang masuk bersamaan dengan makanan yang kita makan. Selain itu, HCl juga membantu kerja enzim pepsin dalam mengubah protein.
Enzim Renin, adalah enzim yang memiliki fungsi mengubah kaseinogen menjadi kasein. Enzim ini mengumpulkan dan mengikat protein.
Enzim Pepsin, adalah enzim yang berfungsi untuk mengubah protein menjadi pepton, proteosa, dan polipeptida.

Setelah makanan diproses dilambung selama kurang lebih 4 jam, makanan akan menuju usus 12 jari secara perlahan lahan dimana didalamnya mendapatkan bantuan dari enzim enzim yang berasal dari pankreas.

Enzim amilase – enzim ini dapat mengubah jenis makanan yang mengandung pati atau zat tepung menjadi gula yang akan menghasilkan energi bagi tubuh.
Enzim lipase – Enzim lipase bertugas mengubah jaringan lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Enzim tripsinogen – Enzim tripsinogen dapat mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan bentukan asam amino  yang siap diterima usus halus dan mengalami proses penyerapan nutrisi.


2.7.2 Organ dalam Sistem Pencernaan
Didalam sistem pencernaan manusia terdapat banyak alat pencernaan namun ada 6 organ yang paling utama , diantaranya:
a. Mulut dan Rongga mulut
Dalam mulut dan rongga mulut terjadi proses mekanik, yang menghancurkan makanan dengan bantuan gigi dan lidah. Didalam rongga mulut juga terdapat kelenjar ludan yang menghasilkan enzim amilase atau ptialin yang berguna untuk mengubah pati atau amilum menjadi maltosa. Untuk membuktikannya kalian bisa mencoba untuk memakan nasi dan mengunyahnya dalam waktu yang agak lama, kurang lebih 3 -5 menit dan rasakan apa yang terjadi, nasi yang anda makan tadi akan terasa manis. Hal tersebut karena adanya enzim amilase ini.
b. Kerongkongan atau Esofasus –  esophagus
merupakan penghubung antara rongga mulut dan lambung. Didalam esophagus tidak terjadi pencernaan dalam proses kimiawi maupun mekanik.
c. Lambung – lambung
Adalah organ dalam sistem pencernaan yang berfungsi sebagai tempat terjadinya Proses kimiawi. proses kimiawi merupakan proses mengubah molekul atau nutrisi yang ada pada makanan yang telah diproses secara mekanik menjadi senyawa yang lebih mudah dicerna dan diserap. hal ini lakukan dengan mensekresikan beberapa  enzim pencernaan manusia , zat asam dan bantuan pasokan air yang ad didalam tubuh atau yang terdapat pada makanan itu sendiri.
d. Bagian usus halus – usus halus
Berfungsi menyerap nutrisi dari makanan yang telah dicerna secara mekanik dan kimiawi. Didalam usus halus terdapat enzim lipase, enzim tripsin, enzim desikarase dan enzim trepsin.
e. Bagian usus besar
Sisa dari makanan yang telah tercerna masih memiliki kandungan air yang cukup banyak, kandunngan air ini akan diserap dalam usus besar. setelah itu terjadi pula proses pembusukan alami dari sisa limbah makanan dengan bantuan bakteri baik untuk pengurai  yang selanjutnya akan diedarkan kejaringan pembuangan dalam bentuk feses.
f. Anus
Sisa limbah makanan yang tidak berguna bagi tubuh akan dikeluarkan oleh anus. Sisa makanan akan keluar dalam bentuk feses yaitu melalui proses defekasi atau buang air besar. Anus memiliki otot sphinkter , rektum dan pembuluh vena yang dapat bekerja saling berhubungan.

otot sphinkter berguna untuk menutup dan membuka anus secara elastic, sedangkan rektum berfungsi untuk menyimpan feses , sedangkan pembuluh vena berfungsi sebagai pengontrol dan pelindung agar dapat menjaga kekuatan penekanan yang terjadi pada seseorang yang mengalami sembelit. yaitu dengan cara memberikan rasa pedih disekitr anus saat defekasi, agar seseorang segera menghentikan aktivitas buang air besarnya, karena jika terus dilanjutkan maka akan memicu wasir.

2.7.3 Kelenjar – kelenjar yang berperan dalam sistem pencernaan
Berikut adalah beberapa kelenjar pencernaan yang mendukung sistem pencernaan :
a. Kelenjar Pankreas
Kelenjar pankreas memiliki kemampuan mengatur nutrisi agar dapat menyebarkan kealiran darah dengan lebih baik, khususnya zat gula yang telah berupa glukosa. didalam pankreas ada beberapa enzim yang membantunya secara aktif diantaranya enzim tripsinogen, elastase, dan enzim chymotrypsinogen
b. Kelenjar Empedu
Kelenjar empedu mengatur, menyusun dan menyimpan cadangan cairan empedu yang  dibutuhkan untuk mencerna zat lemak.
c. Kelenjar hati
Merupakan tempat detoksifikasi tubuh agar tubuh dapat mengendalikan dan mengeluarkan zat racun yang berasal dari sisa limbah makanan. Hati adalah kelenjar yang memproduksi cairan empedu , dapat menyimpan cadangan berbagi macam vitamin, lemak dan Albumin.
Sistem pencernaan mausia memiliki bagian yang saling berkaitan dan mempunyai peran masing masing. Jika salah satu organ tersebut terganggu maka dapat dipastikan bahwa proses pencernaan makanan akan terganggu. 

2.7.4 Gangguan pada Sistem Pencernaan
Apa yang menjadi penyebab terganggunya sistem pencernaan, dan apa akibatnya pada tubuh. Berikut merupakan beberapa gangguan pada sistem pencernaan :
a. Gangguan tukak lambung
Tukak lambung mengalami gangguan berupa peradangan yang mengakibatkan kerusakan pada selaput lendir. Peradangan ini disebabkan oleh serangan racun, bakteri dan psikosametis.  psikosametis yaitu kondisi seseorang yang mengalami ketakutan yang berkesinambungan , kepanikan yang berlebihan , gelisah yang berkepanjangaan atau karena kelelahan yang luar biasa. Kondisi tersebut memicu peningkatan HCL di bagian bagian lambung yang dapat menimbukkan kerusaakan tukak lambung.
b. Terserang Apendisitis atau infeksi usus buntu
Usus buntu yang terserang infeksi karena luka akan mengakibatkan peradangan , jika tidak segera ditangani dokter akan mengakibatkan timbulnya rasa nyeri dan mengganggu keseimbangan hormon tubuh sehingga dapat menyebabkan timbulnya keluhan kesehatan yang lainnya.
c. Diare dan disentri
Makanan yang tercemar bakteri atau jamur dari hasil radikal bebas yang ada di udara, dapat mengakibatkan lambung terserang infeksi jika berlanjut akan terjadi iritasi dan peradangan. Kondisi ini memicu terjadinya diare dan disentri. Infeksi yang terjadi pada kolon atau usus besar dapat menyebabkan air yang dikandung dalam feses tidak dapat terserap dan sulit dikendalikan.
d. Terserang Gastritis
Gastritis merupakan peradangan kronis pada lapisan mukosa dinding lambung yang menimbulkaan rasa nyeri luar biasa pada lambung yang bagi sebagian menyebabkan muntah muntah dan pingsan. Hal ini dapat dipicu karena Seseorang yang mengkonsumsi makanan  yang telah tercemar bakteri atau akibat makanan yang mempunyai citarasa terlalu asam  serta pedas.
e. sembelit
Rendahnya kandungan serat pada makanan dan kondisi lambung dan ususnya tidak sehat, dapat memicu terjadinya sembelit. Atau kondisi dimana anus kesulitan membuang sisa makanan.
f. infeksi virus pada hati
Makanan yang kurang matang, makanan mentah atau makanan yang telah terkontaminasi udara dan debu jalanan yang didalamnya terdapat partikel beracun hasil dari radikal bebas. kondisi ini dapat memicu munculnya penyakit hepatitis. Atau peradangan dan infeksi pada hati.
g. hemeroid atau wasir
Hemeroid atau wasir adalah tumbuhnya pembengkakan pada pembuluh vena yang terjadi diseputar anus yang menyebabkan rasa nyeri dan tidak nyamaan ketika duduk.
h. maag
Meningkatnya asam lambung yaamg menyebabkan rasa nyeri, perih, melilit, mual dan bahkan ada yang mengalami muntah muntah karena dorongan asam lambung yang naik kesaluran tenggorokan. Penyakitini dapat terjadi jika Seseorang yang tersedang stres berat , rasa gelisah yang berkepanjangan, panic,  makan tidak tepat waktu atau akibat banyak mengkonsumsi minuman berkafein maka akan menimbulkan keluhan pada lambung
i. Akibat serangan bakteri Salmonela
Makanan yang tidak bersih dan telah terakumulasi dengan berbagai macam bakteri hasil radikal bebas (misalnya makanan yang dijual pinggir jalan) maka dipastikan telah dihinggapi bakteri Salmonela penyebab demam tifus yang jika tidak segera ditangani dengan baik maka seseorang benar benar akan akan terserang tifus.
j. Perut selalu kembung
Makanan atau minuman yang mengandung gas dapat mengganggu kinerja lambung dan meningkatkan asam lambung serta mengiritasi dinding lambung , karena makanan yang mengandung gas atau alkiohol bersifat panas dan mencederai lambung yang dindingnya sangat halus dan lunak. Perut kembung akan terasa  tidak nyaman, terasa penuh (begah) dan sesekali timbul rasa nyeri diperut bagian bawah
k. Gangguan ulkus
Lambung berada dalam keadaan kosong atau hanya sedikit makanan yang masuk. Terjadi luka dan peradangan pada dinding dan permukaan daalaam lambung yang menyebabkan nyeri dan mual mual.
l. Kolik
Serangan  kolik dapat terjadi ketika seseorag menyantap makanan yang terlalu banyak sehingga perut menjadi penuh dan menjadi tidak nyaman. kondisi ini dapat diakibatkan karena terjadi salah cerna.
m. Peritonitis
Jika rongga perut mengalami luka, infeksi lalu terjadi peradangan maka perut akan mengalami rasa yang tidak nyaman dan menyebabkan rasa nyeri yang timbul tenggelam secara berkesinambungan.
n. Xerostomia
Xerostomia adalah kondisi dimana Seseorang yang mengalami gangguan pada rongga mulutnya yaitu kelenjar ludah kesulitan memproduksi air liur dengan normal maka seseorang  akan merasa kesulitan pula ketika sedang mengunyah atau mencerna makanan.
o. Penyakit cacingan
Cacing ( Cacing kremi, tambang dan gelang ) yang menyerang tubuh akan menurunkan kualitas kesehatan tubuh karena sari makanan yang telah tersebar keseluruh tubuh selalu diambil para cacing untuk bertahan hidup didalaam tubuh. hali inilah mengapa orang yang terkena cacingan tubuhnya akan kurus kering. Cacingan sering terjadi pada anak anak yang ditandai dengan badan yang semakin kurus tetapi perutnya buncit, kondisi tersebut mirip seperti kurang gizi.

2.8 SISTEM PANCA INDERA
2.8.1 Pengertian Panca Indera
Panca Indera adalah organ tubuh yang di bisa menerima segala macam jenis rangsangan tertentu. Panca indera adalah alat untuk mengenal dunia lingkungan sekitar kia. Pada manusia mempunyai 5 alat indera yaitu :
a. Mata. Sebagai indera penglihatan.
b. Telinga. Sebagai indera pendengaran
c. Hidung. Sebagai indera pembau/penciuman
d. Lidah. Sebagai indera pengecap
e. Kulit. Sebagai indera peraba

Sistem saraf yang ada dalam organ tubuh tersebut harus menerima dan juga memproses informasi mengenai dunia luar untuk bereaksi, berkomunikasi, serta menjaga tubuh tetap sehat juga aman. Saraf tersebut menyalurkan sinyal ke otak, yang kemudian menafsirkannya ialah sebagai penglihatan, suara (pendengaran), penciuman, rasa (gustasi), serta sentuhan (persepsi taktil).

2.8.2 Macam-Macam Panca Indera
Berikut ini adalah macam-macam panca indera :
1. Panca Indra mata
Mata merupakan indera yang berfungsi untuk melihat melihat. Banyak sekali yang bisa dilihat oleh mata, misalnya lingkungan sekitarnya dalam bentuk gambar, sehingga dengan mata tersebut dapat mengenali benda-benda yang ada di sekitaranya dengan cepat. Mata merupakan indra penglihat yang menerima sebuah rangsang yang berupa cahaya (fotooreseptor). Tambahan mata tersusun atas bola mata, otot bola mata, dan saraf optik II yang mempunyai fungsi untuk melindungi mata dari gangguan disekitarnya. Alis mata ini fungsinya untuk dapat melindungi mata dari keringat, sedangkan pada kelopak mata untuk melindungi mata dari adanya benturan dan pada bulu mata itu berfungsi untuk dapat melindungi mata dari cahaya yang kuat, debudan kotoran.

a. Bagian-bagian mata
Ada beberapa bagian dari mata, antara lain adalah :
1. Kornea
Fungsi dari kornea mata adalah untuk meneruskan cahaya yang masuk kedalam mata dan berakhir pada retina.
2. Iris
Iris atau Selaput pelangi terletak di belakang kornea mata. Fungsi dari celah yang ada di tengah selaput pelangi adalah untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata.
3. Lensa
Fungsi dari lensa mata adalah untuk memfokuskan agar cahaya yang masuk ke mata jatuh tepat pada retina. Dengan demikian benda yang dilihat akan tampak jelas. Lensa mata mempunyai kemampuan mencembung dan memipih.
4. Badan Bening
Fungsi dari badan bening adalah untuk meneruskan cahaya yang telah melalui lensa mata.
5. Retina
Retina berguna untuk menangkap cahaya yang masuk ke dalam mata.
6. Saraf mata
Fungsi dari saraf mata adalah untuk meneruskan rangsangan cahaya ke dalam otak.

2. Panca Indra pendengaran
Telinga adalah indra pendengaran yang menerima sebuah rangsangan itu berupa suara (fonoreseptor). Telinga berfungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar kita. selain untuk pendengaran, fungsi lain dari telinga adalah sebagai alat keseimbangan. Bagian -Bagian Telinga. Telinga terdiri atas tiga bagian yaitu :
1. Telinga Luar
Bagian telinga luar adalah daun telinga, lubang telinga, dan saluran telinga luar. Fungsi dari telinga luar adalah untuk menangkap getaran suara.
2. Telinga Tengah
Telinga bagian tengah terdiri dari selaput pendengaran (gendang telinga), tulang-tulang pendengaran, dan saluran Eustachius.
3. Telinga Dalam
Telinga bagian dalam terdiri dari bagian yang disebut tingkap jorong dan rumah siput. Fungsi dari telinga dalam adalah untuk meneruskan rangsang suara ke otak.
3. Panca indra peraba
Kulit adalah salah satu alat indera yang dapat menerima rangsangan dari luar, misalanya temperatur suhu, rasa sakit, tekanan, tekstur. 
Bagian kulit yang sangat peka terletak pada ujung jari dan bibir. Kulit tersebut dapat membedakan kasar, halus, panas, dingin, serta sakit. Ada tiga lapisan jaringan utama pada kulit, yaitu : epidermis luar, dermis tengah, dan hipodermis bagian dalam.
4. Panca indra Penciuman
Panca Indera lainnya adalah Hidung. Hidung adalah salah satu indera yang kita gunakan untuk dapat mengenali suatu lingkungan sekitar dan juga aroma. Serabut-serabut pada saraf penciuman itu terdapat pada bagian atas selaput lendir hidung. Fungsi dari serabut-serabut olfaktori adalah untuk mendeteksi rangsang zat kimia dalam bentuk gas di udara (kemoreseptor).

Ada beberapa bagian dari hidung, antara lain :
1. Rambut halus penyaring udara
2. Rambut halus yang peka terhadap bau
3. Kumpulan ujung saraf pembau
5. Panca indra pengecap

Lidah adalah salah satu panca indera yang mempunyai fungsi untuk merasakan sebuah rangsangan rasa dari makanan atau minuman yang masuk ke dalam mulut. Lidah akan merespon berbagai jenis makanan dan minuman yang terdiri dari berbagai macam rasa seperti misalnya rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin.

Ada dua kelompok otot pada lidah, yaiut otot intrinsik (melakukan sebuah gerakan halus) dan otot ekstrinsik (melakukan sebuah gerakan kasar saat mengunyah dan menelan serta mengaitkan lidah pada bagian sekitarnya).

Ada 3 bagian utama pada lidah, yaitu :
1. Ujung lidah peka terhadap rasa manis
2. Samping lidah peka terhadap rasa asin dan asam
3. Pangkal lidah peka terhadap rasa pahit



BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dalam biologi manusia kita akan mempelajari mulai dari sistem syaraf, sistem endokrin, sirkulasi, sistem respirasi, integument, urinary, sistem pencernaan, sampai sistem panca indera. Selain itu, jika beberapa sistem di atas tidak berfungsi dengan baik maka akan menimbulkan beberapa gejala ringan hingga berat (kematian). Hal ini menunjukan betapa penting peran dari sistem yang kita pelajari dalam biologi manusia.

SARAN
Kami sadari banyak terdapat keterbatasan di dalam melakukan penjelasan dan analisis, untuk itu diharapkan masukannya yang membangun. Semoga dengan adanya makalah ini bisa dijadikan acuan bagi para mahasiswa untuk mempelajari mata kuliah biologi umum.



DAFTAR PUSTAKA

Abercromble M, Hickman M, Jhonson M.L, dan Thain M. 1993. Kamus Lengkap     Biology, Sutarmi T.S, dan Sugiri N.

Applin D, 2002. Key Science Biology. Chelthenham: Nelson Thornes.

Arms K, dan Camp P.S. 1995. Biology. Edisi ke-4. Philadelphia: Saunders College.

Brotowidjoyo M.D 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Campbell N.A et al. 2006. Biology Concepts & Connection. Edisi ke-7. San Fransisco: Pearson Benjamin Cumming.

Echols J.M dan Shadily H. 1996. Kamus-Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia. Terjemahan dari: An English-Indonesia Dictionary

Encarta Encyclopedia. 2006. Microsoft Corpooration.

Engers E.D dan Ross F.C. 2000. Concepts in Biology. Edisi ke-7. Boston: McGrawhill



*Sumber: https://www.academia.edu/40790504/Makalah_Biologi_Manusia


Tag : Biologi, Sains
0 Komentar untuk "Pengertian Biologi Manusia"

Back To Top