Psikoterapi Cinta

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam menjalankan kehidupannya, manusia sering menemukan problematika. Bisa berupa problem yang hadir dalam dirinya (internal) seperti, kurang percaya diri, depresi, stress dan rasa cemas akan masalah kedepannya yang dilalui dan problem eksternal yaitu permasalahan yang hadir dalam masyarakat maupun ujian-ujian yang sedang dihadapinya disekitar. Hal ini, menyebabkan manusia mengalami penurunan dan peningkatan emosi yang tidak menentu dalam hidup.

Saling mengasihi, memberikan support dan dukungan adalah proses pemberian energi positif pada diri manusia untuk sesamanya dalam menjalankan rutinitasnya sebagai makhluk Tuhan dan makhluk sosial. Tak heran, jika manusia satu sama lainnya saling membutuhkan untuk melakukan peradaban dan kebudayaan yang lebih baik. Tidak sedikit dari kita dalam prosesnya menemukan kesulitan hingga mengalami persoalan yang rumit, sehingga kadang kita merasa tidak mampu menjalankan hidup dengan semestinya.

Cinta adalah sebuah kekuatan yang sangat luar biasa. Bahkan, dengan cinta kita bisa menjalankan hidup kita terasa bahagia dan mudah untuk dilalui. Adapun penelitian yang menjelaskan tentang dahsyatnya kekuatan cinta yang diutarakan oleh dr. Dwi Ristiati, bahwa seseorang yang bahagia dan penuh cinta ditulari virus flu tidak akan jatuh sakit. Karena orang yang bahagia daya tubuhnya akan meningkat dan tidak mudah terkena sakit.

Dengan menyadari hal ini, kita sebagai manusia sepatutnya menebarkan benih-benih cinta dalam keberlangsungan hidup, agar bisa saling mensupport dan memberikan kebaikan sesama manusia dan alam semesta. Oleh karenanya, dalam proses penyembuhan pun ada hal yang bisa kita terapkan melalui mekanisme terapi yang didasarkan pada Cinta.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut dengan Psikoterapi dan Cinta?
2. Apa yang dimaksud dengan Psikoterapi Cinta?
3. Bagaimana praktik dari Psikoterapi Cinta?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Psikoterapi dan Cinta
2. Untuk mengetahui apa itu Psikoterapi Cinta
3. Untuk mengetahui praktik dari Psikoterapi Cinta



BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI PSIKOTERAPI DAN CINTA
a) DEFINISI PSIKOTERAPI
Mengutip dari salah satu buku karya Lewis L. Wolberg edisi ke empat yang berjudul The Technique of Psychoterapy. Psychotherapy is the treatment, by psychological means, of problems of an emotional nature in which a trained person deliberately establishes a professional relationship with the patient with the object of (1) removing, modifying, or retarding existing symptoms, (2) mediating disturbed patterns of behavior, and(3) promoting positive personality growth and development.

Yang mana artinya yaitu Psikoterapi merupakan sebuah pengobatan, dengan cara psikologis, dari masalah-masalah yang bersifat emosional yang mana orang yang sudah terlatih(terapis) dengan sengaja menjalin hubungan profesional dengan pasien(klien) dengan tujuan (1) menghilangkan, memodifikasi, atau memperlambat gejala yang ada, (2) menengahi pola perilaku yang terganggu, dan (3) mempromosikan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian yang positif. 

Psikoterapi Cinta

Dalam sumber lain, psikoterapi dapat diartikan sebagai suatu proses formal yang melibatkan interaksi dua orang atau lebih. Dalam interaksi ini ada yang disebut sebagai penolong (terapis) dan ada yang disebut sebagai yang ditolong (klien). Tujuan interaksi antara terapi dengan klien dalam psikoterapi ini adalah untuk mengupayakan perubahan atau penyembuhan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan dalam pikiran, perasaan, dan perilaku.

Psikoterapi merupakan sesi pertemuan yang panjang hingga beberapa kali dengan jangka waktu tahunan. Peran terapis adalah sebagai detektif (fasilitator) yang memberikan fasilitas dalam mengatasi permasalahan dengan beragam teknik berdasar teori yang ada. Pada proses ini dilakukan koreksi atas pengalaman emosi yang dialami oleh klien. Selain itu, juga dibicarakan mengenai aturan tentang biaya (cost) yang harus dikeluarkan oleh klien, alat pendukung (termasuk alat perekam) yang digunakan, penataan  ruang sesi, dan ruang tunggu.

Dalam proses terapi, ada tujuan yang akan dicapai oleh terapi terhadap proses dengan klien, antara lain:
1. Memperkuat motivasi melakukan hal yang benar.
2. Mengurangi emosi dengan mengkspresikan perasaan (katarsis); klien diajak mengalami kembali, bukan membicarakan saja.
3. Mengembangkan potensi
4. Mengubah kebiasaan
5. Mengubah struktur kognitif
6. Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas untuk mengambil keputusan yang tepat (seperti konseling)
7. Meningkatkan pengetahuan diri (insight).
8. Meningkatkan hubungan antarpribadi
9. Mengubah lingkungan sosial individu
10. Mengubah proses somatik (rasa sakit) dan meningkatkan kesadaran tubuh (relaksasi,latihan fisik, dan lain-lain).
11. Mengubah status kesadaran untuk mengembangkan kesadaran, kontrol, dan kreativitas diri (meditasi, mengartikan mimpi,dan lain-lain). 

b) DEFINISI CINTA
Menurut Stenberg (1998), cinta merupakan sebuah bentuk emosi manusia yang paling dalam dan paling diharapkan. Yang bahkan manusia mungkin akann berbohong, mennipu, mencuri, bahkan membbunuh atas nama cinta dan lebih baik mati daripada kehilangan cinta.

Sedangkan menurut Hendrick dan Hendrick (1992), tidak ada satupun fenomena yang dapat menggambarkan bagaimana itu cinta, yang pada akhirnya cinta merupakan seperangkat keadaan emosional dan mental yang kompleks. 

Cinta merupakan sumber dari segala kehidupan, yang menjadi bahan bakar dari nilai spiritual. Karena pada dasarnya, perasaan cinta berasal dari hati, pusat dari penampilan ego seseorang. Ego adalah pemenuhan kebutuhan dasar manusia sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangannya. Cinta, seperti sebuah spirit namun tidak jelas tempatnya, waktu, dan situasi dimana perasaan tersebut dirasakan, tetapi ini merupakan sumber energi dalam proses penyembuhan. 

Hubungan antara cinta dan proses penyembuhan adalah meneruskan berbagai sumber untuk eksplorasi sesuatu yang menakjubkan dalam proses penyembuhan. Cinta termasuk suatu yang misterius, terkait dengan pilihan dan perasaan, antara memberi dan menerima. Cinta termasuk dimensi cinta pada diri sendiri, devine love, cinta untuk orang lain, cinta kepada Rasulullah, dengan kehidupan rohaniah, dan cinta untuk seluruh aspek kehidupan. Adanya perasaan cinta merupakan kunci dari domain spiritualitas seseorang. 

B. PSIKOTERAPI CINTA
Dalam kaitanya dengan terapi cinta merupakan healing atau terapi yang paling mujarab. Ilustrasi sederhana mengenai hal ini dapat disimak melalui hadist qudsi berikut;
“Rasululloh bersabda ; “Sesungguhnya Allah berfirman; Barang siapa menyakiti kekasih-Ku maka Aku mengizinkannya untuk diperangi. Dan hamba-Ku tidak mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih dicintai bagi-Ku, dari apa yang telah Ku-wajibkan kepadanya. Dan hamba-Ku yang selalu mendekatka diri kepadak-Ku dengan amalan ibadah sunnah, hingga Aku mencintainya. Maka ketika Aku mencintainya niscaya Aku menjadi pendengarannya ketika ia mendengar dengannya; Aku menjadi penglihatannya ketika ia melihat dengannya; Aku menjadi tangannya ketika ia memukul dengannya ; Aku menjadi kakinya ketika ia berjalan dengannya. Dan apabila ia meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Dan bila ia meminta perlindungan kepada-Ku, niscaya Aku akan melindunginya”.

Hadis ini tertuju pada orang-orang yang mencintai-Nya dan orang yang mengenal-Nya. Dengan kata lain Allah akan menjaga, melindungi, dan mendampingi kekasih-Nya setiap saat. Secara prefentif terhadap penyakit tentu saja mahabbah akan menjadi bentuk pencegahan yang luar biasa. Sebab bisa langsung dari yang menciptakan penyakit. Demikian juga dengan penyembuhan, akan mampu menjadi penyembuh yang tak pernah tertandingi. Hanya saja biasanya orang yang telah sampai pada taraf ini, kesembuhan dari penyakit, bisa menjadi hal yang bukan lagi sebagai tujuan. Ekstrimnya rasa sakit, bisa jadi justru dinikmati, sebab keinginan untuk selalu dekat kepada Tuhannya, bahkan justru ingin segera berada di pangkuan Tuhannya.

Dalam klinik sufi, mahabbah adalah energi inovatif dan progresif, yang berfungsi takhalliyah an-nafs, dan tajalliyah an-nafs. Mahabbah menghiasi diri sufi dengan muatan cinta Ilahi. Pada aspek takhalliyah an-nafs seorang sufi terbebas dari sifat tercela dan perilaku buruk yang berkemungkinan menghilangkan rasa ketentraman dan kesehatan mental sufi. Apabila fungsi takhalliyah an-nafs digunakan untuk mengobati gangguan mental, maka mahabbah berlaku sebagai preventif. Tahapan takhalliyah an-nafs dalam psikoterapi sufistik adalah tahapan pembinaan dan perawatan yang disebut kuratif.

Fungsi tajalliyah an-nafs dalam mahabbah terpengaruh oleh nilai tahalliyah an-nafs itu sendiri, karena tahalliyah an-nafs, yang terdapat pada mahabbah dengan sendirinya berperan aktif menjaga seorang sufi selalu dalam cinta yang asik. Dengan demikian, tahalliyah an-nafs yang melekat pada mahabbah dan berfungsi kuratif bagi jiwa seorang pasien. Mahabbah tidak diperoleh mahabbah tidak diperoleh individu tanpa ibadah yang khusyu’ dan dzikir yang berterusan.

Jadi, Kasih sayang atau cinta membuat manusia menjalani hidup yang cukup mudah dan nyaman. Apabila manusia hidup tanpa memiliki cinta atau kasih sayang,  segalanya akan menjadi sangat berat dan hidup rasanya menjadi sia-sia. Kasih sayang dan cinta sendiri adalah terapi yang paling luar biasa yang bisa diberikan oleh keluarga ataupun orang-orang di sekitar. Jika seseorang tidak mendapatkan cinta atau tidak diberi perhatian, maka bisa saja seseorang itu akan mengalami kesulitan dalam hidupnya.

Dan dalam ranah psikologi sendiri kasih sayang dan cinta adalah obat yang paling utama dan penting dari obat-obatan berbahan kimia atau psikotropika. Gimana perhatian adalah hal utama yang harus dilakukan oleh para klinis atau terapis. Dan manusia secara umum membutuhkan perhatian dari pihak lain. 

C. PRAKTIK DARI PSIKOTERAPI CINTA
Dalam Jurnal yang dituliskan oleh Ramezan Mahdavi Azadboni dan Seyed Aliakbar Rabinataj "Faith, Health and Psychology", menjelaskan bahwa konsep manusia sehat dikaitkan dengan terpenuhi kebutuhan jasmani dan rohani. Maka dalam prioritas dan usaha untuk mengapresiasi serta identifikasi prinsip dan metode psikoterapi cinta ini, tidak terlepas dari pertimbangan konsep dasar sifat dan potensi yang ada pada diri manusia menurut perspektif Islam.

Ada sebuah penelitian menarik yang dilakukan para pakar. Orang yang sedang bahagia dan penuh cinta ditulari virus flu tidak akan jatuh sakit. Kenapa? Karena orang bahagia, daya tahan tubuhnya meningkat. Tidak mudah terserang virus. Coba Anda perhatikan anak-anak kecil tukang ojek payung dikala hujan deras. Kepala, baju, dan seluruh badannya basah kuyup diterpa air hujan dan angin kencang. 

Tapi anehnya mereka tidak kedinginan. Juga tidak sakit flu ataupun masuk angin. Kenapa? Karena buat mereka, hujan adalah saat yang tepat untuk mencari uang dengan menyewakan payungnya. Mereka bahagia jika hujan datang. Hujan, angin, badai tidak bikin sakit anak kecil tukang ojek payung yang sedang bahagia. (Rustiati Dwi, Klinik Terapi Cinta, Penerbit Zahira: Jakarta).

Ungkapan kesediaan (Terapis) ini bukti atau pertanda akan keseriusan dan i'tikad yang baik. Kesediaan itu kadang kita harus mengutarakannya kepada pasien kita (yang sedang kita ajak bicara) agar mereka merasa aman. Ia akan mengungkapkan dengan baik isi hatinya apalagi ada keyakinan bahwa kita benar-benar bersedia mendengar. Dan disini Empati merupakan kunci yang paling menentukan proses konseling dan psikoterapi. Sederhananya, empati anda tidak aga gunanya apabila tidak ada kepercayaan bahwa anda memang bersedia mendengarkan dan membantunya.

Metode yang digunakan, bisa dengan Khalwat. Khalwat adalah bentuk pengasingan diri dari hiruk pikuk masyarakat. Hidup yang menyepi. Hidup yang mencoba melepas kepenatan jiwa dari segala urusan sehari-hari yang menyibukkan. Tradisi khalwat bukan hanya tradisi yang dimiliki Islam. Tradisi ini juga tradisi yang ada dalam lubuk hati sanubari setiap Insan. Seorang Insan di kala ragu dan sumpek yang ditemuinya, ia akan berusaha mencari kedamaian dengan jalan menyendiri. Ia akan mencari tempat yang sunyi. Dan itu semua, mereka yang sudah mengalami didapatkan dalam ritus khalwat: sebuah ritus transedensi pengalaman. Khalwat adalah sebuah waktu bersama Tuhan. Khalwat memberikan kemungkinan untuk mengarahkan ego pada Tuhan, untuk mendidiknya jika Tuhan menghendaki, dan mengajarinya untuk mengatasi rintangan-rintangan; kita dipapah untuk merasakan- dalam kelemahan- kehadiran dan pertolongan Tuhan.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Psikoterapi berarti suatu proses formal antara terapis dan klien yang mana bertujuan untuk mengupayakan perubahan atau penyembuhan terhadap si klien tersebut. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan dalam pikiran, perasaan, dan perilaku. Sedangkan, Cinta sendiri merupakan seperangkat keadaan emosional dan mental yang kompleks pada manusia. Cinta merupakan sumber dari segala kehidupan, yang menjadi bahan bakar dari nilai spiritual. Karena pada dasarnya, perasaan cinta berasal dari hati, pusat dari penampilan ego seseorang. Ego adalah pemenuhan kebutuhan dasar manusia sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangannya.

Cinta, dipercaya sebagai sebuah spirit walaupun tidak jelas tempatnya, waktu, dan situasi dimana perasaan tersebut dirasakan, tetapi cinta ini merupakan sumber energi yang baik dalam proses penyembuhan. Dalam klinik sufi, cinta atau  mahabbah adalah energi inovatif dan progresif, yang berfungsi takhalliyah an-nafs, dan tajalliyah an-nafs.  Pada aspek takhalliyah an-nafs seorang sufi terbebas dari sifat tercela dan perilaku buruk yang berkemungkinan menghilangkan rasa ketentraman dan kesehatan mental sufi. Fungsi tajalliyah an-nafs dalam mahabbah terpengaruh oleh nilai tahalliyah an-nafs itu sendiri, karena tahalliyah an-nafs, yang terdapat pada mahabbah dengan sendirinya berperan aktif menjaga seorang sufi selalu dalam cinta yang asik.

Setelah mengenal definisi mengenai psikoterapi cinta, disambung dengan contoh kasus menarik bahwasanya orang yang sedang bahagia, hidup dilingkupi rasa cinta, dirinya jauh lebih mempunyai imun yang lebih tinggi dibanding yang tidak bahagia. Dan pada makalah ini juga disebutkan lanjut mengenai praktik dari psikoterapi cinta itu sendiri, salah satunya dengan cara berkhalwat.



DAFTAR PUSTAKA

Lewis L. Wolberg, The Technique of Psychoterapy, United States of America: International Psychotherapy Institute E-Books, Copyright 2013
Luh Kadek Pande Ary Susilawati, dkk, Bahan Ajar MATERI KULIAH PSIKOTERAPI I, Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran UNIVERSITAS UDAYANA 2017, 
http://repository.uin-suska.ac.id/6989/3/BAB%20II.pdf.  
Ah. Yusuf, Hanik Endang Nihayati, dkk, KEBUTUHAN SPIRITUAL Konsep dan Aplikasi dalam Asuhan Keperawatan, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2016
HR. Bukhari
Prof. M. Amin Syukur, Sufi Healing Terapi dalam Literatur Tasawuf, Semarang : Puslit IAIN Walisongo. 2010. Cet. Ke-I.
http://cutethey.blogspot.com/2013/09/terapi-cinta.html
Adhim, Mohammad Fauzil,  Agar Cinta Bersemi Indah, Penerbit Gema Insani: Depok, 2002
M. Dahlan, Muhidin, Terbang Bersama Cinta, Warung Arsip: Jogjakarta, 2017




*Sumber: https://www.academia.edu/44393556/MAKALAH_PSIKOTERAPI_CINTA


Tag : Lainnya, Psikologi
0 Komentar untuk "Psikoterapi Cinta"

Back To Top