Strategi Food Marketing

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam industri pangan tidak mungkin terlepas dari hal-hal yang berkaitan dengan food marketing. Food marketing adalah sebuah aktivitas yang melibatkan tempat dalam sebuah food system antara produsen dan konsumen. Termasuk didalamnya komponen-komponen yang kerap kali menjadi pokok permasalahan food marketing guna menarik minat konsumen, yang biasa disebut dengan 4P (Product, Price, Promotion dan Place). Dalam pemasaran sebuah produk seringkali dihadapkan dengan berbagai kendala seperti ketersediaan pangan, aksesibilitas, kegunaan pangan dan keadaan perekonomian target pasar. Diantara kendala-kendala tersebut yang mempunyai pengaruh paling signifikan adalah perekonomian atau rantai harganya.



BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Food Marketing
Food Marketing adalah sebuah aktivitas yang melibatkan tempat di dalam sebuah food system antara petani (produsen) dan konsumen. Food marketing termasuk didalamnya adalah proses pengolahan, menjual secara grosir atau eceran, pelayanan terhadap makanan (produk), dan juga transportasi. Sistem pemasaran menunjukkan sebuah pelayanan yang dibutuhkan untuk memindahkan makanan dari produsen ke konsumen. Kebanyakan produk yang akan dipasarkan telah melalui pemprosesan, pengemasan, penyimpanan, dan diangkut melalui jalur pemasaran tertentu. Semua itu bergantung pada kondisi alami produk tersebut dan lokasi relatifnya kepada konsumen. Pemasaran sesuatu meskipun itu hanya satu buah produk bisa jadi merupakan suatu proses yang rumit melibatkan banyak produsen dan perusahaan.

Strategi Food Marketing

Sejarah Food Marketing
Di Amerika Serikat, terdapat tiga fase perkembangan dari food marketing,
yaitu:
a. Fase fragmentasi, terjadi sebelum 1870-1880. Pada fase ini, Amerika Serikat dibagi ke dalam banyak fragmen berdasarkan kondisi geografis. Hal ini disebabkan pengangkutan makanan masih mahal, melebihi kebanyakan produksi, distribusi, dan penjualan dasar di wilayah lokal.
b. Fase penggabungan, berlangsung sekitar tahun 1880-1950. Pada fase ini, distribusi dibuat mungkin melalui jalur darat, koordinasi gaya penjualan dimungkinkan melalui telegraf dan telepon. Iklan di media cetak dan pemasaran secara langsung melalui promosi di toko-toko dan acara umum merupakan diantara cara-cara pemasaran yang dilakukan.
c. Fase segmentasi, berlangsung sejak tahun 1950 sampai saat ini. Pengiklanan melalui radio, televisi, dan internet membuat pemasaran dapat menjangkau wilayah yang lebih luas.
 
Komponen dalam Food Marketing
Dalam food marketing terdapat empat komponen yang biasa disebut sebagai “Four Ps (4Ps)”.
- Produk (Product)
Dalam menentukan sebuah produk baru, maka selera konsumen adalah salah satu yang harus diperhatikan. Kita dapat membuat produk yang benar-benar baru, atau dapat juga dengan memodifikasi atau mengembangkan produk yang sudah ada sebelumnya. Ada tiga step dalam melakukan pengembangan produk, yaitu: 1) melahirkan sebuah ide, 2) menyaring ide untuk kelayakan, 3) menguji  ide untuk melihat ketertarikan padanya.
- Harga (Price)
Untuk mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan, produsen harus  dapat mematok harga dimana dari harga tersebut dapat menutupi biaya produksi, pengemasan, pengangkutan, penyimpanan, serta penjualan produk.
- Promosi (Promotion)
Promosi melalui media televisi dan majalah sebagai usaha untuk meyakinkan konsumen untuk berpikir mengenai sebuah produk yang dipromosikan sehingga mereka memutuskan untuk membelinya. Promosi juga dapat dilakukan pada koran-koran dengan menawarkan sebuah kupon diskon atau strategi “buy one get one free.”
- Tempat atau Lokasi (Place)
Tempat dikatkan dengan usaha distribusi yang dibutuhkan untuk memindahkan sebuah produk dari tempat produksi menuju ke tempat dimana konsumen dapat dengan mudah membelinya. Lokasi juga dapat dikaitkan dalam hal peletakan produk dalam sebuah rak penjualan (apakah itu di ujung, di paling bawah, paling atas, atau di tengah-tengah).

Kendala Food Marketing
Terdapat beberapa kendala yang seringkali dihadapi dalam proses pemasaran. Hal ini terutama terjadi pada pemsaran produk hasil agribisnis. Diantara kendala yang terjadi, adalah:
a. Persediaan barang yang bersifat musiman.
Seringkali terjadi pada hasil panen berupa buah-buahan. Dimana apabila ketersediaan yang melimpah ruah akan menyebabkan harga dapat turun drastis ke nilai yang terendah. Sementara apabila ketersediaan menjadi langka karena belum musim dapat membuat harga melambung sangat tinggi.
b. Rantai pemasaran yang terlalu panjang.
Semakin panjang rantai pemasaran hanya akan menambah biaya operasional dan memotong margin atau keuntungan yang bisa saja diperoleh pihak petani. Sedangkan semakin sedikit jumlah perantara yang dilalui produk akan mengecilkan harga tawar produk tersebut. Wajar bila harga beli yang ditawarkan para tengkulak kurang menguntungkan pelaku usaha karena memiliki nilai yang lebih rendah dibanding harga jual di pasaran pada umumnya.
c. Kurangnya informasi jaringan pasar.
Masih banyak para petani terutama yang berada di wilayah terpencil yang kekurangan informasi mengenai cara pemasaran. Bahkan sebagian belum dapat mengenali para konsumen potensial yang bisa menjadi target pemasaran dari produk mereka. Tidak heran bila masih banyak yang bingung kemanakah produk tersebut akan dipasarkan.
Oleh karena itu, dibutuhkan kerjasama dari pihak pemerintah maupun swasta dalam meningkatkan kualitas produk terutama yang berkaitan dengan hasil agribisnis di Indonesia.

Strategi Food Marketing
Dalam memasarkan sebuah produk, maka teknik pemasaran bisa dikatakan sebagai salah satu kunci dari keberhasilannya. Pertama, identifikasi target marketing dalam upayan menyusun strategi pemasaran yang efektif. Dengan mengetahui siapa target pasar, maka dapat menghindari terbuangnya waktu dan biaya yang sia-sia. Kedua, promosi. Usahan promosi dilakukan secara konsisten dan kreatif agar para konsumen tidak bosan. Tidak lupa pula untuk memperhatikan pola pemasaran yang dilakukan oleh para kompetitor. Hal ini berguna agar kita dapat terus memperbaiki cara promosi sehingga dapat terus mempertahankan peningkatan penjualan produk secara signifikan dan tetap stabil.

Karakteristik dari Food Marketing
Efisiensi pada food marketing dikaitkan pada penyediaan terhadap konsumen dengan tingkat keinginan pelayanan dengan pengeluaran biaya serendah mungkin. Hal ini tidak dimaksudkan untuk meminimalkan biaya produksi. Pelayanan ditambahkan kemudian dalam prosesnya mungkin menjadi lebih berharga bagi konsumen. Pemasaran melalui media iklan cukup efisien meskipun pastinya memerlukan biaya. Ini dapat memotong biaya bila harus merekrut pegawai untuk menjaga toko.

Karakteristik dari produk dan produksinya, adalah:
Variasi hasil panen yang besar
Efek dari adanya periode musiman
Peningkatan level produksi
Konsentrasi geografi dan berubah-ubahnya biaya produksi
Adanya permintaan

Isu-isu yang Berkaitan dengan Food Marketing
Saat ini, industri produk pangan menemui sekian banyak keputusan yang berkaitan dengan hal pemasaran. Salah satunya, uang dapat diinvestasikan dalam pembangunan merk (branding) yang dapat dilakukan melalui media iklan atau bentuk-bentuk promosi lainnya. Hal ini bertujuan untuk menambah jumlah permintaan atau juga meningkatkan harga yang bisa dikeluarkan oleh konsumen untuk membeli produk yang diinginkan. Contohnya, Coca Cola, menghabiskan banyak uang untuk terus menyempurnakan produknya dan menggiatkan promosi berkenaan dengan mereknya agar terus terkenal. Kemudian, ini yang membuat produknya memiliki harga yang lebih mahal dibanding dengan produk sejenis tapi hanya dibuat oleh perusahaan kecil yang kurang terkenal.

Sebuah perusahaan dapat mengangkat merk yang sudah ada dengan mengembangkan produk baru. Misalnya, merk Heinz yang awalnya menjual acar lalu bercabang dengan mengeluarkan produk berupa saus tomat. Meskipun begitu, hal ini bisa jadi dapat menimbulkan resiko pada produk aslinya bila pada pengembangannya memiliki kualitas yang kurang baik. Misalnya, Coca cola menolak untuk menggunakan kembali nama Coke untuk produk minuman diet saat diketahui bahwa pemanis buatan memiliki rasa yang kurang manis secara signifikan. Coke sendiri membuat Tab Cola, tetapi hanya bila Aspartam diakui penggunaannya dalam minuman ringan yang telah dilakukan Coca Cola saat mengeluarkan produknya yang diberi merk Coke Diet.

Membangun sebuah merk hingga sampai dikenal oleh banyak orang berdampak pada rasa loyalitas konsumen. Saat ini, banyak dijumpai bahwa sebagian besar konsumen akan secara terus menerus (konsisten) membeli produk yang sama. Bahkan, terkadang meskipun ada sebagian kompetitor dari produk yang sejenis lalu menawarkan produknya dengan harga yang lebih murah, memberi diskon, atau bentuk promo lainnya, nyatanya itu tidak akan mengubah loyalitas konsumen untuk tetap membeli produk yang sama.

Salah satu isu sentral yang juga menjadi perhatian lebih adalah rantai harga. Dimana terjadi perbedaan harga awal yang berasal dari para petani hingga harga yang harus dibayar pada tingkat konsumen. Contohnya yang terjadi di US, dimana seorang petani bisa saja hanya memperoleh lima sen untuk tiap satu dollar harga roti tawar yang dijual di toko. Penambahan harga ini disebabkan adanya penambahan komposisi bahan, tetapi lebih banyak berasal dari biaya pemrosesan, pengemasan, distribusi, dan pembangunan merk dari produk tersebut.

Struktur Food Market
Beberapa karakteristik dari food market dapat menjelaskan strukturnya. Biasanya tidak ada perusahaan yang mengontrol keseluruhan rantai harga, beberapa diantaranya bisa jadi memutuskan untuk mengintegrasikan secara horizontal (dengan bekerja sama dengan perusahaan saingan atau menambah kapasitas) maupun vertikal dengan cara membeli fasilitas yang cenderung berada di awal atau penentu rantai harga selanjutnya.beberapa industri berskala ekonomi besar memiliki potensi utnuk menghasilkan sebuah keterbatasan dalam pengontrolan dalam porsi besar pada keseluruhan pasar. Sedangkan, pada pasar yang berskala lebih kecil dimana memiliki hambatan seperti adanya regulasi dari pemerintah akan membatasi ukuran dari perusahaan tersebut, ini menyebabkan ruang pasar akan dibagi-bagi.

o Integrasi horizontal
Skala ekonomi bisa menjadi penting pada beberapa industri. Terkadang, mungkin hal ini akan berguna untuk memiliki beberapa jenis produk atau bisnis yang tersaji dalam segmen pasar yang berbeda. Saat pertumbuhan akan kesempatan meng-eksis-kan perusahaan dibatasi, akan ada tekanan untuk mencari bisnis lain yang mana dapat menginvestasikan keuangan yang sedang mengalir. Seringnya, para pemegang saham tidak ingin memiliki keuntungan dikembalikan dalam bentuk dividen yang ini berarti uang tersebut akan wajib terkena pajak. Oleh karena itu, perusahaan mencari cara lain untuk menginvestasikan uangnya untuk membuat pengembalian yang memuaskan, dan mungkin akan menarik untuk membeli perusahaan yang telah lebih dahulu siap dalam manajemennya.

o Integrasi vertikal
Keuntungan yang paling penting kemungkinan adalah dimilikinya jaminan ketersediaan dalam sebuah kasus pasar “ketat”. Kadang-kadang, bisa jadi mungkin utuk memperoleh sinergi –sebuah situasi dimana terdapat dua aset secara bersamaan menjadi lebih berharga bila dibandingkan dengan jumlah perbagian dari aset-aset tersebut. Tetapi, pada prakteknya, banyak usaha pada integrasi vertikal yang tidak berjalan dengan sukses

o Spesialisasi
Sebuah perusahaan yang memfokuskan diri pada satu buah produk saja seringkali menjadi lebih efektif. Contohnya KFC yang bangga dengan slogan produknya hanya “Chicken Right”. Perusahaan dapat meningkatkan riset dan pengembangan harga melewati volume yang besar dan dapat mampu menginvestasikannya dalam teknologi atau riset yang mampu menghasilkan kualitas dan penampilan yang superior.

o Diversifikasi
Pada sektor agrikultur, harga pasar seringkali naik-turun secara dramatis. Oleh karena itu, dapat dianalogikan seperti “bahaya menyimpan seluruh telur dalam satu keranjang.” Karena alasan inilah, para petani memilih untuk memproduksi beberapa jenis tanaman dalam satu lahan yang sama.

o Desentralisasi
Dahulu, para penjual dan konsumen harus bertemu langsung untuk membuat sebuah keputusan harga. Seiring berkembangnya teknologi, negosiasi harga bahkan bisa dilakukan secara elektronis. Penjual dan pembeli dapat setuju atau menolak penawaran yang dibuat dalam kurun waktu yang beragam. Hal ini terasa lebih efisien tetapi dapat menyebabkan tidak semuanya dapat mengetahui harga pasar yang sesungguhnya. Pembeli dalam jumlah besar yang menginvestasikan riset pasar yang luas akan lebih mengetahui tentang harga pasar dibanding dengan penjual skala kecil mengenai kondisi pasar dan demikian memiliki keuntungan dalam negosiasi.

o Koperasi petani
Petani memutuskan untuk membangun sebuah organisasi yang mengijinkan mereka untuk mengumpulkan para penjual dan pembeli atau penyedia. Koperasi dibangun untuk menyimpan barang-barang atau alat- alat kerja daripada melakukan kontrak dengan perusahaan lain yang menyediakan alat-alat tersebut. Koperasi juga memiliki tujuan pemasaran, mencari transportasi menuju pembeli potensial atau mendirikan sebuah produk khas wilayah tersebut. Pembeli koperasi boleh melakukan tawar menawar yang lebih besar melalui harga beli yang lebih besar. Koperasi juga dapat mengumpulkan pembelian seperti jasa sebagai keuntungan medis atau asuransi untuk para petani dengan jumlah pegawai yang  sedikit.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Food Marketing adalah sebuah aktivitas yang melibatkan tempat di dalam sebuah food system antara petani (produsen) dan konsumen. Dalam food marketing terdapat empat komponen yang biasa disebut sebagai “Four Ps (4Ps)” yaitu Product, Price, Promotion dan Place. Sedangkan kendala yang sering dihadapi dalam pemasaran makanan adalah persediaan barang yang bersifat musiman, rantai pemasaran yang terlalu panjang, serta kurangnya informasi jaringan pasar. Diperlukan adanya kerjasama baik dari pemerintah maupun pihak swasta dalam menentukan harga sebuah produk yang berkualitas.

Saran
Untuk melakukan suatu pemasaran produk sebaiknya terlebih dahulu melakukan riset pasar dan juga riset produk. Serta mencari tahu kapasitas maksimal produksi. Jangan sampai pemasaran yang dilakukan tidak berimbang dengan hasil produksinya.



DAFTAR PUSTAKA

Komunitas UKM Indonesia. 2013. (Online). 6 Strategi Pemasaran yang Efektif. http://www.smartbisnis.co.id/insight/ekspansi-bisnis/6-strategi-pemasaran- yang-efektif-(diakses tanggal 1 Desember 2014)
Pebisnis Muslim. 2011. Kendala Utama dalam Pemasaran Produk Agrobisnis. (Online). http://pebisnismuslim.com/arsip/2012/kendala-utama-dalam- pemasaran-produk-agrobisnis.com(diakses tanggal 1 Desember 2014)
Perner, Lars, Ph.D. 2014. Food Marketing. (Online). http://www.consumerpsychologist.com/food_marketing.html (diakses tanggal 1 Desember 2014)





*Sumber: https://www.academia.edu/20206356/Makalah_Food_Marketing


0 Komentar untuk "Strategi Food Marketing"

Back To Top